Bagan Analisis Responden Berdasarkan Jenis Kesepian
Responden Jenis Kelamin
Jenis Kesepian Nama
Naimah Perempuan
Tipe Kekurangan Hubungan Kesepian Emosional dan Kesepian Sosial
Tipe Jangka Waktu Kesepian Kronis
Putri
Kesepian Sosial
Kesepian Transisi
Akbar
Kesepian Emosional
Kesepian Transisi
Rahadi
Kesepian Sosial
Kesepian Transisi
Laki-laki
Universitas Sumatera Utara
Akbar (Responden 1)
Sebelum di Barak
Petani Tambak (Setiap hari ada penghasilan) Tinggal bersama istri, anak, dan mertua Kondisi kesehatan baik Ibadah Kurang Hubungan dengan istri, anak baik Hubungan dengan tetangga baik Suka bermusyawarah, bukan pemarah, suka bergurau Hidup tenang
Menikah diasosiasikan dengan kesehatan fisik dan mental (Gove, dkk., Joung dkk.,Ross, dalam Stevens & Westerhof, 2006). Keuntungan pernikahan adalah mengkontribusikan hal yang positif termasuk keamanan ekonomi yang lebih baik, promosi kesehatan yang berhubungan dengan perilaku, dan lebih tinggi tingkat dukungan sosial diantara pasangan yang menikah bila dibandingkan dengan yang tidak menikah (Joung dkk., Ross, dalam Stevens & Westerhof, 2006). Dykstra (dalam Stevens & Westerhof, 2006) menemukan bahwa ketika adanya pasangan, dukungan dari teman, dan anak-anak, seseorang memiliki dampak yang kecil terhadap kesepian di kehidupan selanjutnya.
Tinggal di Barak
Tidak punya pekerjaan tetap Duda, tinggal bersama anak Kesehatan kurang baik Rajin beribadah Hubungan dengan anak kurang baik Hubungan dengan tetangga baik Di percaya orang, Kepala lingkungan Kurang perhatian Merasa disalah-mengerti Kurang adanya kegiatan sosial Hidup tidak tenang
Akbar mengalami transitional loneliness (kesepian transisi) yaitu kesepian yang terjadi ketika orang yang pernah memiliki kepuasan dalam hubungan sosialnya di masa lalu dan menjadi kesepian setelah mengalami gangguan dalam hubungan sosialnya seperti kematian orang yang dicintai atau pindah ke lokasi baru (Young, dalam Weiten & Lloyd, 2006). Akbar juga mengalami emotional loneliness (kesepian emosional) yaitu kesepian yang diakibatkan karena ketidakhadiran seseorang figur yang lekat secara intim. Pada orang dewasa biasanya figur seorang suami/istri (Weiss, dalam Weiten & Lloyd, 2006). Menurut Brehm, dkk. (2002) faktor sosial-ekonomi sangat berpengaruh dengan perasaan kesepian. Orang yang memiliki pendapatan yang rendah memiliki kecenderungan untuk merasakan kesepian.
Universitas Sumatera Utara
Naimah (Responden 2)
Sebelum di Barak
Bekerja sebagai tukang cuci-gosok pakaian membantu suami yang bekerja sebagai nelayan Tinggal bersama suami dan anak-anaknya Hubungan dengan suami, anak baik Hubungan dengan tetangga baik Hidup nyaman dan senang Rajin beribadah
Tinggal di Barak
Menikah diasosiasikan dengan kesehatan fisik dan mental (Gove, dkk., Joung dkk.,Ross, dalam Stevens & Westerhof, 2006). Keuntungan pernikahan adalah mengkontribusikan hal yang positif termasuk keamanan ekonomi yang lebih baik, promosi kesehatan yang berhubungan dengan perilaku, dan lebih tinggi tingkat dukungan sosial diantara pasangan yang menikah bila dibandingkan dengan yang tidak menikah (Joung dkk., Ross, dalam Stevens & Westerhof, 2006). Dykstra (dalam Stevens & Westerhof, 2006) menemukan bahwa ketika adanya pasangan, dukungan dari teman, dan anak-anak, seseorang memiliki dampak yang kecil terhadap kesepian di kehidupan selanjutnya.
Bekerja sebagai tukang cuci-gosok pakaian untuk menghidui diri sendiri Janda,Hidup sendiri (terpisah dari kedua anaknya yang tinggal bersama mertua dan di pesantren) Masih teringat kepada suami yang telah tiada Kesehatan tidak baik Merasa tidak dicintai, merasa bosan, merasa disalahmengerti, takut, gelisah, tidak tenang, tidak nyaman, merasa terasing Malas bergaul, kurang kegiatan sosial
Naimah mengalami emotional loneliness (kesepian emosional) yaitu kesepian yang diakibatkan karena ketidakhadiran seseorang figur yang lekat secara intim. Pada orang dewasa biasanya figur seorang suami/istri (Weiss, dalam Weiten & Lloyd, 2006) Naimah juga mengalami social loneliness kesepian sosial yang bisa terjadi jika kurangnya jaringan teman (yang dihasilkan di lingkungan kerja atau kelompok komunitas lain) (Weiss, dalam Weiten & Lloyd, 2006). Naimah mengalami chronic loneliness yaitu kondisi yang mempengaruhi seseorang yang tidak mampu mengembangkan kepuasan hubungan interpersonal selama bertahun-tahun (Young dalam Weiten & Lloyd, 2006). Young (dalam Carr & Schellenbach, 1993) juga menyebutkan kesepian kronis terjadi jika telah bertahan selama dua tahun atau lebih. Menurut Brehm, dkk. (2002) faktor sosial-ekonomi sangat berpengaruh dengan perasaan kesepian. Orang yang memiliki pendapatan yang rendah memiliki kecenderungan untuk merasakan kesepian. Universitas Sumatera Utara
Putri (Responden 3)
Sebelum di Barak
Bekerja menjual jajanan untuk anak-anak membantu suami yang bekerja sebagai tukang Tinggal bersama orang tua, suami dan anak-anak Hubungan dengan suami baik Hubungan dengan tetangga baik Hidup nyaman dan senang Suka bergaul Kesehatan baik Ibadah kurang
Menikah diasosiasikan dengan kesehatan fisik dan mental (Gove, dkk., Joung dkk.,Ross, dalam Stevens & Westerhof, 2006). Keuntungan pernikahan adalah mengkontribusikan hal yang positif termasuk keamanan ekonomi yang lebih baik, promosi kesehatan yang berhubungan dengan perilaku, dan lebih tinggi tingkat dukungan sosial diantara pasangan yang menikah bila dibandingkan dengan yang tidak menikah (Joung dkk., Ross, dalam Stevens & Westerhof, 2006). Dykstra (dalam Stevens & Westerhof, 2006) menemukan bahwa ketika adanya pasangan, dukungan dari teman, dan anak-anak, seseorang memiliki dampak yang kecil terhadap kesepian di kehidupan selanjutnya.
Tinggal di Barak
Hanya mengurus suami dan anak (penghasilan paspasan) Setahun di barak kehilangan anak sulung Malas mengikuti kegiatan/kegiatan sosial karena kehamilan Kesehatan kurang baik Malas bergaul (karena kondisi kehamilan lemah) Merasa bosan, gelisah, tidak nyaman, hasrat ingin cepat pindah, merasa disalah-mengerti, merasa tidak diperhatikan lingkungan
Putri mengalami transitional loneliness (kesepian transisi) yaitu kesepian yang terjadi ketika orang yang pernah memiliki kepuasan dalam hubungan sosialnya di masa lalu dan menjadi kesepian setelah mengalami gangguan dalam hubungan sosialnya seperti kematian orang yang dicintai atau pindah ke lokasi baru (Young, dalam Weiten & Lloyd, 2006). Karena perpindahannya ke barak dan juga kematian anaknya. Putri juga mengalami social loneliness kesepian sosialyang bisa terjadi jika kurangnya jaringan teman (yang dihasilkan di lingkungan kerja atau kelompok komunitas lain) (Weiss, dalam Weiten & Lloyd, 2006) Menurut Brehm, dkk. (2002) faktor sosial-ekonomi sangat berpengaruh dengan perasaan kesepian. Orang yang memiliki pendapatan yang rendah memiliki kecenderungan untuk merasakan kesepian. Universitas Sumatera Utara
Rahadi (Responden 4)
Sebelum di Barak
Bekerja sebagai tukang bangunan (penghasilan cukup) Tinggal bersama mertua, istri dan anak-anak Hubungan dengan istri baik, akur, aman Hubungan dengan tetangga pernah terjadi konflik Hidup senang Merasa gelisah karena masih tinggal dengan mertua Kesehatan baik Ibadah baik
Tinggal di Barak
Menikah diasosiasikan dengan kesehatan fisik dan mental (Gove, dkk., Joung dkk.,Ross, dalam Stevens & Westerhof, 2006). Keuntungan pernikahan adalah mengkontribusikan hal yang positif termasuk keamanan ekonomi yang lebih baik, promosi kesehatan yang berhubungan dengan perilaku, dan lebih tinggi tingkat dukungan sosial diantara pasangan yang menikah bila dibandingkan dengan yang tidak menikah (Joung dkk., Ross, dalam Stevens & Westerhof, 2006). Dykstra (dalam Stevens & Westerhof, 2006) menemukan bahwa ketika adanya pasangan, dukungan dari teman, dan anak-anak, seseorang memiliki dampak yang kecil terhadap kesepian di kehidupan selanjutnya.
Bekerja sebagai tukang untuk menyelesaikan rumah sendiri, tidak memiliki gaji. (penghasilan pas-pasan) Merasa tidak nyaman, khawatir, merasa jenuh dengan pekerjaan, merasa disalah-mengerti dan merasa tidak disayangi Kesehatan kurang baik Ibadah kurang Tidak bergabung dengan kelompok sosial/kegiatan masyarakat di lingkungannya Hubungan dengan tetangga baik
Rahadi mengalami mengalami transitional loneliness (kesepian transisi) yaitu kesepian yang terjadi ketika orang yang pernah memiliki kepuasan dalam hubungan sosialnya di masa lalu dan menjadi kesepian setelah mengalami gangguan dalam hubungan sosialnya seperti pindah ke lokasi baru (Young, dalam Weiten & Lloyd, 2006). Rahadi juga yang tidak pernah menggikuti kegiatan/kelompok sosial di lingkungannya memungkinkan Rahadi mengalami social loneliness kesepian sosial yang bisa terjadi jika kurangnya jaringan teman (yang dihasilkan di lingkungan kerja atau kelompok komunitas lain) (Weiss, dalam Weiten & Lloyd, 2006).Menurut Brehm, dkk. (2002) faktor sosial-ekonomi sangat berpengaruh dengan perasaan kesepian. Orang yang memiliki pendapatan yang rendah memiliki kecenderungan untuk merasakan kesepian. Universitas Sumatera Utara
Analisa Keempat Responden
No
Hal
Responden 1 (Akbar)
Responden 2 (Naimah)
Responden 3 (Putri)
Responden 4 (Rahadi)
1.
Usia
52 Tahun
34 Tahun
32 Tahun
40 Tahun
2.
Pendidikan
SR (Sekolah Rakyat)
SMA
SMP
SMA
3
Status pernikahan
Duda, tinggal bersama anak
Menikah
Menikah
4.
Keadaan mental dan emosional yang berhubungan dengan kesepian
Merasa disalahmengerti oleh anak, merasa dislahmengerti oleh tetangga di barak, tidak tenang, sedih
Janda, hidup sendiri di barak. Tinggal terpisah dengan anaknya Merasa takut, gelisah, tidak tenang, terasing, merasa tidak dicintai, bosan, hasrat ingin cepat pindah
Merasa gelisah, bosan, terasing, merasa disalahmengerti, hasrat ingin cepat pindah
5.
Kehidupan ekonomi
Tukang cuci-gosok pakaian
Ibu rumah tangga
6.
Religiusitas
Pekerjaan tidak tetap/ mocok-mocok Setelah tsunami lebih rajin beribadah
Merasa gelisah, bosan, merasa tidak dicintai, merasa disalah-mengerti, hasrat ingin cepat mengerti, tidak tenang Tukang bangunan
7.
Kondisi Kesehatan
Kurang sehat, dengan alasan pengaruh usia
Setelah tsunami sering sakit,terkadang tinggal shalat karena tidak bisa berwudhu Tidak sehat, hampir setiap hari sakit-sakitan semenjak habis tsunami
Merasa malas beribadah dengan alasan tidak ada air, letak kamar mandi yang jauh Kurang sehat, dengan alasan kondisi kehamilannya yang lemah dan kondisi di barak
8.
Hubungan dengan tetangga di barak
Baik, merupakan orang yang dipercaya, kepala lingkungan., ikut mengumpulkan dana untuk acara HUT R.I.
Saling menolong, namun Naimah merasa malas mengunjungi tetangganya, terutama di siang hari dan malas membuka pintu jika
Malas mengikuti kelompok pengajian dan bergaul dengan tetangga dengan alasan kondisi kehamilannya
Jarang beribadah dengan alasan capai, lemas pulang dari bekerja, barak yang tidak dekat mesjid Kurang sehat, dengan alasan tidak menjaga kesehatan dan tidak dilayani oleh istri seperti dahulu sebelum di barak Tidak mengikuti kegiatan organisasi/kelompok sosial di lingkungannya Universitas Sumatera Utara
9.
Pandangan terhadap NGO
10. Karakteristik personal
NGO telah menolongnya dari tidak bisa apa-apa sehingga bisa berusaha sendiri, berterima kasih dengan NGO Akbar adalah seorang kepala lingkungan di daerahnya, sehingga dia harus bersikap baik. Jika orang marah Akbar diam, memberi nasehat untuk orang lain, siap melayani orang meskipun di malam hari, Akbar adalah orang yang ramah
di siang hari jika ada yang datang Merasa diperhatikan NGO atau lembaga lain yang setingkat
Naimah adalah seorang yang penyayang dan menerima apapun yang diberikan suami ataupun anak-anaknya. Naimah mensyukuri nikmat yang Allah berikan, tidak suka berbicara yang tidak penting dengan orang lain, tidak perduli dengan gosip
Tidak merasa diperhatikan oleh NGO ataupun lingkungannya
Merasa NGO tidak ada manfaat baginyanya begitu pula tidak merasa dirugikan
Putri adalah seorang yang percaya dengan diri sendiri, tidak terlalu perduli dengan lingkungan, tidak perduli jika ada yang bergosip dan bukan pemarah, tidak banyak bicara
Rahadi adalah orang yang pencemburu namun tidak iri dan dengki, sedikit royal, tidak perduli lingkungan,
Universitas Sumatera Utara
Pedoman Wawancara 1. 2. 3. 4.
Bagaimana kehidupan sebelum tsunami Bagaimana ketika peristiwa tsunami Bagaimana akhirnya dapat tinggal di barak Bagaimana perasaan pertama kali masuk ke barak, tahun berikutnya, dan sekarang 5. Bagaimana perasaan ketika di rumah sendiri 6. Apakah merasa terguncang karena perpindahan 7. Kendala apa yang dirasakan ketika di barak 8. Apa senangnya tinggal di barak 9. Bagaimana kegiatan sehari-hari (dahulu dan sekarang) 10. Bagaimana perasaan dengan perbedaan kegiatan yang dilakukan dahulu dengan sekarang 11. Faktor penyebab kesepian: a. Hubungan emosional dengan pasangan (dahulu dan sekarang) b. Status pernikahan (dahulu dan sekarang) c. Hubungan sosial(dahulu dan sekarang) d. Lingkungan (dahulu dan sekarang) e. Kehidupan ekonomi (sekarang & dahulu) f. Gender g. Suku Aceh h. Kesehatan i. Religiusitas j. Karakteristik personal 12. Kegiatan masyarakat di barak 13. Pandangan terhadap NGO 14. Merasa tidak berdaya/tidak berguna 15. Aspek-aspek Kesepian: a. merasa terasing b. merasa tidak diterima oleh orang lain c. merasa gelisah d. merasa tidak disayang e. merasa bosan f. tidak memiliki teman dekat g. merasa disalah-mengerti oleh orang lain
Universitas Sumatera Utara
Pedoman Wawancara Asli 16. kehidupan sebelum tsunami 17. ketika peristiwa tsunami 18. akhirnya dapat tinggal di barak 19. perasaan pertama kali masuk ke barak, tahun berikutnya, dan sekarang 20. perasaan ketika di rumah sendiri 21. merasa terguncang karena perpindahan 22. kendala apa yang dirasakan ketika di barak 23. senangnya tinggal di barak/nyamannya tinggal di barak 24. kegiatan sehari-hari (dahulu dan sekarang) 25. bagaimana perasaan dengan perbedaan kegiatan yang dilakukan dahulu dengan sekarang 26. hubungan emosional dengan pasangan (dahulu dan sekarang) 27. status pernikahan (dahulu dan sekarang) 28. komunikasi dengan pasangan 29. jika berselisih apa yang dilakukan 30. nilai-nilai tradisi dalam keluarga 31. hubungan sosial 32. lingkungan (dahulu dan sekarang) 33. kegiatan masyarakat di barak 34. keikutsertaan dengan kelompok sosial/organisasi kemasyarakatan 35. pandangan terhadap NGO 36. harapan terhadap lingkungan sekarang 37. Kehidupan ekonomi (sekarang & dahulu) 38. usaha untuk meningkatkan kebutuhan ekonomi 39. merasa melakukan pekerjaan yang itu-itu saja 40. usaha untuk lebih bersemangat lagi 41. usaha untuk hidup tenang 42. merasa terasing 43. merasa tidak diterima oleh orang lain 44. merasa gelisah 45. merasa tidak disayang 46. merasa malas bergaul 47. merasa bosan 48. tidak memiliki teman dekat 49. merasa disalah-mengerti oleh orang lain 50. merasa tidak berdaya/tidak berguna 51. kesehatan 52. religiusitas 53. karakteristik personal
Universitas Sumatera Utara
VERBATIM WAWANCARA RESPONDEN 1 Wawancara I, Sabtu 28 Juli 2007, Pukul 10.00-11.30 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Pertanyaan/Pernyataan IR: Bagaimana Kehidupan bapak sebelum tsunami? IE: Saya sebelum tsunami kerjanya sebagai petani tambak. Pas-pas untuk makan. Sehari-hari cari udang, cari bandeng. Jaga orang punya. Saya dulu tinggal di rumah mertua. Saya dulu punya anak tiga. IR: Bagaimana pada saat peristiwa tsunami? IE: Pagi itu kira-kira jam enam pagi saya ke tambak mau keringkan air untuk bekerja, setelah itu saya tutup air. Paginya saya pergi pulang, habis itu ada kawan mau ambil udang di tambak orang. Tiba-tiba jam minum kopi jam delapan atau setengah delapan gempa. Saya ngomong dengan teman saya. Pertama duduk-duduk kan, saya tanya ada kasih turun bubu , ndak ada. Ada kawan saya satu lagi si M gempa makin kuat lagi terus saya suruh si M pegang batang kelapa. Habis itu udah berapa menit itu saya tanya ma kakak yang lagi cari udang, kak untuk apa pulang. Dia bilang saya mau lihat anak. Oya juga saya bilang. Waktu saya pulang ke rumah ada orang bilang, bang air laut tinggi kali naik. Saya lihat lah kaya gunung Sabang. Terus orang-orang berkejaran. Daerah ujung ini banyak selamat karena saya bilang saya lihat air. Istri saya begini, saya tanya mana anak kita, ada dia bilang tadi. Bukannya dia lari malah dia masuk ke rumah. Untuk apa masuk ke rumah lagi, lari saya bilang, berputar-putar kan habis itu saya sembunyi di batang kayu besar ini saya berdiri biar lewat air. Ada yang suruh saya lari, terus sampai di jalan kira-kira 150 meter ke sana di batang kuda-kuda itu ditimpa dengan air saya suruh istri saya naik batang itu tapi kena hantam air. Mau saya tolong istri saya tapi ditarik kawan saya dia bilang jangan kau ingat lagi itu nanti kau-kau mati juga. Padahal saya udah nengok istri saya tapi udah lah di batang kuda-kuda ada empat meter tinggi air. Sudah turun air saya cari istri saya gak ketemu. Saya pun ketemu
1
Kesimpulan
Koding
Akbar seorang petani tambak yang memiliki penghasilan kurang
Kehidupan sebelum tsunami
Akbar pergi ke tambak untuk bekerja kemudian terjadi gempa yang kuat ketika Akbar sedang duduk di kedai kopi
Ketika peristiwa tsunami
Akbar bertemu seseorang yang sedang mencari udang pulang untuk melihat anaknya
Akbar ikut pulang ke rumah dan bertemu orang yang melihat air laut naik.
