Katalog: 1303004
edisi tahun
2016
pedoman pembuatan publikasi BPS BADAN PUSAT STATISTIK
edisi tahun
2016
pedoman pembuatan publikasi BPS
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS Edisi Tahun 2016 No. Publikasi: 03220.1607 Katalog: 1303004 Ukuran Buku: 17,6 x 25 cm Jumlah Halaman: vi + 85 Halaman Naskah: Subdirektorat Publikasi dan Kompilasi Statistik
Desain Kover: Subdirektorat Publikasi dan Kompilasi Statistik
Diterbitkan oleh: Badan Pusat Statistik
Dicetak oleh: Badan Pusat Statistik (Cetakan I: April 2015) Badan Pusat Statistik (Cetakan II: Januari 2016) Badan Pusat Statistik (Cetakan III: November 2016)
Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik
ii
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
Kata Pengantar Berdasarkan Undang-Undang No.16 tentang Statistik Tahun 1997, Badan Pusat Statistik (BPS) berkewajiban menyebarluaskan hasil kegiatannya kepada publik. Penyebarluasan hasil kegiatan ini dapat melalui website, publikasi, dan lain sebagainya. Hingga saat ini penyebarluasan data dan informasi statistik masih banyak dilakukan melalui media publikasi. Untuk meningkatkan kualitas dan standardisasi publikasi yang dihasilkan BPS pusat dan daerah, maka disusun buku ”Pedoman Pembuatan Publikasi BPS”. Diharapkan dengan tersedianya buku ini akan dihasilkan publikasi BPS yang berkualitas baik dari sisi isi maupun tampilan. Buku pedoman pembuatan publikasi ini merupakan rujukan bagi subject matter di BPS pusat dan daerah dalam membuat publikasi. Standardisasi dalam pedoman ini mencakup standardisasi tata letak (setting layout) dan perwajahan (desain kover). Buku ini merupakan edisi Tahun 2016 yang merupakan penyempurnaan dari buku pedoman yang telah diterbitkan sebelumnya. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan buku pedoman ini kami sampaikan penghargaan dan terima kasih. Kami mengharapkan tanggapan dan saran dari para pengguna buku pedoman ini untuk perbaikan dan peningkatan standardisasi publikasi di masa yang akan datang.
Jakarta, November 2016 Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik
Moh. Ari Nugraha
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
iii
iv
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
Daftar Isi KATA PENGANTAR ................................................................................................... iii DAFTAR ISI................................................................................................................. v BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ....................................................................................................1 1.2. Tujuan ................................................................................................................. 1 BAB II PUBLIKASI BPS ............................................................................................... 3 2.1. Pengertian Publikasi .......................................................................................... 3 2.2. Jenis-Jenis Publikasi ............................................................................................ 3 2.3. Perencanaan Publikasi di BPS ............................................................................. 5 BAB III STANDARDISASI PUBLIKASI BUKU .............................................................. 9 3.1. Perwajahan Publikasi.......................................................................................... 9 3.2 Halaman Pendahuluan ..................................................................................... 29 3.3. Halaman Isi ....................................................................................................... 39 BAB IV STANDARDISASI PUBLIKASI NONBUKU .................................................... 51 4.1. Poster ............................................................................................................... 51 4.2. Leaflet ............................................................................................................... 53 4.3. Booklet ............................................................................................................. 55 4.4. Spanduk ............................................................................................................ 56 4.5. Backdrop........................................................................................................... 57 BAB V TIPS MEREDUKSI FILE SOFTCOPY PUBLIKASI ............................................ 59 BAB VI PENUTUP .................................................................................................... 83 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 85
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
v
vi
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
Pendahuluan
1
1.1 LATAR BELAKANG BPS merupakan lembaga yang bertugas menyediakan data dan informasi statistik. Data dan informasi statistik tersebut perlu dikemas dalam bentuk publikasi yang menarik, mudah, dan nyaman digunakan oleh pembaca. Penyusunan publikasi yang tersebar di berbagai unit kerja memungkinkan terjadinya berbagai variasi dalam penyusunan publikasi. Untuk menjaga agar variasi yang terjadi tidak terlalu beragam maka perlu dibuat pedoman pembuatan publikasi. Beberapa alasan lain yang melatarbelakangi penyusunan pedoman publikasi BPS antara lain: - Masih banyak ditemukan publikasi yang tidak sesuai dengan standar, baik penggunaan huruf (font), dan format tata letak. - Masih sering dijumpai beberapa kesalahan dalam hal penyusunan tabel/grafik, format buku, serta cara penulisan.
1.2 TUJUAN Buku pedoman pembuatan publikasi ini harus menjadi rujukan bagi setiap unit kerja (subject matter), di BPS pusat dan daerah, dalam menyusun publikasi. Buku pedoman ini membahas tata cara penyusunan publikasi yang meliputi jenis-jenis publikasi, perencanaan publikasi, standardisasi perwajahan publikasi (kover dan layout), dan standardisasi komponen-komponen isi publikasi, tetapi tidak membahas dari segi materi. Dengan adanya pedoman ini diharapkan dapat terwujud publikasi BPS yang berkualitas dan indah dalam estetika penulisan maupun desain sehingga dapat memberikan kepuasan bagi semua pihak. Secara rinci pedoman ini bertujuan untuk: 1.
Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) BPS agar dapat menyusun publikasi BPS yang berorientasi kepada keperluan pengguna data.
2.
Meningkatkan motivasi subject matter untuk menghasilkan publikasi yang baik dan berkualitas, dari sisi tampilan dan isi.
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
1
2
3.
Memberikan pemahaman kepada subject matter mengenai standardisasi penyusunan publikasi BPS. Selain itu, dengan terbitnya buku pedoman ini diharapkan dapat memberikan panduan yang jelas mengenai cara penyajian data dan informasi yang harus dibuat oleh BPS. Dengan demikian para pengguna data disuguhkan dengan data dan informasi statistik yang dikemas dalam suatu publikasi yang mempunyai estetika, baik dari sisi perwajahan maupun kaidah penulisan yang disesuaikan dengan ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.
4.
Tersedianya pedoman penyusunan publikasi BPS yang baku sesuai dengan kaidah-kaidah penyusunan publikasi.
5.
Meningkatkan citra BPS dalam pelayanan penyajian data dan informasi statistik.
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
Publikasi BPS
2
2.1 PENGERTIAN PUBLIKASI Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), publikasi berarti pengumuman, bisa juga berarti penerbitan. Menurut Kamus Istilah Periklanan Indonesia, publikasi adalah setiap materi yang dicetak, diterbitkan, serta diedarkan untuk disampaikan pada khalayak umum dalam format apapun seperti majalah, surat kabar, dsb. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa publikasi merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa mengumumkan, menerbitkan, mengedarkan, dan menyampaikan suatu materi, seperti objek, ide, gagasan, dan informasi yang disampaikan pada khalayak umum atau masyarakat dalam bentuk/media apapun. Media yang dimaksud bisa berupa media cetak (seperti surat kabar, majalah, katalog, dll) atau bentuk media elektronik seperti situs, buku elektronik, CD, dan MP3.
2.2 JENIS-JENIS PUBLIKASI Publikasi-publikasi BPS diklasifikasikan menurut bentuk, sifat, media, dan periodenya. Publikasi BPS menurut bentuknya dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a. Buku Menurut UNESCO, yang dimaksud dengan buku adalah kumpulan kertas tercetak dan terjilid yang berisi informasi dengan jumlah halaman paling sedikit 48 halaman yang dapat dijadikan salah satu sumber dalam proses belajar dan membelajarkan. b. Nonbuku Publikasi nonbuku adalah semua bentuk publikasi yang disajikan tidak dalam bentuk buku, bisa berupa kuesioner, booklet, leaflet, pamflet, billboard, dan sebagainya.
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
3
Publikasi BPS menurut sifatnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a. Publikasi eksternal (published) Publikasi eksternal adalah publikasi yang disajikan untuk dapat diakses/dimiliki/dibaca/digunakan oleh pihak lain di luar BPS. Semua publikasi yang diperuntukkan untuk masyarakat luas/umum (public domain) merupakan bentuk publikasi eksternal. b. Publikasi internal (nonpublished) Publikasi internal adalah publikasi yang diperuntukkan hanya untuk dapat diakses/dimiliki/dibaca/digunakan oleh kalangan internal BPS. Contohnya adalah Varia Statistik, Himpunan Peraturan, Buku Pedoman, dll. Publikasi BPS menurut medianya dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a. Publikasi cetak (hardcopy) Publikasi cetak atau hardcopy adalah publikasi yang dicetak di atas kertas. b. Publikasi softcopy Publikasi softcopy adalah publikasi yang dibuat dengan menggunakan perangkat komputer atau peralatan elektronik lainnya dan disimpan pada suatu media penyimpanan (hard disk, flash disk, CD, dll) dalam bentuk file, sehingga dapat dibuka dan diedit dengan mudah menggunakan perangkat komputer. Publikasi BPS menurut periodisasinya dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a. Publikasi rutin Publikasi rutin adalah publikasi yang diterbitkan secara terus-menerus dan berulang pada periode waktu tertentu, seperti bulanan, triwulanan, semesteran, tahunan, dsb. b. Publikasi ad-hoc Publikasi ad-hoc adalah publikasi yang diterbitkan sewaktu-waktu untuk keperluan/peristiwa khusus tertentu.
4
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
2.3 PERENCANAAN PUBLIKASI DI BPS Dalam proses penyusunan publikasi, subject matter kadangkala berpikir dari mana harus memulai penyusunan sebuah publikasi. Sebagaimana kita membuat suatu kegiatan, rencana kerja perlu disusun sebelum kegiatan tersebut benar-benar dilakukan sehingga apa yang dikerjakan terarah dan tahap-tahap pekerjaan yang dilakukan terpantau dengan baik. Untuk itu, sebelum menyusun sebuah publikasi, sebaiknya ditetapkan terlebih dahulu hal-hal yang perlu dijadikan sebagai dasar dalam membuat publikasi tersebut. Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan publikasi.
2.3.1 MENENTUKAN SASARAN ATAU PENGGUNA PUBLIKASI Untuk memulai penyusunan sebuah publikasi, terlebih dahulu perlu dipikirkan siapa pengguna yang akan menjadi sasaran dalam penyusunan publikasi tersebut. Karakteristik pembaca publikasi perlu dikenali/diidentifikasi sehingga akan membantu menentukan teknik-teknik penyusunan publikasi yang menarik pembaca. Bagaimana perilaku pembaca, gaya bahasa apa yang cocok, dan sebagainya merupakan hal-hal yang perlu dipertimbangkan. Untuk itu, perlu dijajaki informasi yang terkini (up to date), seperti apa yang sangat diperlukan oleh pengguna, siapa pengguna informasi tersebut, dan seberapa banyak pengguna yang ingin mendapatkan publikasi tersebut. Hal ini perlu dilakukan sebelum memulai penyusunan sebuah publikasi agar publikasi ini nantinya akan diminati dan dinanti oleh para pengguna dan dapat menjadi publikasi unggulan.
2.3.2 MENENTUKAN PENTINGNYA PUBLIKASI DITERBITKAN Publikasi disusun karena adanya kebutuhan dari para pengguna terhadap berbagai data dan informasi. Salah satu jenis data dan informasi yang dicari oleh para pengguna adalah data statistik. Data dan informasi tersebut digunakan untuk membuat keputusan. Keputusan yang diambil hendaknya didasari pada informasi yang dapat diandalkan. Karenanya, BPS sebagai pelopor data statistik terpercaya dituntut untuk mampu menyediakan data dan informasi yang akurat, berkesinambungan, tepat waktu, serta menyajikannya dalam bentuk yang baik dan mudah dipahami.
2.3.3 MENENTUKAN DATA DAN INFORMASI YANG AKAN DITAMPILKAN Untuk menghasilkan publikasi yang efektif, data dan informasi yang ditampilkan pada publikasi harus merupakan data daninformasi yang diperlukan oleh pengguna. Dengan mengetahui siapa yang akan menggunakan publikasi tersebut, metodologi penyusunan publikasi yang akan dibuat harus dirumuskan ke Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
5
dalam suatu rencana kerja sehingga data dan informasi yang akan disertakan ke dalam publikasi tersebut akan semakin jelas.
2.3.4 MENENTUKAN CITRA YANG INGIN DITAMPILKAN Semua hal mengenai publikasi, mulai dari gaya bahasa sampai pada kualitas kertas yang digunakan, dapat mewujudkan citra dari penyusunnya. Elemen-elemen yang dipilih dan cara merangkainya akan menjadi hal yang indah apabila sesuai dengan tujuan penyusunan publikasi tersebut. Sebuah publikasi yang dibuat dapat berkesan formal, informal, ramah, main-main, elegan, bergaya, trendi, klasik, konservatif, akademik, provokatif, dan sebagainya. Hal ini merupakan pilihan kita yang harus diperhatikan sebelum penyusunan publikasi dilakukan.
2.3.5 MENENTUKAN FREKUENSI PENERBITAN PUBLIKASI Untuk menyusun seri publikasi yang baik, frekuensi penerbitan harus terjadwal dengan baik. Jadwal penerbitan yang konsisten dan kesanggupan subject matter pembuat naskah untuk memenuhi jadwal penerbitan sangat berguna bagi publik yang ingin memanfaatkan publikasi tersebut. Jadwal penerbitan bisa ditayangkan di website sehingga mempermudah pengguna untuk mengetahui kapan dan publikasi apa saja yang akan terbit pada waktu tertentu.
