BAB VIII PELUMAS
Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian – bagian yang bergerak. Efek pelumas tercapai baik bila terdapat oil filus (filus minyak) diantara mutal – mutal yang bergerak sehingga mengurangi gesekan. Gesekan yang besar menimbulkan suhu yang tinggi . Oil filus adalah lapisan tipis yang terdapat diantara bagian – bagian yang bergerak berupa selaput pelumas karena adanya aliran pelumas yang diberikan oleh pompa pelumas. Bila suatu poros sedang diam tidak bergerak terletak diatas sebuah bantalan, maka sebelum diberikan aliran pelumas diretakan pelumas masih kering. Setelah aliran pelumas diberikan oleh pompa pelumas, dan poros dalam keadaan berputar, maka aliran pelumas turut berputar searah putaran poros. Bila putaran poros ditambah, maka aliran pelumas akan mendesak poros kesamping membentuk baji pelumas (wedge). Setelah putaran poros ditingkatkan, maka aliran pelumas mendesak poros terangkat dari bantalannya karena telah terbentuknya oil filus yang bertekanan tinggi, sehingga tidak terjadi kontak langsung antara poros dan bantalannya. Dewasa ini sering ditambahkan kepada pelumas berupa additive dengan maksud untuk mempertahankan murni kekentalan dari pelumas tersebut karena pengaruh suhu tinggi yang dideritanya. Dalam mempelajari pelumas pada motor, hanya terbatas kepada fungsi pelumasan dan sirkulasi pelumas tersebut, sedangkan poros asal mula pelumas sehingga mendapatkan produk yang diinginkan, dapat dijelaskan pada pelajaran bahan bakar dan pelumas dari ilmu bahan.
1.1 Tujuan Pelumasan Tujuan pelumasan adalah untuk: a. Memperkecil keausan antara bagian –bagian yang bergerak dengan terbentuknya oil film diantaranya. b. Menghindari kontak langsung dari bagian – bagian yang bergerak.
c. Untuk pendinginan sehingga mengurangi panas. d. Perlindungan terhadap korasi. e. Menjadikan permukaan bagian – bagian yang bergerak menjadi licin sehungga f. Beban lebih rata dan putaran stabil. g. Sebagai peredam suara menghilangkan suara yang berisik.
1.2 Macam Pelumas Macamnya pelumasan dikelompokan dalam: a. Pelumasan hydronamis (pelumasan lapisan penuh) bilamana bagian – bagian yang bergerak tidak saling bersentuhan karena terbentuknya oil film diantara bagian – bagian yang bergerak tersebut. b. Pelumas hydrostatis adalah indentik dengan pelumasan hydrodinamis. c. Pelumasan terbatas (pelumasan kering), bilamana bagian – bagian yang bergerak saling bersentuhan karena tidak terdapat oil film diantaranya dan akibat pengaruh permukaan –permukaan yang bergerak yang besar (tidak licin).
1.3 Sistem Pelumasan sistem pelumasan pada motor kita kenal dengan : a. Sump basah, dimana carter (CRANK EASE) selalu terisi dengan pelumas. Pelumas dalam peredarannya (bila motor jalan) dimulai dari Carter oil filter Lub. Oil pump jurnal sheft connection rod piston ring crank case.
crank pin
Untuk pelumasan Rocker arm, maka melalui pipa pelumas menuju Rocker arm untuk melumasi valve. Came sheft dan kembali jatuh ke crankcase. Sump basah banyak dijumpai pada motor – motor tenaga kecil dan menengah.
Pelumas cepat kotor, karena pembersihan pelumas hanya terjadi pada saringan – saringan saja, apalagi piston ring sudah bocor, kotoran – kotoran gas hasil pembakaran bahan bakar dalam silinder masuk dalam minyak pelumas lewat piston ring yang bocor yang dalam kondisi ini tenaga motor akan jauh berkurang. b. Sump kering, dimana CRANKcase tidak terisi dengan minyak, banyak pelumas berada dalam sump tank yang terletak diluar mesin. Aliran pelumas saat motor jalan adalah sbb:
Sump tank suction oil filter lub. Oil filter discharge oil filter Oil coobr jurnal sheft Crank pin connection rod piston ring Crankcose sump tank. Aliran pelumas lainnya yang fungsinya untuk pemisahan, sump tank purifier (separator)
sump tank.