Akbar menyuruh istrinya lari namun istrinya tetap masuk ke dalam rumah untuk mencari anaknya
Akbar berdiri di pohon yang besar dan menyuruh istrinya untuk ikut naik Akbar melihat istrinya dihantam air namun Akbar tidak dapat berbuat apa-apa
Universitas Sumatera Utara
46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95
orang lain juga pada kehilanagn semua. Pada waktu itu semua urus diri masingmasing gak ingat lagi. Di mesjid mayat udah tergeletak semua. Saya tanya kawan saya ada jumpa anak saya. Ada. Alhamdulillah. Habis itu saya jumpa anak saya di rumah sakit. Malam itu saya tidur di rumah sakit anak saya yang ketemu baru satu. Malamnya naik orang gila, orang gila kan berserak semua. Ketemu anak yang lain kira-kira setelah lima hari. IR: Akhirnya bapak tinggal di barak gimana ceritanya? IE: Pertama saya tinggal di kampung di rumah adek istri saya. Terus saya pulang ke kampung cari famili, saya pulang kemari saya pikir kemana kehidupan masa depan kita. Kita waktu itu kan belum tau apa, dah miskin balik semua jadi saya sedikit-sedikit cari kayu bekas saya bikin gubuk. Setelah itu dikasihlah bantuan tenda. Tidur saya dengan anak kecil saya. Yang lain di bawa sama famili ke Medan. Kepala kampung tanya sama saya di mana bisa kita bikin barak? Barak apa saya bilang, kan dulu kita gak tahu barak itu apa. Kaya asrama tentara dia bilang. Oh kita buat aja di tanah itu. Siapa yang mau barak nanti lapor sama saya. Terus siap barak bagi-bagi terus siapa yang mau yang tadi tinggal di tenda. IR: Bagaimana perasaan Bapak ketika pertama kali masuk ke barak pengungsi? IE: Gak tau lagi mau bilang gimana. Memikirkan orang tua, istri gak ada lagi, kita tinggal sama anak, yang besar pun sudah pergi ke tempat lain, menyedihkan kan tengok anak kita anak kecil. Jadi kalau kita pikir mau bilang apa kan...Sama siapa kita mau mengadu kan. IR: Tahun berikutnya bagaimana perasaan bapak tinggal di barak? IE: Udah agak apa ya..udah senang sedikit. IR: Senangnya kenapa pak? IE: Kita udah dapat bantuan ini, itu, apa-apa kan. Jadi kita sudah tidak memikirkan tsunami itu lagi. Kita udah memikirkan cara mendidik anak, menyekolahkan anak lagi. IR: Setelah dua tahun, bagaimana perasaan bapak masih tinggal di barak? IE: Ini sudah kaya biasa balik. Seperti tinggal di
2
Akbar mencari istri dan anaknya ketika air surut namun tidak ketemu
Pada malam harinya Akbar hanya bertemu seorang anaknya di rumah sakit dan anak-anaknya yang lain setelah lima hari berikutnya
Setelah tinggal di rumah adik iparnya, Akbar pulang ke daerah di mana rumahnya terkena tsunami dan mencari kayu bekas untuk membuat gubuk Akbar mendapat bantuan tenda Akbar bekerja sama dengan Kepala kampung untuk membuat barak
Tinggal barak
di
Barak dihuni oleh orang-orang yang sebelumnya tinggal di tenda
Akbar merasa sedih memikirkan kehilangan istri dan orang tuanya. Akbar tidak tahu harus mengadu dengan siapa
Kesepian emosional
Setelah setahun tinggal di barak Akbar merasa lebih senang dari sebelumnya Akbar mendapat bantuan dan dapat melupakan kejadian tsunami serta memikirkan masa
Universitas Sumatera Utara
96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145
rumah dahulu. IR: Dahulu bapak kan masih ada istri, tinggal di rumah sendiri bagaimana perasaan bapak? IE: Saya yang dulu sebelum tsunami perasaannya sudah sama balik. Sekarang ini yang saya rasakan sama seperti dulu juga. Senang. IR: Sewaktu pindah pertama kali ke barak ada perasaan terguncang? IE: Ndak. Ya memang kalau ada angin udah gak terasa dibanding di tenda. IR: Apa kendala tinggal di barak? IE: Kalau kendala memang ndak ada lagi. Kita itu dari tenda da dikasih bantuan, di kasih beras, kasih mie.Kalau untuk lapar dah ndak ada lagi. Baju, semua lengkap lah. Memang sekarang udah agak macet. Ini ada salah juga kalau di kasih bantuan. IR: Menurut bapak tinggal di barak ini nyaman? IE: Mungkin kalau orang bilang tinggal di barak itu banyak orang senang. IR: Kenapa Pak? IE: Air pre, lampu pre, bantuan ada. Tapi kalau punya rumah nanti listrik bayar, air bayar, pokoknya gak rugi orang itu. Yang duduk di rumah kan harus bayar lampu, di barak gak ada. Ada orang yang sudah siap rumahnya gak mau pulang ke rumah masih di barak. Karena sudah enak dia. Saya sering bilang rumah yang sudah siap pergi pulang terus, bersihin rumah kan kasian rumah udah ada gak ditinggalin nanti lapuk saya bilang. Menurut saya barak ini udah sebaiknya di bongkar, tapi karena masih ada yang belum siap rumah bantuannya biarlah mereka tinggal disini saja. Kalau ndak ada saya mungkin sudah di bongkar. IR: Bagaimana kegiatan bapak sehari-hari selama di barak? IE: Mmm...Relawan. Relawan yang bersihbersih kampung, kemudian orang suruh bantu-bantu kita bantu kan ada ni kasih bersih kampung. IR: Sewaktu tinggal di rumah sendiri dulu apa kegiatan bapak? IE: Oh..Tani. Petani tambak. Sekarang kan sudah gak ada tambak lagi karena tsunami. IR: Jadi bagaimana perasaan bapak kan sudah berbeda lah. Dulu bapak jadi petani tambak sekarang bapak jadi relawan? Bagaimana
3
depan anaknya Setelah dua tahun di barak Akbar merasa seperti tinggal di rumah sendiri Akbar merasa senang ketika ada istrinya dahulu, demikian juga perasaannya sekarang Akbar tidak merasa terguncang dengan perpindahannya ke barak
Keadaan mental dan emosional
Akbar merasa tidak ada kendala tinggal di barak
Akbar merasa nyaman dan senang tinggal di barak dikarenakan fasilitas yang diberikan
Menurut Akbar barak sebaiknya di bongkar, namun dapat ditoleransi bagi penghuni barak yang rumah bantuannya belum selesai dibangun
Akbar pernah menjadi relawan dan ikut membantu membersihkan kampung
Kehidupan ekonomi
Dahulu Akbar adalah seorang petani tambak Akbar merasa sama saja perasaannya atas perbedaan pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
146 147 148 149 150 151 152
perasaan bapak dengan perbedaan yang pernah dikerjakannya. Akbar pekerjaan bapak sekarang? tidak merasa malas IE: Kalau saya sama saja. IR: Kenapa pak, sama saja? IE: Dulu...memang ya. Dulu kita kerja begitu juga sekarang kita kerja. Asal jangan kita malas.
keadaan mental dan emosional
Wawancara II, Minggu 29 Juli 2007, Pukul 10.00-11.45 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Pertanyaan/Pernyataaan IR: Bagaimana perasaan bapak, setelah istri bapak tidak ada lagi? IE: Beda. Orang nyuci ndak ada, orang masak ndak ada, apa-apa sendiri. Mmm...misalnya beli ikan, beli bumbu, mmm..masak sendiri lagi. Kita anak masih kecil ya. Misalnya pagi-pagi saya masak untuk anak, taruk di meja bagus-bagus terus saya pergi kerja. IR: Jadi perasaan bapak gimana? IE: Ya sedih, sedih...Sedih bukan untuk saya tapi untuk anak saya. Kalau saya ini sudah merasakan, kalau anak saya yang baru besar dia tahu kan ada, yang gak ada kan ndak tahu, dia kan anak-anak. IR: Kalau dulu gimana perasaan bapak? IE: Kalau dulu kita buka tutup meja makan terus, dah terhidang di atas meja. Dah siap. Senang dulu. IR: Bagaimana perasaan bapak dengan status pernikahan bapak yang sebagai duda? IE: Ya saya mau bilang terima tapi susah juga kita kan, jadi tukang masak tukang cuci kan susah juga kita. Sedih juga. Biasanya untuk anak kita baju sudah ada yang cuci, makanan sudah disiapkan, sekolah, sudah disiapin sepatunya, pulang sekolah makanan sudah ada. Kalau sekarang anakanak marah sama ayah. Ayah sedang mencari rezeki, bagaimana bisa kaya gitu. Beda lah. Saya bilang sama anak maklummaklum aja lah nak ayah sendiri. Yang nyari ayah yang masak ayah yang nyuci baju ayah. IR: Sewaktu ada istri dulu bagaimana? IE: Kita mencari rezeki aja, rumah ini apa-apa semua beres. Kita pulang tinggal makan aja. Anakpun pulang makan aja. Baju sudah dicuci, digosok. IR: Gimana hubungan bapak dengan istri dulu?
4
Kesimpulan
Koding
Akbar mengerjakan pekerjaan rumah tangga sekaligus mencari nafkah
Akbar merasa sedih kehilangan istrinya terutama sedih untuk anaknya yang tidak memiliki ibu lagi.
Kesepian emosional
Akbar merasa senang ketika ada istrinya dulu
Hubungan emosional (terhadap istri)
Akbar merasa sedih dengan status dudanya
Status pernikahan (duda)
Anak Akbar pernah marah dengannya karena pekerjaan rumah yang terbengkalai
Hubungan emosional (terhadap anak)
Akbar memberi pengertian kepada anaknya bahwa dia harus bekerja sekaligus memasak Dahulu Akbar hanya mencari nafkah dan istrinya menyiapkan segala keperluan di rumah
Universitas Sumatera Utara
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89
IE: Saya baik-baik aja. IR: Bagaimana dengan keluarga bapak sendiri apakah ada nilai-nilai tradisi yang diterapkan, seperti makan malam bersama? IE: Oh ada, disini tiap malam makan bersama, shalat berjamaah bersama, kalau saya beli mie di luar gak bisa saya makan sendiri, saya bawa pulang untuk anak. Teringat ma anak walaupun satu bungkus makan ma anak kita. IR: Kalau dengan tetangga di barak bapak gimana? IE: Kalau saya ini sama saja. Begini saya orang bergaul, saya suka kasih nasehat sama orang, saya dipercaya lah. Sebelum tsunami kalau ada apa-apa orang panggil saya. Saya bukan orang pemarah, bukan orang suka marahin orang, saya suka musyawarah, dan bergurau. IR: Lingkungan di barak itu menurut bapak gimana? IE: Memang kalau lingkungan di barak ini kan kita duduk di disamping ada perempuan. Kan beda mulut-mulut perempuan ini dengan laki-laki. Saya bilang kita tetanggatetangga ini baik-baik lah. Kadang-kadang tetangga kita ada dikasih, yang satu gak. Orang ini harus juga di kasih. Soal bantuan bisa ribut juga orang itu. IR: Sewaktu tinggal di rumah sendiri bagaimana dengan tetangga? IE: Ow, kalau di rumah saya itu penuh dulu perempuan, laki-laki itu penuh. Misalnya datang orang-orang dari daerah mana itu perginya ke rumah saya. IR: Kegiatan masyarakat yang tinggal di barak itu apa? IE: Kalau dulu-dulu ada dikasih pekerjaan, sekarang ini lain udah dikasih pekerjaan untuk orang luar bersihin barak jadi orang barak ini gak ada lagi jadi mati pekerjaannya. IR: Kalau penyuluhan-penyuluhan ada? IE: Ada. Itu hari ada sampai tarian pun ada ditarok sini, sekarang gak ada lagi. IR: Kenapa gak ada lagi? IE: Mungkin begini, biaya juga ya kan. IR: Apa bapak ikut juga dengan kelompokkelompok sosial atau organisasi kemasyarakatan.
5
Hubungan Akbar dengan istrinya dahulu baik
Hubungan emosional
Akbar selalu makan malam dan shalat berjamaah dengan anaknya.
Akbar adalah orang yang dipercaya oleh tetangganya
Hubungan sosial (terhadap tetangga)
Akbar bukan pemarah, suka bermusyawarah dan senang bergurau
Karakteristik personal
Menurut Akbar di barak bisa terjadi keributan jika ada bantuan yang diberikan tidak adil
Lingkungan barak
Dahulu orang-orang sering berkunjung ke rumah Akbar
Menurut Akbar kegiatan masyarakat di barak sekarang sudah tidak ada lagi
Lingkungan barak
Menurut Akbar dahulu ada penyuluhan untuk penghuni barak namun sekarang tidak ada lagi
Universitas Sumatera Utara
90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128
IE: Ada. Ya kaya begini saya kumpul-kumpul duit untuk acara panjat pinang. IR: Ada gak perasaan bapak kalau pemerintah atau lingkungan memperhatikan bapak? IE: Begini pemerintah ini gak bisa kita salahkan juga kan. Di mana-mana namanya pemerintah itu misal kepala lorong kan salah dibilang salah, benar pun dibilang salah juga. Sebenarnya ndak ada pemerintah yang bantu pun, NGO semua ini. IR: Jadi gimana tanggapan bapak? IE: Ya ndak bisa kita paksa. Kalau orang luar ada mau dikasih ya kita tinggal dikasih aja. Misalnya dibawa mie, harus ada banyak kan gak mungkin, namanya aja bantuan apa yang dikasih terima. IR: Gimana pandangan bapak dengan NGO ? IE: Sekarang kita jangan salahkan orang itu, mereka sudah juga cukup membantu. Dari becek sampai keras jalan orang itu yang bantu. Jangan salah kan orang itu kaya apa itu NGO, jangan. Kaya anak-anak nah pertama dia gak bisa jalan setelah itu sudah bisa berdiri, sekarang udah bisa jalan. Itu hari ndak ada orang bantu, begitu udah bisa jalan kita bilang NGO ndak beres padahal yang kasih makan, bantuan itu NGO. Sekarang kenapa NGO kita salahkan, berterimakasihlah dari kita ndak ada tenda, ndak ada air, mana ada air di Aceh ni dulu. Datang orang itu dibikin air, dibikin ini, jangan kita salahkan orang itu. Dari kita merangkak dia bantu sampai kita bisa jalan. IR: Harapan bapak untuk lingkungan di sini apa? IE: Kami sebenarnya mau cepat-cepat, berhubung kaya lapangan bola itu perlu maka maunya barak cepat di bongkar.