2.3.6 MENENTUKAN SPESIFIKASI PENCETAKAN Spesifikasi pencetakan yang terdiri atas ukuran kertas, jenis kertas, penggunaan warna cetakan, serta jenis lipat dan penjilidan merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan juga dalam membuat publikasi karena hal ini
menyangkut kualitas kemasan publikasi. a. Menentukan Ukuran Kertas Jenis ukuran kertas dapat membuat publikasi yang diterbitkan lebih menarik karena ukuran yang tepat dapat mengurangi bagian-bagian yang seharusnya tidak tampil. Bagian tersebut adalah area kosong. Dengan penggunaan ukuran kertas yang tepat, area kosong dapat dikurangi sehingga dapat mengurangi biaya pencetakan. Berikut ini jenis ukuran kertas yang sering digunakan pada publikasi BPS.
6
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
Jenis Ukuran Kertas
Keterangan (lebar x tinggi)
Letter
21,6 cm x 27,9 cm
Legal
21,6 cm x 35,6 cm
A4
21 cm x 29,7 cm
A5
14,8 cm x 21 cm
B5 JIS
18,2 cm x 25,7 cm
B5 ISO
17,6 cm x 25 cm
Pocket Book
10 cm x 14 cm
Custom
Selain dari ukuran yang tersebut di atas
Ada banyak ukuran standar kertas yang digunakan di berbagai negara, tetapi ada dua ukuran yang digunakan secara luas, yaitu standar internasional (seri A, B, dan C) dan standar ukuran di negara Amerika bagian Utara, Kanada. Ukuran standar kertas di AS dan Kanada yaitu letter, legal, ledger, dan tabloid.
b. Menentukan Jenis kertas Pemilihan jenis kertas yang digunakan untuk isi dan kover buku merupakan bagian yang paling terlihat nyata dari suatu publikasi. Kertass sangat bervariasi dalam hal kualitas, warna, tekstur, berat, dan harga. Perencanaan yang baik dalam pemilihan kertas tidak hanya mempengaruhi biaya, tetapi juga sistem lipatan dan penjilidan buku. Berikut adalah contoh jenis kertas yang digunakan dalam publikasi: • Contoh jenis kertas untuk kover buku: - Art Carton 120gr - Art Carton 150gr - Art Carton 190gr - Art Carton 210gr - Art Carton 260gr - Art Carton 310gr
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
7
• Contoh jenis kertas untuk halaman isi buku: - Kertas HVS 70gr - Kertas HVS 80gr - Art Paper 100gr - Art Paper 120gr - Art Paper 150gr • Untuk lembar pemisah, jenis kertas adalah HVS 60 gram. Jenis-jenis kertas tersebut tidak mutlak untuk digunakan, tetapi disesuaikan dengan jenis publikasi dan anggaran dari penyusunan sebuah publikasi. Untuk jenis publikasi tertentu dapat digunakan jenis kertas yang lebih baik kualitasnya, misal Statistik Indonesia yang menggunakan kertas bible.
Untuk publikasi yang diterbitkan secara berkala tidak boleh mengganti ukuran kertas/publikasi minimal selama lima tahun berturut-turut
c. Menentukan Warna Cetak Publikasi Berdasarkan penggunaan warnanya, publikasi BPS dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: 1. Berwarna (Colour) Semua atau sebagian publikasi dicetak berwarna, walaupun hanya header atau footer. 2. Hitam Putih (Black and White) Publikasi dicetak dengan menggunakan warna hitam dengan dasar kertas putih. d. Menentukan Jenis Lipat dan Penjilidan Spesifikasi pencetakan juga harus mencakup hal melipat (untuk leaflet, brosur) dan menjilid (binding). Penggunaan lem, benang, ataupun kawat dan sebagainya juga perlu diperhatikan dalam menentukan jenis penjilidan karena akan mempengaruhi tampilan dan biaya pencetakan.
8
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
Standardisasi Publikasi Buku
3
Buku adalah kumpulan kertas tercetak dan terjilid yang berisi informasi dengan jumlah halaman paling sedikit 48 halaman. Standardisasi yang akan diatur pada subbab publikasi buku ini mencakup perwajahan publikasi, halaman pendahuluan, dan isi publikasi.
3.1 PERWAJAHAN PUBLIKASI Perwajahan adalah penyusunan unsur-unsur desain berupa garis, bidang, dan warna ke dalam suatu halaman yang disebarkan melalui media cetak secara kasatmata (visual). Lebih sederhana lagi, perwajahan adalah proses rancang, olah grafis, dan tata letak (layout) halaman. Pada pedoman ini, perwajahan yang akan dibahas adalah mengenai kover dan layout/tata letak publikasi.
3.1.1 Kover Kover merupakan bagian terluar dari buku. Kover biasanya mendapat penanganan khusus karena kover yang didesain secara baik dapat menarik orang untuk membaca buku tersebut. Kover juga berfungsi untuk melindungi bagian dalam buku sehingga spesifikasi bahan kover harus lebih kuat daripada isi buku. Untuk beberapa buku dengan edisi lux digunakan kover yang tebal dan keras disertai jaket buku sebagai pelindung agar terlihat lebih eksklusif. Kover buku terdiri atas kover depan, kover belakang, punggung buku, dan lidah kover (optional).
a. Kover Depan Kover depan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian atas, bagian tengah, dan bagian bawah. Contoh kover depan dapat dilihat pada gambar berikut.
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
9
Gambar 1. Contoh Kover Depan Publikasi BPS Pusat
Gambar 2. Contoh Kover Depan Publikasi BPS Daerah
10
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
BAGIAN ATAS: Bagian atas dari kover publikasi hanya memuat lambang Garuda dan nomor katalog untuk publikasi BPS Pusat, sedangkan untuk publikasi BPS daerah, bagian atas dari kover publikasi hanya memuat nomor katalog dan logo kegiatan (jika ada), tanpa lambang Garuda. Lambang Garuda Lambang Garuda hanya dapat digunakan untuk publikasi BPS Pusat yang ditandatangani oleh Kepala BPS pusat. Besaran ukuran lambang Garuda harus proporsional dengan ukuran publikasi. Aturan penggunaan lambang Garuda pada publikasi: 1. Ditempatkan di pojok kiri atas. 2. Posisinya lebih tinggi daripada lambang/logo lain yang ada di bagian atas. 3. Lambang Garuda kepalanya menoleh lurus ke sebelah kanan, perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhineka Tunggal Ika ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda. 4. Lambang Garuda menggunakan warna pokok yang terdiri atas: - warna merah, yaitu warna merah jernih yang secara digital mempunyai kadar Red Green Blue (RGB): merah 255, hijau 255, dan biru 0. Warna ini digunakan di bagian kanan atas dan kiri bawah perisai. - warna putih, yaitu warna putih tanpa gradasi yang secara digital mempunyai kadar RGB: merah 255, hijau 255, dan biru 255. Digunakan di bagian kiri atas dan kanan bawah perisai. - warna kuning emas, yaitu warna kuning keemasan yang secara digital mempunyai kadar RGB: merah 255, hijau 255, dan biru 0. Digunakan untuk seluruh burung Garuda. - warna hitam, yaitu warna hitam yang secara digital mempunyai kadar RGB: merah 0, hijau 0, dan biru 0. Digunakan di tengah-tengah perisai yang berbentuk jantung. - warna alam, yaitu warna-warna yang menyerupai warna benda dan makhluk hidup yang ada di alam. Digunakan untuk seluruh gambar lambang. Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
11
Khusus untuk poin 3 dan 4 telah diatur dalam Undang-Undang No.24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.
Lambang Garuda hanya digunakan pada publikasi BPS Pusat yang ditandatangani kepala BPS RI. Publikasi yang diterbitkan BPS daerah tidak perlu mencantumkan lambang Garuda ataupun lambang daerah
Nomor Katalog 1. Posisi nomor katalog BPS terletak di sebelah kanan atas. Jika terdapat lambang Garuda maka letaknya sejajar dengan bagian bawah lambang Garuda. 2. Cara penulisan: Katalog: XXXXXXX
(Publikasi BPS)
Katalog: XXXXXXX.XX (Publikasi BPS level Provinsi) Katalog: XXXXXXX.XXXX (Publikasi BPS level Kabupaten/Kota) Katalog: XXXXXXX.XXXXXXX (Publikasi BPS level Kecamatan) Penjelasan untuk pemberian nomor katalog dapat dilihat pada buku Pedoman Sistem Pembuatan Katalog BPS.
Logo Kegiatan Logo kegiatan BPS diperbolehkan untuk ditampilkan pada kover depan atau kover belakang dengan mempertimbangkan estetika. Jika menempatkan logo kegiatan pada kover depan, maka posisinya tidak boleh lebih tinggi dari lambang Garuda. Aturan penggunaan logo kegiatan pada publikasi - Logo kegiatan terdiri dari logo sensus (pertanian/penduduk/ekonomi), logo survey (supas, sbh, dll), dan logo kegiatan lainnya - Periode pemasangan setiap logo kegiatan terdiri dari: Jika publikasi tersebut merupakan publikasi khusus hasil suatu kegiatan maka logo kegiatan tersebut dapat ditampilkan tanpa batasan periode pemasangan.
12
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
Jika publikasi merupakan publikasi umum (pemasangan logo hanya bertujuan untuk menginformasikan kepada pengguna tentang kegiatan besar/sensus di BPS) maka logo kegiatan tersebut dapat ditampilkan pada t-1 sampai t-2 kegiatan/sensus berikutnya. Contoh: Sensus Ekonomi (SE) akan diadakan tahun 2016 dan Sensus Penduduk (SP) akan diadakan tahun 2020. Maka logo kegiatan SE 2016 akan ditampilkan pada Statistik Indonesia 2015 (satu tahun sebelum tahun pelaksanaan SE 2016) sampai dengan 2018 (dua tahun sebelum pelaksanaan SP 2020). Selanjutnya, mulai 2019 menggunakan logo kegiatan SP 2020, begitu seterusnya.
Penempatan logo kegiatan posisinya tidak boleh lebih tinggi dari lambang Garuda Gambar 3. Contoh Penempatan Logo Kegiatan pada Kover Depan Publikasi
Penempatan logo kegiatan tidak boleh lebih tinggi dari lambang Garuda
BPS Daerah
BPS Pusat
BAGIAN TENGAH: Bagian tengah kover publikasi hanya memuat judul publikasi, tahun judul, dan komponen ilustrasi. Bagian tengah juga dapat memuat logo kegiatan jika ada, dengan mempertimbangkan estetika dalam penempatannya (lihat Gambar 3).
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
13
Judul Publikasi - Judul publikasi harus menggunakan dua bahasa jika keseluruhan isi publikasi menggunakan dua bahasa. - Judul publikasi wajib mencantumkan wilayah administrasi, seperti kata “provinsi“ atau “kabupaten/kota“ atau “kecamatan“. - Nama wilayah tidak boleh diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, contoh yang salah adalah Kalimantan Barat diterjemahkan menjadi West Kalimantan. - Nama Wilayah diletakkan setelah judul, kecuali untuk publikasi yang diatur dalam pedoman tersendiri seperti daerah dalam angka. Contoh judul publikasi: Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha Provinsi Jambi 2011‒2015. Tahun Judul - Tahun yang ditampilkan pada judul publikasi menyatakan tahun data terakhir yang disajikan pada publikasi tersebut, kecuali publikasi Statistik Indonesia, Daerah Dalam Angka, dan Statistik Daerah yang menggunakan tahun penerbitan publikasi sebagai tahun yang ditampilkan pada judul publikasi. - Penulisan tahun pada judul publikasi tidak perlu mencantumkan kata “Tahun”. - Data yang disajikan dalam suatu publikasi dapat berupa data series dengan referensi waktu yang berbeda-beda, namun ada juga yang hanya menyajikan data dengan satu referensi waktu tertentu saja sebagai hasil pelaksanaan suatu survei atau sensus tertentu. - Periode terbit suatu publikasi dapat memiliki waktu yang sama dengan periode referensi data, dapat pula berbeda. Tahun Data Tahun data adalah tahun yang menyatakan periode data terakhir yang tersedia pada publikasi tersebut. Periode data yang dimaksud dapat berupa satu tahun atau selang waktu tertentu. -
Publikasi yang memuat data dalam satu referensi waktu tertentu Contoh: Indikator Kesejahteraan Rakyat 2015. Tahun data publikasi tersebut adalah 2015, artinya data terakhir yang dicakup adalah tahun 2015.
14
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
-
Publikasi yang memuat data dalam selang referensi waktu tertentu. Contoh: Produk Domestik Bruto Indonesia Menurut Pengeluaran 2010–2014. Tahun data publikasi tersebut adalah 2010–2014, artinya data yang dicakup adalah dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
-
Publikasi yang tidak mencantumkan tahun data Contoh: Panduan Operasional Sirusa. Publikasi tersebut hanya menjelaskan tentang cara mengoperasikan program Sistem Rujukan Statistik (Sirusa).
Tahun Terbit Tahun terbit adalah tahun pada saat publikasi tersebut diterbitkan dan merupakan tahun yang merujuk pada kata pengantar. Contoh: Pada kata pengantar suatu publikasi tertera tanggal penandatanganan adalah 5 Oktober 2015, maka tahun penerbitan publikasi yang bersangkutan adalah tahun 2015.
