[117] Ada Agenda Jahat Kapitalisme Monday, 10 February 2014 02:10
Rini Syafri, Ketua Lajnah Maslahiyah DPP Muslimah HTI
Tidak dipungkiri, ada agenda kapitalis di balik Pekan Kondom Nasional (PKN). Acara tahunan itu semuanya dibiayai oleh perusahaan kondom. Pemerintah cuma melaksanakan program sesuai dengan kesepakatan dengan kapitalis tersebut. Lalu mengapa perusahaan itu begitu antusias mendukung pekan kondom ini? Simak wawancara wartawan Tabloid Media Umat Joko Prasetyo dengna Ketua Lajnah Maslahiyah DPP Muslimah HTI Rini Syafri berikut ini.
Bagaimana tanggapan Anda dengan digelarnya Pekan Kondom Nasional?
1/6
[117] Ada Agenda Jahat Kapitalisme Monday, 10 February 2014 02:10
Seperti yang sudah-sudah, faktanya PKN adalah ajang pemerintah untuk mendorong dan menjerumuskan masyarakat pada perbuatan yang dilaknat Allah SWT, yaitu seks bebas, dan melariskan jualan kondom.
Ini terlihat dari agenda PKN pada tahun-tahun sebelumnya, yang mengedukasi dan memprovokasi masyarakat agar memakai kondom supaya tidak terinfeksi HIV/AIDS. Di samping itu juga membagi-bagikan kondom pada kalangan pelaku seks bebas dan masyarakatyang rawan melakukan perbuatan maksiat ini, termasuk ke kalangan remaja serta mahasiswa.
PKN tahun ini juga melakukan agenda serupa, sebagaimana tercermin dari tema yang diusung PKN 2013, Protect Your Self , Protect Your Partner. Yang dalam logika KPAN yang liberal, pa rtner yang dimaksud tidak harus suami atau istri, tapi pasangan seks. Sementara itu, hampir 80 persen penularan HIV/AIDS karena seks bebas. Artinya, agenda kondomisasi ini hanyalah membuat persoalan semakin runyam.
Mengapa sosialisasi penggunaan kondom malah Anda anggap menambah runyam masalah?
Bagaimana tidak, di tengah-tengah derasnya arus hedonisme (kenikmatan materi sebagai tujuan hidup), kehidupan masyarakat yang kian permisif (serba boleh), maraknya pornoaksi pornografi dan situs-situs porno, prostitusi yang kian mewabah, akses masyarakat yang kian mudah terhadap tempat-tempat maksiat dan seks bebas, mafia narkoba yang makin menggurita dengan penggunanya berjumlah jutaan orang, yang dilakukan pemerintah justru menyosialisasikan penggunaan kondom.
Masalah apa saja yang akan timbul?
Yang pasti adalah kerusakan moral yang serius, karena terbentuk mindset di tengah masyarakat, seks bebas boleh boleh saja asal pakai kondom, sehingga masyarakat kian berani melakukan perbuatan keji tersebut.
2/6
[117] Ada Agenda Jahat Kapitalisme Monday, 10 February 2014 02:10
Selanjutnya, berbagai penyakit menular seksual kian mewabah, termasuk HIV/AIDS, akan semakin banyak aborsi, sementara aborsi sendiri mengakibatan berbagai persoalan psikologis dan fisik yang serius; perceraian meningkat, dan berbagai persoalan sosial serius lainnya.
Di situ juga ada misi ekonomi yang jahat.
Anda katakana ada katakan ada misi ekonomi yang jahat, bisa dijelaskan?
Karena faktanya agenda kondomisasi sudah berjalan secara masif di seluruh penjuru dunia, selama sekitar dua dekade, namun jumlah pengidap HIV/AIDS bukannya berkurang tetapi terus bertambah dengan cepat, dan kian meluas.
Di Indonesia, hingga Oktober 2013, DKT telah berhasil menjual 150 juta kondom, namun jumlah penderita HIV/AIDS, bukannya berkurang bahkan makin bertambah banyak. Penting diketahui, fenomena kegagalan kondom ini telah dibuktikan sejumlah penelitian, seperti sejumlah hasil penelitian yang dirilis Reuter pada 26 April 2012 lalu.
Di samping itu, sejak seperempat abad yang lalu sejumlah ahli telah mengingatkan bahaya penggunaan kondom sebagai pencegah HIV.
Karena jauh-jauh sebelum program kondomisasi diaruskan UN AIDS, telah dilakukan sejumlah penelitian yang menunjukkan diameter pori-pori bahan dasar kondom, latex, lebih besar 50 – 500 kali virus HIV. Seperti hasil penelitin Georgetown Medical University dan National Institutes of Health di Bethesda , yang dipublikasi oleh The Nature
3/6
[117] Ada Agenda Jahat Kapitalisme Monday, 10 February 2014 02:10
, 1 Septemebr 1988, menunjukkan pori-pori alami kondom berdiameter 50 kali lebih besar dari pada virus HIV, yang hanya berukuran 0,1 mikron.