Akbar bergabung dengan kelompok sosial di lingkungannya
Hubungan sosial (terhadap kelompok sosial)
Menurut Akbar, Pemerintah tidak membantu penghuni barak, NGO yang memberikan bantuan
Akbar menerima jika diberikan bantuan dan tidak memaksa
Keadaan mental dan emosional
Akbar tidak menyalahkan usaha NGO yang telah memberikan bantuan. Akbar merasa NGO telah membantunya dari tidak memiliki apa-apa setelah tsunami menjadi bisa berusaha sendiri
Akbar berharap agar barak cepat dibongkar karena tanah yang dibuat untuk barak diperlukan untuk kegiatan lain
Wawancara III, Selasa 14 Agusus 2007, Pukul 17.00-18.00 No 1 2 3 4 5 6 7
Pertanyaan/Pernyataan IR: Bagaimana kehidupan ekonomi bapak sekarang? IE: Mata pencaharian memang udah susah sedikit. Kalau dulu ada tambak ya. Sekarang sudah gak ada lagi tambak karena udah kena tsunami. Pande-pande kita kan kalau udah ada duit sedikit di
6
Kesimpulan
Koding
Akbar merasa kesulitan mencari pekerjaan, jika ada duit di hemat meskipun sedikit. Dahulu setiap hari Akbar mendapat penghasilan
Kehidupan ekonomi
Universitas Sumatera Utara
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
hemat. Bukan kayak itu hari dulu, misalnya hari ini dapat, besok dapat. Sekarang gak kaya gitu lagi kan. IR: Jadi perasaan bapak gimana? IE: Ya kita tenang aja. Kita mau bilang susah sama siapa kita mau mengadu, kan gak ada orang bantu juga kan. IR: Usaha bapak untuk meningkatkan kehidupan ekonomi, apa yang dilakukan sekarang? IE: Saya bantu-bantu orang kaya di X dulu ada gaji sedikit. Sekarang ndak ada lagi. IR: Ada merasa kalau pekerjaan yang dilakukan itu-itu aja? IE: Ndak. Begini, emang kita udah pekerjaannya begini. Kalau kita merasa kaya gitu kita gak bisa jadi orang tua. Memang sudah berputar-putar itu-itu aja ni. Makanya kita bekerja. Pergi ke laut, ada ndak ada kan kita harus pergi ke laut. Ya dibutuhkan kesabaran. Kadang-kadang manusia ndak tahu bagaimana pahitnya waktu tsunami. Kalau dia ingat ke Tuhan mungkin senang dia hidup. IR: Usaha untuk hidup lebih semangat lagi apa? IE: Kalau semaagat gak, karena tambak pun belum dibikin. Kalau di Lambaro Skep ini udah dibuat tambak itu dah banyak orang. IR: Usaha bapak untuk hidup tenang lagi apa? IE: Ya sekarang mocok-mocok, pokoknya sedikit-sedikit tapi ada rezeki. IR: Apa bapak pernah merasa terasing tinggal di barak ini? IE: Ndak, makanya kita ini perlu iman. Orang kalau gak ada iman itu susah. Ndak ada iman bisa menjelek-jelekkan orang, berburuk sangka, ya kan, pikir rezeki dari mana ini misalnya situ beli satu, di samping ini udah iri dah berpikir di mana dia cari duit, dari mana duitnya ini dia. Padahal kerja, padahal hemat. IR: Kalau merasa tidak diterima orang lain pernah pak? IE: Ndak ada. Orang-orang pun sering ke rumah saya semua. Orang-orang di sini, tua-muda tetap Bang Akbar. IR: Merasa gelisah gak pak tinggal di barak? IE: Ndak ada. Waktu air pasang itu saya gak lari. Saya tengok orang lain gak lari. Saya
7
Akbar merasa tenang dengan kehidupan ekonominya sekarang karena Akbar tidak tahu harus mengadu kepada siapa
Dahulu Akbar pernah membantu di salah satu NGO untuk meningkatkan kehidupan ekonominya, namun sekarang tidak ada lagi Akbar tidak merasa bahwa pekerjaan yang dilakukannya seharihari, itu-itu saja (bosan) Akbar selalu teringat kepada Tuhan, sehingga Akbar merasa senang dengan kehidupannya sekarang Akbar tidak memiliki semangat karena tambak tempat di mana Akbar mencari nafkah belum diperbaiki. Akbar berusaha mencari pekerjaan di mana pun meskipun mendapat rezeki yang sedikit
Keadaan mental dan emosional
Kehidupan ekonomi
Keadaan mental dan emosional
Religiusitas
Keadaan mental dan emosional
Akbar tidak merasa terasing tinggal di barak karena memiliki iman sehingga Akbar tidak menjelek-jelekkan orang dan berburuk sangka terhadap rezeki orang lain Akbar tidak merasa tidak diterima orang lain, semua orang baik yang sudah tua ataupun masih muda tetap berteman dengan Akbar Akbar tidak merasa gelisah tinggal di barak,
Universitas Sumatera Utara
58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107
duduk sama anak di barak, tengok aja orang-orang udah lari semua. Bala ini ndak ada dua kali. Kalau air ini ndak ada dia dua kali, kalau gempa ada tapi kalau air tsunami ini ndak ada dua kali. IR: Pernah gak bapak merasa gak disayangi oleh anak atau orang-orang keluarga bapak? IE: Ndak...Ndak. Orang semua apa-apa mengadu sama saya semua. IR: Kalau merasa malas bergaul dengan orangorang atau tetangga ada gak pak? IE: Ndak. Saya bukan sombong, tapi ada pemborong itu kan sama saya, diajak saya sama mereka. IR: Bosan gak pak tinggal di barak? IE: Ndak. Gimana ya kita bilang, kalau sudah nasib kita jangan dipikir lagi yang sudah lalu ini. Sekarang bagaimana ke muka. Shalat lima waktu, rezeki akan mudah. IR: Bapak punya teman dekat? IE: Ada. Banyak kali sekarang dari sebelum tsunami pun begitu. IR: Pernah gak bapak merasa disalahmengerti dengan orang lain? IE: Ada. Begini, kita kan orang tua ini kan ada. Misalnya kita sudah kasih jatah beras raskin masing-masing kan sedikit-sedikit. Saya bilang ini bulan ini untuk ibu udah, bulan muka untuk bapak ini, kita kan selang-seling. Banyak yang bilang inibilang itu kenapa begini...Haa..jadi saya ajak bercanda. Nama juga perempuan kalau mulutnya bisa bikin pusing. Tapi jangan ambil pusing. Kalau ambil pusing tu jangan jadi pemimpin. Kan kita ini ndak sama hati. Kalau kita kasih sama yang ini sudah marah yang itu, kenapa dia ada kenapa saya tidak. Di mana-mana terjadi. Bukan kita saja. Tingkat Presiden pun ada. IR: Ada perasaan gak berdaya atau gak berguna di masyarakat ada? IE: Ndak ada, pokoknya orang banyak minta bantu sama saya. IR: Jadi menurut bapak ada gak perbedaan perasaan yang bapak rasakan antara perempuan dengan laki-laki di barak pengungsi? IE: Berbeda. Kalau perempuan ini asal bicara bak-buk bak-buk. Kalau laki-laki
8
karena percaya tsunami tidak terjadi untuk kedua kali Akbar tidak merasa tidak disayangi oleh keluarganya, karena semua mengadu padanya
Keadaan mental dan emosional
Akbar tidak merasa malas bergaul dengan orang lain
Hubungan sosial (terhadap teman) Keadaan mental dan emosional
Akbar tidak merasa bosan tinggal di barak, karena merasa nasibnya. Akbar berusaha memikirkan ke depan dan shalat lima waktu sehingga rezeki akan mudah
Religiusitas
Akbar memiliki banyak teman dekat
Akbar pernah merasa disalahmengerti oleh orang lain, karena masalah pembagian bantuan, tetapi Akbar tidak mempermasalahkannya. Menurut Akbar hal ini juga terjadi di mana pun.
Akbar tidak merasa tidak berdaya atau tidak berguna karena banyak orang yang meminta bantuan dengannya
Menurut Akbar ada perbedaan antara
Keadaan mental dan emosional
Keadaan mental dan emosional
Gender
Universitas Sumatera Utara
108 109 110 112 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157
IR:
IE:
IR: IE:
IR: IE: IR: IE:
IR: IE:
IR: IE:
mmm...memikir. Dia ini kadang-kadang salah bicara bisa marah jadi bertengkar. Kalau perempuan ini jarang di berpikir. Jadi kalau salah pun dia gak bisa kita pukul, misalnya dia melanggar jadi, kita diam aja. Kan sifat perempuan kan beda dengan laki-laki. Jadi bukan semua perempuan. Ada yang begitu. Bagaimana dengan perasaan yang bapak alami menurut pandangan suku aceh? Bagaimana menurut pendapat bapak? Suku Aceh ini ndak ada beda memang. Menurut saya sama semua orang. Misalnya di tempat saya ini ada tenda ada orang dari jawa, kerja di sini, mandi, tidur di tempat saya. Menurut saya sama itu ndak ada beda. Setiap manusia sama merasakan. Kalau kondisi kesehatan bapak sendiri bagaimana menurut bapak? Kalau kondisi kesehatan karena pengaruh umur jadi udah beda sedikit. Kalau hatinya sama. Bagaimana dulu sekarang begitu juga. Kalau kondisi kesehatan sebelum tsunami gimana? Begini juga. Sehat. Pelaksanaan ibadah bapak sekarang bagaimana? Oh, sekarang saya apa ini mengenai ibadah...Mungkin dulu sama sekarang saya beda. Kalau dulu ada tinggal shalat, tapi sekarang ndak. Sekarang shalat subuh pun ndak ada tinggal. Pagi-pagi saya bangun terus, sudah terbangun sendiri. Anak saya pun sering bangunin saya kalau subuh. Saya pun begitu juga sama anak saya bilang apalagi tidur, udah terang. Semua sama-sama mengingatkan. Saya satu rumah ini sama-sama shalat. Kalau dulu kenapa bisa tinggal shalat? Kan beda. Kita udah datang tsunami begini, sudah dikasih contoh, kalau kita gak insyaf untuk diri sendiri, siapa lagi. Kalau dinilai menurut bapak, bapak itu orangnya seperti apa? Saya sebenarnya kepala lingkungan di sini. Jadi kalau orang marah dengan saya, terpaksa saya diam. Orang kasih nasehat orang. Jadi kalau saya ini kan bisa ditanya satu kampung ini, bagaimana Bang Akbar
9
perasaan laki-laki dan perempuan di barak, karena sifat dasarnya yang berbeda
Menurut Akbar suku Aceh tidak membedabedakan orang lain meskipun dari suku yang beragam mereka juga merasakan seperti yang orang Aceh rasakan
Norma kebudayaan
Akbar merasa usianya mempengaruhi kesehatannya, meskipun demikian hatinya tetap seperti dulu ketika sebelum tsunami
Kesehatan
Kesehatan Akbar sebelum tsunami baik
Akbar sering tinggal shalat ketika sebelum tsunami, namun sekarang tidak pernah tinggal shalat. Seluruh anggota keluarganya saling mengingatkan untuk shalat
Religiusitas
Peristiwa tsunami yang membuat Akbar menjadi insyaf
Religiusitas
Akbar adalah seorang kepala lingkungan di daerahnya, sehingga dia harus bersikap baik. Jika orang marah Akbar diam, memberi nasehat
Karakteristik personal
Universitas Sumatera Utara
158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176
itu. Kita jumpa bagaimana...Walaupun rumah saya diketok malam-malam saya siap layani orang. Ada NGO masuk gak tahu rumah, saya panggil orang. Kalau orang kita, panggil pakai Assalamu’alaikum kalau orang luar kan gak. Saya tanya mau kemana pak, kemana dik. Kalau saya semua nama jalan saya tahu, saya kuasai lah kalau orang tanya sama saya. IR: Kalau bapak apa dulu juga kaya sekarang orangnya? IE: Ya, Ya...sama tidak ada beda. IR: Masalah lain yang mengkin bapak rasakan? IE: Manusia sekarang lebih dari sebelum tsunami. Lebih parah. Gak tau udah dia kena tsunami, mamaknya ndak ada lagi, bapaknya tapi ndak pergi ke mesjid. Ndak dengar ceramah lagi.
10
untuk orang lain, siap melayani orang meskipun di malam hari, Akbar adalah orang yang ramah
Akbar dahulu juga sama seperti sekarang Akbar merasa manusia sekarang setelah tsunami lebih parah, meskipun kedua orang tua meninggal ada orang yang tidak mau pergi ke mesjid, mendengar ceramah lagi.
Universitas Sumatera Utara
VERBATIM WAWANCARA RESPONDEN 2 Wawancara I, Sabtu 28 Juli 2007, Pukul 14.00-15.30 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Pertanyaan/Pernyataan IR: Bagaimana kehidupan kakak sebelum tsunami? IE: Sebelum tsunami pekerjaan kakak kaya gini juga, nyuci bantu suami kan. Suami pergi ke laut. Kakak nyuci gosok untuk bantu suami. Waktu hari itu senang lah ada suami, maksudnya kumpul keluarga kaya gitu. Kalau sekarang kan cari apa-apa sendiri. IR: Bagaimana sewaktu peristiwa tsunami? IE: Ya sedih kakak. Waktu itu suami kan pergi ke laut, kakak di rumah lagi mandiin anak. Orang masing-masing menyelamatkan diri sendiri kakak teringat ma dia. Maksudnya istri di sini, suami di laut. Sedih kakak, hari itu keluar berdoa ya Allah gimana suami saya. Terus kakak lari waktu itu anak kakak baru sebelas bulan kakak gendong karena orang rame kali salah-salah ketangkap anak orang. Rasanya hari itu kaya hari kiamat. IR: Kakak tau suami kakak gak ada lagi gimana ceritanya? IE: Dia udah pulang dah sampai situ mau pulang ke rumah, orang ada lihat. Dari laut dia lari ke sini. Terus dihantam sama air. Hancur rumah kakak waktu tsunami. Terus kakak lari ke Montasik, di sana kakak gak berani pulang karena banyak kali mayat kan. Kan takut kakak. Padahal baju tu kan Cuma satu di badan. Habis itu kakak pergi ke Sibreh mengungsi ke mesjid sana. Satu minggu di sana terus dijemput ke tempat orang tua ngungsi di tenda. IR: Kakak bisa tinggal di barak ini gimana ceritanya? IE: Banyak orang yang udah pulang kan, dah dibersihin semua kampung. Pertama tinggal di tenda dulu ambil tenda di mesjid kan baru lihat orang-orang buat barak, dah siap barak baru kakak pindah ke barak.Dah dibilang sama Geuchik di sini siapa mau duduk di barak jangan tinggal lagi di tenda sana. Di suruh pulang ke sini buat tenda di sini. IR: Apa yang kakak rasakan selama tinggal di
11
Kesimpulan
Koding
Naimah bekerja sebagai tukang cuci untuk membantu suami. Naimah merasa senang dengan kehadiran suami dan berkumpul bersama keluarga
Sebelum tsunami
Naimah sedang memandikan anaknya, sedangkan suami pergi ke laut.
Peristiwa tsunami
Naimah teringat akan suaminya di laut. Naimah merasa seperti hari kiamat dan sedih
Suami Naimah pulang dari laut ke rumahnya. Bersama rumahnya suami Naimah dihantam air Naimah pergi mengungsi dan merasa takut, tidak berani pulang ke daerah rumahnya yang terkena tsunami
Naimah tinggal di tenda di daerah rumahnya yang terkena tsunami. Naimah diberitahukan Kepala kampung untuk dapat tinggal di barak
Tinggal di barak
Universitas Sumatera Utara
46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95
barak pada awalnya? IE: Sedih, saya suami gak ada anak masih kecil, rumah gak ada lagi gimana ya saya. Begitulah perasaan kakak. Sama tetangga baik-baik, kalau misalnya ada apa-apa orang ni bilang kalau ada apa-apa panggil saya ya. IR: Setelah setahun tsunami bagaimana perasaan kakak tinggal di barak? IE: Ya masih teringat juga sama suami, tapi kakak sadar bukan kakak aja, semua orang juga ada yang kehilangan kayak kakak kan. Jadi, ya tabah aja. IR: Kalau sekarang gimana perasaan kakak tinggal di barak? IE: Lumayan lah kayanya. Teringat-teringat sama suami, sama orang-orang yang udah gak ada lagi ada tapi, gak kakak pikirkan kali. Kalau kita pikir bisa stres kan itulah gak kakak pikir jadi mending kakak pergi kerja. Jangan duduk-duduk aja di sini. Kalau gak kan ada aja yang kakak ingatingat. Makanya kakak pergi kerja terus. Pikiran kita kan udah tenang sekarang. IR: Sewaktu kakak dulu ada suami, bagaimana perasaan kakak? IE: Ya...enak karena ada keluarga kan. Ya sama-sama kita. Kalau lagi ada masalah enak kan bisa tukar pikiran. Kalau sekarang sendiri, kalau ada apa-apa juga sendiri. IR: Ada gak perasaan terguncang pertama kali tinggal di barak? IE: Pertama tinggal kakak takut, angin kencang pohon kayu kan gak ada lagi. Waktu tu sering kali mimpi kakak. Tu jendela terbuka sendiri. Terus dia datang bilang dia rindu sama anak, padahal kakak disuruh pulang ke Sabang suruh pergi ke kuburan gitu. Habis itu jendela pun pernah terbuka sendiri, takut kakak gak berani tutup, angin kencang kali. Kakak ketok orang barak di sebelah suruh tutup jendela kan. Kakak takut tutup sendiri nanti perasaan kakak ada orang yang berdiri di situ, makanya takut kakak. Terus kakak suruh paku aja ma orang kan. IR: Kalau dengan kamar barak ini ada masalah gak? IE: Gak. Namanya kita agak maklum. Waktu kakak pulang tu orang gak ada baru tiga
12
Naimah merasa sedih karena kehilangan suami dan tinggal bersama anaknya yang masih kecil. Tetangga menawarkan bantuan kepada Naimah
Kesepian emosional
Setelah setahun Naimah masih teringat akan suami, namun Naimah sadar bukan hanya dirinya yang kehilangan
Sekarang Naimah masih tetap teringat pada suami, namun Naimah tidak memikirkan sekali.
Kerja yang membuat pikiran Naimah menjadi tenang
Keadaan mental dan emosional
Naimah bisa bertukar pikiran ketika ada masalah dahulu. sekarang Naimah melakukan semuanya sendiri
Hubungan emosional (terhadap suami)
Naimah merasa takut ketika pertama kali tinggal di barak Naimah sering bermimpi suaminya datang melihat Naimah dari jendela di barak dan menyuruhnya pulang ke Sabang untuk melihat kuburan suaminya
Keadaan mental dan emosional
Naimah merasa ada orang yang berdiri di balik jendela kamar, sehingga menyuruh tetangga untuk memaku jendela tersebut
Naimah maklum
Universitas Sumatera Utara
96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145
orang. Baru tiga KK. Karena baru siap baraknya. IR: Kalau masalah air? IE: Kebetulan ada rumah yang hancur kan ada keluar air tapi jauh sikit di sana kan. Kalau air sumur kan udah dibersihin dulu. IR: Senangnya tinggal di barak apa? IE: Ya ada bantuan. Kita tetangga rame jadi gak sedih lah. Ada mamak, ada adek gitu. Ya kalau malam kakak sedih juga. Teringat ke suami kan. IR: Sampai kapan kakak merasa sedih begitu? IE: Sampai sekarang masih suka teringat juga ni. Pagi kakak gamau hidupin TV kan ada kaset tsunami yang dibawa adek kan ga bisa kakak nonton, nangis kakak. Sedih ya kan. Teringat suami kakak diambil air tsunami ya kan sedih terus. Tapi suka juga nonton. Gimana kita gak ingat suami kan, jelek-jelek dia ya kita ingat yang baikbaiknya aja. IR: Kegiatan sehari-hari kakak di barak ini apa yang biasa kakak lakukan? IE: Kakak dulu kerja di barak bersih-bersih pergi jadi relawan. Relawan juga kakak. IR: Relawan yang bagaimana itu kak? IE: Rumah yang sudah kena tsunami kan hancur tuh jadi ada batunya, maksudnya ambil batunya dari situ untuk dibuat jalan. IR: Berapa lama kakak jadi relawan? IE: Ada lah beberapa bulan jadi relawan. Ya ada delapan bulan lah jadi relawan. IR: Setelah itu apalagi kegiatan kakak biasanya? IE: Saya pergi cuci baju orang. IR: Sewaktu dulu masih ada suami biasanya kakak kerja apa? IE: Sama juga saya cuci baju orang. Kalau suami saya dulu pergi melaut. Saya cuci baju orang juga sekalian gosok kadangkadang dah diantar baju kemari terus kakak cuci, gosok kalau udah siap diambil. Begitu gak pergi-pergi. Tapi sekarang udah pergi juga, baru tiga hari ini. Kerjanya di daerah Jambotape, cuci baju orang gosok juga, tapi capek kali kita kan karena pergi ke sana. Ni hari ini gak pergi karena gimana kita ya...ada anak kakak di sini, mau pergi ambil uang itu beasiswa nanti diantar sama orang remaja mesjid kan harus ada orang,
13
dengan keadaan awal di barak yang baru selesai dibangun
Kebutuhan air didapat Naimah dari rumah hancur yang menyisakan sumur Naimah senang tinggal di barak karena di beri bantuan dan suasana barak yang ramai sehingga tidak teringat akan suami Sekarang Naimah masih merasakan kesedihan, teringat suami, dan menangis ketika menonton video tsunami yang ditayangkan olehnya
Naimah pernah menjadi relawan yang bekerja membersihkan kampung, membuat jalan
Keadaan mental dan emosional
Kesepian kronis
Kehidupan ekonomi
Naimah bekerja sebagai relawan selama delapan bulan
Dari dulu hingga sekarang Naimah tetap bekerja sebagai tukang cuci sekaligus menggosok baju
Universitas Sumatera Utara
146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 160
jadi gak pergi selama sehari. Karena gak bisa dititip. IR: Jadi gimana perasaan kakak dengan pekerjaan yang pernah kakak lakukan dulu kan kakak mencuci tapi di rumah sendiri terus masih ada suami, kemudian setelah tsunami kakak gak ada suami lagi terus jadi relawan dan sekarang kakak juga kerja mencuci baju orang, itu gimana? IE: Susah lah gak ada uang, emang ada juga uang tapi dulu kan ada suami enak, gak mesti kita pergi untuk cuci baju orang. Sekarang semua-semua harus sendiri untuk cari makan kan.