Khusus untuk publikasi Statistik Indonesia, DDA, dan Statistik Daerah, tahun yang dituliskan pada judul publikasi adalah tahun terbit Komponen Ilustrasi Selain judul publikasi, komponen yang terdapat pada bagian tengah adalah ilustrasi. Ilustrasi kover bisa berupa teknik drawing, lukisan, fotografi, atau typografi. - Ilustrasi kover bersifat bebas, namun tidak boleh mengandung unsur SARA, pornografi, dan hal-hal lain yang mengganggu ketertiban umum. - Ilustrasi tidak harus menggambarkan secara detail semua isi publikasi tersebut. Contoh: Publikasi Sensus Pertanian ilustrasinya tidak harus memaksakan dengan menampilkan semua foto-foto ternak, unggas, perkebunan, padi, perikanan, dan sebagainya, namun bisa diganti dengan ornamen daun-daunan atau bermain typografi.
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
15
- Ilustrasi yang digunakan bisa menggambarkan publikasi tersebut secara implisit maupun eksplisit. Contoh: Publikasi CERDAS (Perubahan Pola Pikir Menyongsong Reformasi Birokrasi BPS) isinya menggambarkan perubahan pola pikir insan BPS dalam rangka Reformasi Birokrasi dapat diilustrasikan dengan metamorfosis ulat menjadi kupu-kupu. Gambar 4. Contoh Komponen Ilustrasi Kover Depan
- Peletakan judul publikasi tidak harus berada di atas ilustrasi, boleh di bawah atau tengah. - Komposisi warna pada ilustrasi tidak dibatasi. - Pemilihan huruf untuk judul publikasi tidak boleh menggunakan font dekoratif dan harus bisa terbaca dengan jelas.
16
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
Gambar 5. Contoh Font Dekoratif
- Komposisi layout juga bebas, bisa menggunakan keseimbangan simetris maupun asimetris.
BAGIAN BAWAH: Bagian bawah publikasi memuat logo dan nama BPS penerbit. - Logo BPS selalu mengacu kepada Surat Keputusan Kepala BPS No. 248 Tahun 2006. - Logo BPS tidak boleh direkayasa (diberi efek tertentu, misal: emboss, shadow, stroke, dll). - Nama BPS penerbit ditulis dengan menggunakan font Arial Black Italic dan diletakkan di samping kanan logo BPS. - Untuk publikasi yang disajikan dalam dua bahasa, nama BPS penerbit wajib disajikan dalam bahasa. - Nama BPS penerbit dalam bahasa Indonesia harus ditulis dengan huruf kapital, sedangkan nama BPS penerbit dalam bahasa Inggris ditulis dengan huruf kapital pada setiap awal kata, kecuali kata “BPS-” yang harus menggunakan huruf kapital. - Nama BPS penerbit dalam bahasa Inggris ditulis dalam satu baris tersendiri dibawah baris bahasa Indonesia. - Untuk publikasi terbitan BPS provinsi/kabupaten/kota), penulisan nama BPS penerbit dalam bahasa Indonesia wajib dibuat dalam dua baris. Baris pertama berisi tulisan “BADAN PUSAT STATISTIK” dan baris kedua berisi nama wilayah. - Nama BPS penerbit yang lebih dari satu baris harus dibuat rata kiri. Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
17
Contoh penulisan nama BPS penerbit: • BADAN PUSAT STATISTIK BPS-Statistics Indonesia • BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DKI JAKARTA • BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SURABAYA BPS-Statistics of Surabaya Municipality
- Bila ada kerja sama dengan lembaga/institusi lain maka logo lembaga/institusi lain sedapat mungkin diletakkan sejajar dengan logo BPS. - Jika publikasi merupakan hasil kerja sama dari dua instansi maka logo BPS diletakkan di sebelah kiri dari logo lembaga/institusi lain tersebut. Jika publikasi merupakan hasil kerjasama dari tiga instansi maka logo BPS diletakkan di tengah, diantara dua instansi yang lain. Gambar 6. Contoh Kover Depan Publikasi Hasil Kerja Sama
Berdasarkan contoh kover depan di atas, publikasi tersebut merupakan hasil kerja sama Kementerian PPN/Bappenas, BPS, dan UNFPA (kanan), sedangkan untuk contoh kover sebelah kiri adalah kerja sama BPS dan MB-IPB. Ketentuan yang sama berlaku untuk publikasi kerja sama yang dilakukan BPS daerah dan Pemda, logo BPS dan lambang daerah diletakkan sejajar di bagian bawah kover publikasi.
18
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
b. Punggung Buku Bila publikasi mempunyai ketebalan minimal 0,8 cm (±150 halaman), pada punggung buku wajib dicantumkan: -
Logo BPS Jika publikasi merupakan hasil kerja sama dengan instansi lain maka logo instansi, baik BPS maupun instansi lain, tidak perlu dicantumkan. Namun jika publikasi merupakan hasil terbitan BPS maka jika tempatnya memungkinkan, logo BPS dicantumkan di bagian atas punggung buku dengan posisi tegak tanpa menampilkan tulisan BADAN PUSAT STATISTIK. Kriteria logo BPS yang ditampilkan mengikuti ketentuan pada kover depan.
-
Judul publikasi Judul publikasi ditulis secara melintang. Judul publikasi pada punggung buku akan sangat bermanfaat bila publikasi tersebut dicari di antara sederetan publikasi yang disusun tegak.
-
Tahun judul Jika publikasi hanya menampilkan satu tahun maka tahun dituliskan tegak dan diletakkan di bagian bawah punggung buku. Jika publikasi menyajikan data dengan rentang tahun atau bulan tertentu maka rentang tahun atau bulan dituliskan sejajar dengan judul buku. Gambar 7. Contoh Punggung Buku
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
19
c. Kover Belakang - Hanya berisi slogan DATA MENCERDASKAN BANGSA, logo BPS, nama dan alamat BPS penerbit, barcode dan nomor ISSN (jika publikasi eksternal), serta logo kegiatan (jika ada). - Tidak diperkenankan menambahkan abstraksi pada kover belakang. - Slogan DATA MENCERDASKAN BANGSA dicantumkan pada tengah halaman secara proporsional. Tulisan slogan harus sesuai dengan contoh yang diberikan, baik font ataupun cara penulisannya. - Logo, nama, dan alamat BPS penerbit diletakkan pada kiri bawah. - Kriteria logo BPS yang digunakan sesuai dengan ketentuan logo pada kover depan. - Tata cara penulisan nama BPS penerbit mengikuti ketentuan seperti yang terdapat pada kover depan. - Alamat BPS penerbit dilengkapi dengan kode pos, nomor telepon, nomor fax, homepage, dan alamat email. Alamat BPS penerbit diletakkan di bawah nama BPS penerbit dan ditulis rata kiri. Gambar 8. Contoh Kover Belakang
20
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
- Barcode ISBN/ISSN ditampilkan di sudut kanan bawah dengan ukuran yang proporsional dengan kover belakang. Pada bagian atas barcode harus dituliskan kata ‘ISBN’ atau ‘ISSN’ yang diikuti dengan nomor ISBN/ISSN. Barcode dibuat dengan menggunakan tulisan hitam dan latar putih.
- Dapat dicantumkan logo kegiatan sesuai aturan yang dijelaskan pada kover depan. d. Lidah Kover Lidah kover diperlukan untuk menampilkan informasi penting dari suatu publikasi. Lidah kover juga berfungsi sebagai pembatas buku. Gambar 9. Contoh Penggunaan Lidah Kover
3.1.2 Tata Letak (Layout) Publikasi Layout pada dasarnya dapat dijabarkan sebagai tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/tema publikasi. Layout yang diatur dalam pedoman ini terdiri atas: a. Orientasi Publikasi Orientasi publikasi menunjukkan kecenderungan bentuk dari sebuah publikasi, yaitu portrait atau landscape. Keduanya sudah difasilitasi pada hampir semua software (perangkat lunak) untuk membuat publikasi. • Portrait Adalah sebuah bidang cetak (buku) yang lebarnya (width) tidak lebih panjang dari pada tingginya (height). Publikasi dengan orientasi portrait dipilih apabila berisi: Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
21
- Dominan teks. - Jumlah tabel/gambar/peta yang melebihi bidang cetak dalam satu halaman tidak banyak. - Pilihan orientasi ini lebih banyak pada pertimbangan efisiensi dan kenyamanan pembaca. Contoh publikasi BPS yang berorientasi portrait adalah Statistik Indonesia, Daerah Dalam Angka, Laporan Perekonomian Indonesia, Indikator Kesejahteraan Rakyat, Data Strategis BPS, dsb. • Landscape Adalah sebuah bidang cetak (buku) yang lebarnya (width) lebih panjang dari pada tingginya (height). Publikasi dengan orientasi landscape dipilih apabila berisi: - Tidak dominan teks. - Jumlah tabel/gambar/peta yang melebihi bidang cetak dalam satu halaman cukup banyak. Contoh publikasi BPS yang berorientasi landscape adalah Indikator Ekonomi, Keadaan Pekerja Indonesia, Keadaan Angkatan Kerja Indonesia, dsb. Gambar 10. Contoh Orientasi Publikasi
Portrait
22
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
Landscape
b. Margin Margin halaman adalah ruang kosong antara bidang cetak dan bidang kertas. Penentuan margin sebaiknya mengikuti kaidah penulisan dan segi estetika pembacaan. Publikasi yang mempunyai banyak halaman (tebal) maka margin yang menjorok ke dalam (inside) tidak boleh terlalu sempit dikarenakan informasi yang akan ditampilkan akan terputus.
Publikasi dalam bentuk buku harus dibuat dalam format bolak-balik (double sides)
Gambar 11. Contoh Margin Publikasi
c. Penggunaan Kolom (Grid) Grid adalah alat bantu yang sangat bermanfaat dalam me-layout publikasi. Grid mempermudah menentukan di mana harus meletakkan elemen layout. Suatu publikasi dengan banyak halaman bisa menggunakan kombinasi lebih dari satu sistem grid.
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
23
Gambar 12. Variasi Grid
d. Alignment Penataan baris (alignment) juga memiliki peranan penting sebagai penunjang keterbacaan serta estetika dari rancangan. Berikut adalah jenis-jenis alignment yang bisa digunakan, yaitu:
24
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
- Rata kiri (flush left) Cocok digunakan untuk naskah yang panjang atau pendek. Bagian kanan susunan huruf menghasilkan bentuk irregular yang memberi kesan dinamis. - Rata kanan (flush right) Cocok digunakan untuk jumlah naskah yang pendek dengan penataan jumlah huruf-huruf per barisnya hampir setara. - Rata tengah (centered) Hanya cocok digunakan untuk jumlah naskah yang pendek dengan penataan jumlah huruf yang seimbang pada tiap barisnya. - Rata kiri-kanan (justified) Cocok digunakan untuk naskah yang panjang. Keteraturannya memberikan kesan bersih dan rapi. Namun, jarak antarkata harus diperhatikan bila jumlah huruf tidak sebanding dengan lebar kolom. - Asimetris (random) Setiap baris disusun secara acak (random) sehingga tidak ada pola baris yang diprediksi panjangnya ataupun penempatannya. Untuk judul pada setiap bab sebaiknya menggunakan alignment rata tengah atau rata kanan. Untuk judul dengan alignment rata kiri diperbolehkan, namun sebaiknya dihindari karena ada kemungkinan dapat tertutup oleh lipatan/jilidan. e. Bahasa Publikasi - Publikasi yang disajikan dalam dua bahasa, seluruh komponen, mulai dari kover depan, halaman pendahuluan, halaman isi, sampai dengan kover belakang, juga disajikan dalam dua bahasa. - Penggunaan nama-nama daerah tidak perlu diterjemahkan ke dalam bahasa lain. - Publikasi yang menggunakan dua bahasa, apabila narasi disajikan dalam format dua kolom, kolom sebelah kiri menggunakan Bahasa Indonesia, sedangkan kolom sebelah kanan menggunakan Bahasa Inggris. Sedangkan untuk tabel, Bahasa Inggris diletakkan di bawah atau diletakkan setelah Bahasa Indonesia. Jika Bahasa Inggris diletakkan pada baris yang sama setelah Bahasa Indonesia maka diantaranya diberi tanda garis miring ( / ) sebagai pemisah. - Publikasi yang disajikan dalam dua bahasa, tulisan dalam Bahasa Inggris dicetak dengan huruf miring (italic). - Apabila publikasi disajikan dalam dua buku terpisah maka masing-masing buku menggunakan masing-masing bahasa secara keseluruhan.
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
25
f. Header dan Footer Header dan footer adalah area yang berada di sisi luar bidang cetak, dimana header terletak di sisi atas, sedangkan footer terletak di sisi bawah. Aturan penulisan header dan footer adalah sebagai berikut: - Jika publikasi memiliki header dan footer maka pada header biasanya berisi judul bab publikasi dan atau nomor halaman publikasi, sedangkan footer biasanya hanya berisi judul publikasi dan atau nomor halaman. - Pada pubikasi yang memiliki header dan footer sekaligus, setiap halaman pada halaman pendahuluan tidak perlu dicantumkan header . - Jika publikasi hanya memiliki header atau footer saja maka yang dicantumkan pada header atau footer tersebut adalah judul publikasi dan nomor halaman. - Untuk publikasi dua bahasa, header dan footer Bahasa Indonesia diletakkan pada halaman ganjil, sedangkan header dan footer Bahasa Inggris diletakkan pada halaman genap. - Header dan footer diletakkan pada sisi luar halaman (tidak pada sisi dekat lipatan buku) Gambar 13. Contoh Header dan Footer
26
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
Untuk halaman prancis, halaman kosong, halaman pembatas, dan halaman katalog, tidak perlu menampilkan header-footer dan nomor halaman, namun tetap dihitung sebagai halaman
g. Huruf (Font) Jenis huruf menurut bentuknya ada tiga macam, yaitu: -
Serif Adalah jenis huruf yang berkait. Jenis huruf ini lebih mudah dibaca karena kait huruf yang membantu membentuk garis tak tampak yang memandu mata mengikuti baris teks. Selain itu, huruf serif dapat menyebabkan kerja mata menjadi lebih ringan pada saat membaca naskah dengan jumlah kata yang banyak. Jenis huruf yang dikelompokkan pada jenis serif misalnya Times New Roman, Aldus Roman, Garamond, Palatino, dsb.
