Bab 3
Pengalaman Penelitian
Pengantar
Bagi
sebagian orang, pengalaman dalam meneliti mungkin
dianggap sebagai hal yang tidak terlalu penting untuk ditulis dalam suatu hasil penelitian. Karena bagi mereka, penelitian adalah suatu “tradisi” dalam dunia akademisi dan sudah banyak diketahui oleh kahlayak umum. Tetapi pertanyaannya; apakah semua penelitian memiliki tingkat kesulitan dan keunikan yang sama. Jawabannya, tentu tidak, karena setiap penelitian memiliki tingkat kesulitan dan kuenikan yang berbeda-beda. Keyakinan itulah yang membuat penulis merasa perlu untuk mengisahkan tentang pengalaman penelitian termasuk proses pengolahan data serta penulisan, sehingga dapat menjadi informasi tambahan dalam karya ilmiah ini. Selain pengalaman penelitian yang menjadi pembahasan pada bab ini, pembahasan lainnya yang juga menjadi fokus dalam penelitian ini adalah metode penelitian yang digunakan. Artinya, bab ini juga akan memberikan penjelasan tentang apa metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Serta alasan mengapa penulis memilih menggunakan metode penelitian itu. Dengan dua pembahasan pada bab ini, diharapkan bab ini dapat memberikan informasi terkait epistemologi (proses/cara penelitian) dan metodologi dari penelitian ini. Selain itu, dengan membaca bab ini, diharapkan pembaca juga dapat menilai dan memberikan masukan, terkait apakah epistemologi dari penelitian ini, sudah bersinergi dengan metodologi yang digunakan, atau belum. 19
Mencari dan Menemukan Informan Setelah topik dan tempat penelitian disetujui oleh pembimbing, beliau kemudian mengarahkan penulis membuat suatu pedoman wawancara, guna penelitian lapangan. Proses atau tahapan ini berlangsung cukup lama, sekitar hampir dua minggu lebih (sejak akhir maret hingga pertengahan minggu kedua april 2012). Hal ini bagi penulis wajar, karena menyusun pedoman wawancara harus dapat mengakomodir tujuan penelitian. Pada akhir minggu ke-dua bulan April 2012, setelah pedoman wawancara yang penulis susun di sepakati, penulis kemudian mendapat ijin penelitian dari pembimbing, maupun dari Program Studi Magister Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga. Dengan demikian penulis lalu berangkat menuju tempat penelitian, yang dapat dikatakan sebagai “pulang kampung ke Jayapura”. Minggu pertama dalam masa penelitian penulis, penulis habiskan hanya untuk mencari wirausaha migran Makassar di daerah Abepura, yang bersedia penulis jadikan informan. Penulis memilih wirausaha migran Makassar di Abepura, karena jarak tempuhnya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal penulis (rumah penulis). Hasilnya cukup mengecewakan, karena dari tujuh belas wirausaha migran Makassar di Abepura, yang penulis temui, tidak ada satupun yang bersedia untuk diwawancarai. Kenyataan itu tidak membuat penulis putus asa, penulis lalu berinisiatif untuk mengumpulkan beberapa sahabat, yang merupakan migran Makassar (orang yang berasal dari Makassar), yaitu Faical, Anto, Samsul, dan Jufri. Penulis menemui mereka, lalu mencoba menanyakan mereka tentang cara agar dapat menemukan wirausaha migran Makassar, yang bersedia dijadikan informan. Jawaban mereka cukup miris, karena mereka mengatakan; “bagi orang Makassar rahasia usaha itu sangat dijaga”. Sehingga mereka juga tidak dapat membantu lebih jauh, mereka hanya bisa menunjukan tempat-tempat usaha di Abepura yang dimiliki migran Makassar. 20