Naimah merasa kesulitan ekonomi karena pekerjaannya dan kegiatan yang dilakukan sehari-hari, hanya sendiri.
Kehidupan ekonomi
Wawancara II, Minggu 29 Juli 2007, Pukul 13.00-15.00 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Pertanyaan/Pernyataan IR: Dulu gimana hubungan kakak dengan suami kakak? IE: Ya bahagia lah. Baik. IR: Bagaimana perasaan kakak sekarang tidak ada suami lagi, jadi janda? IE: Perasaan kakak ya mau dibilang gak senang kan udah kaya gini nasibnya, ya syukur aja. Sedih ada juga apalagi kalau duduk aja di rumah, makanya kalau ada kegiatan kaya gini kan pergi pagi-pagi kerja jadi pikiran kita pun tenang. Di sini pun kan ada kawan-kawan. Sedih kalau sakit kan, sedih gak ada yang urus. Mamak kan kadangkadang ada juga pergi. Anak kan di sana satu di Sabang sama bapak suami kakak, yang satu lagi di pesantren Indrapuri. Jadi apa-apa sendiri. IR: Kalau dengan tetangga gimana kak? IE: Baik. Gak ada perasaan apa-apa kan. Kalau saya sakit di tolongi, kalau mereka sakit saya tolong juga. Saling tolong-menolong lah gak ada yang macam-macam. IR: Sewaktu masih punya rumah dulu, gimana kakak dengan tetangga? IE: Biasa aja, baik-baik. Karena orang pun gak pernah bilang macam-macam untuk kakak kan, sama-sama lah. Maksudnya, kakak juga gak pernah urus kali masalah orang kan Cuma urus suami sama anak terus pergi kerja. Tapi berteman juga. IR: Gimana perasaan kakak tinggal di lingkungan sekarang?
14
Kesimpulan
Koding
Naimah memiliki hubungan yang baik dengan suaminya dahulu
Hubungan emosional (terhadap suami)
Naimah merasa sudah nasibnya menjadi janda dan bersyukur. Naimah merasa sedih jika duduk di rumah sendiri, sehingga Naimah pergi pagi untuk bekerja agar pikirannya tenang
Status perni kahan
Naimah tinggal sendiri, anaknya di Sabang dengan kakeknya dan satu lagi di pesantren
Hubungan emosional
Naimah saling tolong menolong dengan tetangga
Hubungan sosial (terhadap tetangga)
Dahulu Naimah mengurus suami dan anak-anaknya, namun tetap berteman juga
Universitas Sumatera Utara
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82
IE: Ya senang, di sini banyak kawan kan. Semua baik-baik. Air ada, lampu ada. Cuma memang kamar mandinya agak jauh jadi susah kan kalau mau ke belakang. Kalau dulu di rumah sendiri kan kita bisa ke kamar mandi dekat kan enak juga. IR: Kalau rumah kakak yang dulu gimana? IE: Ya ada juga dari beton sebagian, tapi gak besar lah. Cuma dulu kan gak kayu kali kaya ini. IR: Kakak lebih senang tinggal di mana? IE: Ya kek mana pun kan enak di rumah sendiri, apa-apa mau buat kan kalau rumah sendiri, tapi enak juga di barak rame kan, daripada tinggal di tenda panas dek. IR: Kakak tahu kegiatan masyarakat yang ada di barak ini? IE: Ya bersih-bersih barak, kalau ada menjahit, menjahit, ada buat kue, mengaji waktu awal-awal semua di barak ada. Sekarang gak ada lagi tinggal pengajian aja. IR: Penyuluhan-penyuluhan ada di sini? IE: Hari itu ada, sekarang gak ada lagi. Kakak kalau sempat aja pergi. Kaya misalnya ada yang datang tanya tentang keluhan kita misalnya air gitu. Kaya gitu-gitu lah. Sekarang gak ada lagi. IR: Kenapa kak? IE: Ya gak tau lah mungkin karena orang udah banyak dibuat rumah jadi gak ada lagi. IR: Kakak ada ikut bergabung di kelompokkelompok sosial atau oraganisasi di sini? IE: Gak ada. Kakak kan pagi-pagi sibuk kerja. IR: Kalau pengajian? IE: Ada kakak pergi, dengar-dengar ceramah ya kan. Tapi gak tiap hari. Biasa malam Jumat. IR: Kakak ada merasa lingkungan gak memperhatikan kakak? IE: Gak ada kaya gitu. Cuma kalau sama suami dulu ada kecewa. Kalau orang-orang di sini perhatian karena saya janda, anak saya anak yatim ada datang orang ini. Datang sering dari Z gitu ya kan, beasiswa untuk anak yatim ada juga. IR: Apa harapan kakak di lingkungan tempat tinggal kakak sekarang ini? IE: Ya kalau kaya gini ya maunya rumah cepat dibuat kita kan enak di rumah. Gak enak lah tinggal di barak kan ribut. Kalau malam
15
Menurut Naimah senangnya tinggal di barak karena banyak teman dan fasilitas air dan lampu
Lingkungan barak
Rumah Naimah yang dulu terbuat dari beton
Naimah merasa lebih senang berada di rumahnya sendiri seperti yang dahulu ditempatinya
Menurut Naimah sekarang kegiatan di barak tinggal pengajian, sedangkan membersihkan barak, menjahit, membuat kue tidak ada lagi Naimah ikut serta pada penyuluhan yang diberikan jika sempat. Menurut Naimah dahulu terdapat berbagai penyuluhan, sedangkan sekarang tidak lagi dikarenakan penghuni barak sudah banyak menempati rumah
Lingkungan barak
Hubungan sosial (terhadap kelompok sosial)
Naimah tidak mengikuti organisasi kemasyarakatan karena sibuk bekerja. Naimah hanya ikut pengajian setiap malam Jumat Naimah pernah merasa kecewa dengan suaminya dahulu.
Keadaan mental dan emosional
Naimah merasa lingkungan memperhatikan dirinya Naimah berharap rumah bantuan segera selesai dibangun. Naimah
Keadaan mental dan emosional
Universitas Sumatera Utara
83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99
gak bisa tidur kita, ribut kali. Jantungan kakak, apalagi udah trauma gitu ada angin, kalau ada angin lari kakak ambil anak lari terus. Emang orang ni juga dah bilang mau dibuat rumah katanya diutamakan anak yatim ya kan, ni lah baru dibuat dah hampir tiga tahun kakak tunggu kan. Terus maunya kakak ada kegiatan karena susah jadi janda sendiri dibilang orang ada orang lain pun dibilang orang. Syukur kali kakak bilang sama kawan dikasih kerja kaya gini. Jadi pagi jam tujuh dah siap pergi kerja daripada duduk di rumah itu-itu aja. Apalagi dengar orang ngomongin kakak, gak bisa kakak. Apalagi kakak kerja di toko kan ada orang beli baju, kakak memang cuci baju tapi ada orang kan rame-rame.
merasa tidak nyaman tinggal di barak karena ribut, tidak bisa tidur, trauma dengan suara angin. Naimah berharap diberikan kegiatan karena status janda menyulitkannya.
Naimah bersyukur karena temannya memberikan pekerjaan
Status perni kahan
Kehidupan ekonomi
Naimah bekerja mencuci baju orang di sebuah toko
Wawancara III, Senin 13 Agustus 2007 pukul 20.00-22.00 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Pertanyaan/Pernyataan IR: Gimana usaha kakak untuk meningkatkan ekonomi apa usaha kakak? IE: Ya kerja juga ya kan. Mungkin ada rencana kakak mau jualan, kan ada abang sekarang kalau jadi merit rencana mungkin mau buka kios. IR: Abang? IE: Ya dia dulu orang-orang kerja bangunan buat-buat rumah di sini kan. Duda juga tapi orang sana Pangkalan Brandan. Kakak sekarang udah tunangan tapi belum tau kapan nikah kan. IR: Jadi kakak sekarang dah menjalin hubungan? IE: Ya, tapi kakak gak mau dengar gosip-gosip orang. Kakak tau dia baik, hari itu kan dia ada sms kakak. Dek kalau abang malam Rabu, Jumat pergi ngaji jadi pulangnya agak malam gitu kan terus dia juga suruh kakak shalat. Jadi kakak percaya aja sama dia. Anak dia pun dah pernah ngomong di telepon sama kakak. IR: Jadi gimana perasaan kakak sekarang? IE: Ya gini lah kalau malam ada kawan gini, yang suka kasih pulsa untuk kakak dia, kalau habis kan malas kakak hubungi dia. IR: Kakak ada merasa pekerjaan kakak itu-itu aja? IE: Gak. Ya cuma itu pekerjaan kakak, jadi
16
Kesimpulan
Koding
Naimah berencana untuk berjualan dan jika jadi menikah Naimah akan membuka usaha kios Naimah telah bertunangan dengan orang lain, namun belum tahu kapan menikah
Hubungan emosional
Naimah percaya dengan tunangannya sekarang
Tunangan Naimah adalah temannya setiap malam yang suka memberikan pulsa untuk telepon genggamnya
Universitas Sumatera Utara
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79
malah tenang pikiran kakak. Pagi-pagi udah keluar kan waktu itu jadi relawan, pergi rame-rame gitu. Pergi naik mobil pulang sore-sore rame gitu kita maksudnya gak begitu teringat lagi ma suami karena kegiatan kaya gitu lupa kita. IR: Apa usaha yang kakak lakukan supaya kakak bisa bersemangat lagi? IE: Ya kaya gini lah kerja. Pergi pagi pulang siang kadang-kadang. Kalau di rumah aja kan teringat sama suami, anak. Kakak itu kalau udah siang capek kali orang panggil pun kadang malas kakak. Tapi kalau malam sampe jam tiga pun Dara mau ngebel kakak, mau kakak layani. Jarang tidur kakak malam. Kadang bersihin kamar, lipat pakaian. IR: Apa usaha kakak supaya hidup kakak lebih tenang lagi? IE: Ya kerja kakak dari pagi udah pergi nyuci kan dulu awal-awal tinggal di barak ada kerja jadi relawan. Terus kalau teringat suami ya shalat kakak, berdoa gitu. Waktu ada dia dulu kita senang, kalau malam ya sama-sama curhat pokoknya gitu lah. Sekarang ini lah kawannya kalau malam IR: Siapa kak? IE: Abang sepupu dia baru nikah kan tiap malam sekarang datang sama istrinya kasih makanan. IR: Tinggal di barak ini ada gak perasaan terasing dengan orang lain? IE: Ya ada juga sedih ya lihat orang gitu, dulu ada rumah sekarang tinggalnya di barak. Maksudnya gak enak lah, apa-apa di situ makan di situ, mandi di situ. Gimana ya kebersihannya gak terjamin gitu. IR: Kalau merasa gak diterima orang lain ada? IE: Oh gak ada, maksudnya gimana ya...kalau misalnya orang lain mau bilang untuk kakak terserah yang penting kakak baikbaik aja. IR: Perasaan gelisah tinggal di barak ini ada? IE: Pertama kali tinggal di barak ya gelisah lah, masih teringat juga suami, kakak pikiran kan kenapa saya gak ikut aja dengan suami saya gitu. Orang yang saya sayang itu kenapa cepat kali pergi gitu. Kalau ada angin kencang itu takut juga tapi kakak langsung duduk aja berdoa sama-sama.
17
Naimah merasa tenang jika bekerja. Naimah tidak teringat terhadap suaminya ketika Naimah menjadi relawan dan pergi beramai-ramai
Naimah bekerja di pagi hari dan pulang siang. Naimah teringat kepada suami jika berada di rumah. Siang hari Naimah merasa capai dan malas dipanggil oleh orang lain
Keadaan mental dan emosional
Keadaan mental dan emosional
Keadaan mental dan emosional
Naimah jarang tidur di malam hari. Naimah akan shalat dan berdoa jika teringat kepada suaminya
Religiusitas
Naimah dan suaminya dahulu curhat ketika malam hari
Hubungan emosional
Naimah dikunjungi oleh abang sepupu dan istrinya untuk memberi makanan setiap malam
Naimah merasa sedih dan terasing melihat orang. Naimah merasa kebersihan di barak tidak terjamin
Keadaan mental dan emosional
Naimah tidak merasa dirinya tidak diterima oleh orang lain. Naimah tidak perduli jika ada orang lain yang mau mengatakan untuk dirinya Naimah merasa gelisah, teringat kepada suami ketika pertama tinggal di barak
Keadaan mental dan emosionla
Naimah takut angin
Universitas Sumatera Utara
80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129
IR: Pernah gak merasa kalau kakak gak disayang misalnya sama anak atau sama mamak? IE: Ya ada juga, maksudnya dulu kan ada suami ada yang sayang. Kalau sekarang ada juga perasaan kaya gitu karena kan mamak saya jauh rumahnya saya sendiri jadi kadangkadang ada juga merasa gak disayang. Kadang-kadang ada juga kakak jengkel kan kenapa saya hidupnya kaya gini, apa saya gak disayang, padahal kan disayang, cuma karena pikiran kakak aja sendiri. Tapi mamak saya kan gak mungkin gak sayang kakak. Mungkin karena kakak di sini sendiri lah. Mamak kadang-kadang gak tau juga kalau saya sakit. Nanti kalau mamak datang kan nangis kakak. IR: Kakak malas gak bergaul dengan tetangga? IE: Oh gak ada kakak kaya gitu. Kalau misalnya pergi lihat orang sakit kan diajak sama-sama. Kalau ada kerja kaya kemarin kan ada undangan gak bisa pergi kakak bilang saya ada kerja gak bisa pergi. IR: Jadi tinggal di barak ini bosan gak kakak? IE: Ya bosan juga pikiran juga kakak kapan ya dibuat rumah. Tapi karena semua kita udah kaya gitu nasib daripada tidur di tenda kan. Kalau di barakkan terjamin anginnya kalau kencang. Kalau di tenda itu kan gimana ya takut kita kan. IR: Bosannya kenapa kak? IE: Kalau kita bilang bosan sebenarnya gak juga tapi karena kita musibah kaya gini kan kalau kita gak tinggal di barak di mana lagi kita tinggal. Kalau di tenda itu kan panas dia, kalau di barak itu lumayan lah tertutup. IR: Pernah gak kakak merasa disalahmengerti oleh orang lain? IE: Ada juga. Salah paham kan, gak ngerti...ada, sekali-sekali. Sebenarnya kakak gak suka ngurus orang. Kakak kalau pagi-pagi kan suka urusan kerja daripada urusan orang, kalau ada orang yang kaya gitu gak suka kakak, terserah dia gitu. Kalau kakak gak pergi kerja biasanya dari pagi sampai siang kakak tidur aja, daripada pergi ke rumah orang bagus di sini. IR: Ada gak kakak merasa kakak gak berdaya atau berguna untuk orang lain? IE: Kakak gak ada. Karena orang di sini baik-
18
kencang
Naimah merasa dirinya tidak disayang oleh ibunya
Hubungan emosional (terhadap ibu)
Naimah merasa jengkel dengan hidupnya Naimah hidup sendiri, ibu Naimah tidak tahu jika Naimah sakit
Naimah tidak bisa pergi ke suatu acara karena pekerjaannya, namun Naimah tidak malas bergaul
Keadaan mental dan emosional
Naimah merasa bosan tinggal di barak. Naimah merasa sudah nasibnya tinggal di barak. Naimah memikirkan kapan rumahnya dibangun
Naimah merasa lebih baik tinggal di barak daripada di tenda
Sesekali Naimah pernah merasa disalahmengerti oleh orang lain, namun Naimah tidak suka mengurus urusan orang lain. Jika tidak bekerja Naimah lebih memilih untuk tidur daripada pergi ke rumah orang lain.
