http://www.mb.ipb.ac.id/
Bab I PENGAJUAN MASALAH A. Latar Belakang
Badan Urusan Logistik (BULOG) adalah suatu Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang ditugasi untuk mengendalikan dan menjaga kestabilan harga bagi produsen dan konsumen, serta mengelola persediaan bahan pangan dan pakan antara lain beras, gula pasir, gandum, tepung terigu dan kedelai '. Mekanisme yang digunakan sejauh mungkin adalah mekanisme pasar, dengan melakukan intervensi bilamana diperlukan untuk mencapai keseimbangan antara pasok (supply) dan permintaan (demand) bahan pangan yang bersangkutan. Secara umum disebutkan oleh Amang (I 995a), kebijaksanaan harga yang diterapkan pemerintah bertujuan untuk : melindungi produsen dari kemerosotan harga pasar yang biasa teIjadi saat musim panen, melindungi konsumen dari kenaikan harga yang melebihi daya beli khususnya di musim paceklik, mengendalikan tingkat inflasi melalui stabilisasi harga pangan.
Di'lljuk dari Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 50 lahun 1995 tentang Badan U'llsan Logislik sebagai pengganti Keppres R.1. no. 103 tahun 1993 tentang Badan U'llsan Logistik . Pada Waktll illl pejabal Kepala Badan U'llsan Logistik (KABULOG) dirangkap oleh Menteri Negara Urusan Pangan. Dengan keluamya Keppres R.I. no. 50 tahun 1995, Menteri Negara U'llsan Pangan tidak lagi menjabat KABULOG dan pejabat KABULOG ditetapkan tersendiri oleh Presiden.
http://www.mb.ipb.ac.id/
2
Untuk melaksanakan hal tersebut di atas, BULOa melaksanakan fungsi pengadaan (procurement) dari dalam negeri pada masa panen, saat biasanya harga merosot tajam. Di lain pihak BULOa juga melaksanakan fungsi penyaluran (penjualan) pada waktu paceklik, saat biasanya harga mulai naik karena pasok yang berkurang. Dengan kedua mekanisme tersebut, maka diharapkan stabilitas harga dapat tercapai sehingga laju inflasi dapat terkendali.2 Selain itu BULOa juga melaksanakan fungsi pengadaan luar negeri (impor), fungsi penyimpanan dan perawatan stok serta fungsi penyebaran stok ke seluruh wilayah Indonesia. Pengadaan dalam negeri bertujuan untuk : (a) Stabilisasi harga gabah di tingkat produsen agar petani memperoleh harga yang minimal sarna dengan harga dasar ketetapan pemerintah, sehingga akan mendorong peningkatan pendapatan petani dan juga peningkatan produksi, (b) Menyediakan stok bagi pemerintah untuk : ( i ) pembagian beras bagi golongan anggaran (anggota ABRI dan pegawai negeri) dan perusahaan milik negara, ( ii ) keperluan operasi pasar guna menjamin tingkat harga beras yang layak bagi konsumen, dan ( iii ) guna memenuhi bahan baku industri (BULOa, 1996 b). Dasar hukum pelaksanaan pengadaan dalam negeri oleh BULOa adalah Instruksi Presiden (INPRES) tentang penetapan harga dasar gabah bagi petani dan
2
Dirujuk dari Lampiran Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia di depan Sidang Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia tanggal 16 AguslUs 1995 tentang Pelaksanaan Tahun Pertama REPELITA VI (I April 1994 s.d. 31 Maret 1995) bab V, him. V/6.