Diujung pertemuan dengan mereka, Faical mengusulkan agar penulis meminta data pada paguyuban Makassar yang ada di Kota Jayapura, yaitu Ikatan Keluarga Besar Makassar (IKBM) Kota Jayapura. Usul itu penulis terima dengan sengan hati, karena penulis merasa bahwa usul itu adalah titik terang untuk keberlanjutatan peneltian ini. Facial lalu berjanji untuk mengantar penulis ke sekertariat IKBM. Pada ke-esokan harinya, Faical menjemput penulis tepat jam sembilan pagi, di kediaman penulis. Kita kemudian menuju ke sekertariat IKBM yang terletak di daerah entrop, Kota Jayapura. Setiba kami di sekertariat IKBM, kami diterima langsung oleh ketua IKBM Kota Jayapura, Bapak Haji JR. Setelah kami dipersilahkan masuk, dan duduk di ruang tamu yang penuh dengan badik, dan kain khas Makassar (bernuansa Sulawesi Selatan), penulis kemudian menyampaikan maksud atau tujuan kedatangan penulis dan Faical, ke tempat itu. Mendengar penyampaian penulis, Bapak Haji JR, merasa keberatan untuk memberikan data-data terkait wirausaha migran Makassar. Beliau merasa keberatan karena menganggap bahwa hal itu adalah prifasi dari para wirausaha migran Makassar. Tetapi setelah Bapak Haji JR mengetahui nama lengkap penulis, dia lalu berubah pikiran. Karena dia mengenal dengan dekat ayahanda dari penulis, karena mereka merupakan teman semasa kuliah. Akhirnya tanpa membuang-buang waktu, Bapak Haji JR menyerahkan data-data yang penulis butuhkan. Dia juga meminta penulis untuk memilih siapa saja yang ingin penulis wawancarai, dan dia akan menghubungi mereka. Setelah kurang lebih setengah jam penulis mempelajari data-data itu, penulis lalu memilih Muhajril Ismail dan Jalnudin Ramli. Penulis memilih mereka berdua, karena penulis merasa tempat tinggal mereka tidak terlalu jauh dari kediaman penulis. Sesudah memilih dua nama itu, penulis lalu menyampiakannya pada Bapak Haji JR. Tanpa raguragu, Bapak Haji JR lalu menghubungi mereka via telepon, dan
21
meminta mereka untuk membantu penulis dalam melakukan penelitian ini. Sejak saat itulah mereka berdua menyatakan kesedian mereka untuk menjadi informan dalam penelitian ini. Sedangkan terkait pemilihan Rauf Muchsin, Sulaiman Baco, dan Nursama Asmi, sebagai informan. Hal itu labih karena pengembangan dari temuan wawancara dengan Muhajril Ismail dan Jalnudin Ramli. Demikianlah bagaimana awal penulis menemukan informan dalam penelitian ini. Perlu diinformasikan bahwa dalam penelitian ini Informan bukan hanya para wirausaha migran Makassar. Tetapi juga ada beberapa informan lainnya, yang memiliki relevansi dengan penelitian ini, dan juga terkait dengan lima informan kunci, sebagai contoh Bapak Haji JR selaku ketua IKBM, Bapak Julham selaku sesepuh migran Makassar, dan beberapa oknum terkait.
Proses dan Pengalaman Pengumpulan Data Setelah Ismail dan Ramli menyatakan kesedian mereka untuk menjadi informan. Mereka masing-masing lalu meminta penulis untuk datang ke rumah mereka masing-masing, hari itu juga. Ketika itu, Ismail meminta penulis untuk menemuinya pada jam empat sore waktu Papua, dan Ramli meminta penulis memenuinya pada jam satu siang waktu Papua. Penulis lalu menemui Ramli di rumah makannya, di daerah Abepura, dan kemudian menemui Ismail di rumahnya, yang juga terletak di daerah Abepura. Tetapi ketika mendatangi mereka masingmasing, penulis tidak langsung mewawancari mereka. Karena hari itu agenda pertemuan penulis dengan mereka hanyalah sekedar perkenalan, dan juga mencari waktu yang tepat untuk mewawancari mereka. Dari pertemuan dengan Ramli, dia lalu bersedia diwawancari tiga hari setelah itu, atau tepatnya pada tanggal 28 mei 2012. Sedangkan Ismail bersedia diwawancari pada tanggal 30 mei 2012. Ketika awal 22