-
Sans Serif Adalah jenis huruf yang tidak berkait. Jenis huruf ini bersifat solid, lebih tegas, dan lebih modern. Jenis huruf yang dikelompokkan pada jenis sans serif misalnya Calibri, Arial, Arial MT, Arial Narrow, Futura, dsb.
-
Script Merupakan jenis font yang bentuknya mirip dengan tulisan tangan pada umumnya. Untuk publikasi BPS yang bersifat formal, jenis huruf ini tidak boleh digunakan, khususnya pada narasi. Gambar 14. Jenis Huruf/Font
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
27
h. Penomoran Halaman Nomor halaman merupakan salah satu bagian publikasi yang sangat diperlukan terutama untuk publikasi dengan jumlah halaman yang cukup banyak. Pemberian nomor halaman bisa memberikan panduan bagi pembaca untuk merujuk pada bagian tertentu yang diperlukan. Selain itu, halaman juga dapat dijadikan sebagai penanda mengenai letak atau posisi dari suatu bahasan/materi tertentu pada suatu publikasi. Nomor halaman bisa diletakkan di atas atau di bawah pada bagian header atau footer. Jika judul bab diletakkan pada halaman tersendiri dari narasi atau isi bab maka pada halaman judul bab tersebut tidak perlu dicantumkan nomor halaman namun tetap dihitung sebagai halaman. Aturan penulisan nomor halaman: - Halaman ganjil di sebelah kanan, sedangkan halaman genap di sebelah kiri. - Diletakkan di sisi luar bidang cetak, kecuali pada sisi dekat lipatan buku. - Awal bab dimulai dari halaman ganjil. - Halaman pertama angka Romawi (i) dimulai dari halaman prancis (kover dalam) sampai dengan halaman terakhir sebelum halaman isi (halaman pertama angka Arab), sehingga jumlah halaman romawi selalu genap. - Halaman pertama angka Arab dimulai dari halaman isi sampai dengan halaman terakhir dari publikasi. - Apabila bab sebelumnya berakhir pada halaman kanan (ganjil), maka sebelum masuk ke bab selanjutnya diberi halaman kosong yang tidak perlu dituliskan nomor halamannya. - Halaman prancis, halaman katalog, halaman pembatas, dan halaman kosong tidak perlu dicantumkan nomor halaman tetapi tetap dihitung sebagai halaman. - Jika nomor halaman diletakkan pada bagian tengah atas halaman, maka tidak perlu ada header, cukup footer saja yang berisi judul publikasi. - Jika nomor halaman diletakkan pada bagian tengah bawah halaman, maka tidak perlu ada footer, cukup header saja yang berisi judul publikasi.
28
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
3.2 HALAMAN PENDAHULUAN Halaman pendahuluan adalah bagian awal dari suatu publikasi sebelum masuk ke dalam isi pokok publikasi, sedangkan bab pendahuluan merupakan bagian dari halaman isi, biasanya ada di bab pertama. Secara berurutan, halaman pendahuluan terdiri dari: -
Kover dalam atau halaman prancis Halaman katalog Tim penyusun *) Kata sambutan *) Kata pengantar Abstraksi *) Daftar isi Daftar tabel *) Daftar gambar *) Daftar lampiran *) Penjelasan teknis *) Penjelasan umum*)
*) optional sesuai dengan kebutuhan
3.2.1 Kover Dalam Kover dalam atau halaman prancis merupakan halaman pertama dari halaman pendahuluan. Halaman ini hanya memuat judul publikasi dan ilustrasi seperti kover depan atau hanya memuat bagian tengah kover depan, tetapi warna dibuat grayscale.
Kover dalam hanya memuat judul publikasi dan ilustrasi tidak perlu mencantumkan nomor katalog, lambang Garuda, dan logo BPS
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
29
Gambar 15. Contoh Kover Depan dan Kover Dalam
Kover Depan
Kover Dalam
3.2.2 Halaman Katalog Halaman katalog merupakan halaman kedua dari lembar pendahuluan. Halaman katalog secara berurutan terdiri dari: •
Judul Publikasi Judul publikasi ditulis seperti yang tertera pada kover depan, termasuk judul dalam bahasa Inggris bila menggunakan dua bahasa.
•
Penomoran Publikasi - Nomor ISSN atau ISBN Format penulisan untuk ISSN adalah XXXX-XXXX dan format penulisan untuk ISBN adalah XXX-XXX-XXX-XXX-X. Setiap publikasi buku yang bersifat eksternal wajib mencantumkan nomor issn atau isbn. - Nomor Publikasi Nomor ini merupakan kode unit kerja penanggung jawab setingkat eselon 3 (5 dijit), tahun penerbitan (2 dijit), dan nomor urut publikasi yang diterbitkan oleh unit kerja penanggung jawab (2 dijit). Cara penulisan nomor publikasi adalah XXXXX.XXXX.
30
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
- Nomor Katalog Nomor katalog ditulis sesuai dengan yang tercantum pada kover depan. Penjelasan lebih lanjut terkait penomoran publikasi dapat dilihat pada Pedoman Penomoran Publikasi BPS. •
Ukuran Buku Ukuran buku dicantumkan dalam ukuran cm dengan format lebar x tinggi.
•
Jumlah Halaman Jumlah halaman yang dicantumkan termasuk halaman romawi. Contoh: xii + 90 halaman.
•
Penyusun Naskah Yang dicantumkan di sini adalah unit kerja penyusun naskah setingkat eselon 3. Apabila naskah merupakan hasil kompilasi dari beberapa unit kerja maka yang dicantumkan adalah unit kerja penanggung jawab.
•
Penyunting Yang dicantumkan di sini adalah unit kerja setingkat eselon 3.
•
Gambar Kover Yang dicantumkan di sini adalah unit kerja setingkat eselon 3 yang membuat gambar kover.
•
Diterbitkan oleh Yang dicantumkan di sini adalah nama BPS penerbit, yaitu Badan Pusat Statistik atau BPS daerah yang bersangkutan dengan mencantumkan logo hak cipta (©). Contoh: - © Badan Pusat Statistik - © BPS Provinsi Maluku
•
Dicetak oleh Yang dicantumkan di sini adalah nama pencetak publikasi - BPS Pusat
Bagian Penggandaan, BPS (cetak dalam) Nama perusahaan pencetak (cetak luar)
- BPS daerah Nama perusahaan pencetak Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
31
Apabila dilakukan cetak ulang terhadap publikasi, maka dapat ditulis: Badan Pusat Statistik, Cetakan ke-3 (November 2016) •
Pernyataan hak cipta (kutipan) Cantumkan kutipan berikut pada bagian bawah halaman katalog: “Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik”
Seluruh keterangan publikasi pada halaman katalog yang berbahasa Indonesia seperti yang telah disebutkan di atas dicetak tebal (bold), sedangkan untuk yang berbahasa Inggris tidak dicetak tebal (berlaku untuk publikasi dua bahasa/bilingual). Untuk publikasi satu bahasa, cetak tebal hanya pada item judul, ISSN/ISBN, nomor publikasi, katalog, ukuran buku, jumlah halaman, penyusun naskah, penyunting, gambar kover, diterbitkan oleh, dicetak oleh. Gambar 16. Contoh Halaman Katalog
logo hak cipta
pernyataan hak cipta
(contoh dua bahasa)
32
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
(contoh satu bahasa)
Tidak diperkenankan memodifikasi susunan dan format penulisan halaman katalog
3.2.3 Tim Penyusun Lembar tim penyusun memuat nama-nama yang terlibat dalam penulisan publikasi sesuai dengan tugasnya (misal: editor, pengolah, penulis, dsb). Lembar tim penyusun dibuat terpisah pada halaman tersendiri setelah halaman katalog (tim penyusun tidak dibenarkan diletakkan pada halaman katalog).
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
33
Gambar 17. Contoh Tim Penyusun
3.2.4 Sambutan Sambutan dapat dicantumkan pada halaman pendahuluan yang berisi ungkapan apresiasi atas publikasi yang diterbitkan. Sambutan ini diberikan jika publikasi merupakan hasil kerjasama dengan instansi di luar BPS.
3.2.5 Kata Pengantar Kata pengantar diberikan oleh orang yang berbeda dengan yang memberikan kata sambutan. Kata pengantar untuk publikasi eksternal ditandatangani oleh Kepala BPS (Pusat/Provinsi/Kab/Kota) dan wajib mencantumkan gelar. Kata pengantar untuk publikasi yang diterbitkan oleh BPS Pusat lingkup internal BPS ditandatangani oleh pejabat eselon I dan boleh tidak mencantumkan gelar. Sedangkan untuk publikasi yang diterbitkan oleh BPS Pusat/daerah lingkup internal eselon II, ditandatangani oleh pejabat eselon II dan boleh tidak mencantumkan gelar (menyesuaikan untuk lingkup internal eselon III).
Kata pengantar untuk publikasi eksternal ditandatangani oleh Kepala BPS (Pusat/Provinsi/Kab/Kota) dan wajib mencantumkan gelar
34
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
3.2.6 Abstraksi/Summary Lembar abstraksi/summary dapat dicantumkan pada halaman pendahuluan yang berisi tentang abstraksi isi dari publikasi yang diterbitkan. Gambar 18. Contoh Abstraksi
3.2.7 Daftar Isi Daftar isi memuat urutan bagian buku dengan menyebutkan nomor halamannya. Daftar isi disusun berdasarkan bab-bab atau subbab yang terdapat pada halaman isi publikasi. Bila daftar isi tidak dapat dimuat pada satu halaman, dapat lebih dari satu halaman.
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
35
Gambar 19. Contoh Daftar Isi
3.2.8 Daftar Tabel Daftar tabel memuat informasi yang merujuk ke halaman dimana tabel-tabel berada.
36
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
Gambar 20. Contoh Daftar Tabel
3.2.9 Daftar Gambar Daftar gambar memuat informasi yang merujuk ke halaman dimana gambar atau grafik berada. Gambar 21. Contoh Daftar Gambar
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
37
3.2.10 Daftar Lampiran Daftar lampiran memuat informasi yang merujuk ke halaman dimana lampiran-lampiran berada. Lampiran memuat informasi pendukung yang tidak dapat diletakkan pada halaman isi. Gambar 22. Contoh Daftar Lampiran
3.2.11 Penjelasan Teknis Penjelasan teknis memuat informasi tentang hal-hal teknis statistik (konsep definisi) yang perlu disertakan sebagai penjelasan tambahan bagi pembaca. Penjelasan teknis dapat diletakkan di halaman pendahuluan sebelum halaman isi, bisa diletakkan di setiap bab, atau diletakkan di bagian belakang setelah halaman isi.
3.2.12 Penjelasan Umum Penjelasan umum memuat tanda-tanda, satuan yang digunakan, istilah, dan daftar singkatan yang terdapat pada halaman isi. Berikut adalah contoh penjelasan umum pada Statistik Indonesia yang bisa digunakan sebagai acuan yang disesuaikan dengan kebutuhan yang ada pada publikasi yang disusun.
38
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
Gambar 23. Contoh Penjelasan Umum
Untuk setiap komponen pada halaman pendahuluan selalu dimulai dari halaman kanan/ganjil, kecuali Daftar Tabel, Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran yang posisinya boleh diletakkan bersambung setelah halaman Daftar Isi berakhir.
3.3 HALAMAN ISI Halaman isi merupakan bagian pokok publikasi yang terdiri atas bab-bab dan diletakkan setelah halaman pendahuluan. Setelah halaman isi bisa dicantumkan daftar istilah (glossary), daftar pustaka, lampiran, dan indeks yang merupakan bagian akhir dari publikasi.
3.3.1 Lembar Pembatas (Pembatas Bab) Setiap bab pada publikasi dimulai pada halaman baru dan bisa diberikan lembar pembatas dengan kertas berwarna. Lembar pembatas ini berisi judul bab dengan atau tanpa nomor bab, maupun gambar/foto/ilustrasi. Lembar pembatas tetap dihitung sebagai halaman dan dibuat tanpa menggunakan header dan footer. Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
39
Gambar 24. Contoh Lembar Pembatas
3.3.2 Tabel Tabel adalah kumpulan data yang disusun berdasarkan baris dan kolom. Baris dan kolom ini berfungsi untuk menunjukkan data terkait keduanya, di mana titik temu antara baris dan kolom adalah data yang dimaksud. a. Bentuk Tabel Bentuk tabel dalam suatu publikasi sebaiknya tidak berlawanan dengan bentuk publikasi tersebut agar tidak menyulitkan pembacanya. Artinya, jika publikasi berbentuk portrait maka tabel yang berbentuk landscape (tabel dengan banyak kolom) perlu diminimalisir keberadaannya. Demikian pula sebaliknya, jika publikasinya berbentuk landscape maka tabel yang berbentuk portrait (tabel dengan sedikit kolom) perlu diminimalisir. b. Garis Horisontal dan Garis Vertikal Penggunaan garis horisontal pada setiap baris tabel perlu dipertimbangkan dengan hati-hati agar tabel tidak terlalu penuh dengan garis. Ada tiga garis horisontal yang standar digunakan, yaitu di atas judul kolom, pengapit nomor kolom, dan di bawah tabel. Penggunaan garis vertikal sebaiknya dihindari. Garis vertikal digunakan apabila pada tabel terdapat banyak kolom dan perlu garis yang jelas untuk memisahkan kolom-kolom tersebut.
