BAB XI DIRECT MONOEVRING SYSTEM
1. Pendahuluan Pada motor – motor diesel 2 takt dengan slow speed engine, maka sistemolah gerak baling – baling menggunakan sistem olah gerak langsung (direct monoevring system) untuk membalik arah putaran propeller shaft kekanan, berarti kapal bergerak maju (ahead position), sedangkan saat arah putarnya kekiri berarti kapal bergerak mundur (astern position). Crank Shaft dari Main Engine secara langsung disambungkan dengan propeller shaft tanpa melalui Reduction gear, sehingga arah putaran Crank Shaft sama dengan arah putaran propeller shaft, yang berarti juga Crank Shaft berpitar kana berarti ahead position, sedangkan Crank Shaft berputar kekiri berarti astern position. Untuk membalik arah putar Crank Shaft ini. Pada diesel 2 takt slow speed engine, dilengkapi di cam sheftnya dengan ahead fuel cam dan astern fuel cam, dimana kedua cam ini saling berdekatan letaknya dan membentuk sudut antar sesamanya sesuai Manual book dari Engine MOTOR, sehingga saat astern fuel cam bekerja berarti arah putar Crank seft ke kanan, sedangkan saat astern fuel cam bekerja berarti arah putar crank sheft ke kiri, dengan demikian posisi kapal dapat bergerak maju atau bergerak mundur. 2. Bagian – Bagian Utama dan Fungsinya Masing – Masing.
(lihat skets)
A
=
Air vessel berfungsi penampung udara (botol angin) untuk udara start engine dan Udara pneumatis untuk telegrap control.
B
=
Pilot valve berfungsi sebagai mengatur katup manoevring handle.
C
=
Engine starting valve berfungsi sebagai katup start untuk mengalirkan udara ke katup Pembagi (distributor valve)
D
=
Distributor valve berfungsi sebagai pengatur pada silinder berupa dari engine yang dalam posisi start (langkah expansi dari silinder yang bekerja)
E
=
Selector valve berfungsi sebagai katup pemilih untuk posisi maju atau mundur.
3.
F
=
Serve motor berfungsi sebagai menggerakkan planger hydraulic guna menggerakkan Cam shaft, sehingga fuel cam bergerak sesuai diinginkan dari ahead ke astern Position yang sekali gas mengenai roller dari fuel pump (BOSCH PUMP)
G
=
Hydraulic oil pump berfungsi sebagai memompa minyak dari cylinder planger posisi kanan ke posisi kiri atau sebaliknya.
H
=
Cam Sheft dari Main Engine.
I
=
Exhaust valve cam ahead berfungsi sebagai cam untuk katup putar kiri.
J
=
Exhaust valve cam astern berfungsi sebagai canm untuk katup putar kiri.
K
=
Fuel cam ahead berfungsi sebagai cam pompa Bosch putar kanan.
L
=
Fuel cam astern berfungsi sebagai cam Bosch pump pitar kiri
M
=
Roller berfungsi sebagai sebagai komponen antara yang bergerak
N
=
Push rod berfungsi sebagai pengungkit Rocker arm
O
=
Gear wheel (roda gigi)
Prinsip Kerjanya a. Ahead position -
Wheel house menempatkan monoevring handle di ahead position.
-
Udara dari air vessel A melalui Pneumatic system masuk ke pilot valve B, dan bersamaan dengan itu telegraph sinyal menyala di ahead position.
-
Operator di engine room, melayani permintaan wheel house dan menempatkan manoevring handle ke ahead position.
-
Gear wheel O dengan manual system membebaskan push rod roller dari cam sheft H.
-
Engine starting valve C membuka aliran udara ke distributor valve D untuk mengatur silinder berapa dari engine yang bekerja pada proses expansi (udara mendorong piston harus pada proses expansi).
-
Selector valve E membuka katup untuk ahead position dengan pneumatis system.
-
Hydraulic oil pump G mengisap minyak dari silinder yang bekerja mundur melalui katup 1 dan menekannya ke silinder maju melalui katup 2, sehingga planger bergerak ke kanan.
-
Cam Sheft H bergerak kekanan, dan tepat berhenti pada posisi roller fuel cam ahead.
-
Roller dengan gear wheel O diturunkan ke cam sheft, sehingga roller tidak bebas lagi.
-
Selanjutnya engine di start, mengakibatkan engine berputar kearah kanan
b. Neutral Position -
Wheel house menempatkan Manoevring handle ke neutral position.
-
Pilot valve B menerima udara pneumatis, mengakibatkan sinyal menyala pada neutral position.
-
Secara manual operator di Engine Room melayani telegrap control dan menempatkan mamoevring handle be neutral position, kemudian main engine di stop.
c. Astren position -
Wheel hause menempatkan mamoevring handle ke astern position Gear Wheel O dengan bantuan manual system membebaskan push Rood Roller dari cam shaft H, sehingga engine berhenti pada neutral position.
-
Pilot B menerima udara pneumatis, mengakibatkan sinyal menyala menunjuk ke astern position.
-
Secara manual operator di Engine Room melayani telegraph control dan menempatkan mamoevring handle ke astern position.
-
Gear Wheel O dengan manual system membebaskan push Rood Roller dari cam shaft H. -
Engine Starting valve C membuka aliran udara mengatur ke distributor valve D ke silinder berapa dari main engine yang bekerja pada proses expansi.
-
Selector valve E membuka katup untuk astern position dengan pneumatic system.
-
Hydraulic oil pump G mengisap minyak dari silinder bekerja maju melalui katup 2 dan menekannya ke silinder mundur melalui katup 1, sehingga plunger servo motor bergerak ke kiri.
-
Cam shaft H bergerak ke kiri, dan tepat berhenti pada posisi Roller fuel cam astern dan exhaust valve cam astern.
-
Roller dengan Gear Wheel O di turunkan ke cam shaft, sehingga Roller bekerja.
-
Engine di start, dalam arah berputar ke kiri
4. Keuntungan dari sistem ini Keuntungannya terhadap indirect mamoevring system: a. b. c. d.
Konstruksi mamoevring system lebih sederhana Perawatan lebih sederhana Penggunaannya pada slow speed engine yang berskala besar Biaya perawatan cukup besar
Kerugiannya: a. Harga beli menjadi mahal b. Peralatan – peralatan lebih besar – besar c. Oil seal pada unit servo motor sering bocor, sehingga sistem olah gerak tidak berfungsi, salah satu penyebabnya karena kompresi planger bocor dari minyak yang kotor, yang membuat berbaret /tergores di cylinder plangernya
1. Evaluasi hasil pembelajaran a. Gambarkan skets sederhana dari Direct mamoevring system, sebutkan bagian – bagian dan fungsinya masing – masing dan jelaskan prinsip kerjanya untuk neutral position, ahead position dan astern position.
b. Sebutkan keuntungan dan kerugian sistem ini dibandingkan dengan indirect mamoevring syistem
Gambar 46