mewawancari keduanya, target yang ingin penulis penuhi adalah menguraikan latar belakang keluarga, dan kehidupan di kampung halaman, masing-masing. Melalui wawancara awal itulah, maka muncul nama-nama Rauf Muchsin, Sulaiman Baco, dan Nursama Asmi. Karena munculnya nama-nama itu, sehingga penulis kemudian menjadikan Muchsin, Baco, dan Asmi, sebagai informan berikut yang penulis temui dan wawancarai. Penulis melakukan wawancara dan obserfasi terhadap kelima informan ini selama tiga bulan delapan belas hari (sejak tanggal 28 mei 2012 hingga 15 september 2012. Dalam melakukan wawancara bersama mereka, ada tiga hal yang menjadi target. Pertama, latar belakang keluarga, dan kehidupan di kampung halaman, masing-masing. Kedua, pengalaman mereka melakukan migrasi ke Jayapura. Serta yang ketiga adalah pengalaman dalam mendirikan dan mengembangkan usaha di Kota Jayapura. Sedangkan obserfasi yang penulis lakukan lebih diarahkan untuk mengamati aktivitas mereka sehari-hari, seperti interaksi mereka dengan warga sekitar maupun dengan sesama migran Makassar, cara mereka menjalankan usahanya, dan kehidupan keluarga mereka masing-masing. Lebih dari itu, obserfasi yang penulis lakukan bermaksud untuk melakukan pengecekan data wawancara. Sejak tanggal 17 September 2012, Penulis mengarahkan penelitian pada pengumpulan data-data pelengkap, seperti pengumpulan data dari IKBM. Pengumpulan data dari IKBM dengan cara wawancara terhadap Bapak Haji JR selaku ketua, dan Ibu KH selaku bendahara IKBM, Bapak Haji MS selaku kepala bidang pemberdayaan anggota, dan Bapak Julham selaku sesepuh migran Makassar, sekaligus mantan ketua IKBM. Pengumpulan data dari IKBM, tidak hanya dalam bentuk wawancara, tetapi juga dengan cara obserfasi. Sebagai contoh, penulis mengikuti dua kali silaturahmi umum IKBM, yaitu pada tanggal 20 september 2012, dan 8 Oktober 2012. Selian itu, penulis juga diperkenankan mengikuti rapat kerja (Raker) tahunan IKBM, pada tanggal 27 September 2012. 23
Penelitian berlanjut ke IKBM, karena adanya pengakuan dari ke-lima orang informan utama. Dengan demikian tujuan dilakukannya, wawancara dan obserfasi terhadap IKBM adalah untuk mengkonfirmasi apa yang telah disampaikan oleh ke-lima orang informan utama. Tujuan lainnya adalah untuk mengenal lebih jauh tentang keberadaan dan peran IKBM, terhadap proses berusaha wirausaha migran Makassar, di Kota Jayapura. Selain para informan yang telah disebutkan, penulis juga melakukan wawancara terhadap seorang pegawai negeri sipil (PNS) Kota Jayapura, dan beberapa orang karyawan Bank, di Kota Jayapura. Walaupun kedua orang ini engan disebutkan namanya, tetapi penulis tetap melakukan wawancara dengan mereka. Hal itu penulis lakukan demi mengkonfirmasi pernyataan Bapak Haji JR, yang mengatakan bahwa ada oknum PNS dan oknum dari bank swasta, yang sering membantu IKBM dan anggotanya, dalam hal kepengurusan surat ijin usaha, dan kepengurusan kredit usaha. Data yang penulis kumpulkan tidak hanya berupa data wawancara dan obserfasi. Tetapi juga berupa data sekunder seperti data jumlah penduduk Kota Jayapura, perkembangan ekonomi Kota Jayapura, dan jumlah pelaku serta kegiatan usaha di Kota Jayapura. Untuk memperoleh data-data tersebut, ada beberapa instansi pemerintahan yang penulis datangi, yaitu Badan Pusat Statistik Kota Jayapura, Dinas Pendapatan Kota Jayapura, dan dinas PERDANKOP Kota Jayapura. Pengecekan data wawancara dan obserfasi, langsung penulis lakukan di lapangan, dengan dua cara. Pertama, bertanya langsung, contohnya; ketika Ramli mengatakan bahwa dia datang ke Jayapura dengan bantuan (uang) dari Baco, maka ketika mewawancari Baco, hal ini penulis tanyakan, dan bila Baco mengatakan benar, maka data tersebut penulis yakini. Tetapi jika Baco mengatakan tidak, maka penulis akan terus menelusuri kebenarannya. Cara yang kedua adalah melakukan pengecekan hasil wawancara dengan obserfasi, atau sebaliknya. Contohnya; ketika Muchsin mengakui bahwa dia hanya memiliki dua puluh karyawan, maka 24