40
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
Penggunaan garis vertikal pada tabel sebaiknya dihindari c. Komponen Tabel Sebuah tabel terdiri atas beberapa komponen, yaitu nomor tabel, judul tabel, judul stub, judul kolom, nomor kolom, stub, sel (isi tabel), catatan (optional), dan sumber. Gambar 25. Contoh Tabel dan Komponen-Komponennya
Nomor Tabel Nomor tabel diperlukan untuk memudahkan rujukan tabel. Nomor tabel didahului oleh kata ‘Tabel’ dan dibuat dengan angka Arab (1,2, dan seterusnya). Nomor tabel dapat disusun berurut dari awal sampai akhir halaman isi, namun juga dapat disusun mengikuti nomor bab dan turunannya. Jika diurutkan menurut bab, antara nomor bab dan nomor urut tabel dalam bab dipisahkan dengan tanda titik. Contoh : Tabel 1 tabel pada bab 1 Tabel 1.1 tabel pada bab 1 dan nomor urut 1 Tabel 2.3 tabel pada bab 2 dan nomor urut 3
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
41
Nomor tabel dapat pula dibuat dari 1 sampai nomor urut terakhir dalam suatu publikasi, kemudian dijit kedua merupakan nomor urut ruang lingkup (area) dalam tiap-tiap tabel tersebut. Ruang lingkup tersebut misalnya adalah laki-laki, perempuan, perkotaan, perdesaan, dan atau kombinasi dari keempat ruang lingkup tersebut. Contoh: Tabel 1.1 tabel 1 dalam publikasi untuk ruang lingkup perkotaan Tabel 1.2 tabel 1 dalam publikasi untuk ruang lingkup perdesaan Tabel 1.3 tabel 1 dalam publikasi untuk ruang lingkup perkotaan dan perdesaan
Untuk tabel lampiran tetap diberi nomor dan judul tabel Nomor tabel dapat diletakkan pada baris yang terpisah dengan judul tabel dan dapat pula diletakkan pada baris yang sama dengan judul tabel. Judul Tabel Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan judu tabel: - Judul tabel hendaknya mencerminkan isi tabel, jelas, singkat, menarik, dan akurat. - Judul tabel harus mencakup tentang apa, dimana, dan kapan kondisi obyek yang digambarkan pada tabel. Walaupun dimana dan kapan terkesan membosankan karena selalu disebut dalam setiap tabel, sebaiknya hal tersebut tetap ditulis di setiap tabel. - Hindari penggunaan singkatan pada judul tabel.
Judul tabel harus mencerminkan secara berurutan mengenai apa, dimana, dan kapan dari isi yang digambarkan oleh tabel tersebut - Angka yang disajikan, apakah angka mutlak, persentase, rata-rata, indeks, luas, produksi atau yang lainnya. - Variabel, ruang lingkup data, dan stauan data yang disajikan.
42
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
- Tahun data yang disajikan. Kata “Tahun” pada judul tabel tidak perlu dicantumkan. - Judul tabel diletakkan diatas atau disamping tabel tanpa diakhiri tanda titik. - Bila yang disajikan angka indeks, cantumkan tahun dasarnya. - Huruf pertama setiap kata dalam judul tabel ditulis dengan huruf kapital kecuali kata sambung, kata penghubung, kata depan, dan partikel yang seluruhnya harus ditulis dengan huruf kecil. - Jika tabel disajikan dalam dua bahasa maka judul tabel Bahasa Inggris dicetak miring dan ditulis di bawah judul Bahasa Indonesia. - Pada judul tabel, jika menyebutkan variabel yang disajikan dalam tabel, variabel stub harus disebutkan lebih dahulu baru kemudian variabel kolom. - Jika referensi waktu berada satu baris dengan judul tabel maka sebelumnya diberi tanda koma (contoh 2). Sebaliknya, jika referensi waktu berada pada baris yang berbeda dari judul maka tidak perlu diberikan tanda koma (contoh 1 dan 3).
Contoh 1 (nomor tabel pada baris tersendiri) : Tabel 4.1 Ringkasan Perkembangan Impor Indonesia Januari–Agustus 2012 dan 2013
Tabel
Contoh 2 (nomor tabel sebaris dengan judul tabel, rata kiri): Tabel 4.1 Ringkasan Perkembangan Impor Indonesia, Januari–Agustus 2012 dan 2013
Tabel
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
43
Contoh 3 (nomor tabel sebaris dengan judul tabel, rata kiri, dan hanging indent): Tabel 4.1 Ringkasan Perkembangan Impor Indonesia Januari–Agustus 2012 dan 2013
Tabel
Contoh 4 (nomor dan judul tabel disamping):
Tabel 4.1 Ringkasan Perkembangan Impor Indonesia Januari–Agustus 2012 dan 2013
Tabel
Nomor Kolom Kolom harus diberi nomor, penomorannya dimulai dari kolom stub. Setiap nomor kolom diapit oleh tanda kurung, sedangkan baris nomor kolom diapit oleh garis horisontal. Judul Kolom Huruf pertama setiap kata pada judul kolom ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata sambung, kata penghubung, kata depan, dan partikel yang seluruhnya harus ditulis dengan huruf kecil. Untuk satuan juga ditulis menggunakan huruf kecil. Jika tabel disajikan dalam dua bahasa maka judul kolom yang dalam Bahasa Inggris dicetak miring dan ditulis di bawah judul Bahasa Indonesia. Apabila kolom pada sebuah tabel tidak cukup ditampilkan pada satu halaman maka perlu dibuat tabel lanjutan dengan tetap menampilkan kolom stub. Stub Huruf pertama setiap stub ditulis dengan huruf kapital, sedangkan huruf Iainnya adalah huruf kecil, kecuali kata-kata yang huruf pertamanya harus ditulis dengan huruf kapital. Jika tabel disajikan dalam dua bahasa maka stub yang dalam Bahasa Inggris dicetak miring dan ditulis di bawah stub Bahasa Indonesia atau ditulis dalam satu baris dengan Bahasa Indonesia yang dipisahkan dengan garis miring (/) bila space masih mencukupi.
44
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
Isi Tabel - Isi tabel terdiri atas sel-sel yang berisi angka dan atau notasi-notasi yang dirujuk ke penjelasan umum atau penjelasan teknis atau catatan di bawah tabel. - Bila dalam satu sel isi tabel berisi angka mutlak dan persentase maka angka persentase dapat ditulis di bawah angka mutlak tersebut dan diapit dengan tanda kurung. - Angka negatif dapat ditulis dengan tanda minus (-). - Tanda desimal dinyatakan dengan koma. - Angka ribuan dan kelipatannya dalam isi tabel dipisahkan dengan spasi dan bukan dengan titik atau koma, sedangkan desimal dinyatakan dengan koma walaupun dalam publikasi dua bahasa. - Sel-sel jumlah sebaiknya terletak pada baris terbawah dan atau kolom terakhir. - Urutan wilayah disesuaikan dengan kode wilayah BPS yang berlaku saat ini.
Angka ribuan dan kelipatannya dalam isi tabel dipisahkan dengan spasi dan bukan dengan titik atau koma, sedangkan desimal dinyatakan dengan koma walaupun dalam publikasi dua bahasa Catatan Catatan digunakan jika ingin menjelaskan hal-hal tertentu agar tidak menyesatkan pembaca. Misalnya untuk menyatakan bahwa ruang lingkup tabel tidak termasuk Timor-Timur, tahun dasar indeks sudah berubah, dan lain-lain. Catatan diletakkan di bawah tabel sebelum sumber. Bila sebagian besar tabel menggunakan catatan yang sama maka catatan tersebut dapat dinyatakan dalam penjelasan umum atau penjelasan teknis. Sumber Apabila data pada tabel bersumber dari BPS maka yang dituliskan adalah nama sensus/survei/judul publikasi, sedangkan jika data pada tabel merupakan data sekunder maka yang dituliskan adalah nama instansi yang menghasilkan data tersebut.
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
45
3.3.3 Grafik/Gambar Grafik merupakan salah satu sarana yang bisa digunakan untuk menjelaskan dan menyajikan data. Grafik berguna untuk menyampaikan data dengan lebih menarik, mudah dicerna, dan lebih jelas. Grafik bisa membantu dalam melakukan perbandingan, menunjukkan hubungan, serta melihat perkembangan mengenai data suatu kondisi. Grafik yang disajikan bisa berupa Grafik Garis (Line Chart), Grafik Batang (Bar Chart), dan Grafik Lingkaran (Pie Chart). Penyajian grafik sangat dipengaruhi oleh tujuan dari penyajian data yang ingin ditonjolkan. Adanya penyajian data berupa grafik akan lebih mempercantik tampilan publikasi dan akan menuntun pembaca untuk cepat menganalisa suatu kondisi, misalnya tren dari obyek yang diamati. Akan tetapi, grafik kurang dapat menampilkan gambaran sebuah obyek penelitian dengan banyak variabel. Saat ini telah banyak paket program yang dapat digunakan untuk menampilkan grafik sehingga penyajian grafik dapat dilakukan dengan mudah sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Pada publikasi BPS, bagan, diagram, gambar, dan grafik semuanya dikategorikan sebagai gambar dan dituliskan dengan judul ”Gambar”. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian gambar adalah: - Bentuk grafik yang disajikan hendaknya sesuai dengan aturan statistik. Pemilihan bentuk grafik (bar chart, line chart, atau pie chart) harus disesuaikan dengan keadaan data. - Besar huruf dalam penulisan legenda dan keterangan lain jangan terlalu kecil. - Grafik batang yang berwarna hitam putih harus menggunakan arsiran yang cukup jelas perbedaannya. - Grafik garis yang berwarna hitam putih harus menggunakan garis yang jelas bedanya dan sebaiknya jumlah garis tidak terlalu banyak. - Nomor urut gambar dapat dibuat berurutan dari awal sampai akhir halaman isi, namun bisa juga disesuaikan dengan nomor bab dan diikuti dengan nomor urut dalam satu bab yang dituliskan dengan menggunakan angka arab. Contoh: Gambar 3.2, artinya gambar yang ada di Bab III urutan 2. - Judul gambar dapat diletakkan di atas atau disamping gambar tanpa diakhiri dengan tanda titik.
46
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
- Huruf pertama setiap kata dalam judul gambar ditulis dengan huruf kapital kecuali kata sambung, kata penghubung, kata depan, dan partikel yang seluruhnya harus ditulis dengan huruf kecil. - Judul gambar harus mencakup tentang apa, dimana, dan kapan kondisi obyek yang digambarkan. Walaupun dimana dan kapan terkesan membosankan karena selalu disebut dalam setiap gambar, sebaiknya hal tersebut tetap ditulis di setiap gambar. - Jika publikasi disajikan dalam dua bahasa maka judul gambar Bahasa Inggris dicetak miring dan ditulis di bawah judul Bahasa Indonesia. - Setiap gambar yang menggunakan simbol maka setiap simbol harus diberikan keterangan. Ukuran simbol dan keterangannya harus proporsional dengan ukuran gambar dan dapat dibaca dengan jelas. - Harus menampilkan sumber data yang ditampilkan. - Jika ada, boleh menampilkan catatan dari data yang ditampilkan yang posisinya di bawah gambar dan di atas sumber. Gambar 26. Contoh Gambar dalam Bentuk Grafik Batang
Sumber: Sensus Pertanian 2013
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
47
3.3.4 Narasi - Berpedoman pada Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD), misalnya tentang aturan penggunaan huruf kapital, huruf miring, penggunaan imbuhan, penggunaan singkatan, pemakaian tanda baca, dll. - Menggunakan istilah yang seragam dalam satu publikasi bahkan antar publikasi, baik Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris. - Koherensi data antar publikasi harus dijaga (dalam satu publikasi dan antar publikasi mempunyai nilai yang sama dalam menampilkan suatu data). - Menggunakan kata/kalimat dan istilah yang mudah dipahami oleh pembaca. - Menampilkan angka atau data yang sama antara yang tertera di grafik atau tabel dengan yang ada di narasi. - Beberapa hal harus dihindari pada narasi karena dapat mengganggu estetika, yaitu: a. Widow Adalah satu baris pendek yang merupakan baris terakhir dari sebuah paragraf yang berdiri tunggal dan hadir menjadi baris pertama pada halaman berikutnya.
48
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
b. Orphan Adalah satu baris pendek yang merupakan baris pertama dari sebuah paragraf yang berdiri tunggal dan menjadi baris terakhir dalam sebuah halaman. c. River Adalah sebuah bentuk yang terjadi karena adanya jarak antarkata dari beberapa baris yang berurutan dan membentuk sebuah bidang putih seperti alur sungai. d. Block Tiga atau empat buah tanda sambung (hyphens) yang bersusun pada bagian akhir dari beberapa baris yang berurutan dalam sebuah halaman akan menghasilkan suatu block dan harus dihindari. Gambar 27. Widow, Orphan, Block, dan River
- Memperhatikan lebar paragraf yang digunakan. Lebar paragaf ditentukan oleh ukuran huruf. Ukuran huruf yang kecil sebaiknya digunakan pada paragraf yang sempit, sedangkan bila menggunakan ukuran huruf yang lebih besar maka lebar paragraf harus ditambah. Beberapa teori yang dapat dijadikan acuan dalam menentukan lebar paragraf antara lain menganjurkan 8-12 kata per baris, ada juga yang mengatakan 50-80 karakter per baris. - Pengaturan ruang/jarak antarkata, antarbaris, dan antarhuruf yang satu dan yang lain harus diperhatikan untuk meningkatkan keterbacaan. Semakin kecil ukuran huruf, jarak antarhuruf makin diperbesar. Sebaliknya, apabila huruf lebih besar dari ukuran normal, jarak antarhuruf perlu diperkecil.