Menggunakan sump kering, pelumas lama menjadi kotor, karena selain dibersihkan oleh saringan – saringan juga dibersihkan separator.
1.4 Pelumasan Silinder Secara terus menerus dan selalu bergerak dan selalu bergesek dengan silinder saat motor jalan, menimbulkan panas gesekan yang hal ini perlu di hindari dengan memberikan pelumas kepada silinder. Sistem pelumasan ini terdapat pada motor – motor induk kapal. Pelumas silinder ini di peroleh dari tanki pelumas khusus yang ditempatkan disebelah luar badan motor. Sebuah pompa pelumas (lubricator pump) yang digerakkan secara mekanik dari poros engkol, mengisap pelumas dari tanki tersebut dan dipompakan melalui pipa – pipa kecil ke dinding silinder (tiap silinder 2 lubang pelumaan saling berhadapan) secara tetesan yang teratur tergantung pada putaran motor. Pelumas dalam tankinya adalah pelumas baru tidak tercampur dengan pelumas mesin (CRANKcase) dan setelah melumas piston ring, mungkin ada sebagian kecil yang jatuh dalam carter bercampur dengan pelumas mesin.
Pelumasan silinder untuk motor – motor bantu kapal yang relatif mempunyai tenaganya kecil hanya menggunakan sistem percikan pelumas (oil pan) yang diperoleh dari sendakan dari Crank pin terhadap pelumas yang berada dalam CRANKcase (sump basah). Minyak sendokan ini di percikan ke dinding silinder. Berarti lubang – lubang pelumas seperti halnya motor – motor induk tidak ada di dinding silinder. Pelumasan silinder dengan sistem ini kurang begitu baik, sementara motornya sendiri biasanya untuk putaran – putaran tinggi. Untuk mengatasi keausan – keausan yang timbul, design material cylinder liner oleh pabrik menjadi prioritas yang utama baik komposisi maupun jenis materialnya.
1.5. Pembersihan Pelumasan Agar supaya pelumas selalu dalam keadaan bersih walaupun telah dipakai beredar dalam sistem pelumasan motor, maka diusahakan agar kondisi pelumas itu baik, maka ditempuhlah usaha pembersihan pelumas sebagai berikut : a. Menggunakan saringan pelumas (oil filter) b. Menggunakan purifier lub.oil separatur
Oil filter biasanya terdiri dari 2 buah (kanan dan kiri) pada setiap motor, sehingga untuk pembersihan pelumas tidak harus memberhentikan motor, cukup dengan mengatur volve yang menuju kesaringan tersebut dan dipakainya saringan secara bergantian ( satu saringan dipakai sementara yang satu dibersihkan). Sedangkan menggunakan purifier seperator, ialah terjadinya pembersihan pelumas karena prinsip gaya pasangan, dimana bagian – bagian pelumas yang karena sudah kotor dengan perbedaan berat jenis akan terrpisah dan terurai secara tersendiri (kotoran keluar melalui pipa tertentu). Purifier ini terdiri dari piringan – piringan (disc) yang mempunyai lubang – lubang pada piringannya yang diameternya berbeda – beda tergantung dari berat jenis yang akan dipakai untuk pelumasnya. Piringan – piringan tersebut cukup banyak Grafity disc (piringan berat jenis) ini dapat diganti sesuai kebutuhan berat jenis yang dipakai. Pembersihan pelumas melalui purifier dilaksanakan setelah suhu pelumas mencapai suhu kerja (saat start motor belum menggunakan purifier), dan dijelaskan terus – menerus, untuk setiap 4 kaki secara berkala grafity disc selalu dibersihkan, kemudian purifier dijalankan lagi. Pada gambar 37, diperlihatkan sistem pelumasan mesin. Suhu – suhu pelumas keluar mesin masuk LOCOOLER berkisar 55o C dan keluar LO cooler masuk mesin ± 45 o C.
Gambar 37
Gambar 38
Gambar 39