Keadaan mental dan emosional
Universitas Sumatera Utara
130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 178 179 180 181
baik, kalau merasa gak disayang ada sedih juga, biasa sama mama kan kakak berlima semua mamak tinggal sama adik kakak anak ke tiga. Kami cewek empat, cowok satu. Kadang-kadang sedih apalagi mau dekat bulan puasa maunya ngumpul sama anak-anak ya kan pas buka puasa walaupun air putih tok. Maunya sama mamak juga. Kakak sendiri. Ya kata mamak sabar aja dulu lah. Sama anak pun gak bisa karena dia ngaji ya kan di pesantren. Kalau jemput dia pun rugi aja karena dia bisa paling satu malam di sini. IR: Maunya kakak gimana? IE: Ya ngumpul gitu sama anak-anak, ada yang panggil mamak kan, kadang-kadang sedih juga kakak gak ada yang panggil mamak di sini, asing kakak. Kalau lebaran mau kakak jemput anak kakak yang kecil di Sabang tinggal sama kakeknya, bapak suami kakak. Bijak kali dia sekarang. Kadangkadang nangis kakak dengar suara dia telepon. Tapi gimana kan kakak bilang kalau ada uang mamak pergi ke sana. Kadang kalau sakit sedih kali mau ambil air gak sanggup bangun, mau makan lapar ya kan. IR: Menurut kakak ada gak perbedaan perasaan yang kakak rasakan sekarang di barak, antara laki-laki dengan perempuan? Penilaian kakak terhadap perasaan perempuan atau perasaan laki-laki, ada gak bedanya? IE: Menurut kakak sama semua, gak ada beda. Kalau yang kakak kenal itu biasa-biasa aja orangnya, baik-baik semua, gak ada itu...gak pernah kena sama kakak makanya baik-baik aja. Orang itu baik sama kakak kakak pun baik sama orang itu. Kalau sakit ya kakak tolong. Kadang-kadang orang itu ada juga ganggu kakak misalnya kan kek mana ya.. Kamu mau gak saya kasih jodoh, kaya gitu lah..Ya gimana ya mungkin karena kakak belum berpikir untuk kaya gitu, ya karena takut ya. Karena kakak trauma ditinggalin. Beberapa dari orang ni ada juga yang tawarin ke kakak. Bukan kakak tolak apa gitu..Takut kakak, takut kecewa lagi. Dulu pernah juga kakak kecewa sama suami sebelum tsunami kan,
19
Naimah tidak merasa jika dirinya tidak berdaya, namun Naimah merasa tidak disayang oleh ibunya, sehingga Naimah merasa sedih Naimah ingin berkumpul bersama keluarganya di bulan puasa
Hubungan emosional (terhadap keluarga)
Anak Naimah mengaji di pesantren
Naimah sedih dan asing karena tidak ada yang memanggil mamak untuk dirinya
Keadaan mental dan emosional
Anak Naimah yang kecil berada di Sabang
Hubungan emosional (terhadap anak)
Naimah menangis jika mendengar suara anaknya di telepon Naimah merasa sedih jika sedang sakit, Naimah tidak sanggup bangun untuk makan dan minum
Menurut Naimah semua orang bisa merasakan hal yang sama terhadap perasaan yang dirasakan baik perempuan maupun laki-laki yang tinggal di barak.
Kesehatan
Gender
Orang yang Naimah kenal biasa-biasa aja, baik-baik semua Naimah akan baik terhadap orang yang baik kepadanya Naimah merasa takut ditinggalkan dan takut kecewa terhadap orang yang akan menjadi
Hubungan
Universitas Sumatera Utara
182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226
namanya problem rumah tangga. Misalnya dia kawin lain, tapi kakak gak open. Saya bilang gini, kalau baik sama abang mau pulang ke sana terserah, mau pulang ke sini saya terima, saya bilang gitu. Daripada ribut-ribut, gak...Kalau orang bilang kakak gini, gini, kok terima...Emang udah kaya gitu, susah. Itulah bagus kakak, pagi, pergi cari kegiatan gak suka orang mau bilang semuanya gak suka kakak. IR: Gimana pendapat kakak mengenai perasaan yang kakak rasakan menurut suku Aceh? IE: Semua orang ya sama aja setiap orang kena musibah kaya gini ya sedih lah pasti tapi kalau janda ya gimana orang mau bilang terserah namanya juga mulut-mulut orang. IR: Gimana dengan pelaksanaan ibadah kakak? IE: Kalau tenang pikiran kita kan bisa kita berdoa untuk suami kita, keluarga kita yang gak ada lagi. Soalnya kalau kita gak shalat kan pikiran kita ada aja. Tapi kalau udah shalat kan tenang pikiran kita. IR: Masih ada tinggal kak shalat? IE: Ya tinggal lah kalau datang bulan. Gak, Cuma kadang-kadang kalau sakit kan gak bisa bangun. IR: Kalau misalnya dulu gimana shalatnya kak? IE: Kalau dulu kan masih ada suami, samasama jamaah kan. Kadang-kadang kan pergi ke mesjid. IR: Ada ngaji kak? IE: Ada juga dulu, sekarang wirit kalau malam Jumat. IR: Menurut kakak, kakak orangnya gimana? IE: Kalau menurut kakak ya baik ya, tapi kalau menurut orang-orang ya gatau ya. IR: Maksudnya baik itu gimana? IE: Ya kalau menurut kakak, kakak itu orangnya penyayang ya. Kalau ada suami orangnya pengertian. Misalnya kalau suami ada bawa pulang apa gitu kakak terima aja gak ada yang aneh-aneh lah. Alhamdulillah aja gitu. Sekarang gitu juga sama anak baik.
jodohnya Dahulu suami Naimah pernah menikah lagi dengan orang lain
emosional (terhadap suami/pasan gan hidup)
Kehidupan Naimah sulit sehingga Naimah lebih memilih untuk bekerja daripada memikirkan apa yang dikatakan orang lain untuk dirinya Menurut Naimah suku Aceh memandang semua orang yang terkena musibah akan sedih. Jika menjadi janda, dibicarakan orang
Norma kebudayaan
Naimah merasa tenang pikirannya jika melaksanakan shalat sehingga dapat mendoakan suami Ketika sakit Naimah pernah meninggalkan shalat karena tidak sanggup bangun
Religiusitas
Dahulu Naimah shalat berjamaah dengan suami, terkadang pergi ke mesjid Dahulu Naimah mengaji, sekarang mengikuti pengajian wirit setiap malam Jumat Menurut Naimah, Naimah adalah seorang yang penyayang dan menerima apapun yang diberikan suami ataupun anak-anaknya. Naimah mensyukuri nikmat yang Allah berikan
Karakteristi k personal
VERBATIM WAWANCARA RESPONDEN 3 Wawancara I, Senin 30 Juli 2007 pukul 11.15-11.45
20
Universitas Sumatera Utara
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Pertanyaan/Pernyataan IR: Bagaimana kehidupan kakak sebelum tsunami? IE: Kehidupannya saya ya kalau sebelum tsunami kita sama orang tua belum punya rumah sendiri. Cuma enak gitu bebas gitu, cuma kepikiran juga kapan kita punya rumah memang kalau sekarang di barak pikirannya nih rumah kan dah ada tapi kapan pulang ke rumah. Dulu saya pernah jualan. Buat peyek, kerupuk,kerupuk lah untuk jajan anak-anak gitu. Setelah tsunami udah ga jalan lagi udah malas. IR: Bagaimana kakak waktu peristiwa tsunami? IE: Tsunami pertama gempa kan udah gempa terus kita keluar udah keluar kita gak tau ada air. Kita sempat belanja gitu. Belanjanya ke rumah samping. Udah itu orang lari-lari. Air..air..Katanya gitu. Pas di lihat sama abang ya katanya air. Nampak tinggi hitam kaya gitu kan saya masuk ke rumah buru-buru ambil beras gitu naik ke atas. Sesudah itu balik lagi, rumah saya bertingkat baru di cor gitu. Udah itu saya balik lagi ke bawah ambil kompor gitu. Udah dua kali naik ayah, anak, saya suruh naik ke atas pas saya lihat ke atas dah gak ada lagi orang ini. Udah itu saya mana ada turun lagi cari orang ini. Udah turun saya belok lagi ke arah mesjid sana. Panggil ma adek kan. Kak orang ni ada di atas itu..balik saya ya kan, pas saya lari kejarkejaran dengan air pas saya naik ke atas dah ada air. Dah selamat lah di atas. Itu lah. Nangis, sedih, saya pikir orang ini udah gak ada ya dah pasrah saya. Seandainya orang ini sempat naik ke atas selamat kalau ndak sempat dah berarti gak ada, dah kaya gitu aja ya. IR: Bagaimana dengan rumah kakak? IE: Kebetulan rumah kakak kena air roboh aja bagian depan sama belakang gitu. Rupanya yang bertingkat ini gak papa, karena di buat tiga pintu sama bapak jadi selamat lah, gak ada luka-luka. IR: Orangtua kakak sekarang tinggal di mana? IE: Di rumah sana. IR: Kenapa kakak bisa tinggal di barak ini gimana ceritanya?
21
Kesimpulan
Koding
Putri tinggal bersama orangtua, karena belum memiliki rumah pribadi
Sebelum tsunami
Putri pernah berjualan peyek, kerupuk untuk jajanan anak-anak Setelah tsunami Putri merasa malas
Keadaan mental dan emosional
Ketika gempa Putri keluar dari rumah dan sempat berbelanja di sebelah rumah
Peristiwa tsunami
Putri melihat air tsunami berwarna hitam dan tinggi
Putri berkejar-kejaran dengan air tsunami
Putri sedih, menangis, mengira anak dan suami sudah tidak selamat
Rumah Putri roboh bagian depan dan belakang
Orang tua Putri sekarang tinggal di rumah yang terkena tsunami
Universitas Sumatera Utara
50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99
IE: Tinggal di barak pertama kita kan udah ada suami kita kan ngungsi di sana daerah Beurawe ada dua bulan. Dengar-dengar isu dibilang gimana ya kita dipindahkan ke barak Krueng Raya sana. Dah itu kirakirain jauh sana dengan mata pencaharian suamikan saya pulang ke Lambaro Skep buat tenda, barak di sini pun lagi di buat juga. Selang tiga bulan tinggal di barak gitu. IR: Tinggal di barak ini kita minta atau memang di suruh tinggal? IE: Pertama udah dicatat-catat itu dibagi gitu kan ternyata gak, udah maen masuk-masuk terus kaya gitu. IR: Memang kakak lebih milih tinggal di barak daripada di rumah? IE: Gak. Rumah itu pun masih kotor gak layak dipakai gitu. IR: Gimana perasaan kakak pertama kali masuk ke barak ini? IE: Perasaan saya biasa aja, karena sebelum tinggal di barak saya udah lama di sini tinggal di tenda, buat tenda gitu. Kan tinggal di situ ada empat bulan. Jadi waktu pulang ke sini biasa aja gitu. Lebih nyaman gitu ketimbang di tenda gitu. IR: Jadi waktu tsunami itu gimana? IE: Waktu tsunami itu gak ada kejadian apa-apa saya. Saya duluan tau dari orang lewatlewat itu kan, jadi kita cepat tau itu. IR: Setelah setahun tinggal di barak, gimana perasaan kakak? IE: Setahun, ya nyaman gitu gak ada apa-apa. IR: Nyamannya kenapa kak? IE: Ya nyamannya misalnya kita ketimbang sesudah tsunami mengungsi ke tempat orang gitu, beda dengan tinggal di barak. Lebih baik tinggal di barak. Maksudnya gini, pertama kita mengungsi kan tinggal di tempat orang kan beda gitu kan. Kalau di sini kan kampung sendiri terus tinggal di barak. Aman gitu. IR: Kalau sekarang perasaan kakak tinggal di barak ini? IE: Biasa-biasa aja, udah lebih nyaman gitu IR: Waktu tinggal di rumah sendiri gimana perasaannya? IE: Itu..lebih nyaman lagi. Maksudnya lebih nyaman karena rumah sendiri. Dulu kan
22
Putri mengungsi selama dua bulan. Putri pulang ke daerah di mana rumahnya berada dan mendirikan tenda selama tiga bulan kemudian tinggal di barak
Tinggal di barak
Putri langsung tinggal di barak tanpa dibagi
Rumah Putri yang terkena tsunami masih kotor
Putri merasa biasa, lebih nyaman tinggal di barak karena sudah empat bulan di tenda
Putri tidak terkena air tsunami karena mengetahui dari orang lain
Putri merasa nyaman setelah setahun tinggaldi barak karena di kampungnya sendiri
Sekarang Putri merasa biasa saja dan lebih nyaman tinggal di barak
Keadaan mental dan emosional
Keadaan mental dan emosional
Universitas Sumatera Utara
100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149
belum pernah ada kejadian jadi kita kan gak ada ingat-ingat, maksudnya gak terpikir ke situ. Kalau sekarang pernah mengalami kejadian itu...apalagi sekarang kan angin ya kan..sebentar-bentar gempa ya kan..Na itu kita teringat yang tsunaminya itu...Nanti apalagi heboh-heboh air pasang naik kan, ya kita kan takut. Kita was-was aja, orang kan udah pada lari kaya yang kemarin itu ya kan. Kita lihat dulu, apa ada air apa gak ada, kalau ada air baru kita lari kaya gitu. Sering di sini kejadiankejadian bocor-bocor kaya gitu. Ada tu.. IR: Tapi kakak gak lari juga? IE: Gak. Kita lihat dulu keadaan gitu. Udah sering memang, udah beberapa kali. Padahal air pasang naik, orang udah pada gabuk lari. Ni pertama kali pulang ke sini lari orang. Kakak kan udah lama di sini biasa aja. Orang Cuma air pasang ya kan, gak ada yang takut. IR: Kakak ada merasa terguncang pindah dari rumah ke barak? IE: Gak juga. Karena apa saya pindah terpaksa. Ya lantaran rumah gak ada di mana mau tinggal kalau gak di barak ya kan. IR: Pertama tinggal di barak ini kendala apa yang di rasakan? IE: Pertama air, udah itu wc. Mau pergi ke kamar mandi susah, air ndak ada, lampu ndak ada. Gelap lah. Air gak ada, lampu gak ada wc pun mau itu gak ada air. Kebetulan rumah saya masih ada wc nya yang dulu. Kalau orang lain udah lah maen buang aja di situ. Memang wc nya gak bisa dipakek. Sesudah tiga bulan baru aktif. Udah ada lampu, air, dah rame penduduk lima barak ni baru aktif. IR: Menurut kakak apa enaknya tinggal di barak? IE: Sebenarnya gak enak juga, cuma ya terpaksa aja karena kita rumah pun belum ada kan. Kaya gitu aja. Enak pun karena kita belum punya rumah, kalau kita numpang sama orang tua pun gak mungkin kan rumahnya pun kecil. IR: Bagaimana kegiatan sehari-hari yang kakak lakukan selama tinggal di barak ini? IE: Kalau di sini kegiatannya ya banyak. IR: Apa aja kak?
23
Putri merasa rumah sendiri adalah tempat yang paling nyaman
Putri akan teringat peristiwa tsunami jika ada angin kencang, air pasang
Putri tidak takut jika air pasang
Putri merasa terpaksa pindah ke barak lantaran rumah tidak ada
Menurut Putri kendala pertama sekali tinggal di barak adalah tidak ada air, wc yang jauh, belum ada aliran listrik
Putri merasa tidak enak tinggal di barak. Putri terpaksa tinggal karena belum memiliki rumah, daripada tinggal dengan orang tua yang rumahnya kecil
Kesepian emosional
Universitas Sumatera Utara
150 151 152 153 154 155 156 157 158 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182
IE: Di sini kami kan pernah dipekerjakan sama orang X (NGO) gitu, bersih-bersihin barak gitu. Ya kan. Nyapu-nyapu, bersihin wc, gotong royong ya kan. Sesudah itu ada delapan bulan gak ada lagi kegiatannya udah kaya biasa gitu. IR: Jadi kegiatan yang biasa itu apa yang sering kakak lakukan di barak ini? IE: Biasanya, kalau datang air biasanya seminggu dua kali, ya kita angkat air gitu. Udah gitu bersihin got seminggu sekali gitu. IR: Kalau di dalam barak ini, biasanya kakak ngapain? IE: Memasak gitu, mencuci, ya jaga air di belakang. Ngurus suami juga. IR: Sewaktu kakak tinggal di rumah sendiri dulu kerjanya apa? IE: Emang gak ada kerja saya. Saya ni Cuma ibu rumah tangga aja. Masak, nyuci semua sendiri saya kerjain. IR: Gimana perasaan kakak dulu kan tinggal di rumah sendiri, sekarang tinggal di barak? IE: Beda kalau dulu kan di rumah kan punya kakak, punya adik, punya mamak jadi beda memang. Kalau di sini kita tetangga, jadi sesuatu yang kita ceritakan kan gak mungkin cerita langsung gitu ya kan. Kalau di rumah kan enak kita kepingin apa yok kita pergi gitu ya kan. Jadi beda. IR: Gimana perasaan kakak? IE: Senang yang dulu daripada yang sekarang.
Putri pernah dipekerjakan untuk membersihkan barak. Setelah delapan bulan tidak ada lagi kegiatan
Kehidupan ekonomi
Putri mengangkat air seminggu dua kali dan membersihkan got seminggu sekali
Kegiatan sehari-hari Putri memasak, mencuci, menampung air dan mengurus suami
Dahulu Putri seorang ibu rumah tangga
Putri merasa berbeda tinggal di barak dengan di rumah. Di rumah Putri bisa menceritakan secara langsung dengan anggota keluarga, sedangkan di barak tidak Putri merasa lebih senang dengan kondisinya dahulu
Wawancara II, Selasa 31 Juli 2007 pukul 10.30-11.30 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Pertanyaan/Pernyataan IR: Hubungan kakak dengan suami kakak sekarang gimana? IE: Baik-baik aja sama kaya dulu dengan yang sekarang. Baik. IR: Walaupun setelah tsunami tinggal di barak? IE: Ya sama aja dik, baik-baik juga kami. Ndak ada masalah gitu. IR: Perasaan kakak sekarang gimana, ternyata kakak masih ada suami, itu gimana? IE: Ya masih senang lah. Masih ada suami. IR: Dulu perasaan kakak gimana? IE: Ya karena kita masih muda kan, masih ada suami senang gitu. Seperti juga kaya ada orang-orang yang habis tsunami ini kan ada
24
Kesimpulan
Koding
Hubungan Putri dengan suami dari dahulu selalu baik, tidak ada masalah
Hubungan emosional (terhadap suami)
Putri merasa tenang dan senang karena meskipun tsunami suaminya masih
Universitas Sumatera Utara
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64
yang janda. Susah sekarang cari kerja ya kan. Ada anak lagi kalau ditinggal suami itu kek mana ya kan. Kita yang masih punya suami ini kan tenang, masih senang. IR: Kalau komunikasi dengan suami gimana? IE: Baik, banyak lah misalnya masalah rumah sering saya tanya ma suami. IR: Bagaimana kalau kakak berselisih dengan pasangan? IE: Saya biasa berselisih sama anak paling masalah makanan. Malas kali makan anak saya. IR: Kalau dengan kondisi barak ini bagaimana dengan kehidupan suami istri? IE: Kalau saya anak kan satu bikin tempat tidur dua, pasang kelambunya dua. Sekarang aja udah malas selama sakit ni. Ya udah saya gabung aja ma anak terus. Kalau dulu emang saya pisahkan supaya dia tidur sendiri. IR: Bagaimana dengan keluarga kakak antara suami, anak ada gak nilai-nilai tradisi misalnya makan bersama atau gimana gitu? IE: Sesekali ada tapi jarang juga karena apa kalau saya cepat makan, suami kapan lapar baru makan. Jadi gak tiap malam makan bersama. Di rumah ni gak ada yang emang harus dia kaya gitu ndak ada, jadi jalan aja kaya biasa. IR: Kalau dengan tetangga gimana? IE: Saya kalau dengan tetangga sama aja. IR: Sama aja, maksudnya? IE: Ya dulu baik sekarang baik, maksudnya saya ndak suka ribut gitu. Misalnya kalau anak-anak bertengkar ya udah gitu. Ya kan...Gitu aja gak ada permasalahan. IR: Waktu di rumah dulu gimana dengan tetangga? IE: Baik-baik aja. Namanya juga kita bermasyarakat ya kan. Ya kita gimana ngambil hati orang biar kita gak putus kawan kan gitu. IR: Dengan lingkungan kakak sekarang, gimana perasaan kakak? IE: Sebenarnya biasa aja, karena kita suka berkawan. IR: Kalau tempat tinggal yang dulu? IE: Sama juga. IR: Gimana perasaan kakak dengan tetangga yang sudah punya rumah permanen?