penulis akan melakukan obserfasi terhadap hal tersebut, dan bila kenyataannya demikian, penulis meyakini data itu. Tetapi jika kenyataan yang penulis lihat tidak sesuai dengan apa yang Muchin sampaikan, maka hal itu akan menimbulkan pertanyaan baru bagi Muchsin. Contoh sebaliknya, seperti ketika penulis megamati dan menemukan bahwa Baco menggunakan mobil untuk mendistribusikan barang dagangannya ke konsumen, maka untuk mengkonfirmasi kebenaran dari pengamatan tersebut, penulis akan menanyakannya pada Baco, dalam sesi wawancara. Demikianlah cara penulis dalam mengcek kebenaran data yang penulis peroleh. Berbagai pengalaman dan pengetahuan baru, penulis dapatkan selama masa penelitian. Salah satu pengalaman menarik yang penulis dapatkan adalah ketika hendak menyingkap fakta tentang peran IKBM dalam menopang wirausaha migran Makassar. Ketika itu Bapak Haji JR, selaku ketua IKBM, tidak mebenarkan apa yang telah dikatakan oleh ke-lima informan, bahwa ada peran IKBM yang besar dalam pendirian dan pengembangan usaha mereka masing-masing. Hal itu membuat penulis cukup kerepotan dalam melakukan pengecekan data tersebut. Tetapi setelah penulis mencoba mendekati Bapak Haji JR, dan menjelaskan bahwa penelitian ini hanya sebatas karya ilmiah, Bapak Haji JR akhirnya membenarkan hal itu, dengan syarat bahwa nama organisasi dan pengurus organisasi harus disamarkan. Mendengar hal itu, penulis sempat bertanya alasan mengapa nama organisasi dan pengurus organisasi harus disamarkan. Bapak Haji JR kemudian menjelaskan alasan-alasan yang terkait penyelamatan organisasi. Penjelasan dari Bapak Haji JR, penulis anggap cukup masuk akal, akhirnya penulis menyetujui syarat tersebut. Dengan demikian nama IKBM bukanlah nama sebenarnya dari paguyuban Makassar, tetapi merupakan suatu nama yang disepakati antara penulis dan pihak paguyuban Makassar di Kota Jayapura. Selain pengalaman menarik, ada juga pengalaman menegangkan yang penulis alami dalam masa penelitian. Pengalaman menegangkan itu terjadi pada akhir bulan September 2012, ketika penulis hendak menemui Bapak Haji JR, di rumahnya. Pada saat itu, tengah terjadi 25
pertengkaran antara orang Makassar dan orang Sorong, di Kota Jayapura. Tetapi celakanya, ketika itu penulis tidak mengetahui adanya pertengkaran itu, dan langsung menuju ke rumah Bapak Haji JR. Setibanya di sana, banyak sekali orang Makassar di rumah itu, dan sedang memegang badik (senjata khas) Makassar. Tanpa curiga penulis masuk ke rumah itu, dan penulis sempat didatangi oleh segerombol pemuda Makassar. Untung saja Bapak Haji JR segera menghampiri penulis dan menjelaskan situasi yang terjadi. Akhirnya hari itu penulis tidak jadi mewawancarai Bapak Haji JR, dan segera pulang. Tidak hanya pengalaman menarik dan menegangkan, tetapi juga ada pengalaman menyakitkan. Pengalaman menyakitkan itu terjadi pada penghujung bulan September tahun 2012. Ketika itu penulis hendak mendatangi rumah Bapak MJ, guna mewawancarinya. Tetapi karena saat itu penulis baru pertama kali mendatangi rumahnya, maka penulis salah alamat, dan masuk ke halaman rumah orang lain. Kesalahan itu membuat penulis harus berurusan dengan pihak medis karena digigit oleh seekor anjing. Dari