BABS PENUTUP
5.1
Simpulan Berdasarkan pembahasan diatas tentang sedikitnya peminat akuntan publik
dapat disimpulkan bahwa baik mahasiswa akuntansi strata 2, mahasiswa PPAK, akuntan pemerintah, akuntan pendidik dan akuntan perusahaan memiliki minat pada profesi akuntan publik. Tentang bagaimana pendapat mereka terhadap peminat profesi akuntan publik yang sedikit dibanding dengan negara lain, beberapa informan berpendapat bahwa undang-undang akuntan publik yang menyumbang sebagian besar. Undang-undang tersebut merugikan profesi akuntan publik itu sendiri. Beberapa informan berpendapat bahwa regulasi pemerintah undang-undang No. 5 Tahun 2011 tentang profesi akuntan publik yang secara jelas memperbaharui dan merevisi beberapa peraturan kembali tentang profesi akuntan publik membuat peluang mahasiswa akuntansi semakin kecil untuk menjadi akuntan publik. Peraturan tersebut memudahkan seluruh lulusan saijana dari berbagai macam jurusan agar dapat menjadi seorang akuntan, yakni akuntan publik manakala sudah lulus ujian Certifed Public Accountant (CPA), walaupun pada akhimya lulusan selain akuntansi tetap harus mengikuti penyetaraan dengan mengikuti S2 program Akuntansi atau mengambil program PP AK. Dengan adanya kebijakan tersebut mahasiswa akuntansi yang sudah jumlahnya banyak, harus bersaing dengan keras para lulusan selain akuntansi untuk lulus ujian menjadi akuntan pub1ik. Hal tersebut sangat ditentang oleh empat dari lima orang
52
informan. Regulasi seharusnya melindungi profesi itu sendiri dan bukan menjadikan profesi itu rendah ataupun Iemah. Ak:untan pendidik masih tetap optimis tentang keberadaan prodi akuntansi kedepannya walaupun regulasi tersebut karena mengancam keberlangsungan prodi akuntansi kedepannya. Seharusnya profesi adalah pekerjaan yang dilalui perlu pendidikan formal. Jika ada profesi tetapi tidak dilalui lewat pendidikan tak formal seharusnya tidak dapat dikatakan profesi. Ciri profesi adalah pengetahuannya harus diperoleh dari pendidikan formal, didasari oleh kode etik. Begitu juga dengan gelar akuntan. Gelar akuntan harus diperoleh dulu dari pendidikan formal fakultas ekonomi jurusan akuntansi, gelar Ak. dilewati melalui PPAK, lalu dapat ditambahkan publik, manajemen dan sektor publik setelah melewati tes. Lain halnya dengan pendapat akuntan pemerintah. Ak.untan pemerintah justru berpendapat positif mengenai regulasi pemerintah tersebut. Ak.untan pemerintah sangat mendukung regulasi tersebut. Mereka berpendapat profesi akuntan publik seharusnya memang diisi oleh orang orang yang berkompeten, ahli dan memiliki kemampuan, jadi tidak ada salahnya siapapun orang yang yang layak atau lulus ujian CPA berhak menjadi akuntan publik. Seharusnya para lulusan akuntansi merasa malujika mereka tidak lulus ujian akuntan publik. Risiko profesi juga menyumbang sedikinya peminat untuk menjadi akuntan publik. Beberapa informan berpendapat risiko yang dihadapi akuntan publik makin marak seperti tuntutan pidana dan sanksi administratif terhadap KAP. Mereka menilai kurangnya perlindungan terhadap profesi akuntan publik, sementara pengguna jasa akuntan menuntut tanggung jawab auditor secara penuh
53
atas peketjaan, keabsahan laporan keuangan sampai pada aspek hukum dan pembuktian pengadilan. Hal tersebut memberikan kesan bahwa laporan dari KAP dapat dijadikan tameng oleh pengguna untuk kepentingannya dan telah diakui sah menurut hukum. Proses untuk menjadi akuntan publik yang panjang jika seseoramg harus belajar dari program studi Akuntansi strata 1 sampai harus mengikuti ujian sertifikat akuntan publik juga membuat informan berpikir ulang untuk dapat meneruskan impiannya menjadi akuntan publik.
5.2
lmplikasi Berdasarkan simpulan diatas dapat diketahui bahwa minat terhadap profesi
akuntan publik bel urn tentu membawa dampak postif bagi jumlah akuntan publik. Jumlah akuntan publik di Indonesia tetap lebih sedikit dibanding negara ASEAN. Implikasi bagi kalangan akademisi, penelitian ini diharapkan memberikan masukan agar dapat membuat minat mahasiswa akuntansi terutama mahasiswa strata 1 untuk termotivasi dan lebih percaya diri tetap memilih profesi akuntan. Supaya dapat ditingkatkan mutu dalam pendidikan agar lulusan akuntansi mampu bersaing agar lulusan akuntansi dapat bersaing lebih baik dengan lulusan prodi lain dalam ujian akuntan publik. Implikasi bagi kalangan praktisi, supaya dapat berpartisipasi dalam pembuatan undang-undang agar lebih melindungi profesi itu sendiri dengan tidak memperbolehkan lulusan selain prodi akuntansi untuk dapat mengikuti tes CPA
(Certified Public Accountant) dan berkarir menjadi akuntan publik. Mengingat
54
arti kata profesi yaitu seseorang yang sehamsnya menempuh pendidikan pada perguruan tinggi selama jangka waktu tertentu kemudian dilanjutkan dengan pendidikan khusus. Lebih melindungi akuntan publik dengan meminimalkan hukuman pidana dan sanksi administratif karena akuntan publik sudah berusaha untuk bekerja dengan sebaik-baiknya, sesuai kompetensi yang mereka punya dan profesional. Untuk lamanya proses menjadi akuntan publik sudah seharusnya untuk menjadi seorang yang berprofesi hams berjuang dengan sekuat tenaga dan banyak yang hams dikorbankan seperti waktu, tenaga bahkan biaya. Saya rasa memang dibutuhkan perjuangan yang berat untuk menjadi profesi dengan hams memiliki keahlian dan ilmu yang murni tentang apa profesi yang akan ditekuninya. Impilkasi bagi peneliti dan penelitian selanjutnya, untuk mengembangkan fokus penelitian, bukan hanya pada faktor faktor yang membuat sedikitnya jumlah akuntan publik, sehingga diperoleh pemahaman apa yang membuat jumlah akuntan publik masih sedikit walaupun jumlah mahasiswa akuntansi meningkat tiap tahunnya.
5.3
Keterbatasan dan Saran Keterbatasan penelitian ini adalah jumlah informan dan wilayah yang
digunakan hanya satu wilayah. Selain keterbatasan tersebut masih terdapat banyak keterbatasan lainnya yang tidak disadari oleh peneliti.
55
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah diambil maka saransaran yang dapat diajukan yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendukung hasil penelitian ini disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian serupa dengan menggunakan faktor lain agar dapat mengetahui apa yang membuat sedikitnya minat terhadap profesi akuntan publik. 2. Peneliti selanjutnya agar merubah kategori informan dan mengambil wilayah yang berbeda agar memperoleh kesimpulan yang lebih baik daripada penelitian ini.