25
selamat
Putri sering menanyakan masalah rumah dengan suami
Hubungan emosional (terhadap suami)
Putri sering berselisih dengan anak
Putri memisahkan tidur dengan anak dengan membagi tempat tidur menjadi dua dan memasang kelambu di masing-masing tempat tidur
Putri jarang melakukan makan malam bersama keluarga. Rumah tangga Putri tidak memiliki nilai tradisi yang harus dilakukan, dijalani seperti apa adanya
Hubungan emosi (terhadap keluarga)
Dari dahulu hingga sekarang Putri selalu baik dengan tetangga, tidak ada permasalahan
Hubungan sosial (terhadap tetangga)
Putri berusaha mengambil hati tetangga agar tali silaturahmi tidak putus
Putri merasa biasa saja dengan lingkungan barak. Putri suka berteman di lingkungan barak maupaun dahulu
Lingkungan barak
Universitas Sumatera Utara
65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114
IE: Gak papa. Karena kebetulan rumah kita yang belum siap ya kan jadi kita tunggu siap aja. Sabar aja. Yang penting sekarang rumahnya udah ada ya kan. IR: Kalau kegiatan-kegiatan di barak ini ada? IE: Ndak ada. Ndak ada lagi. Tahun hari itu ada kegiatan, kan ada dari orang X kan tapi cuma satu bulan, kerja bersih-bersih, nyapu bersihin got, wc. IR: Di kasih upah? IE: Ya. Digaji, gotong royong kaya gitu. IR: Lingkungan Lambaro Skep ini menurut kakak gimana? IE: Belum aktif kali. Masih masing-masing gitu. Maunya kampung kita kan bersih gitu. Ini jalan yang udah itu sikit kan, ini gotnya airnya yang belum jalan. Yang baru-baru ini baru jalan yang udah nampak kan. Tinggal gotnya, airnya yang belum aktif gitu. IR: Kalau penyuluhan dari tim Medis, pendidikan, kebudayaan, Agama itu ada? IE: Ada kaya Posyandu itu ada, kebetulan kita gak punya anak kecil jadi gak ikut. Kurang tau ya tapi ada di barak lapangan bola. Semua itu ada, masalah-masalah itu semua ada, sekali aja tahun lalu lah tapi gak sering ada sekali aja udah itu udah, cuma waktu itu kita gak ikut. IR: Kenapa kak? IE: Malas. IR: Kenapa Malas kak? IE: Saya gak hobi masalah menjahit, masak kue gitu. IR: Kalau penyuluhan itu sampai ke semua barak? IE: Kalau penyuluhan kami kurang. Karena gak dikasih tau ujung sini. Lebih sering dapat di sana. Kalau barak di sini gak semua orang mau datang. Itulah macam saya bilang tadi. Ntah kenapa itulah yang gak tau. Kadang-kadang datang , datang, datang dah kena tipu. Daftar aja nama habis itu udah hilang. Pernah kami malam duduk rapat katanya dapat modal usaha untuk ibuibu yang belum dapat modal usaha, bapaknya, ini anaknya yang mau sekolah dikasih beasiswa. Pergilah kami nunggu kami sampe dua jam ikut rapat. Eh ditunggu tiga bulan gak ada apa-apa. Gak
26
Putri sabar menunggu rumahnya dibangun
Menurut Putri tidak terdapat lagi kegiatan di barak semenjak tahun 2007. Putri mendapat gaji dari kegiatan yang diberikan oleh orang X
Menurut Putri lingkungan kampungnya baru jalan yang nampak, sedangkan got dan air belum aktif
Keadaan mental dan emosional
Kehidupan ekonomi
Lingkungan barak
Putri tidak mengikuti kegiatan posyandu karena tidak memiliki anak kecil Putri tidak mengikuti kegiatan penyuluhan yang diberikan sekali pada tahun 2006 Putri mengaku malas dan tidak berminat untuk menjahit, membuat kue
Hubungan sosial (terhadap kelompok sosial) Keadaan mental dan emosional
Penyuluhan yang diberikan terkadang tidak diketahui oleh Putri Putri merasa ditipu oleh pihak yang menawarkan bantuan modal usaha
Kini, Putri tidak mau mengikuti kegiatan jika ada pengumuman
Universitas Sumatera Utara
115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158
ada berita lagi. Sekarang kalau udah ada yang bilang halo-halo ibu-ibu ke sini, dah gak ada yang mau pergi lagi. IR: Pernah gak kakak bergabung di kelompok sosial atau organisasi yang pernah ada di sini? IE: Ndak. Kalau ada pun mungkin di barak sana, kurang kali promosi di sini. IR: Ada gak perasaan kakak diperhatikan sama lingkungan? IE: Ndak ada. Sedih juga ya kan. IR: Maunya kakak gimana? IE: Ujong barak sini kurang diperhatiin ketimbang di barak lapangan bola itu. Kalau di sana apa-apa aja itulah dari modal usaha, misalnya dapat uang, dapat selop, ntah baju anak-anak misalnya kan di sini gak pernah dapat. Sedih kita ngadu. Macam anak tiri lah kita di sini. Tapi mau bilang apa. Terasing lah kami di barak ini, kurang di perdulikan ketimbang di barak-barak lain di daerah ini ya. Pemerintah kurang, dari Geuchiknya kurang. Kecuali ada bantuan dari mesjid umum, itu baru. Kan ada orang NGO , walaupun dapat bantuan dari NGO tapi sampai ke tangan orang itu ndak sampai ke kami di sini ini. IR: Apa harapan kakak untuk lingkungan di barak ini? IE: Gak ada. Gak ada yang bisa di harapkan. Rasanya gak ada bermanfaat bagi kita. Bermanfaat bagi orang itulah kaya orang X (salah satu NGO) ini udah ada bibir ijo tu dah tiga bulan di bongkar bikin menjeng model sumur itu. Terus dah tiga bulan, bongkar bikin lagi model petak yang dicor tu. Kami bilang untuk apa buat-buat terus kan, Di barak ni tinggal dua barak lagi, orang gak ada. Tulah kata mereka kami pun disuruh ma orang-orang bule, sementara di sini kami butuh bantuan tapi bantuanbantuan itu pun gak ada. Bantuan ada tapi ndak sampe setahun pun hari itu. Kaya beras, minyak, habis itu ndak ada lagi.
Putri tidak bergabung dengan kelompok sosial di daerahnya, menurutnya di barak Putri kurang promosi Putri merasa sedih karena tidak diperhatikan oleh lingkungan
Putri merasa seperti dianaktirikan
Hubungan sosial (terhadap kelompok sosial)
Keadaan mental dan emosional
Putri merasa terasing tinggal di barak yang ditempatinya daripada di barak lain yang satu daerah dengannya
Putri merasa lingkungan tempat tinggalnya tidak bermanfaat Putri membutuhkan bantuan seperti beras, minyak yang pernah diberikn ketika tahun lalu
Wawancara III, Senin 13 Agustus 2007, Pukul 10.00-10.30 No
Pertanyaan/Pernyataan
Kesimpulan
27
Koding
Universitas Sumatera Utara
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
IR: Gimana kehidupan ekonomi kakak sekarang? IE: Biasa-biasa aja. Dulu sama sekarang biasabiasa aja. IR: Biasanya gimana ya kak? IE: Suami kita kan tukang bangunan. Dulu pun gitu sekarang gitu juga. Gak ada perubahan gitu. IR: Gimana perasaan kakak? IE: Gak ada. Baik-baik aja. IR: Ada harapan gitu? IE: Harapan gak. IR: Kenapa kak? IE: Ya memang harusnya kaya gitu. IR: Harusnya kaya gitu? IE: Maksudnya statusnya memang kaya gitu. Apalagi sekarang mencari pekerjaan kan susah. Jadi ya terima aja. IR: Ada gak usaha kakak untuk meningkatakan kehidupan ekonomi kakak? IE: Kalau saat ini belum, saya kan masih sakitsakit untuk rencana usaha-usaha kami udah juga coba ya kan. Ikut ini-itu. Gak pernah berhasil. IR: Ikut usaha apa? IE: Maksudnya modal usaha gitu. Lempar ke X, lempar ke NGO ini ya kan gak pernah berhasil dah kecewa kami. Masak orang lain keluar kita gak keluar. Itu langsung ke kantor X kami pergi. Kami dulu kan ada bikin kelompok ada dua puluh orang ya kan, usaha kios. Kebetulan orang lain ada yang keluar kan tujuh juta katanya. Itulah waktu kami lempar itu, maunya dibilang udah habis, kami nunggu-nunggu lah satu bulan. Pas datang lagi udah gak ada lagi, gak bisa masuk lagi dah habis dibilang. Kecewa lah kami. IR: Kalau ke pemerintah sendiri? IE : Itu gak ada urusan orang itu. Karena ini orang X itu bilang. Ini modal usaha ini hanya di kasih sama NGO lain, kebetulan diserahkan sama orang X itu suruh cari kemaren itu dibilang seribu lebih orang untuk ikut modal usaha ya kan. Pas kami tanya kami kok gak tau. Gak tau katanya ya kan terus dibilang undangan udah ada di pengumuman mesjid. Gak ada, kami bilang pengumuman di mesjid. Tertutup nampaknya. X itu bilang kami gak
28
Menurut Putri kehidupan ekonominya biasa-biasa saja Suami Putri dari dahulu sampai sekarang adalah tukang bangunan
Kehidupan ekonomi
Putri merasa sudah status pekerjaan suaminya sebagai tukang. Putri menerima saja karena mencari pekerjaan susah
Putri belum berencana untuk meningkatkan kehidupan ekonominya, karena sakit. Putri pernah mencoba namun tidak berhasil
Putri merasa kecewa karena proposal untuk mendapat modal usaha membuka kios yang dibuat bersama kelompoknya tidak diterima
Kesehatan
Keadaan mental dan emosional
Putri tidak mengetahui ada pengumuman di mesjid tentang pembagian modal usaha
Universitas Sumatera Utara
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
mungkin lah ketok-ketok pintu setiap rumah untuk tanya. Mana ada orang X itu sendiri aja yang bilang langsung pas nawarin untuk kawan sebelah ini aja jangan bilang-bilang ma orang lain ya, kaya gitu dibilangnya. Kan tertutup kali masak kalian bilang udah bikin pengumuman kalau bikin pengumuman kan dah tersebar semua orang bisa tau. Ni kami yang ujung sini masak ndak tau apa-apa. Pernah juga kaya mamak kan datang langsung orang X lihat ibu menjahit. Ya. Habis itu dah ditulis nama, gini, gini, gini ya kan. Dah isu-isu dah keluar nama mamak ya kan. Pas giliran mesin jahit untuk minggu ntah kapan, dah gak ada lagi nama mamak kaya gitu. Makanya hari itu ada rusuh sikit kan orangorang kampung sama orang X. IR: Kakak ada merasa kalau pekerjaan yang kakak lakukan itu-itu aja? IE: Ada. Itu-itu aja, bosan. Tiap hari angkat air, duduk-duduk itu aja. Paling-paling kerja punya kita sendiri kaya di rumah gitu itu aja. IR: Apa yang kakak lakukan untuk semangat lagi hidup? IE: Ndak ada biasa-biasa aja kakak ni. Gak ada lagi semangat. IR: Kenapa kak? IE: Gak tau. Kayanya gak enak apalagi mau ke wc, nampung air dulu, dah itu malammalam mau ke kamar mandi kan keluar dulu ke sana jauh kali. IR: Gak ada usaha kak untuk mencari bantuan? IE: Gak ada. Gimana mau cari bantuan udah keadaan kaya gini di barak. Mati lampu kadang-kadang itu air pun seminggu mati nanti kadang-kadang hidup. Kalau datang orang itu pun orang X itu kami lapor ni air mati, nanti, kadang-kadang besok dah di bawa air minum. Kaya gitu lah jadi gimana mau diminta lagi. IR: Usaha kakak untuk hidup tenang lagi gimana? IE: Ya maunya macam air gitu ya di pasang lagi la ke rumah. Kalau kita pulang ke rumah udah ada air kan gitu gak payah nunggu. Kalau saya perempuan mungkin gak tau apa yang harus saya lakukan. Yang pasti punya rumah sendiri, aman lah di situ.
29
Putri merasa bosan dengan pekerjaan yang dilakukannya itu-itu saja
Keadaan mental dan emosional
Putri merasa tidak bersemangat
Putri tidak tahu kenapa tidak bersemangat. Putri tidak merasa enak dengan kondisi kamar mandi yang jauh di barak Menurut Putri di barak mengalami mati listrik, saluran air mati selama seminggu
Putri tidak mengetahui apa yang harus dilakukan sebagai perempuan agar hidupnya tenang Putri ingin memiliki
Universitas Sumatera Utara
101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150
Kalau misalnya kita udah punya rumah kan tentu aman lah kita. Ada yang saya lakukan udah dari kemaren-kemaren, misalnya gini kita kan belum punya rumah kita usaha kasih KTP, KK, ke kantor Geuchik sana. Datang, ni saya belum punya rumah. Di mana ada buka NGO ni kita masukin semua. Kita mengharap supaya rumah ada, rupanya pas keluar itu kena dua keluar ya udah ambil satu aja. IR: Selama tinggal di barak ini ada merasa terasing? IE: Gak. Karena kita kan rame di sini, ya kan Maksudnya gak sepi gitu. IR: Kalau dulu tinggal di rumah sendiri? IE: Ya lah lebih-lebih gak sepi juga. IR: Pernah gak kakak merasa gak diterima orang lain? IE: Ndak pernah. Kalau misalnya ngomong, apalagi saya orangnya gak banyak ngomong gak banyak cerita. Jadi kalau sekali saya ngomong didengar orang. IR: Kalau dulu gimana? IE: Ya begitu juga. IR: Perasaasn gelisah tinggal di barak ada gak? IE: Biasa aja. Gak pernah gelisah. Kalau misalnya gempa ya biasa aja, dulu pun gempa juga. Ya udah gitu aja. Ndak ada takut, saya gak. Kalau ada apa-apa ya udah. Ngapain takut. Memang udah itunya gitu. Seperti angin, dulu pun angin ya kan. Kaya gempa, udah mendung ya kaya gitu juga dulu pun juga ada ya kan. Ngapain takut kan, ya kita pasrah aja. Bedanya dulu sama sekarang, sekarang kalau ada apa-apa ngucap gitu. Ngucap aja Lailahailallah gitu. Kalu dulu jarang, mungkin karena belum ada kejadian kali ya. IR: Kakak pernah gak merasa gak disayangi suami, anak, atau mamak? IE: Gak. Insya Allah sayang. IR: Kalau merasa malas bergaul dengan orang lain? IE: Ndak, ndak juga. IR: Banyak teman kakak? IE: Ya banyak, dari dulu banyak teman kakak. Bulan-bulan ini aja malas, lantaran lagi hamil. Lebih suka sendiri di kamar tidur gitu. IR: Perasaan bosan tinggal di barak ada kak?