berbagai peristiwa yang penulis alami selama penelitian lapangan, yang berlangsung seratus empat puluh hari (25 Mei hingga 14 Oktober 2012). Penulis banyak belajar tentang berbagai hal, sebagai contoh dari pengalaman penelitian tersebut, penulis pelajari bahwa seorang peneliti harus mampu mengungkapkan makna dan fakta dari suatu fenomena, tetapi tetap harus menjunjung tinggi dan mempertimbangkan etika. Itulah kisah penelitian lapangan yang penulis lakukan untuk mengungkap makna dibalik kemampuan berusaha migran Makassar, di Kota Jayapura. Walaupun saat ini penulis tidak lagi langsung menemui para informan, tetapi penulis tetap menghubungi mereka apabila dalam masa pengolohan dan penulisan, terdapat kekurangan data. Sebagai contoh ketika penelitian ini hampir tuntas penulisannya, penulis menemui suatu pertanyaan, yaitu kenapa nama belakang dari para informan tidak sama dengan ayah mereka masing-masing. pertanyaan ini kemudian penulis tanyakan pada Muchsin melalui email. Muchsin lalu menjawab bahwa dalam adat Makassar, ada tiga kali 26
seorang anak mendapat nama, dan hal itu disesuaikan dengan tahapan perkembangan dan karater yang di tunjukan oleh anak itu. Walaupun hal ini mungkin tidak terlalu penting dalam penelitian ini. Tetapi setidaknya hal itu memberikan pengetahuan baru kepada penulis, agar dapat memahami secara lebih baik, fenomena wirausaha migran Makassar, di Kota Jayapura.
Pengolahan Data dan Penulisan Setelah melewati masa penelitian lapangan yang cukup panjang. Penulis sempat beristirahat selama satu minggu, di Kota Jayapura. setelah itu, tepat tanggal 20 Oktober 2012, penulis kembali ke Kota Salatiga. Dua hari berselang setibannya penulis di Kota Salatiga atau tepatnya pada tanggal 22 Oktober 2012. Penulis kemudian menemui pembimbing dari penulis. Penulis menemui pembimbing dengan tujuan untuk memperlihatkan data-data yang penulis dapatkan selama penelitian. Pertemuan itu berlangsung cukup lama, karena penulis menceritakan pengalaman penelitian kepada pembimbing, dan pembimbing juga memerikasa setiap data yang penulis tunjukan secara detail, dan langsung melakukan sortir terhadap data-data yang tidak diperlukan. Akhirnya dengan peretujuan pembimbing, penulis memasuki tahap berikutnya, yaitu menarasikan hasil-hasil wawancara. Tahapan ini penulis lalui cukup lama, yaitu dari penghujung bulan Oktober 2012, hingga awal bulan Januari 2013. Lamanya penuntasan tahap ini karena penulis harus mengetik narasi pengalaman dari lima orang informan, dan mengetik hasil wawancara dengan informan lainnya, yang semuanya menghabiskan seratus delapan belas halaman kertas A4. Itulah tahap pertama yang penulis lalui dalam proses pengolahan data. Sebagai tahap kedua dari proses pengolahan data adalah membuat tema-tema (tematik), dari narasi hasil penelitian yang telah dibuat. Tujuan dari tahap ini adalah membantu penulis dalam menentukan Fokus-fokus pembahasan dalam penulisan bab empiris. Penggarapan 27
tahapan ini juga memakan waktu cukup lama, yaitu kurang lebih dua bulan lebih. Karena dalam mengarap tahapan ini penulis perlu sejeli mungkin melihat hal-hal menarik yang dapat menjadi fokus dari setiap pembahasan, dan memiliki relevansi dengan tujuan penelitian ini. Berakhirnya penyelesaian tahap kedua, maka penulis memasuki tahapan ketiga dalam proses pengolahan data. Tahapan ketiga itu adalah tahapan membuat matriks berdasarkan tema-tema yang telah disusun, dan diseuaikan dengan narasi yang sudah dibuat. Tujuan pembuatan matriks ini agar memudahkan penulis dalam mengelompokan setiap data dari informan. Tahapan