http://www.mb.ipb.ac.id/
3
harga pembelian gabahlberas oleh BULOG yang secara berkala ditinjau kembali dan disesuaikan dengan perkembangan perekonomian '. Prinsip
dasar pengadaan dalarn negeri adalah BULOG wajib melakukan
pembelian pada tingkat harga pembelian yang telah ditetapkan apabila harga beras / gabah di pasar berada di bawah atau sarna dengan harga dasar. Bila harga pasar telah berada di atas harga dasar, BULOG tidak wajib membeli, karena petani produsen dianggap telah memperoleh harga yang wajar dan mereka bebas menjual kepada siapapun juga (Atmodiwiryo, 1993). Karena sasarannya adalah stabilitas harga, maka BULOG tidak menetapkan sasaran (target) kuantum pengadaan dalarn negeri setiap tahunnya. Yang ditetapkan adalah perkiraan jumlah pengadaan dalam negeri sebagai dasar rencana operasional (prognosa) dalam penyiapan dana dan sarana yang dibutuhkan untuk melaksanakan pengadaan dalam negeri. Amang (1995a) menyatakan bahwa dalarn operasinya BULOG lebih mengutarnakan penggunaan stok dari dalarn negeri. Namun apabila karena satu dan lain hal jumlah pengadaan dalam negeri tidak mencukupi untuk keperluan operasi stabilisasi BULOG, maka kekurangannya ditutup dengan beras impor. Oleh karena jumlah beras yang diperdagangkan di pasar intemasional tidak terlampau besar, maka akan sangat riskan bagi Indonesia apabila hanya mengandalkan beras impor guna
3
Ibid.
http://www.mb.ipb.ac.id/
menghimpun stok nasional.'
Selain
itu
4
impor jelas membutuhkan devisa, di
samping nilai tambahnya pun akan jatuh ke tangan petani luar negeri. Mengingat pentingnya peranan stok hasil pengadaan dalam negeri untuk stabilisasi harga beras, perkiraan akurat jumlah pengadaan dalam negeri sangat diperlukan dalam penyusunan rencana operasional jangka pendek BULOG. Dengan diketahuinya perkiraan tersebut, maka BULOG akan dapat menghitung berapa kekurangan atau kelebihan persediaan yang diperlukan untuk penyaluran rutin kepada golongan anggaran maupun penyaluran dalam rangka stabilisasi harga melalui operasi pasar.
Dengan
demikian
BULOG
akan
dapat
lebih
dini
mempersiapkan
langkah-langkah yang diperlukan, misalnya mengimpor bila diperkirakan jumlah pengadaan dalam negeri tidak mencukupi, atau mungkinjustru harus mengekspor bila temyata stok yang diperoleh berlebihan.
B. Perumusan Masalah
Jumlah pengadaan beras dalam negeri BULOG selama ini berfluktuasi setiap tahunnya seperti terlihat pada Tabel I. Hal tersebut disebabkan BULOG hanya
,
Amang (1995b) menyatakan, berdasarkan data Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) tahun 1992, produksi dunia 511,4 juta ton gabah (setara dengan 332,4 juta ton beras), jumlah yang diperdagangkan 13,3 juta ton, atau hanya sekitar 4,0% dari produksi dunia. Sedangkan biji-bijian lain (seperti gandum, jagung) jumlah yang diperdagangkan sekitar 14,95% dari produksi total dunia. Selain itu majalah Business Week edisi 20 Mei 96 dalam artikel utamanya "The New Economics of Food" menyebutkan bahwa pennintaan pangan dunia akhir-akhir ini melonjak begitu cepatnya, sementara pasokan tidak dapat mengimbanginya. Akibatnya harga-harga bahan pangan dan pakan sepcrtj gandum, jagung dan kedelai tahun 1996 ini meningkat cepat, yang akan
memberatkan banyak negara miskin dan negara berkembang dunia.