30
rumah sendiri agar merasa aman Putri sudah berusaha untuk mendapatkan rumah bantuan dengan memberikan KTP, KK ke NGO
Putri tidak merasa terasing, karena kondisi barak yang ramai Lingkungan rumah Putri yang dulu ramai
Keadaan mental dan emosional
Putri merasa diterima orang lain karena Putri tidak banyak bicara, sehingga sekali berbicara omongannya didengarkan orang lain Dulu Putri juga tidak banyak berbicara dengan orang
Putri tidak merasa gelisah tinggal di barak
Karakteristik personal
Keadaan mental dan emosional
Putri tidak takut dengan gempa, mendung, Putri hanya pasrah dan mengucapkan Lailahaillallah
Putri tidak merasa dirinya tidak disayang oleh suami, anak, ibunya Teman Putri banyak Putri tidak malas bergaul
Hubungan sosial
Universitas Sumatera Utara
151 152 153 154 155 156 157 158 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201
IE: Gak. Ya kita udah biasa ya. Dah semenjak kejadian sampai sekarang udah di barak kan, kek mana mau bosan ya kan. IR: Kakak punya teman dekat di barak ini. IE: Ada. Semua dekat gitu di sini. Maksudnya gak terasa jauh gitu. IR: Waktu di rumah sendiri dulu? IE: Ya dekat-dekat juga. Walaupun jauh rumahnya kita datangi gitu untuk kawan gitu ya. IR: Pernah gak kakak merasa disalah-mengerti oleh orang lain? IE: Ada banyak, misalnya kaya masalah air ya kan. Kita bilang janganlah buang-buang air nanti kalau mati juga kita kan sakit kepala. Air pre kok gitu misalnya katanya gitu alah air bantuan kok. Padahal kita kalau di rumah sendiri gimana kalau ita buangbuang air kan. Sekali dua kali kakak bilang gak diopen ya udah besok ya udah kakak biarin aja situ. Tumpah-tumpah situ. Gak mau kakak bilang-bilang lagi kakak matiin teros. Bersih-bersihin got kaya gitu juga. Kadang-kadang kita udah bersih nanti giliran dia nyuci lagi dah kotor lagi. Malas lah kita bilang. Kadang-kadang kita juga malas bersihin ya kan. Kalau dulu di rumah sendiri kan gak ada kaya gini. IR: Kakak ada gak perasaan gak berdaya atau gak berguna di sini? IE: Misalnya gak dipake ma orang kampung gitu? IR: Ya. IE: Ada, misalnya kenapa orang ujung barak sana kalau sedikit-sedikit ada lah gitu. Kaya bantuan gitu, maksudnya banyak diperhatikan. Barak ujung ini gak diajak, gak dikasih tau. Apa karena barak di sini banyak orang sewa. IR: Jadi dengan perasaan yang udah kakak rasakan itu ada gak sih bedanya antar lakilaki dengan perempuan? IE: Menurut saya lihat kan orang laki-laki cepat marahnya apa karena sudah mengalami tsunami itu pun gak tau. Ni macam kami di depan ini kan kadang-kadang bawa kereta dia, ngeri bawa keretanya, balap-balap. Kita tegur janganlah di sini kan banyak anak-anak, bayi, gak dengar dia. Kita bikin pembatas, malah dijempingnya lagi. Ya
31
Putri memiliki banyak teman. Bulan ini Putri merasa malas karena lagi hamil
Keadaan mental dan emosional
Putri tidak merasa bosan tinggal di barak
Putri merasa dekat dengan penghuni barak yang lain Dahulu Putri mengunjungi temannya meskipun rumahnya jauh
Putri merasa disalahmengerti oleh orang lain karena menegur tetangga di barak yang membiarkan air tumpah
Hubungan sosial (terhadap tetangga)
Keadaan mental dan emosional
Putri merasa tidak berguna oleh orang kampung Menurut Putri barak yang ditempatinya kurang diperhatikan
Menurut Putri laki-laki lebih cepat marah, tidak bisa dinasehati, setelah tsunami
Gender
Universitas Sumatera Utara
202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251
gitu kan, maksudnya gak bisa terima nasehat kita. Gak bisa dibilang lah. Mungkin apa karena udah tsunami kaya gitu sifat dia, gak tau juga. Kalau saya setelah tsunami yang pertama senang mau hampir menjelang setahun itu yang membuat saya sedih. IR: Kenapa kak? IE: Pertama senang kan kita selamat keluarga, tiba-tiba sudah mau menjelang setahun ada pula hilang diantara keluarga kita satu, anak saya kan. Tenggelam. Anak pertama saya dia sebenarnya mau tolong kawannya tapi dia yang jatuh. IR: Masih teringat kak sampai sekarang? IE: Ya ada. Tiap hari teringat. IR: Jadi gimana biasanya kalau kakak lagi teringat? IE: Sekarang saya ngucap aja. Biasanya kadang saya berdoa kan, ada anak saya yang nomor dua bilang gak papa mak abang kan udah masuk surga gitu dibilang kan. IR: Perasaan kakak gimana kalau udah anak kakak ngomong kaya gitu? IE: Kadang-kadang dia beri perasaan kita jangan sedih gitu. Maksudnya untung ad dia gitu yang bantu kita. Jadi hilang sedihnya. IR: Sekarang masih sering sedih kaya gitu? IE: Sekarang ndak lagi. Karena udah hamil kan. Mungkin udah ada gantinya, mau datang yang baru lagi ya. Sekarang senang lah karena kita punya kawan gitu kan di asrama kaya gini kan. Rame kaya gini kan. IR: Bagaimana pendapat kakak mengenai perasaan yang kakak rasakan menurut pandangan suku Aceh? IE: Biasa aja. IR: Sebagai orang Aceh gimana perasaan kakak dengan perasaan yang udah kakak alami? IE: Kalau menurut kakak wajar ya kita kaya gini karena pun udah tsunami ya. IR: Kondisi kesehatan kakak sekarang gimana? IE: Kondisi kesehatan saya baik yang sebelum tsunami. Sesudah tsunami ini kan saya sering sakit-sakit. IR: Kenapa kak? IE: Ha itu yang gak tau, sering pusing...gak tau lah. Mungkin karena tinggal di barak. Kalau dulu kan tidurnya ada tempat tidur,
32
Putri merasa senang karena keluarganya selamat, namun anak pertamanya meninggal tenggelam
Sampai sekarang Putri teringat akan anaknya yang sudah tiada
Kesepian transisi
Hubungan emosional
Anak kedua Putri sering memberi semangat jika Putri teringat akan anaknya yang sudah tiada dan sedih Putri hilang Sekarang Putri sudah hamil, Putri merasa anaknya di dalam kandungan akan menggantikan anaknya yang sudah tiada Putri juga merasa senang tinggal di barak yang ramai
Menurut Putri perasaan yang dialaminya berdasarkan pandangan suku Aceh adalah hal yang wajar karena peristiwa tsunami
Setelah tsunami Putri merasa sering sakit
Norma Kebudayaan
Kondisi Kesehatan
Putri merasa sakitnya karena tidur di atas tilam yang tipis dan keluar masuk kamar
Universitas Sumatera Utara
252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301
sekarang kan kita tidur di sini kan tilamnya tipis, mungkin karena itu ya..Habis itu kita keluar masuk kan kamar mandinya kan jauh ya kan. IR: Jadi gimana perasaan kakak? IE: Bosan. IR: Gimana dengan pelaksanaan ibadah kakak? IE: Ibadah dulu sama sekarang sama. IR: Samanya gimana kak? IE: Ada shalat lima waktu juga, rajin juga kadang malas juga. IR: Kalau malasnya kenapa? IE: Malasnya, kadang-kadang air. Kalau gak ada air malas wudhu. Kadang mandi gak ada air gitu. Kalau dulu malas juga ya..karena masih muda. IR: Di barak ini ada gak penyuluhan agama, kaya diajarin mengaji gitu? IE: Ada, dari teungku-teungku gitu kan diundang teungku luar ada pengajian seminggu dua kali, ceramah-ceramah masalah agama kan ngaji-ngaji kitab-kitab. Kebetulan kita gak ikut ya kan. IR: Kalau ngaji? IE: Kalau dulu ngaji memang gak ada. IR:Kalau sekarang? IE: Baru ikut ngaji udah berhenti sekarang. IR: Kenapa kak, kok berhenti? IE: Lagi malas aja lah. Gak bisa keluar lagi, maksudnya karena lantaran kan udah hamil gitu jadi, gak bisa keluar lagi, padahal senang saya ikut-ikut itu. Dulu pas baru kawin udah punya dua anak gak pernah ikut lagi kegiatan. Sekarang udah tsunami dah ada kegiatan terberhenti pula kegiatannya di tengah jalan. IR: Memangnya kenapa kak kalau hamil gak bisa ikut kegiatan? IE: Kebetulan keluhan kita gimana ya lemah kali kondisinya. Gak bisa kena angin, gak bisa keluar malam gitu.Langsung sakit memang. IR: Gimana perasaan kakak gitu? IE: Ya sedih...Jumpa kawan katanya datanglah biar anaknya nanti cantik, shaleh gitu kan. Kekmana bukan gak kita datang kan, kondisi badan kita ingat juga kan. Nanti kita sakit. IR: Menurut kakak, kakak orangnya seperti apa?
33
mandi yang jauh
Putri merasa bosan
Pelaksanaan ibadah Putri kadang rajin kadang malas jika air untuk wudhu tidak ada
Keadaan mental dan emosional
Religiusitas
Menurutnya sebelum tsunami Putri juga malas shalat karena menganggap dirinya masih muda Putri tidak mengikuti pengajian, ceramah yang diadakan
Hubungan sosial
Dahulu Putri tidak ikut mengaji Setelah tsunami Putri ikut pengajian namun sudah berhenti
Putri merasa malas ikut kegiatan karena kondisi kehamilannya
Religiusitas
Kondisi Kesehatan
Putri merasa lemah dengan kondisi kehamilannya
Putri merasa sedih tidak bisa ikut kegiatan pengajian Menurut pengakuannya Putri adalah seorang yang percaya dengan diri sendiri, cuek, tidak perduli jika ada yang bergosip dan jika kesal dengan anak akan
Kesepian sosial
Karakteristik personal
Universitas Sumatera Utara
302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325 326
IE: Biasa aja. IR: Biasa maksudnya gimana? IE: Ndak ada perubahan, maksudnya gini kita percaya sama diri kita aja kan. Maksudnya gak ada apa-apa..maksudnya kalau dengardengar cerita orang biasa aja. Cuek aja. Kalau ada orang gosip, masuk aja alah apa dengar-dengar orang gosip. Gak open, gak open keadaan saya. Biasa percaya pada diri sendiri saya. Saya sedih gak, Cuma ada marah kalau sama anak, kesel ya. Itu aja. Saya sebenarnya gak pemarah, cuma kesel aja tapi nanti hilang gitu. Ndak di ituin kali. IR: Kalau sama tetangga gimana? IE: Gak ada. Saya sama tetangga baik-baik aja. Bergaul tetap. IR: Apa yang mau kakak ungkapkan perasaan kakak terhadap kondisi barak sekarang? IE: Kalau bisa rumahnya cepat siap jadi kita bisa pindah, kalau bisa di barak ini kan ada lah yang perhatikan, kekurangan, misalnya ada kekurangan datang lah bantu. Jangan disitu bantu pas baru kita ngadu. Seharusnya dah tau apa-apa yang ada disini.
hilang kesalnya.
Putri tetap bergaul baik dengan tetangga
Hubungan sosial (terhadap tetangga)
Putri berharap rumahnya cepat selesai dibangun dan ada yang memperhatikan kekurangan di barak.
VERBATIM WAWANCARA RESPONDEN 4 Wawancara I, Senin 30 Juli 2007, Pukul 14.00-14.30
34
Universitas Sumatera Utara
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Pertanyaan/Pernyataan IR: Bagaimana kehidupan abang sebelum tsunami? IE: Biasalah pagi saya pergi kerja, sore juga kerja pulang biasa malam. Pas dulunya saya kerja emang agak dekat, jadi kita lambat-lambatin pun gak masalah. Saya pasang keramik lantai, kamar mandi. Emang kita gak ada kerja lain keramikkeramik aja. IR: Pas peristiwa tsunami gimana? IE: Pagi saya rencana mau pergi juga, habis sarapan udah itu saya duduk-duduk di depan. Pertama emang ada gempa kecil tapi gak apa kalilah gak takut kali. Lamalama kok makin gedek. Keluarlah lari sempoyongan da ke depan dah bebas. Dah lama dah berhenti gempa kita ngobrol masalah gempa, jadi ada yang ikut ngobrol itu ada satu orang dari Sinabang ceritacerita, biasanya kalau habis gempa besar kaya gini kejadian air laut naik. Gak lama cerita kaya gitu emang ada kedengaran orang berteriak-teriak dari lorong. Pikir apa teriak-teriak, ada yang lari pontangpanting. Lama-kelamaan nampak air, nah itu baru ambil ancang-ancang untuk lari. Kita pun bingung ini mau ke mana kita lari, larinya gak tentu arah pokoknya kita ikut ke mana orang lari. Saya sempat lari ke atas rumah orang. IR: Akhirnya bisa tinggal di barak ini gimana ceritanya? IE: Sebelumnya saya pernah tinggal di tenda lama, gak bisa kita huni lah panas, hujan kan udah lapuk ngeri juga. IR: Berapa lama tinggal di tenda? IE: Ada beberapa bulan. Terus saya cari sendiri barak ini yang udah siap, kalau belum di beri nomor atau nama bisa kita ambil. IR: Bagaimana perasaan abang pertama kali masuk ke barak ini? IE: Gini, kalau di barak itu memang gak terpikir untuk duduk di barak, Cuma lantaran gak ada tempat lain ya duduk aja di barak. Mungkin kebetulan ada barak yak, Cuma kalau gak ada barak ya terpaksa di tenda kita. Bukan rumah papan lah kita bilang, tenda darurat. Baru pulang dari Beurawe
35
Kesimpulan
Koding
Rahadi bekerja pagi dan biasa pulang malam
Sebelum tsunami
Rahadi bekerja memasang keramik lantai, kamar mandi
Sehabis sarapan Rahadi duduk di depan rumahnya kemudian terjadi gempa
Rahadi bercakap-cakap dengan tetangganya yang mengetahui fenomena tsunami, tak lama berselang terjadi peristiwa air laut naik
Perisriwa tsunami
Rahadi lari ke atas rumah orang
Rahadi pernah tinggal di tenda. Rahadi merasa ngeri tinggal di tenda karena panas dan sudah lapuk Rahadi mencari sendiri barak untuk ditempai Tinggal di barak Rahadi terpaksa tinggal di barak karena tidak ada tempat lain yang lebih baik
Universitas Sumatera Utara
49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98
langsung bikin tenda. Jadi ada barak ya lebih bagus kita tinggal di barak. IR: Setelah satu tahun tinggal di barak gimana perasaannya? IE: Ya kita belum nyaman gitu. Karena kehidupan kita ya...tau sendiri kan di barak. IR: Menurut abang gimana tu? IE: Tahu sendiri ya..fasilitasnya emang agak kurang waktu itu, setahun-setahun itu emang agak kurang. Penyediaan air kan kurang kecuali wc la kita bilang, kalau wc ok lah karena emang udah sekalian dibikin. Kaya air minum itu kan susah kali tu. Kita hari itu nyuci di rumah. IR: Di rumah siapa? IE: Kan masih ada sisa sumur yang gak hancur, nah di situ kita nyuci. Mandi pun di sana kadang. Ini rata-rata ni di lingkungan ini ke sana semua ke sumur. Nyuci, mandi. IR: Kalau sekarang gimana perasaan abang tinggal di barak ini? IE: Sekarang pun lebih gak nyaman lagi. IR: Kenapa bang? IE: Karena udah hampir-hampir rumah siap. Jadi kayanya lebih enak tinggal di rumah. IR: Gimana perasaan abang kalau tinggal di rumah sendiri dulu? IE: Kalau dulu ya gak ada masalah, biasa aja. IR: Gimana bang perasaan abang dengan perbedaan kondisi di barak ini dengan di rumah dulu? IE: Ya kalau perasaan ya gak tau bilang juga. Karena gini, kalau kita timbang-timbang ya perasaan aku memang lebih cenderung aku pengen balik lagi kaya dulu. Ha gitu aja. IR: Ada gak perasaan terguncang pertama kali pindah ke barak ini? IE: Emang gak ada, Cuma was-was kalau cuaca buruk aja kalau yang lain ndak. Angin, hujan lebat ya kan. IR: Gimana kendala pas baru tingal di barak? IE: Dulu-dulu emang agak malas juga tinggal di sini, karena air gak ada. Ok lah wc ada tapi air gimana, karena petnya kan emang gak aktif sama sekali dulu ya kan. Udah itu ya pikir-pikir tenda pun gak memungkinkan lagi. Gak bisa ditempatin lagi, mau gak mau ya ke barak juga. IR: Enaknya tinggal di barak apa? IE: Enaknya ya itu ada bantuan, lain mana ada.
36
Rahadi merasa tidak nyaman setelah setahun tinggal di barak
Keadaan mental dan emosional
Menurut Rahadi fasilitas di barak kurang, seperti penyediaan air, air untuk minum
Rahadi mencuci, mandi di sumur sisa dari rumah yang hancur
Sekarang Rahadi merasa lebih tidak nyaman tinggal di barak, karena rumahnya hampir selesai dibangun
Ketika tinggal di rumah yang dahulu Rahadi tidak memiliki masalah
Rahadi menginginkan kembali seperti dahulu sebelum tsunami
Rahadi tidak merasa terguncang pindah ke barak, tetapi merasa was-was
Keadaan mental dan emosional
Rahadi malas tinggal di barak karena air yang tidak lancar. Rahadi terpaksa tinggal di barak karena kondisi tenda yang tidak memungkinkan lagi
Universitas Sumatera Utara
99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130
Ada dikasih kaya sembako-sembako. IR: Apa yang biasanya abang lakukan seharihari di barak? Kegiatan seperti apa? IE: Dulu setahun tsunami abang kerja di NGO. IR: Kalau sebelum tsunami? IE: Sama kaya sekarang juga kerja bangunan. IR: Kira-kira bagaimana perasaan abang dengan perbedaan pekerjaan yang sebelum tsunami, setelah tsunami dan sekarang? IE: Ya itu lah berbeda. Maksudnya gini kalau kita sekarang ni udah kerja sama rumah yang udah kita kerjain sekarang ini, gak bisa lagi kita ambil order di luar. Maksudnya kita ni udah khusus kerja di dalam kampung sendiri. Supaya kita bisa kerjain rumah kita sendiri kan. Kalau dulu kan lain. Di sini kan bangunan sudah berkembang lah kita bilang ya kan. Memang lagi membangun, jadi kita kerja di luar. Kalau di sini terpaksa kita kerja di dalam ada tawaran di luar pun kita gak ambil karena di sini masih ada bangunan banyak. IR: Jadi perasaan abang gimana? IE: Perasaan ya sama aja. IR: Sama, maksudnya gimana? IE: Sama ya pokoknya pekerjaan itu tetap masih ada. Cuma bedanya kita gak bisa keluar karena masih banyak kendala di kampung ini. Kalau memang pekerjaan ini masih mencukupi untuk kehidupan seharihari ya gak masalah. Jadi biasa-biasa aja.