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
49
Untuk menentukan jarak antarbaris dalam teks, besarnya ditambah 2 poin dari ukuran huruf yang digunakan, misalnya ukuran huruf 10 poin maka jarak antarbaris (leading) 12 poin.
3.3.5 Daftar Pustaka Daftar pustaka adalah daftar atau deretan referensi yang digunakan oleh penulis sebagai bahan acuan atau rujukan dalam menyusun publikasi. Referensi tersebut dapat berupa buku, terbitan berkala, brosur, informasi dari internet, dan sebagainya. Penyusunan daftar pustaka diurutkan berdasarkan urutan abjad nama belakang penulis.
3.3.6 Lampiran Lampiran merupakan bagian dari buku yang terdiri atas dokumen-dokumen, surat-surat, daftar-daftar, kuesioner, dan aneka macam bahan yang disertakan sebagai bahan tambahan oleh penulisnya dan ditempatkan langsung setelah isi publikasi. Publikasi yang merupakan hasil survei harus menyertakan kuesioner survei sebagai lampiran pada publikasinya.
3.3.7 Indeks Indeks adalah daftar kata atau istilah penting yang terdapat dalam publikasi yang disusun menurut abjad. Indeks memberikan informasi mengenai halaman tempat kata atau istilah itu berada. Gambar 28. Contoh Indeks
50
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
Standardisasi Publikasi Nonbuku
4
Publikasi nonbuku adalah semua bentuk publikasi yang disajikan tidak dalam bentuk buku. Publikasi nonbuku bisa berupa poster, leaflet, brosur, booklet, spanduk, backdrop, dan sebagainya. Publikasi tersebut biasanya bukan merupakan terbitan berkala, tidak dijilid keras, dan biasanya hanya dalam satu kali penerbitan saja. Pada publikasi nonbuku tidak ada aturan khusus yang diberikan, namun yang wajib ada adalah pencantuman logo dan tulisan BADAN PUSAT STATISTIK yang diletakkan di bagian bawah atau disesuaikan dengan kondisi dan ukuran publikasi. Penggunaan gambar dan tulisan yang baik dan tidak mengandung SARA juga perlu diperhatikan.
4.1 POSTER Poster merupakan salah satu media publikasi yang terdiri atas tulisan, data, gambar ataupun kombinasi antar ketiganya dengan tujuan memberikan informasi kepada khalayak ramai. Poster biasanya dipasang di tempat-tempat umum yang dinilai strategis, seperti sekolah, kantor, pasar, mall, dan tempat-tempat keramaian lainnya. Informasi yang ada pada poster umumnya bersifat mengajak masyarakat. Menurut Wikipedia, poster merupakan sebuah karya seni grafis yang dibuat dengan perpaduan antara huruf dan angka di atas kertas yang ukurannya relatif besar. Poster ini umumnya ditempel di dinding atau permukaan yang relatif datar di tempat-tempat umum yang ramai agar informasi dan pesan yang ada di dalam poster tersebut bisa tersampaikan kepada masyarakat. Poster dibuat dengan tujuan mengajak, membujuk, atau menghimbau masyarakat untuk melakukan sesuatu seperti yang telah dituliskan dan digambarkan di dalam poster tersebut. Tujuan poster tersebut harus tersampaikan kepada masyarakat luas, untuk itu umumnya kita melihat poster-poster terpampang jelas di tempat-tempat yang strategis seperti jalan-jalan utama, pasar-pasar, dan tempat-tempat lainnya*1).
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
51
logo dan nama BPS
Gambar 29. Contoh Poster
Sumber: Berita Resmi Statistik, April 2014
52
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
4.2 LEAFLET Leaflet adalah lembaran kertas berukuran kecil mengandung pesan tercetak untuk disebarkan kepada umum sebagai informasi mengenai suatu hal atau peristiwa. (Sumber : Kamus Komunikasi,Drs. Onong Uchjana Effendy, MA) Leaflet merupakan jenis pamflet atau brosur yang paling populer. Biasanya terdiri dari satu lembar dengan cetakan dua muka. Namun yang khas dari leaflet adalah adanya lipatan yang membentuk beberapa bagian yang seolah-olah merupakan panel atau halaman tersendiri. Kualitas cetakan leaflet biasanya bagus, dibuat dengan desain yang menarik, dan berisi informasi yang lengkap, baik berupa gambar maupun tulisan. Leaflet memuat tulisan dengan kalimat-kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang sederhana. Karena bentuknya lipatan, pembuatan leaflet biasanya memperhatikan sisi psikologi pembaca membuka leaflet, sehingga desainnya pun dibuat untuk memudahkan pembaca menerima informasi yang ada pada leaflet tanpa terlalu banyak membolak-balik leaflet. Leaflet biasanya digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentang suatu masalah (misalnya deskripsi pengolahan air di tingkat rumah tangga, deskripsi tentang diare dan penecegahannya, dan lain-lain), mengenalkan produk, sebagai katalog mini atau booklet mini, profil perusahaan, dan lain sebagainya. Yang harus diperhatikan dalam membuat leaflet adalah*2): -
Menentukan kelompok sasaran yang ingin dicapai. Menuliskan tujuan pembuatan leaflet. Menentukan isi yang singkat mengenai hal-hal yang akan ditulis dalam leaflet. Mengumpulkan tentang subyek yang akan disampaikan. Membuat garis besar cara penyajian pesan, termasuk bagaimana bentuk tulisan dan gambar serta tata letaknya. - Membuat konsepnya. - Melakukan tes terhadap konsep terlebih dahulu pada kelompok sasaran yang hampir sama dengan kelompok sasaran. - Memperbaiki konsep dan membuat ilustrasi yang sesuai dengan isi.
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
53
Gambar 30. Contoh Leaflet
logo dan nama BPS
54
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
logo BPS
4.3 BOOKLET Booklet adalah buku berukuran kecil (setengah kuarto) dan tipis, tidak lebih dari 30 halaman bolak-balik, yang berisi tulisan dan gambar-gambar. Ada yang mengatakan bahwa istilah booklet berasal dari buku dan leaflet, artinya media booklet merupakan perpaduan antara leaflet dengan buku atau sebuah buku dengan format (ukuran) kecil seperti leaflet. Struktur isinya seperti buku (ada pendahuluan, isi, penutup) hanya saja cara penyajian isinya jauh lebih singkat daripada sebuah buku*3). Booklet sering memiliki sampul, halaman judul, dijilid, dan memiliki jumlah halaman lebih banyak dari pamflet. Bentuknya sering terlihat seperti buku berukuran kecil. Berbeda dengan brosur atau pamflet, booklet bukan merupakan sarana beriklan secara langsung. Gambar 31. Contoh Booklet
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
55
4.4 SPANDUK Spanduk adalah kain rentang yang berisi slogan, propaganda, atau berita yg perlu diketahui umum. Dalam mendesain sebuah spanduk, disarankan menggunakan software desktop publishing berbasis vector seperti Adobe Ilustrator atau CorelDraw karena ukuran spanduk itu besar. Kelebihan vector disini yaitu bila dicetak sebesar apapun tidak akan pecah. Bila menggunakan software berbasis image seperti Adobe Photoshop, disarankan menggunakan low-resolution (72 dpi) saja karena akan memperkecil file dan meringankan jalannya komputer saat mendesain. Jika menggunakan high-resolution (300 dpi), file akan menjadi besar dan komputer menjadi berat saat dijalankan maupun saat menyimpan file tersebut. Spanduk dicetak dengan low-resolution tentu saja akan pecah, tetapi spanduk tersebut dilihat dari jauh pandangan mata sehingga tidak terlihat pecah. Berbeda dengan cetak buku yang harus dengan high-resolution karena dilihat dengan jarak yang sangat dekat. Gambar 32. Contoh Spanduk
56
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
4.5 BACKDROP Backdrop mirip seperti spanduk, hanya berbeda dalam pemasangannya saja. Biasanya spanduk dipasang menggantung diluar ruangan atau di dalam ruangan, sedangkan backdrop dipasang atau ditempel di tembok sebagai background. Backdrop biasanya digunakan sebagai latar saat panggung acara, seminar, rapat maupun dijadikan wallpaper. Dalam mendesain backdrop, disarankan mengikuti aturan seperti yang diterangkan dalam pembuatan desain spanduk di atas. Gambar 33. Contoh Backdrop
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
57
58
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
Tips Mereduksi Ukuran File Softcopy Publikasi
5
5.1 Tabel Excell 1. Menghapus cell yang tidak digunakan. Kadang suatu cell “kosong” dalam MS Excell tidak benar-benar kosong. Cell tersebut terlihat tidak mengandung nilai apapun, namun MS Excell tetap menganggapnya sebagai cell utuh yang mengandung nilai dan memperhitungkannya sebagai cell aktif. Bila halaman excell tersebut diubah formatnya menjadi PDF atau diambil sebagai tabel di MS word, maka semua cell aktif akan ikut dimasukkan termasuk cell “kosong ” tersebut. Untuk mengecek dan mengatasinya, gunakan langkah berikut: - Tekan CTRL + END pada halaman excell tersebut. Maka kita akan langsung dibawa ke cell terakhir yang digunakan. - Bila cell terakhir yang digunakan tersebut ternyata bukan cell terakhir yang mengandung data (misalnya kita hanya menggunakan hingga cell L27, namun dengan CTRL + END ternyata hingga cell AB1006 misalnya) maka berarti terlalu banyak cell aktif yang digunakan oleh MS Excell. - Buang cell-cell aktif “Kosong” yang tidak kita gunakan, menggunakan perintah Delete Cell pada MS Excell (Pada ribbon Home ->Delete->Delete Cells). Kemudian Save halaman tersebut. - Lihat perbedaan size halaman sebelum dan sesudah dibuang. Semakin banyak cell ”Kosong” yang dibuang, maka semakin kecil size halaman excel tersebut.
2. Format file Bila menggunakan MS Excell 2007 atau diatasnya, pastikan untuk menyimpannya dalam format Excell Workbook “xlsx” dan bukan dalam format Excell 97-2003 Workbook “xls”. Format “xlsx” akan menyimpan file dalam ukuran yang lebih kecil bila dibanding menggunakan format “xls”.
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
59
3. Mencetak ke PDF Saat mencetak ke PDF, kadang MS Excell akan melakukan prosesnya dalam format standard pencetakan yang kadang menyebabkan ukuran file PDF menjadi besar. Bila file Excell tersebut hanya mengandung angka dan huruf saja dan tidak mengandung gambar/grafik, maka sebaiknya pencetakan ke PDF tersebut dilakukan dengan format minimum size. -
Pilih menu File Save As Pada sub menu Save As Type, pilih: PDF Pada pilihan Optimize for, pilih: Minimum Size (publishing online) Setelah itu pilih Save Gambar 34. Pilihan Save As dengan Opsi Optimize For Minimum Size
Bila file Excell tersebut mengandung gambar/grafik, maka dapat dipertimbangkan untuk melakukan compress picture dengan pilihan berikut: - Pilih menu File Save As - Pada sub menu Save As Type, pilih: PDF - Pada pilihan Optimize for, pilih: Standard Publishing - Pilih Tools Compress Picture - Pilih pilihan Target Output, pilih Screen (150 ppi), kemudian OK - Save Bila ternyata gambar yang dihasilkan menjadi sangat turun kualitasnya (kabur, berbayang, dll) maka pada pilihan Target Output, pilih Print (220 ppi).
60
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
Gambar 35. Pilihan Save As dengan Pilihan Optimize for Standard dan Compress Pictures
Gambar 36. Target Output pada Opsi Compress Picture
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
61
5.2 File Word 1. Format File Untuk menghasilkan ukuran file yang lebih kecil, pertimbangkan untuk menyimpannya dalam format “Docx”. 2. Menambahkan Gambar Ke Dalam File Word Bila ingin menambahkan file gambar kedalam Word, biasanya kita melakukannya dengan cara : Insert Picture kemudian memilih file gambar yang akan dimasukkan kedalam file Word. Bila ternyata dimensi gambar lebih besar dari yang dibutuhkan, biasanya kita akan melakukan resize langsung didalam file word tersebut. Bila menggunakan langkah diatas, maka MS Word tidak akan mengecilkan ukuran file gambar tersebut. Sebagai contoh, ukuran file gambar adalah 1Mb dengan dimensi 1366 x 768 pixel. Bila kita menggunakan file gambar tersebut kedalam file MS Word dan mengecilkan dimensinya menjadi setengahnya misalnya, maka ukuran file gambar tersebut tetap 1 Mb dan tidak berkurang menjadi setengahnya.