http://www.mb.ipb.ac.id/
5
Tabcll. Rata-rata Pengadaan Gabah-Beras Dalam Negeri oleh BULOG dan Nisbahnya Terhadap Produksi, 1969 - 1996
PELITN Tahun J)
PELITA I (69-73) PELITA II (74-78) PELITA III (79-83) PELITA IV (84-88) PELITA V: \989 \990 1991 1992 1993 PELITA VI: 1994 \995 \996
Jumlah
Pengadaan
Produksi Beras 2)
ON I Tahun (Ion beras)
(000 Ion)
Nisbah Pengadaan ON lerhadap Produksi (%)
347.406 550.\80 1.388.77\ 1.747.552
13.38\ 15.94\ 21.433 27.016
2,60 3,45 6,48 6,47
2.577.267 1.270.457 1.430.340 2.564.913 1.963.174
29.072 29.366 29.047 31.356 31.318
8,87 4,32 4,92 8,18 6,33
30.3\7
3,12 2,85 4,40
938.346 922.980 1.430.3423)
32.334'
32.521
Catatan" I) Angka rala-rala 5 lahun, kecuali PELITA V dan VI angka lahunan 2) Berdasarkan angka lelap BPS, kecuali \996 berdasarkan angka ramalan III BPS, Oklober 1996 3) Sampai dengan 31 Oesember 1996 (angka sementara) Sumber: BULOG (\996)
membeli sampai sasaran stabilitas harga dasar tercapai, dan tidak menetapkan sasaran jumlah (kuantum) pengadaan. Hal
1m
cukup menyulitkan penyusunan rencana
operasional BULOG. Oleh karena itu, BULOG seyogyanya mampu menyusun ramalan/prakiraan jumlah pengadaan dalam negeri secara lebih dini dan akurat, sehingga manajemen BULOG akan lebih mudah mengadakan persiapan langkah
http://www.mb.ipb.ac.id/
6
operasional yang diperlukan guna suksesnya misi stabilisasi harga yang ditugaskan oleh Pemerintah. BULOG hanya dapat membeli beras yang ditawarkan di pasaran umum
(marketed supply atau MS). MS adalah sebagian produksi beras yang tidak ditahan oleh petani untuk konsumsinya sendiri, juga bukan untuk benih, pakan ternak dan susut atau hilang tercecer lainnya. Dengan demikian jumlah pengadaan beras dalam negeri oleh BULOG akan dipengaruhi oleh fak'tor-faktor yang mempengaruhi jumlah MS tersebut di alas. Telah banyak penelitian dan tulisan mengenai MS dan pengadaan dalam negeri oleh BULOG serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, antara lain oleh Tim Peneliti BULOG-IPB (1980), Mears (1981), Timmer dan Silitonga (1985), Ismet (1988)
serta Timmer (1995). Dari bahan-bahan rujukan tersebut di atas dapat
diidentifikasi bahwa faktor-faklor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap jumlah pengadaan beras dalam negeri oleh BULOG adalah :
•
Aspek produksi :
(I) Produksi beras tahun berjalan dan tahun lalu, (2) Deviasi (penyimpangan) produksi tahun berjalan maupun tahun lalu terhadap trend-nya.
•
Aspek harga :
(3) Harga eceran beras di pasaran umum, (4) Harga gabah di tingkat KUD, (5) Harga dasar gabah ketetapan pemerintah, (6) Selisih (marjin) antara harga eceran beras di
http://www.mb.ipb.ac.id/
7
pasar umum dan harga dasar / harga pembelian beras oleh pemerintah, (7) Stabilitas harga beras di pasar.
•
Aspek manajemen usahatani :
(8) Besar kecilnya ukuran usahatani (farm size), (9) Kebutuhan uang kontan petani untuk berbagai keperluan, terutarna kebutuhan yang mendesak.
•
Aspekjenis dan kualitas barang :
(10) Jenis / varietas padi yang ditanam petani, (II) Kualitas beras yang ditawarkan petani.
•
Aspek alamiah :
(II) Perubahan waktu panen karena faktor cuaca dan iklim. Dengan berkembangnya waktu dan berubahnya situasi dan kondisi saat ini, serta dengan terhimpunnya data yang lebih mutakhir, signifikansi dan besaran pengaruh masing-masing faktor tersebut terhadap jumlah pengadaan dalam negeri oleh BULOG kemungkinan telah mengalarni perubahan pula. Hal inilah yang mendasari perlunya dilakukan penelitian ini. Faktor lain yang juga diduga mempengaruhi pelaksanaan dan jumlah pengadaan beras dalam negeri BULOG adalah jumlah stok beras yang dikuasai oleh BULOG pada awal tahun. Stok yang terlalu besar akan menimbulkan masalah bagi BULOG, karena akan menambah biaya perawatan dan penyimpanan. Hal ini menyebabkan aparat BULOG cenderung berusaha memperkecil jumlah pengadaan dalarn negeri. Sebaliknya bila stok kurang, maka seluruh aparat BULOG akan
http://www.mb.ipb.ac.id/
