BAB1. PENDAHULUAN Siklus hidup sistem (SLC) adalah metodologi yang digunakan untuk menggambarkan proses untuk membangun sistem informasi , dimaksudkan untuk mengembangkan sistem informasi dalam cara yang sangat disengaja, terstruktur dan teratur, mengulangi setiap tahap siklus hidup . Pengembangan sistem siklus hidup, menurut Elliott & Strachan & Radford (2004), "berasal pada tahun 1960, untuk mengembangkan skala besar fungsional sistem bisnis di zaman skala besar konglomerat bisnis. Sistem informasi kegiatan berkisar berat pengolahan data dan angka-angka rutinitas ". Beberapa kerangka kerja pengembangan sistem telah sebagian didasarkan pada SDLC, seperti analisis sistem terstruktur dan metode desain (SSADM) diproduksi untuk pemerintah Inggris Kantor Pemerintah Commerce pada 1980-an. Sejak saat itu, menurut Elliott (2004), "pendekatan siklus kehidupan tradisional untuk pengembangan sistem telah semakin digantikan dengan alternatif pendekatan dan kerangka kerja, yang berusaha mengatasi beberapa kekurangan yang melekat pada SDLC tradisional". SDLC (Systems Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan Sistem) atau Systems Life Cycle (Siklus Hidup Sistem), dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat lunak, yang terdiri dari tahaptahap: rencana(planning),analisa (analysis), desain (design), implementasi (implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan (maintenance). Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja untuk
perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan perangkat lunak. Terdapat 3 jenis metode siklus hidup sistem yang paling banyak digunakan, yakni: siklus hidup sistem tradisional (traditional system life cycle), siklus hidup menggunakan protoyping (life cycle using prototyping), dan siklus hidup sistem orientasi objek (object-oriented system life cycle)
BAB2. PEMBAHASAN SIKLUS HIDUP SISTEM Siklus hidup sistem (system life cycle – SLC) adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. SLC sering disebut dengan pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pengembangan dan penggunaan sistem. Dilakukan dengan strategi Top-Down Design. Tahapan dari siklus hidup sistem yaitu : 1. Tahap Perencanaan 2. Tahap Analisis 3. Tahap Rancangan 4. Tahap Penerapan 5. Tahap Penggunaan Kelima tahapan tersebut dapat kita lihat pada gambar di bawah ini.
Empat tahap pertama dinamakan dengan siklus hidup pengembangan sistem (system development life cycle – SDLC). Siklus hidup sistem yang pertama dikelola oleh manajer unit jasa informasi, dibantu oleh manajer dari analisis sistem, pemrograman dan operasi. Namun kecenderungan saat ini, meletakkan tanggung jawab pada tingkat yang lebih tinggi dan lebih rendah. TAHAP PERANCANGAN Rancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Jika sistem itu berbasis komputer, rancangan dapat menyertakan spesifikasi jenis peralatann yang akan digunakan. Langkah-langkah tahapan rancangan yaitu : · · · · · ·
Menyiapkan rancangan system terinci Mengidentifikasi berbagai alternative konfigurasi system Mengevaluasi berbagai alternative konfigurasi system Memilih konfigurasi terbaik Menyiapkan usul penerapan Menyetujui atau menolak penerapan
untuk dokumen usulan penerapan, yaitu sebagai berikut :
1. Ikhtisar eksekutif 2. Pendahuluan 3. Definisi masalah 4. Tujuan dan kendala sistem 5. Kriteria kinerja 6. Rancangan sistem 6.1. Deskripsi ringkasan 6.2. Konfigurasi peralatan 7. Proyek penerapan yang disarankan 7.1. Tugas-tugas yang harus dilaksanakan 7.2. Kebutuhan sumber daya manusia 7.3. Jadual kerja 7.4. Perkiraan biaya 8. Dampak yang diharapkan dari sistem 8.1. Dampak pada struktur organisasi perusahaan
8.2. Dampak pada operasi perusahaan 8.3. Dampak pada sumber daya perusahaan 9. Rencana penerapan umum 10. Ikhtisar
TAHAP PENERAPAN Penerapan merupakan kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja. Adapun tahapannya yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Merencanakan penerapan mengumumkan penerapan mendapatkan sumber daya perangkat keras mendapatkan sumberdaya perangkat lunak menyiapkan data base menyiapkan fasilitas fisik mendidik peserta dan pemakai menyiapkan usaulan cutover menyetujui atau menolak masuk ke system baru
10. masuk ke system baru
TAHAP PENGGUNAAN Tahap penggunaan terdiri dari 5 langkah, yaitu : · · · · ·
menggunakan system audit system memelihara system menyiapkan usulan rekayasa ulang menyetujui atau menolak rekayasa ulang system
Prototipe (Prototyping). Prototype memberikan ide bagi pembuat dan pemakai potensial tentang cara sistem berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses akan menghasilkan prototype (prototyping).