Rahadi merasa senang tinggal di barak karena adanya bantuan Rahadi pernah kerja di NGO setahun setelah tsunami, sebelumnya kerja bangunan
Kehidupan ekonomi
Menurut Rahadi pekerjaan yang dilakukannya berbeda, sekarang Rahadi bekerja untuk membuat rumahnya sendiri dan tidak bisa mengambil order dari luar
Rahadi merasa biasabiasa saja pekerjaannya, asal pekerjaan itu masih mencukupi kebutuhan sehari-hari, bedanya Rahadi tidak bisa bekerja di luar kampung
Keadaan mental dan emosional
Kesimpulan
Koding
Hubungan Rahadi dengan istri akur, aman, baik
Hubungan emosional
Wawancara II, Selasa 31 Juli 2007 pukul 16.30-17.00 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Pertanyaan/Pernyataan IR: Gimana hubungan abang dengan istri abang sekarang? IE: Sama kaya dulu kami akur-akur aja, Aman. Ya baik-baik aja. IR: Gimana perasaan abang kalau sekarang ternyata, alhamdulillah istri abang sekarang selamat, itu gimana? IE: Ya itulah yang kita merasa agak lega sedikit ya. Karena kita bisa kumpul lagi, walaupun gak ada lagi rumah. IR: Kalau dulu gimana? IE: Kalau dulu kayanya jauh kali beda, kita peradaban kita sekarang ini udah gak kaya dulu lagi. Kita ni mikir untuk ke depan
37
Rahadi merasa lega masih dapat berkumpul bersama keluarganya meskipun rumah tidak ada lagi Rahadi merasa berbeda, sekarang Rahadi
Universitas Sumatera Utara
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64
kaya mana. Dulu gak pikir ke depan, terpikir hanya anak gimana caranya bisa sekolah, masuk perguruan tinggi. Kalau sekarang kita harus pikirkan lagi lingkungan. Harus pikirkan rumah kita lagi gimana. Harus pikirkan itu lagi apa...satu kampung ini. Banyak kali perbedaan. Dari sifat manusia aja dik di sini yang di kampung ini karena terpikir orang asal semua ya kan emang kawasan sini ada juga satu orang sok, kawasan sana ada juga tu kawasan Ujong blang, jadi orang di sini istilahnya gak suka ngeliat orang senang. Jadi peradabannya kayanya udah jauh beda, di situ kita merasakan. Kalau dulu gak ada kaya gitu. Habis maju kampung ni dah kena tsunami. Aturan dulu bagus, gak ada istilahnya iri dengki gak ada. Kalau sekarang ini habis tsunami ini, itu orangnya kaya serigala semua. Itulah karena dia merasa dirinya orang Aceh di kampung ini dia merasa di situ dia lah, licik-melicik lah ya kan. Terus diusahakan lah gimana cara dia ini jangan sampai dapat. Sekarang kan banyak kali NGO, itu bantuan modal usaha kan licik melicik tu, istilahnya gimana ya kita bilang orang itu beringas-beringas kali udah. Ya peradaban memang, sembahyang oh rame kali yang sembahyang di mesjid, tapi keberingasan tetap ada. IR: Kalau abang sedang berselisih dengan istri biasa apa yang abang lakukan? IE: Lari lah keluar, duduk-duduk diluar gak damai dulu. Pergi aja ke luar sana ke kedai kopi dah tenang dah lupa kan baru pulang balik. Kalau damai kontan langsung maafin itu gak ada. Pelan-pelan, gak ada saling memaafkan nanti baik sendiri. Nanti ngomong aja langsung. IR: Kalau di dalam Rumah Tangga abang sendiri ada gak nilai-nilai tradisi yang wajib di lakukan kaya cium tangan sebelum pergi ke sekolah atau apa? IE: Ya itu ada, sering di sini. Mamaknya lah yang terapkan di sini. IR: Gimana hubungan abang dengan tetangga di barak ini? IE: Saya baik-baik aja. Istilahnya ada sempat negur juga di sini. Paling enak di sini, ini..itu kita paling enak komunikasi, ada
38
memikirkan ke depan, tidak hanya memikirkan anaknya tetapi juga rumah, lingkungan, kampung Sedangkan dahulu Rahadi hanya memikirkan anaknya Rahadi merasa peradaban sudah jauh beda dari sebelum tsunami. Menurut Rahadi di kawasannya ada orang sok dan orang yang tidak suka lihat orang lain senang, iri, dengki
Norma kebudayaan
Menurut Rahadi ada orang yang merasa dirinya suku Aceh di kampungnya yang membuat kelicikan mengenai bantuan modal usaha
Menurut Rahadi orang sembahyang ramai di mesjid, tetapi keberingasan tetap ada
Ketika berselisih dengan istri, Rahadi pergi ke kedai kopi dan kembali jika sudah tenang Hubungan emosional Menurut Rahadi di dalam rumah tangga istrinya menerapkan nilai-nilai tradisi seperti mencium tangan sebelum pergi ke sekolah kepada anaknya
Rahadi merasa enak
Universitas Sumatera Utara
65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114
sedikit aja berita tahu semua. Gak ada yang disimpan-simpan. Di sini iri-dengki itu gak ada, iri, dengki, cemburu itu gak ada. IR: Waktu tinggal di rumah sendiri, gimana dengan tetangga? IE: Beda lah kadang ada kles sedikit ya kan. Kalau di sini kles memang gak ada. IR: Bedanya apa bang? IE: Karena di sini kita bukan orang asli dari sini semua. Di sini campur, makanya bisa akur. Macam kita tinggal di asrama lah. IR: Bagaimana perasaan abang dengan lingkungan barak yang seperti ini? IE: Kalau di sini emang kita gak open kali. Ok lah yang model-model kaya gini. Karena lingkungan kita pun dulu kaya gini juga ya kan. Jadi gak ada masalah. Istilahnya kita gak kepikir kali untuk lingkungan di sini. IR: Kalau kegiatan masyarakat di sini ada, ikut organisasi? IE: Ada gotong-royong, organisasi ada dulu sebelum tsunami kalau sekarang apapun gak ada lagi. Pemuda sekarang sendirisendiri, ada kepala pemuda aja. Yang paling ada remaja mesjid tok. Kalau di sini memang belum mapan lah jadi belum bisa terbentuk kaya gitu-gitu. Kalau dulu masih ada perkumpulan Fardu Kifayah kalau sekarang ni udah gak ada lagi. IR: Kalau penyuluhan di sini ada? IE: Ada kalau kaya gitu-gitu ada, tapi setahun ini dah gak ada lagi. Mungkin NGO nya dah habis kontrak. IR: Ada ikut bang? IE: Untuk penyuluhan memang ikut dengar aja bukan ikut memberi. IR: Jadi pandangan abang mengenai NGO yang ada di lingkungan ini bagaimana? IE: Memang gak terasa ada untungnya sama aku gak ada ruginya sama aku ya kan. Kita apa yang dikasih itu yang kiat ambil, kalau dikasih kita ambil kalau gak ya gak papa. Jadi gak pikir kali. Emang NGO ini seharusnya kalau ada sesuatu yang diiming-imingin sebaiknya jangan lamalama kali lah terealisasinya, karena kita udah mengharap. Kaya modal usaha itu menggebu ya kan, kita mengharap tahutahu udah sampai enam bulan. Itulah kita ya terkejut, misalnya tiba-tiba dapat dari
39
komunikasi, tidak ada iri, dengki, dan cemburu di barak
Ketika di rumah yang dulu terdapat masalah sedikit dengan tetangga sedangkan di barak tidak Menurut Rahadi tinggal di barak seperti tinggal di asrama
Lingkungan barak
Lingkungan barak yang ditempati oleh Rahadi sama seperti lingkungan rumahnya dahulu. Rahadi mengaku tidak terlalu perduli dengan lingkungannya
Menurut Rahadi lingkungannya belum mapan sehingga belum bisa terbentuk organisasi, kecuali remaja mesjid
Menurut Rahadi penyuluhan di barak sudah tidak ada lagi, kemungkinan karena NGO habis kontrak Rahadi mengikuti penyuluhan, tapi hanya mendengar saja.
Rahadi mengaku bahwa NGO tersebut tidak ada manfaat baginya serta tidak pula merugikannya
Hubungan sosial (terhadap kelompok sosial)
Rahadi berharap agar jika NGO ada yamg mengiming-imingkan
Universitas Sumatera Utara
115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151
NGO Y sementara Y itu udah lagi gak di sini. Ha kan terkejut-kejut kita. Seharusnya ada kasih bantuan kalau gak minggu ini ya minggu depan itu kan masih ingat kita. Ni sampai kita udah lupa. Untuk selama ini emang gak terpikir masalah NGO, Yang terpikir masalah rumah ni harus siap kapan. Karena ini pun kaya tadi saya bilang saya maunya cepat-cepat pulang ke rumah. Ni makin lama makin lapuk ini, cuaca pun makin lama makin garang aja ya kan. Ini aja ditiup angin goyang, tingkat anak-anak jalan aja ni goyang. Kalau dulu ni gak goyang., sekarang udah goyang, belum lagi kita lari-lari nah di situ kita was-wasnya. Terus ni barak bahan dari kayu semua kalau salah pasang listrik itu bisa terbakar kan. Makanya saya kerja pun dari pagi sampai magrib biar cepat siap. Kalau di barak ni kayu udah tua dah pada keringkering semua. Kalau dulu ok lah ya. Ini rumah bantuan ini dana yang dikasih terus kita kerjain sendiri. IR: Cukup itu bang dananya? IE: Itu kalau menurut takaran rumah tipe 42 kita bilang 45 lah habis 53 juta belum lagi duit untuk belanja, mau gak mau terpaksa pakai duit sendiri juga total kalau diperhitungkan ada 65 juta hitung dari harga barang sekarang. Lantaran kita pikir rumah sendiri kalau rumah orang tinggalin aja kalau gak siap karena gak ada dana. IR: Harapan abang untuk lingkungan ini ke depannya? IE: Harapan gak ada, emang gak ada niat lagi tinggal di barak. Maunya pulang aja terus ke rumah ya kan.
modal usaha, realisasinya jangan terlalu lama
Rahadi ingin segera pulang ke rumahnya.
Keadaan mental dan emosional
Menurut Rahadi barak yang ditempatinya makin lapuk, jika anakanak berjalan terasa goyang, karena barak terrbuat dari kayu Rahadi khawatir jika salah pasang listrik bisa terbakar Rahadi bekerja di rumahnya sendiri dari pagi hingga magrib agar cepat selesai
Kehidupan ekonomi
Menurut Rahadi dana untuk membuat rumah yang diberikan tidak mencukupi, sehingga terpaksa memakai uang pribadinya Rahadi tidak memiliki harapan untuk barak yang ditempatinya, hanya berharap dapat pulang ke rumahnya
Keadaan mental dan emosional
Wawancara III, Selasa 14 Agustus 2007, Pukul 20.00-20.30 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pertanyaan/Pernyataan IR: Gimana dengan kehidupan ekonomi abang? IE: Pas-pasan lah. Kalau dulu ok lah kita bilang ya kan. Kalo dulu setiap apanya kan ada, setiap harinya ada, setiap bulannya ada kerjaan, kalo sekarang terbatas di...di rumah kita ini, itu lah pas-pasan. Saya kerja juga untuk buat rumah sendiri. IR: Bagaimana usaha abang untuk meningkatkan kebutuhan ekonomi?
40
Kesimpulan
Koding
Dahulu kehidupan ekonomi Rahadi bisa dikatakan setiap hari ada, sekarang pas-pasan
Kehidupan ekonomi
Universitas Sumatera Utara
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
IE: Sementara ini kita memang kerja di rumah bantuan, kebetulan rumah itu pun rumah kita sendiri. Ndak ada gaji kerja gimana kita bilang gaji itu pun untuk rumah itu sendiri. Yang bisa kita olah gaji itu ya kita irit-irit kan demi rumah. IR: Rencana ke depan? IE: Itu ya ada. Emang kalau mau siap rumah ni kita payah kerja di luar seperti dulu lagi lah. Emang ada orang ajak-ajak untuk dagang tapi gak bisa dagang. Setiap kali ada bantuan-bantuan ya kita tetap milihnya alat-alat pertukangan lah. IR: Ada gak merasa kalau pekerjaan yang abang lakukan itu-itu aja? IE: Maksudnya bosan? Sekali-sekali ada, ya kalau sebulan ada lah sekali. Kadangkadang sama keneknya kita suruh pasang barang satu hari dua hari itu kalau kena penyakit jenuh. IR: Kalau untuk menambah semangat lagi hidup apa yang abang lakukan? IE: Sebenarnya selama di barak ini aja emang kita jarang ada di barak saya paling malam ada di barak biasa pagi sampai sore di luar aja. Paling orang-orang perempuan aja yang ada di barak kan. IR: Usaha abang supaya hidup lebih tenang apa yang abang lakukan? IE: Ya kita berusaha untuk sabar-sabar aja lah. Paling kalau ada uang itu bisa tenang sedikit, kalau gak ada uang gimana bisa tenang ya kan. IR: Abang ada merasa terasing tinggal di barak ini? IE: Gak ada. Ya semua bisa akrab jadi gak terasing. Kalau rumah dulu pun kaya gini juga jadi kenapa harus merasa terasing. IR: Kalau merasa tidak diterima orang lain ada? IE: Gak ada. Di sini semua kan sama jadi ya orang masih mau negur kita, ajak bicara berarti ya baik-baik aja la orang-orang di barak ini. IR: Ada perasaan gelisah gak selama tinggal di barak? IE: Oh ndak ada tu. Cuma pas tinggal ma mertua dulu ada perasaan gelisah kaya gitu kan karena namanya juga masih tinggal sama mertua, kan ada gak enaknya. Tapi, sekarang rumah pun dah mau siap jadi
41
Rahadi bekerja untuk membuat rumahnya sendiri, sehingga tidak memiliki gaji. Rahadi hanya bisa menghemat dana yang diberikan demi rumahnya
Kehidupan ekonomi
Rahadi berencana bekerja di luar seperti dahulu. Rahadi mengaku tidak memiliki keahlian berdagang, meskipun ada yang mengajaknya berdagang
Rahadi merasa sesekali bosan dengan pekerjaannya, jika demikian Rahadi akan menyuruh orang lain untuk melakukan pekerjaanya
Keadaan mental dan emosional
Rahadi jarang berada di barak, kecuali di malam hari
Rahadi berusaha sabar Menurutnya jika ada uang Rahadi bisa hidup tenang
Keadaan mental dan emosional
Rahadi tidak merasa terasing tinggal di barak, karena rumahnya yang dahulu seperti di barak juga Rahadi tidak merasa tidak diterima oleh orang lain, karena di barak semua orang sama dan masih mau menegur Tinggal di barak tidak membuat Rahadi merasa gelisah, kecuali ketika dahulu masih tinggal bersama mertua
Universitas Sumatera Utara
60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109
tinggal lanjutin aja. IR: Apa abang pernah merasa tidak disayangi oleh istri atau anak? IE: Kadang-kadang ada, kalau lagi gak enak badan kan saya duduk sendiri, pergi nonton. Mungkin karena capek mereka pun ya, saya pun juga lagi capek. IR: Merasa bosan gak tinggal di barak? IE: Kalau di barak gak bosan. Kalau jenuh ada waktu kerja ya. Saya kan kerja bangunan kadang-kadang jenuh juga, nanti timbul penyakit malasnya mungkin pun karena udah lama kerja jadi jenuh. IR: Abang punya sahabat? IE Ada. Dulu saya ada dua orang yang dekat sama saya, sekarang lebih banyak lagi ya karena udah makin banyak kerja sekarang kan kadang saya ambil borongan jadi ada empat orang juga yang dekat ma saya. IR: Pernah gak merasa disalah-mengerti ma orang lain? IE: Ada juga, sama sahabat saya sendiri ya. Biasa lah itu kita kadang tuntut pengertian dia untuk kita kadang dia juga gitu nuntut pengertian kita. IR: Ada merasa gak berdaya atau gak berguna selama ini? IE: Oh kalau itu kurang, gak ada. IR: Jadi menurut abang mengenai perasaan yang seperti abang rasakan itu antara perempuan dengan laki-laki ada bedanya gak? IE: Gatau juga saya ya...Itu kan terserah individu masing-masing jadi kita gak tau bilang. IR: Bagaimana dengan perasaan yang abang alami menurut pandangan suku Aceh? IE: Ya wajar ya, karena tsunami. Aceh ya..gimana kita bilang ya sedang apa ya lagi membangun juga semua di sini ya kan. Ya kita pun ikut membangun juga lah ya kan. Supaya Aceh ini lebih klop lagi. Jadi lebih semangat lagi lah. Tapi malasmalasan ada juga kalau lagi kena penyakit malas ya kan. IR: Gimana dengan kondisi kesehatan abang sekarang? IE: Kayanya ya masih kurang agak lemas-lemas aja. Gak tahu ntah kenapa. IR: Jadi gimana perasaan abang?
42
Terkadang Rahadi merasa tidak disayang oleh istri dan anaknya, menurutnya mungkin karena sama-sama lagi capai Rahadi mengaku tidak merasa bosan di barak, namun jenuh dengan pekerjaannya, sehingga kadang timbul rasa malas
Hubungan emosional (terhadap anak dan istri)
Keadaan mental dan emosional
Rahadi memiliki empat teman yang dekat dengannya Dahulu Rahadi memiliki dua teman dekat
Hubungan sosial (terhadap teman)
Rahadi pernah merasa disalah-mengerti oleh teman dekatnya sendiri
Keadaan mental dan emosional
Rahadi tidak merasa dirinya tidak berguna
Menurut Rahadi perasaan antara lakilaki dan perempuan terserah kepada individu masing-masing
Gender
Menurut Rahadi perasaan yang dialaminya merupakan hal yang wajar. Aceh sedang masa membangun, sehingga Rahadi juga bersemangat untuk membangun Aceh kembali meskipun terkadang rasa malas ada
Norma kebudayaan
Rahadi merasa gundah
Keadaan
Universitas Sumatera Utara
110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145
IE: Ya jadi kaya gundah gitu. IR: Kalau dulu sebelum tsunami gimana? IE: Dulu ya nyaman-nyaman aja. IR: Kenapa bang? IE: Ya pokoknya setiap hari kita adalah, kalau untuk kesehatan bisa, ada kita jaga emang. Karena tiap pagi pun ok lah ya..gimana ya, kalau tiap pagi memang kita diservis lah. Di kasih makanan lah, apa lah. Ya kalau sekarang ya apa ya kan, apa adanya aja. IR: Kalau abang sendiri gimana dengan pelaksanaan ibadah abang? IE: Ya ibadah kurang. IR: Kalau dulu? IE: Ya dulu Alhamdulillah ya kan lebih baik. Memang gak berapa baik kali. Karena dulu memang kita dekat kali sama mesjid jadi ada luang kita ya kan jadi, begitu pergi keluar dari rumah langsung sampe mesjid ya kan. Ya kalau sekarang asal udah sore udah capek, udah lemas, sakit kepala, ya nanti aja lah di rumah aja kadang-kadang. Sekali-sekali pun kalau ada paksaan istri kalau gak, gak juga. IR: Abang orangnya seperti apa? IE: Ya seperti apa ya, kalau kita nilai sendiri ya baik-baik aja kita ya memang kita orangnya baik-baik ya. Misalnya lihat orang lain kok bisa membangun ya kan memang cemburu ada tapi kalo kaya iri dengki kayanya...memang kita gak sembahyang, jarang sembahyang bukan gak sembahyang, tapi kalau untuk iri dengki sepertinya gak. Sekarang sebenarnya masih belum terpikir diri sendiri. Saya emang agak royal ada juga.
43
karena kesehatannya kurang, terasa lemas tidak seperti dahulu yang dirasakan nyaman Dahulu Rahadi menjaga kesehatannya, setiap pagi dilayani, sedangkan sekarang apa adanya
Rahadi mengaku kurang beribadah
mental dan emosional
Kesehatan
Religiusitas
Dahulu Rahadi lebih baik beribadah dikarenakan rumahnya yang berdekatan dengan mesjid Sekarang Rahadi merasa capai, lemas, sakit kepala jika sore menjelang. Istri Rahadi sesekali memaksanya untuk shalat Rahadi mengaku dia adalah orang yang baik, cemburu jika melihat orang lain dapat membangun rumahnya sendiri, agak royal. Meskipun Rahadi jarang sembahyang namun Rahadi tidak iri, dengki
Kesehatan
Karakteristik personal
Universitas Sumatera Utara