8
berusaha meningkatkanjumlah pengadaan beras dalam negeri. Mengingat banyaknya faktor yang diduga berpengaruh terhadap jumlah pengadaan beras oleh BULOG, maka masalah yang diteliti difokuskan pada beberapa hal yang lebih memungkinkan untuk dilaksanakan dalam waktu yang tersedia sebagaimana diuraikan di bawah ini. Sampai saat ini, angka marketed supply (MS) beras secara nasional belum pernah terungkap secara pasti, sehingga dalam model yang diteliti digunakan pendekatan tidak langsung dengan menjabarkan lebih lanjut faktor tersebut. Jenis / varietas padi yang ditanam, ukuran usahatani, kebutuhan uang kontan petani dan bergesernya waktu panen karena bergesernya iklim, sulit diperoleh datanya secara pasti. Oleh karena itu, penelitian dibatasi pada variabel-variabel yang datanya telah tersedia secara nasional, namun diperkirakan besar pengaruhnya, yaitu : (1) data produksi gabah / beras, (2) data harga dasar gabah dan harga pembelian beras oleh BULOG, (3) data harga konsumen rata-rata bulanan beras kualitas medium, dan (4) data stok beras yang dikuasai BULOG. Dengan demikian, masalah yang dibahas dibatasi pada empat faktor yang diduga berpengaruh pada jumlah pengadaan dalam negeri, yaitu : (a) produksi beras nasional, (b) penyimpangan (deviasi) produksi beras dari
trend-nya, (c) selisih
(marjin) harga eceran beras dengan harga dasar/pembelian beras pemerintah, dan (d) stok beras yang dikuasai BULOG.
http://www.mb.ipb.ac.id/
9
Memperhatikan identifikasi permasalahan serta pembalaSan masalah yang telah disebutkan di muka, maka perumusan masalah yang diteliti dalam kajian ini adalah sebagai berikut : a. Adakah pengaruh nyata dan berapa besar pengaruh produksi beras nasional terhadap jumlah pengadaan beras dalam negeri BULOG ? b. Adakah pengaruh nyata dan berapa besar dampak deviasi produksi beras terhadap
trend-nya, baik produksi tahun berjalan maupun produksi tahun sebelumnya, terhadap jumlah pengadaan beras dalam negeri BULOG ? c. Adakah pengarllh nyata dari selisih (marjin) harga beras eceran rata-rata di pasar lImum dengan harga pembelian beras oleh BULOG terhadap jumlah pengadaan beras dalam negeri BULOG, dan berapa besaran pengaruh tersebut ? d. Adakah pengaruh nyata dari jumlah stok beras yang dikuasai BULOG pada awal tahun terhadap jumlah pengadaan beras dalam negeri BULOG, dan berapa besaran pengaruh tersebut ?
C. TlIjllan dan Kegunaan Pcnelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui : a. Besaran pengaruh jumlah produksi beras nasional pada tahun berjalan terhadap jllmlah pengadaan beras dalam negeri BULOG.
http://www.mb.ipb.ac.id/
10
b. Besaran pengaruh deviasi produksi beras nasional tahun beIjalan maupun tahun sebelumnya (terhadap Irend-nya masing-masing) terhadap jumlah pengadaan beras dalam negeri BULOG. c. Besaran pengaruh tingkat selisih (marjin) harga beras eceran rata-rata di pasar umum dengan harga pembelian beras oleh BULOG terhadap jumlah pengadaan beras dalam negeri BULOG. d. Besaran pengaruh jumlah stok beras yang dikuasai BULOG pada awal tahun berjalan terhadap jumlah pengadaan beras dalam negeri BULOG. Kegunaan penelitian adalah bahwa dengan diketahuinya besaran pengaruh variabel-variabel tersebut
terhadap pengadaan dalam negeri, maka manajemen
BULOG secara lebih dini (yaitu bulan Februari) dapat memperkirakan jumlah pengadaan beras dalam negeri BULOG untuk tahun berjalan. Selain itu perkiraan akan lebih akurat karena didasarkan pada metode anal isis yang lebih dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian dapat disusun prognosa operasional BULOG yang lebih baik, sehingga manajemen BULOG dapat lebih efektif dan lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang tersedia. Di lain pihak penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan beberapa implikasi kebijakan yang berguna bagi pemerintah, khususnya instansi-instansi yang ditugaskan untuk menangani masalah perberasan nasional.