Adapun jenis-jenis Prototipe, yaitu : Prototype jenis I, sesungguhnya akan menjadi sistem operasional. Langkah-langkah pengembangannya adalah sebagai berikut :
Mengidentifikasi Kebutuhan Pemakai
Mengembangkan Prototipe
Prototipe dapat diterima ?
Tidak
Ya Menggunakan Prototipe
Gambar 8.7. Pengembangan Prototipe Jenis I Prototype jenis II, merupakan suatu model yang berfungsi sebagai cetak biru bagi sistem operasional. Langkah-langkah pengembangannya adalah sebagai berikut :
Mengidentifikasi Kebutuhan Pemakai
Mengembangkan Prototipe
Prototipe dapat diterima ?
Tidak
Ya Mengkodekan Sistem Operasional
Menguji Sistem Operasional
Sistem dapat diterima ? Ya Menggunakan Sistem operasional
Gambar 8.8. Pengembangan Prototipe Jenis II
Tidak
Daya tarik prototype, yaitu : a.
Komunikasi antar analis sistem dengan pemakai membaik.
b.
Analis dapat bekerja dengan lebih baik dalam menentukan kebutuhan pemakai.
c.
Pemakai berperan lebih aktif dalam pengembangan sistem.
d.
Lebih efisien dan dapat menghemat biaya pengembangan.
e.
Penerapan lebih mudah.
Potensi kegagalan prototype, yaitu : a.
Bersifat tergesa-gesa.
b.
Berharap sesuatu yang tidak realistis dari sistem operasionalnya.
c.
Prorotipe I tidak efisien terhadap sistem yang dikodekan dengan bahasa pemrograman.
d.
User interface tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik.
Penerapannya mempunyai prospek yang baik, dengan karakteristik sebagai berikut : a.
Risiko tinggi
b.
Pertimbangan interaksi pemakai
c.
Jumlah pemakai banyak
d.
Dibutuhkan penyelesaian yang cepat
e.
Perkiraan tahap penggunaan sistem yang pendek
f.
Sistem yang inovatif
g.
Perilaku pemakai yang sukar ditebak.
Pengembangan Aplikasi Cepat (rapid application development – RAD) RAD merupakan seperangkat strategi, metodologi dan peralatan yang terintegrasi dalam satu kerangka kerja menyeluruh (information engineering – IE). Metodologi RAD akan memberi respon yang cepat terhadap kebutuhan pemakai, tetapi dengan lingkup yang lebih luas.
Unsur-unsur penting RAD, yaitu : a. Manajemen, harus mendukung RAD sepenuhnya dan menyediakan lingkungan kerja yang membuat kegiatan tersebut sangat menyenangkan.
b. Manusia, dibentuk beberapa Tim yang terspesialisasi yang dikenal dengan istilah SWAT (Skilled with advanced tools). c. Metodologi, yaitu siklus hidup RAD yang terdiri dari perencanaan kebutuhan, rancangan pemakai, konstruksi, dan cutover. d. Peralatan, terdiri dari bahasa pemrograman generasi ke-4 dan peralatan CASE (computer aided software engineering)
BAB3. KESIMPULAN Tidak hanya manusia atau makhluk hidup lainnya. System jiga mempunyai sirklus hidup (Systems Life Cycle) adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut Tahapan atau fase sirklus hidup system yaitu ; · Tahap Perencanaan ·
Tahap Analisis
·
Tahap Rancangan
·
Tahap Penerapan
·
Tahap Penggunaan
BAB4. DAFTAR PUSTAKA 1. “http://saifulrahman.lecture.ub.ac.id/files/2010/05/METODOLOGI-SIKLUSHIDUP-SISTEM…..” 2. “http://en.wikipedia.org/wiki/Systems_development_life-cycle”