Karenanya beralasan menyatakan, di balik pekan kondom dan agenda kondomisasi ini terdapat agenda kapitalisme yang sangat jahat. Yaitu agenda menanamkan cara berpikir liberal kepada putra putri kaum Muslimin, untuk kemudian naluri seks dan kesehatan mereka dieksploitasi demi keuntungan berbagai korporasi, termasuk korporasi kondom.
Jadi akar persoalan semakin meningkatnya angka HIV/AIDS adalah liberalisasi?
Betul sekali. Celakanya, negara berperan aktif mewujudkannya dengan berkedok isu kesehatan. Sebagaimana arahan imperialisme kapitalisme global, melalui lembaga multilateral, seperti UN AIDS dan WHO.
Lantas bagaimana Islam memberikan solusi pencegahan terhadap menyebarnya HIV/AIDS?
Pemberantasan sumber penularan HIV, yaitu perilaku liberal. Karena Islam tidak saja mengharamkan seks bebas, juga mendekatinya. Sebagaimana ditegaskan Allah SWT dalam QS Al Isra: 32 dan QS Al A’raf:81.
Sejalan pandangan itu, sesuai tuntutan syariah Islam, negara atau pemerintah bertanggung jawab, mewujudkan masyarakat anti free sex. Untuk itu, negara wajib menerapkan sistem pendidikan khilafah, mensterilkan media massa, bacaan, lagu-lagu dari unsur kepornoan.
Negara juga wajib membebaskan masyarakat dari belenggu kemiskinan, dan memberantas bisnis nafsu seksual. Sehingga tidak ada lagi para perempuan yang menjadi penjaja seks karena alasan kemiskinan. Untuk tujuan ini negara wajib menerapkan sistem ekonomi dan politik ekonomi Islam.
4/6
[117] Ada Agenda Jahat Kapitalisme Monday, 10 February 2014 02:10
Tatanan sosial juga harus steril dari free sex. Maka dalam hal ini negara wajib menerapkan sistem pergaulan Islam. Yaitu antara lain dengan mewajibkan perempuan dalam kehidupan umum menggunakan jilbab dan kerudung; larangan berkhalwat dan bertabaruj; mendorong para pemuda yang mampu untuk segara menikah, jika tidak mampu wajib menjaga kesucian dirinya.
Membersihkan masyarakat dari pelaku free sex dan berhati-hati agar tidak melakukannya, dengan cara negara wajib menerapkan sistem sanksi yang islami. Seperti pezina yang sudah menikah dirajam sampai mati.
Di samping itu, negara juga wajib memberantas mafia narkoba. Karena di samping haram mengonsumsi narkoba, pengguna narkoba kerap menularkan virus HIV melalui jarum suntik yang digunakan untuk nge-drug.
Bagaimana solusi Islam terhadap HIV/AIDS yang sudah telanjur menyebar?
Karena HIV/AIDS sudah pandemik, dan adanya kondisi pengidap terlihat sehat, tetapi cairan tubuhnya mengandung HIV yang sifatnya infeksius (window periode), maka perlu dilakukan scr eening untuk memastikan siapa saja anggota masyarakat yang mengidap HIV/AIDS, selain untuk mengatasi penularan yang bersifat silent , seperti melalui darah yang didonorkan.
Selanjutnya negara wajib menjamin akses para pengidap HIV/AIDS terhadap pelayanan kesehatan gratis berkualitas, yang memperhatikan etika Islam dalam pengobatan penyakit menular.
Khusus bagi yang tertular HIV/AIDS karena berzina atau tertular karena penggunaan narkoba akan mendapat sanksi yang tegas dari negara. Sedangkan istri atau suami yang tidak berzina tetapi tertular oleh pasangannya yang telah berzina dan juga anak yang sejak dalam kandungan sudah tertular HIV dari ibunya tidak mendapatkan sanksi, karena mereka adalah korban.
5/6
[117] Ada Agenda Jahat Kapitalisme Monday, 10 February 2014 02:10
Akankah solusi Islam tersebut dapat diterapkan selain di sistem pemerintahan khilafah?
Jelas tidak. Karena konsep-konsep tersebut terintegrasi dengan sistem kehidupan Islam keseluruhan, termasuk sistem politik Islam sendiri, yaitu khilafah. Yang lebih penting lagi adalah, hanya sistem politik Islam (Khilafah Islam) yang dipersiapkan Allah SWT untuk menjalankan pekerjaan yang mulia tersebut.[]
6/6