Gambar 37. Perbandingan 2 gambar Gambar Besar
Gambar Kecil
62
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
Pada gambar sebelumnya terlihat 2 gambar, dimana Gambar Kecil adalah Gambar Besar yang diperkecil /diresize langsung di MS Word. Bila ukuran Gambar Besar adalah 1 Mb, maka ukuran Gambar Kecil juga 1 Mb meskipun terlihat keduanya berbeda dimensinya. Mengubah dimensi gambar tidak akan memperkecil ukuran size dari gambar tersebut. Agar ukuran size dari gambar tersebut dapat diperkecil, maka file gambar tersebut harus diresize terlebih dahulu sebelum digunakan. Beberapa program grafis yang dapat digunakan untuk meresize dimensi gambar diantaranya MS Paint dan IrfanView. MS Paint adalah program grafis default yang sudah ada di MS Windows, sementara IrfanView dapat didownload secara free pada situs www.irvanview.com. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Buka file MS Word dan masukkan file gambar yang akan ditambahkan. b. Resize/ubah dimensi gambar tersebut dan atur posisinya sehingga sesuai posisinya dengan keinginan kita. Gambar 38. Melihat Dimensi Gambar
c. Bila posisi dan dimensi gambar sudah sesuai dengan keinginan, klik kanan pada gambar tersebut dan lihat berapa ukuran dimensi dari gambar. Pada gambar diatas, ukuran gambar itu adalah 13.22 cm x 7.44 cm. Selain itu, kita juga bisa melihat dimensi gambar dengan memilih “Size and Position”. Maka akan muncul tampilan seperti berikut:
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
63
Gambar 39. Tampilan Layout Dari Size and Position
Pada gambar diatas, dapat dilihat dimensi dari gambar adalah 13,22 x 7,44 cm. Selain itu, gambar ini juga telah di resize menjadi 37% dari file aslinya. d. Buka file asli dari gambar tersebut menggunakan program grafis. Bila menggunakan MS Paint, maka perlu diingat bahwa MS Paint hanya dapat meresize berdasarkan ukuran pixels dan persentase saja. Pada contoh diatas, ukuran yang kita dapat adalah dalam cm dan bukan dalam pixels. Meskipun begitu, kita dapat tetap melakukan resize berdasarkan persentase. Buka MS Paint dan buka file gambar yang akan diresize. Setelah itu pilih “Resize” dari toolbar yang ada dibagian atas. Maka akan muncul tampilan sebagai berikut:
64
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
Gambar 40. Resize dengan MS Paint
Pada bagian “Resize By” pilih “Percentage”. Kemudian masukkan angka hasil persentase tadi, yaitu 37% pada kotak isian Horizontal dan Vertical. Pastikan pilihan “Maintain Aspect Ratio” terpilih juga. Setelah mengklik OK, maka gambar akan berubah dimensinya menjadi 37% dibanding file aslinya. Simpan file gambar tersebut dengan nama baru dengan format JPEG. e. Selain menggunakan MS Paint, kita juga bisa menggunakan program IrfanView untuk meresize dimensi gambar. Bila menggunakan IrfanView, maka kita bisa menggunakan ukuran dalam pixels, cm, inchi dan persentase. Buka program IrfanView, dan buka file gambar yang akan diubah. Pilih Image Resize/Resample maka akan muncul tampilan berikut.
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
65
Gambar 41. Resize dengan IrfanView
Pada pilihan “Set new size”, masukkan ukuran yang tadi kita dapat dari MS Word serta perhatikan unit ukuran yang digunakan. Sesuai contoh sebelumnya, kita masukkan angka 13,22 dan 7,44 pada Width dan Height serta pilihan “cm” pada Units. Untuk kotak isian DPI, 220 akan memberikan kualitas gambar terbaik namun ukuran sizenya masih agak besar. Bila memang tidak terlalu membutuhkan kulitas terbaik, maka untuk isian DPI dapat diisi angka 150. Selanjutnya pilih OK. Kemudian simpan file gambar yang sudah diresize tersebut dengan nama baru. Salah satu keuntungan menggunakan program ini adalah pada saat men-save, kita bisa menentukan tingkat kompresinya. Semakin tinggi kompresinya, ukuran file gambar akan semakin kecil, namun biasanya akan menurunkan kualitas gambarnya. Disarankan untuk menyimpan dalam format JPEG. f. Kita telah mendapatkan file gambar baru yang telah diperkecil dimensinya dari file aslinya. Selanjutnya ganti file gambar yang telah ada sebelumnya di MS Word tersebut dengan file gambar baru yang telah diperkecil dimensinya ini. 3. Mengkompres file gambar Selain menggunakan cara diatas, kita juga dapat melakukan kompresi gambar pada MS Word secara langsung.
66
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
Gambar 42. Pilihan Compress Picture Pada MS Word
Klik pada salah satu gambar yang telah kita masukkan kedalam MS Word. Pada ribbon diatas akan muncul tab “Format”. Pada tab tersebut terdapat pilihan ”Compress Picture” yang bila dipilih akan muncul tampilan berikut: Gambar 43. Compress Picture dengan Target Output
Pilih target output yang diinginkan. Untuk hasil terbaik, pilihan 220 ppi akan memberikan kualitas gambar yang paling baik namun ukuran gambarnya akan lebih besar dibanding 150 ppi. Untuk beberapa kasus tertentu, kedua pilihan ini dapat digunakan. Untuk beberapa gambar yang memang membutuhkan kualitas bagus, sebaiknya pilih 220 ppi. Dan untuk gambar sisanya yang tidak terlalu memerlukan kualitas terbaik, 150 ppi dapat digunakan. Pastikan pilihan “Apply only to This Picture” dipilih bila Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
67
memang kita akan membedakan pilihan kompresi pada beberapa gambar tertentu.
5.3 File PDF Beberapa metoda yang dapat digunakan untuk memperkecil ukuran file PDF diantaranya: 1. Melakukan print ulang File PDF yang berukuran besar kadang dapat diperkecil ukurannya dengan cara melakukan print ulang file PDF tersebut menjadi file PDF baru. Gambar 44. Print ulang file PDF
2. Menggunakan perintah “Save As..” Bila kita melakukan perubahan terhadap file PDF dan ingin menyimpan file tersebut, maka sebaiknya tidak menggunakan perintah “Save”, namun menggunakan perintah “Save As..” dan menyimpannya dengan nama yang berbeda dengan nama file aslinya.
68
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
Gambar 45. Pilihan Save As
Saat kita menggunakan perintah “Save As..”, maka Acrobat otomatis akan membuat file PDF baru dengan ukuran sekecil mungkin. Namun bila menggunakan perintah “Save”, maka Acrobat tetap menggunakan file PDF aslinya dan menambahkan semua perubahan yang sudah kita lakukan kedalam file PDF asli tersebut, yang biasanya akan menambah ukuran file PDf asli tersebut. 3. PDF Optimizer Pada Adobe Acrobat tersedia menu “PDF Optimizer” yang menyediakan banyak pilihan untuk membantu mengecilkan ukuran file PDF. Beberapa pilihan yang bisa digunakan diantaranya : membuang font yang ikut disertakan dalam file PDF, menurunkan resolusi dari image dan mengkompresnya sekecil mungkin, membuang beberapa object pada file PDF yang tidak digunakan, dan lain sebagainya. Pada Adobe Acrobat 6 dan 7 Pro, menu PDF Optimizer dapat diakses melalui Advanced ->PDF Optimizer. Sementara pada Acrobat 8 dan 9, menu ini dapat diakses melalui Advanced-> Print Production->PDF Optimizer. Pada Acrobat X, menu ini terdapat pada File ->Save As->Optimized PDF. Sementara pada Acrobat XI, menu ini dapat diakses melalui File ->Save As Other->Optimized PDF.
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
69
Gambar 46. Contoh link menuju PDF Optimizer pada Acrobat XI Pro
Gambar 47. PDF Optimizer
a) Sebelum melakukan optimasi, kita harus melakukan pengecekan terhadap berbagai elemen yang terkandung didalam file PDF tersebut. Pengecekan ini berguna untuk mengetahui elemen apa saja yang bisa dioptimalkan serta
70
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
berapa persentase dari elemen tersebut terhadap ukuran file PDF-nya. Proses pengecekan ini dilakukan dengan memilih “Audit Space Usage” yang terdapat pada PDF Optimizer. Gambar 48. Pilihan Audit Space Usage
Acrobat akan melakukan proses pengecekan dan setelah itu akan menampilkan hasilnya berupa daftar elemen yang terdapat pada file PDF tersebut berikut jumlah byte dan persentasenya terhadap total size dari file. Berdasarkan hasil audit tersebut, kita bisa mengetahui elemen apa saja yang bisa dioptimalkan. Gambar 49. Hasil Audit Space Usage
Berdasarkan contoh gambar hasil audit sebelumnya, dapat diketahui bahwa elemen Image memiliki persentase terbesar yaitu 93,07 % dengan jumlah byte sebesar 116 Mb. Bila Image dapat dioptimalkan /diperkecil ukurannya maka ukuran file PDF-nya akan ikut mengecil pula.
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
71
CATATAN: Hasil Audit Space Usage akan berbeda-beda untuk setiap file PDF dan kemungkinan besar tidak akan sama dengan gambar contoh. Yang harus diperhatikan adalah apa saja elemen yang ukurannya besar dan persentasenya tinggi
Dalam sebuah file PDF, yang menjadi elemen terbesar tidak selalu elemen Image. Kadang elemen lain seperti Font, Content Stream atau Structure Info yang menjadi elemen dengan persentase terbesar. Kita dapat mengetahuinya berdasarkan hasil audit space usage-nya. Beberapa elemen yang harus diperhatikan diantaranya: - Image Merupakan semua gambar atau grafik yang ada didalam file PDF. Untuk mengoptimalkannya, dilakukan dengan cara menurunkan resolusi atau tingkat kompresi dari elemen Image tersebut. - Content Stream Biasanya terkait dengan objek data vector (bisa berupa text atau grafik) yang ada pada file PDF. Bila file PDF tersebut dibuat menggunakan Adobe Illustrator atau penuh dengan gambar vector, maka biasanya elemen Content Stream ini juga akan membesar pula. Untuk mengoptimalkannya tidak bisa dilakukan dengan menurunkan kualitasnya dari Acrobat. Kita harus mengoptimalnya dari file aslinya (misalnya dengan mengubah gambar vector tersebut menjadi JPEG pada file aslinya, baru kemudian diubah menjadi file PDF). - Font Merupakan semua jenis huruf yang ikut dimasukkan kedalam file PDF tersebut. Bila kita melakukan konversi file menjadi PDF, biasanya semua jenis huruf yang kita gunakan pada file aslinya akan disertakan pula pada file PDF-nya. Semakin banyak jenis huruf yang kita gunakan pada file asli, maka semakin banyak pula jenis huruf yang yang ikut disertakan yang akan mengakibatkan file PDF juga akan ikut membesar. Hal ini dapat semakin diperparah bila kita menggabungkan beberapa file PDF menjadi satu, karena semua jenis huruf pada file PDF pembentuknya akan ikut tergabung kedalam file PDF akhir. Untuk mengoptimalkan elemen Font ini dilakukan dengan menseleksi jenis huruf yang ikut disertakan tersebut. Jenis huruf yang tidak umum boleh tetap disertakan, namun jenis huruf yang sudah umum sebaiknya dibuang untuk menghemat ukuran file PDF-nya.
72
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
- Document Overhead Elemen ini biasanya terkait dengan file asli pembentuk file PDF-nya, dimana informasi dokumen asli dan metadatanya ikut disertakan dalam file PDF. File PDF biasanya mengandung sedikit informasi dan metadata tentang file aslinya. Dan bila kita memasukkan file PDF ini kedalam program lain (misalnya kedalam program InDesign) maka informasi dan metadata tersebut akan ikut ditambahkan pula kedalam program InDesign tersebut. Semakin banyak file PDF yang ditambahkan, maka informasi dan metadatanyapun akan ikut bertambah. Dan bila program InDesign tadi menghasilkan file PDF, maka PDF akhir tersebut akan mengandung semua informasi dan metadata dari semua file PDF pembentuknya tersebut. Cara mengoptimalkan elemen ini masih diperdebatkan. Dalam contoh program InDesign diatas, salah satu cara mengatasinya adalah dengan tidak menambahkan file PDF kedalam program InDesign namun menggunakan file asli pembentuk file PDF tersebut. Salah satu cara lain adalah: Pada PDF Optimizer, pilih Discard User Data, lalu aktifkan pilihan “Discard Document Information and Metadata”. - Structure Info Pada saat sebuah file diubah menjadi PDF menggunakan sebuah program tertentu (misalnya menggunakan Microsoft Office), maka program tersebut akan ikut menyertakan pula struktur dokumen aslinya tersebut pada hasil PDF-nya. Struktur dokumen tersebut akan berguna sebagai reading order/urutan membaca file PDF, membantu navigasi file PDF tersebut dan mengatur bagaimana file PDF tersebut ditampilkan terutama dalam perangkat mobile. Bila kita mengubah file Word atau Excell menjadi PDF, biasanya terdapat pilihan apakah akan menyertakan struktur dokumen tersebut kedalam file PDF. (Pilih Save As, pada “Save As Type” pilih PDF, kemudian pilih tombol “Option”
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
73
Gambar 50. Pilihan structure tags pada MS Word
Pilihan structure tags tersebut sebaiknya tetap dipilih, sehingga dokumen PDF-nya tetap dapat dibaca pada layar kecil/mobile device. Sementara bila berdasarkan hasil audit space usage ternyata elemen structure info memiliki persentase yang besar, sebaiknya kita mengoptimalkan struktur file aslinya dan tetap menambahkan structure tags saat mengubahnya menjadi PDF. b) Setelah melakukan audit, maka akan diketahui elemen apa saja yang bisa dioptimalkan. Langkah selanjutnya adalah melakukan optimalisasi menggunakan berbagai menu pilihan yang terdapat pada PDF Optimizer. Beberapa pilihan pada PDF Optimizer yang dapat digunakan diantaranya menu Make Compatible With, Image, Fonts, Transparency, Discard Objects, Discard User Data dan Clean Up.