ini tidak telalu lama penulis lalui, karena hanya sekitar seminggu penulis telah mampu mengarapnya. Memasuki bulan April 2013, penulis telah memasuki tahap akhir dari pengolahan data, yaitu tahapan membuat outline dari Bab empiris. Tujuan dari tahapan ini adalah agar dalam menulis bab empiris, dapat ditulis secara sistimatis dan terarah. Penyelesaian tahapan ini berlangsung kurang lebih selama satu bulan. Karena walaupun kedengarannya tahap ini mudah, tetapi tahapan ini membutuhakn keseriusan dalam penyusunannya, agar hasil dari tulisan nantinya dapat tersaji dengan lebih terarah dan sistimatis. Dengan berakhirnya pengolahan data tahap empat, maka penulis memasuki proses penulisan bab empiris. Penulisan dua bab empiris dalam penelitian ini, berlangsung cukup lama. Mulai dari bulan Mei 2013, hingga Januari 2014. Ada dua alasan yang menyebabkan penulisan bab empiris ini cukup lama. Pertama karena penulis harus melewati lebih dari sepuluh kali koreksi bab empiris. Sedangkan yang menjadi alasan kedua lambatnya penyelesaian penulisan bab empiris adalah karena penulis mengalami patah tangan kanan, yang membuat pekerjaan harus tertunda selama kurang lebih dua bulan. Pada bulan Januari, penulis akhirnya dapat melangkah untuk menulis bab analisis. Tetapi sebelum memasuki bab analisis, penulis terlebih dulu membuat maping konsep. Hal ini dimaksudkan agar dapat memetakan konsep-konsep yang akan digunakan dalam 28
menganilisis bab empiris. Proses ini berlangsung hingga awal bulan Februari 2014. Kemudian dilanjutkan dengan proses penulisan bab analisis. Pengerjaan bab analisis tidak terlalu lama, hanya menelan waktu kurang lebih satu bulan lebih (sejak awal bulan Februari hingga awal bulan Maret). Tetapi karena pengembangan dari konsep-konsep yang ada, sehingga penggarapan baru usai di awal akhir bulan Maret 2014. Tahapan ini diakhiri dengan penulis menyajikan hasil penelitian pada seminar kamisan Studi Pembangunan, tanggal 20 Maret 2014. Proses penulisan kemudian dilanjutkan dengan membuat tinjauan literatur (bab 2), dan pengalaman penelitian (bab 3). Dalam membuat tinjauan literature, penulis menggunakan penelitian-penelitian terbaru, dan merupakan jurnal internasional. Hal itu membuat penulis harus berusaha menterjemahkan jurnal-jurnal tersebut, agar lebih mudah penulis pahami. Alasan itulah yang membuat pengarapan dua bab ini memakan waktu hampir dua bulan (awal Maret hingga pertengahan Mei 2014). Tahap selanjutnya adalah pembuatan bab satu dan bab kesimpulan. Penyelesaian tahap ini tidak terlalu memakan waktu, karena berlangsung kurang lebih satu minggu. Dengan demikian sebagai tahap akhir dari proses penulisan adalah tahap finishing. Pada tahap ini pekerjaan yang dilakukan, yaitu melengkapi penulisan dengan kata pengantar, abstrak, dan daftar pustaka, dan lain-lain. Kendati penuntasan proses pengolahan dan penulisan ini cukup lama. Tetapi pembimbing dari penulis tidak jenuh dalam membimbing penulis. Karena pembimbing cukup memahami latar belakang penulis sebagai seorang teknik, yang akrab dengan penelitian kuantitatif, tetapi mencoba mengganti arah dan melakukan penelitian kualitatif. Hal ini terbukti dengan banyaknya pelajaran yang pembimbing berikan bagi penulis. Sebagai contoh pembimbing mengajarkan pada penulis, cara menempatkan thesis steatment dalam suatu paragraf maupun suatu sub bab. Pelajaran- pelajaran seperti inilah yang membuat penulis merasa tidak sia-sia, walaupun harus menjalani proses pengolahan data dan 29
penulisan selama satu tahun delapan bulan (Oktober 2012 hingga Juni 2014).