CATATAN: Tidak semua menu wajib digunakan. Fokuskan pada menu yang terkait hasil audit. Bila Image yang terbesar, maka gunakan menu untuk Image. Bila fonts yang terbesar, maka gunakan menu untuk fonts, dst.
74
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
c) Menu Make Compatible With Gambar 51. Pilihan Make Compatible With
Pilihan ini digunakan untuk mengubah versi dari file PDF, dan program apa saja yang bisa digunakan untuk membacanya. Pilihan yang dapat digunakan adalah : - Retain existing
: Tidak mengubah versi PDF dari file PDF aslinya.
- Acrobat 4.0 and later : Mengubah menjadi PDF versi 1.3 dan dapat dibuka oleh Acrobat versi 4.0 dan versi diatasnya. - Acrobat 5.0 and later : Mengubah menjadi PDF versi 1.4 dan dapat dibuka oleh Acrobat versi 5.0 dan versi diatasnya. - Acrobat 6.0 and later : Mengubah menjadi PDF versi 1.5 dan dapat dibuka oleh Acrobat versi 6.0 dan versi diatasnya. - Acrobat 7.0 and later : Mengubah menjadi PDF versi 1.6 dan dapat dibuka oleh Acrobat versi 7.0 dan versi diatasnya. - Acrobat 8.0, 9.0 dan 10.0 : Mengubah menjadi PDF versi 1.7 dan dapat dibuka oleh Acrobat versi 8.0 dan versi diatasnya.
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
75
d) Images Setting Gambar 52. Images Setting
Untuk setting Image dapat dilakukan dengan mengubah pilihan Downsample dan Compresion pada Color Images, Grayscale Images dan Monochrome Images. - Bila PDF akan digunakan untuk print / cetak: Downsample: Bicubic Downsampling – 220 ppi for image above 220 ppi Compression: Pada opsi Color Image dan Grayscale Image, bila memungkinkan pilih pilihan JPEG2000 dengan Quality High karena akan menghasil file PDF berukuran kecil dengan kualitas gambar terbaik. Namun bila tidak memungkinkan, maka pilihan yang disarankan adalah Compression JPEG dengan Quality High. Bila ternyata ukuran file PDF masih terlalu besar, maka baru pilih Compression JPEG dengan Quality Medium. Pilihan JPEG2000 hanya ada bila kita memilih Compatible With: Acrobat 6.0 keatas. Untuk Monochrome Images, pilih Compression JBIG2 dengan Quality Lossless. Bila masih ingin menghasilkan ukuran yang lebih kecil lagi, maka dapat dipilih
76
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
Compression JBIG2 dengan Quality Lossy yang sedikit akan menurunkan kualitas image PDF-nya. Pilihan JBIG2 tersebut akan muncul bila kita memilih Compatible With: Acrobat 5.0 keatas. Bila pilihan JBIG2 tidak tersedia, maka sebaiknya memilih compression CCITT Group 4. - Bila PDF akan digunakan untuk tampilan di web: Downsample: Bicubic Downsampling – 150 ppi for image above 220 ppi. Untuk Monochrome Image sebaiknya pilih 300 ppi for image above 400 ppi. Compression: Sama seperti pilihan untuk cetak. Hasil PDF dengan setting tampilan web tidak sebagus dengan setting untuk cetak, namun ukuran filenya akan lebih kecil dari pilihan PDF untuk cetak. Bila memungkinkan, sebaiknya pilih pilihan untuk cetak. Namun bila ternyata file PDF yang dihasilkan masih sangat besar, maka barulah digunakan pilihan untuk tampilan web. e) Font Setting Pada opsi Font pada PDF Optimizer, kita dapat melihat berbagai jenis huruf yang ada di dalam file PDF ini. Pada kotak “Embedded Fonts” akan berisi daftar huruf yang disertakan tersebut. Bila ada beberapa jenis huruf yang sama, maka sebaiknya hanya gunakan 1 saja. Sebagai contoh pada gambar diatas, Huruf Calibri (Subset) digunakan hingga 3 kali. Pilih huruf yang akan dibuang, lalu klik tombol “Unembed>>”, maka huruf tersebut akan pindah kekotak sebelah kiri dan tidak akan disertakan dalam file PDF. Selanjutnya lakukan hal tersebut pada huruf lainnya (misalnya Calibri-Italic, Cambria, dst) hingga tidak ada huruf yang sama pada kotak “Embedded Fonts”. Kadang kotak “Embedded Fonts” tidak berisi jenis huruf apapun. Hal ini terjadi karena jenis huruf yang digunakan pada file PDF tersebut adalah default, dan kita tidak bisa menghapusnya. Bila memang terjadi hal tersebut, maka kita bisa melewatkan langkah optimalisasi Font ini.
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
77
Gambar 53. Pilihan PDF Optimizer Font
f) Transparency Gambar 54. Pilihan PDF Optimizer Transparency
78
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
Pada menu Transparency ini, pilih pilihan low resolution. Bila kita memilih pilihan Make Compatible With Acrobat 4.0 and Later, maka menu Transparency secara otomatis akan terpilih secara default. g) Discard Object Gambar 55. Pilihan PDF Optimizer Discard Object
Pada opsi ini kita dapat membuang beberapa objek yang tidak digunakan namun ada didalam file PDF. Beberapa pilihan yang mungkin dipilih adalah: - Discard all alternate images: Beberapa file PDF ikut menyertakan beberapa versi image didalamnya yang biasa digunakan untuk menampilkan file PDF, misalnya versi resolusi rendah, resolusi tinggi, dsb. Dengan memilih opsi ini, file PDF hanya akan memiliki 1 versi saja yang akan ditampilkan, sehingga dapat mengurangi ukurannya. - Discard Embedded Page Thumbnails: Acrobat dan Reader akan men-generate secara otomatis, maka kita tidak perlu menyimpannya didalam file PDF.
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
79
- Convert Smooth Lines To Curves: Pada gambar vector biasanya menggunakan perhitungan khusus hanya untuk membuat sebuah kurva. Pilihan ini akan menyederhanakan perhitungan tersebut, yang berimbas pada ukuran file PDF yang lebih kecil dan tampilan yang lebih cepat. - Detect And Merge Image Fragments: Kadang PDF akan memecah suatu Image menjadi beberapa potongan kecil. Pilihan ini akan mendeteksi dan mengumpulkan potongan tersebut dan menggantinya dengan 1 image saja. - Discard Embedded Print Settings: Pilihan ini akan membuang setting print yang ikut disertakan dalam file PDF, seperti Page scaling dan Duplex Mode. - NOTE: Sebaiknya jangan mengaktifkan pilihan “Discard document tags” karena akan membuat tampilan PDF akan tampak kacau pada layar kecil atau mobile device. Document tags sebisa mungkin ada disetiap file PDF untuk meningkatkan kompabilitasnya dengan berbagai perangkat pembacanya. h) Discard User Data Beberapa pilihan yang mungkin dipilih adalah: - Discard Document Information And Metadata: Pilihan ini akan menghapus semua informasi dokumen dan stream metadata, termasuk juga informasi file asli pembentuk PDF-nya. Bila hasil audit menunjukkan persentase Document Overhead yang besar, maka opsi ini dapat menjadi pilihan. Namun perlu dibandingkan hasil antara sebelum dan setelah mengaktifkan opsi ini karena kadang metada dari dokumen dibutuhkan untuk beberapa kasus tertentu. - Discard all comments, forms, and multimedia: Bila kita tidak membutuhkan komentar, form field dan multimedia, maka pilihan ini dapat diaktifkan. - Discard file attachments: Berfungsi untuk membuang semua file attachment yang ada didalam file PDF, termasuk attachment yang ditambahkan sebagai komentar. Catatan: Aktifkan pilihan ini hanya bila kita yakin tidak menambahkan file attachment apapun pada file PDF atau bila file attachment yang disertakan tidak dibutuhkan lagi. - Discard private data of other applications: Membuang semua informasi yang dibuat oleh program saat sebuah file asli diubah menjadi PDF. Sebagai contoh, bila kita akan memiliki sebuah file Word yang kemudian diubah menjadi PDF maka MS Word akan menambahkan sedikit informasi kepada file PDF tersebut. Informasi tersebut hanya bisa dimanfaatkan oleh MS Word sendiri dan tidak berguna bagi PDF itu sendiri.
80
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
Dengan memilih pilihan “Discard private data of other applications” ini, maka informasi itu akan dibuang. - Discard hidden layer content and flatten visible layers: Kadang sebuah file PDF mengandung layer tambahan didalamnya. Layer tambahan ini dapat dibuat oleh acrobat sendiri, namun lebih sering dibuat pada saat kita mengolah file aslinya. Bila kita menggunakan program seperti InDesign, Autocad atau Visio, file yang dihasilkan kadang masih mengandung layer-layer tambahan. Pada saat kita mengubah file asli tersebut menjadi PDF, maka layer tambahan itu juga akan ikut disertakan. Dengan membuang layer tambahan ini, maka ukuran file PDF juga akan ikut berkurang. Gambar 56. Pilihan PDF Optimizer Discard User Data
i) Clean Up Opsi ini harus mendapat perhatian lebih karena bila membuang elemen yang memang dibutuhkan, maka fungsionalitas dari PDF tersebut akan terganggu. Secara default, acrobat akan mengaktifkan opsi mana saja yang boleh dipilih.
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
81
Gambar 57. Pilihan PDF Optimizer Clean Up
Untuk pilihan Object Compression Options, sebaiknya pilih pilihan “Compress Entire File”. Opsi ini hanya akan muncul bila kita memilih pilihan Make Compatible With Acrobat 6.0 keatas. Untuk pilihan Make Compatible With Acrobat 4.0 dan 5.0, pilihan yang sebaiknya diambil adalah : “Compress Document Structure” Selanjutnya pilih OK untuk menjalankan PDF Optimizer dengan setting diatas, dan bila muncul pilihan untuk menyimpan file PDF tersebut, simpanlah dengan nama lain yang berbeda dengan nama file PDF aslinya. Bandingkan ukuran antara file PDF asli dengan PDF hasil optimasi. Bandingkan pula kualitas image antara keduanya untuk memastikan bahwa kualitas image hasil optimasi masih sesuai dengan yang diharapkan.
82
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
Penutup
6
Publikasi yang berkualitas baik dari sudut pandang isi serta tampilan merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai BPS dalam mendiseminaskan hasil kegiatan statistiknya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut tentunya diperlukan standardisasi penyusunan publikasi yang berlaku baik di BPS Pusat maupun daerah. Standardisasi yang meliputi standardisasi perwajahan serta tata letak dibuat untuk menyeragamkan publikasi BPS agar memiliki satu “brand image” sebagai produk unggulan BPS. Dalam upaya mewujudkan keseragaman publikasi BPS baik di pusat maupun daerah, kiranya perlu panduan bagi seluruh insan BPS yang terkait dalam proses penerbitan publikasi agar terdapat aturan dan rambu-rambu standar yang harus diikuti. Buku pedoman pembuatan publikasi ini dibuat dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut. Kiranya buku pedoman ini dapat dijadikan referensi bagi subject matter BPS Pusat dan daerah sebagai panduan dalam pembuatan publikasi.
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
83
84
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
Daftar Pustaka Beinhorn, George R. Upgrading to WordPerfect 6. 1993. Carmel : Que Corporation. Eneste, Pamusuk, 1995. Buku Pintar Penyuntingan Naskah, Jakarta: Obor Miles, John. 1988. Design for Desktop Publishing: a guide to Layout and Typography on the Personal Computer. San Fransisco: Chronicle Books. Permana, Erry A, et al. 1993. Prinsip-Prinsip Penyusunan Huruf Cetak dengan Desktop Publishing Jakarta. Dinastindo. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa 1993. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yanq Disempurnakan. Jakarta. Grasindo. 1993. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta. Grasindo. Roger, C Parker. Looking Good in Print, 1995 Ronnie S, Don Wright. Desktop Publishing by design, 1994 Rustan, Surianto. Layout Dasar dan Penerapannya. 2008. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Shah, Vimal P. 1992. Menyusun Laporan Penelitian, diterjemahkan oleh Muhadjir Darwin. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sihombing, Danton. Tipografi dalam Desain. 2003. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tim Grasindo. 1994. Buku Pintar Penerbitan Buku. Jakarta: Grasindo. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2001. Edisi kedua. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan. Uchjana Effendy, Onong, Drs. Kamus Komunikasi, Jakarta Venit, Sharin. Using PageMaker 5 for Windows, Special Edition. 1993. Carmel: Que Corporation. Williams, Robin. The Mac is not a Typewriter. 1990. Barkeley: Peachpit Press. *1)
http://posterina.blogspot.com/2014/04/pengertian-poster-serta-tujuannya.html
*2)
http://mift4hf4rid.blog.com/2011/02/11/leaflet/
*3)
http://jambi.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=categor y&layout=blog&id=57&Itemid=64
http://en.wikipedia.org/wiki/Script_(typefaces) http://irvanview.com
Pedoman Pembuatan Publikasi BPS
85
Jl. dr. Sutomo No. 6-8, Jakarta 10710, Kotak Pos 1003 Telp.: (021) 3841195, 3842508, 3810291-4 Fax: (021) 3857046, E-mail:
[email protected] Homepage: http://www.bps.go.id