Metodologi Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Untuk itu, metode penelitian sebaiknya sudah ditentukan sebelum memulai penelitian. Dengan begitu dalam melakukan penelitian akan lebih terarah dan tidak kesulitan dalam teknik pengambilan data (Sugiyono, 2013). Berdasarkan pengertian tersebut, maka sebelum penulis melakukan penelitian. Penulis telah menentukan terlebih dahulu bahwa penulis akan melakukan penelitian dengan motode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (1982), merupakan proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati (Moleong,2005). Alasan yang mendasari pemilihan metode penelitian kualitatif, pada hakikatnya ialah alasan pribadi, yaitu penulis mau dan ingin belajar mengunakan metode penelitian kualitatif. Penulis lebih mengarahkan alasan pemilihan metode ke alasan pribadi, karena disamping tidak ingin menimbulkan perdebatan, penulis juga menyadari bahwa pemilihan suatu metode dalam suatu penelitian, merupakan hak seorang peneliti (Patilima, 2011). Informan yang ada di dalam penelitian ini, pada awalnya dipilih berdasarkan teknik sampling porposiv sampling dan selanjutnya mengunakan teknik snowball sampling. Artinya, informan awal yang ada dalam penelitian ini, dipilih berdasarkan pertimbangan dan tujuan tertentu. Pertimbangan tujuan tertentu, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan; Selanjutnya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh dari informan awal,
30
penulis menetapkan informan lainnya yang dipertimbangkan akan memberikan data lengkap (Sugiyono, 2010). Karena penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif, maka instrumen dari penelitian ini adalah penulis sendiri. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Nasution (1988) bahwa; “Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya” (Sugiyono,2010) Teknik pengambilan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini, pertama observasi (pengamatan). Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan indra, jadi tidak hanya dengan pengamatan menggunakan mata saja, tetapi juga medengarkan, mencium, mengecap dan meraba (Flick, 2014). Jenis obserfasi yang penulis gunakan, yaitu obserfasi terfokus, dan obserfasi terseleksi. Obserfasi terfokus adalah observasi yang secara cukup spesifik diarahkan kepada sesuatu aspek tindakan, artinya obserfasi yang telah disempitkan untuk difokuskan pada aspek tertentu. Sedangkan obserfasi terseleksi adalah obserfasi yang dilakukan setelah peneliti menguraikan fokus yang ditemukan sehingga datanya lebih rinci (Spradley, 1980, dalam Sugiyono 2013). Selain menggunakan Obserfasi, penulis juga mengunakan teknik pengumpulan data dalam bentuk wawancara. Teknik pengumpulan data dengan wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung (Flick, 2014).
31
Jenis data yang penulis peroleh dari penelitian ini adalah jenis data primer dan jenis data sekunder. Menurut Flick (2014), Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari nara sumber (informan kunci) yang bisa memberikan data (informasi) yang terkait dengan masalah penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dengan jalan mempelajari bahan-bahan atau literature perpustakaan yang begitu relevan dengan objek kajian penelitian. Untuk melakukan pengecekan terhadap data-data yang penulis kumpulkan, penulis mengunakan cara triangulasi. Artinya penulis melakukan pengecekan data dari berbagai sumber, dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu (Sugiyono 2010, Patilima 2011, dan Flick 2014). Dalam hal pengolehan data, penulis melakukannya dengan cara reduksi data. Menurut Flick (2007), Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan evaluasi terhadap data yang ada. Evaluasi ini bertujuan untuk menilai apakah data yang dikumpulkan sudah dapat menjawab pertanyaan penelitian, dan mencapai tujuan penelitian, atau diperlukan pengambilan data selanjutnya. Data yang telah direduksi, penulis kemudian tampilkan dalam bentuk narasi. Karena menurut Flick (2007), penyajian data dalam penelitian kualitatif sebaiknya secara naratif. Sebab metode penelitian kualitatif merupakan proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati. Berikut merupakan tabel yang memperlihatkan waktu penelitian, pengolahan dan penulisan data;
32
Tabel 1. Waktu Penelitian, Pengolahan dan Penulisan Data Waktu
2012
2013
2014
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
Pra Peneltian
Penelitian Lapangan
Pengolahan dan Penulisan
● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●
33