BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi tingkat partisipasi masyarakat petani tembakau; pengaruh tingkat status ekonomi petani, tingkat pendidikan petani, status penguasaan lahan, ketertarikan politik, dan efikasi politik terhadap partisipasi petani tembakau dalam protes sosial penolakan kebijakan PP No. 109 tahun 2012. Disamping itu juga untuk melihat bagaimana partisipasi masyarakat petani tembakau dalam gerakan protes sosial berdampak pada kebijakan pertembakauan nasional. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tingkat partisipasi masyarakat petani tembakau dalam gerakan protes sosial cukup tinggi. Nilai rata-rata atas setiap pertanyaan yang diberikan pada variabel tingkat partisipasi Masyarakat Petani Tembakau dalam Gerakan Protes Penolakan PP 109/2012 (Y) menunjukkan angka 3,086 dimana jawaban responden berada pada kategori” Sesuai”. Artinya bahwa rata-rata seluruh responden berpartisipasi dalam setiap aksi gerakan protes sosial untuk menolak PP 109/2012. 2. Berdasarkan hasil uji F yang pengujiannya dilakukan secara simultan menunjukkan bahwa variabel status ekonomi petani, tingkat pendidikan petani, status penguasaan lahan, ketertarikan politik, dan efikasi politik berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat partisipasi masyarakat 140
petani tembakau dalam protes sosial penolakan kebijakan PP No. 109 tahun 2012. 3. Variabel status ekonomi petani, tingkat pendidikan petani, status penguasaan lahan, ketertarikan politik, dan efikasi politik memiliki pengaruh sebesar 68,00 % terhadap tingkat partisipasi masyarakat petani tembakau dalam protes sosial penolakan PP 109/2012, sedangkan 32,00 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Seperti diketahui bahwa variabel
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
hanya
mampu
mempengaruhi tingkat partisipasi petani dalam gerakan protes sosial sebesar 68%, masih terdapat 32% variabel lain yang berpengaruh. 4. Berdasarkan hasil uji T yang pengujiannya dilakukan secara parsial pada setiap variabel-variabel independen terhadap variabel dependen maka hasilnya sebagai berikut: a. Status Ekonomi Masyarakat Petani Tembakau
mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat partisipasi masyarakat petani tembakau dalam gerakan protes sosial penolakan PP 109/2012. b. Tingkat Pendidikan Masyarakat Petani Tembakau
mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat partisipasi masyarakat petani tembakau dalam gerakan protes sosial penolakan PP 109/2012. c. Status
Kepemilikan
Lahan
Masyarakat
Petani
Tembakau
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat partisipasi
141
masyarakat petani tembakau dalam gerakan
protes sosial
penolakan PP 109/2012. d. Skala
Ketertarikan
Politik
Masyarakat
Petani
Tembakau
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat partisipasi masyarakat petani tembakau dalam gerakan protes sosial penolakan PP 109/2012. e. Status
Kepemilikan
Lahan
Masyarakat
Petani
Tembakau
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat partisipasi masyarakat petani tembakau dalam gerakan protes sosial penolakan PP 109/2012. 5. Kebijakan PP 109/2012 ini sendiri tidak dapat terimplementasi akibat gelombang protes dan resistensi yang terus bergulir. Gerakan protes masa ini sampai sejauh ini cukup berhasil dibuktikan dengan masuknya RUU Pertembakauan ke dalam Prolegnas. Artinya bila kemudian RUU Pertembakauan yang isinya dianggap lebih berkeadilan bagi petani tembakau ini disahkan, maka UU 36/2009 dan PP 109/2012 tidak berlaku lagi.
142
7.2. Saran a. Saran Bagi Otoritas Terkait Masukan berupa saran bagi otoritas yang terkait dengan penelitian ini adalah : 1. Bagi Pemerintah -
Sebuah kebijakan dalam bentuk apapun tidak akan berjalan tanpa adanya dukungan dan partisipasi dari masyarakat. Dalam kebijakan mengenai tembakau ini pemerintah terkesan mengesampingkan petani tembakau sebagai pihak yang paling merasakan dampak dari kebijakan yang dikeluarkan. Pemerintah perlu mengikutsertakan petani tembakau dalam setiap perumusan kebijakan yang berkaitan dengan tembakau.
-
Kebijakan mengenai kesehatan dan tembakau memang tidak pernah dapat menemui titik temu. Kebijakan yang berkeadilan baik bagi petani tembakau, industri rokok, konsumen, dan masyarakat nonperokok (khususnya anak-anak) itulah yang sebaiknya diakomodir pemerintah. 2. Bagi APTI dan Petani Tembakau Gerakan protes sosial akan jauh lebih efektif bila terdapat koordinasi dan
konsolidasi yang intensif antara masyarakat dan LSM-LSM penggiat gerakan sosial. Dengan demikian dapat memperbesar daya dukung dan daya tekan gerakan pada upaya perubahan kebijakan yang dirasa kurang berkeadilan.
143
b. Saran Bagi Penelitian di Masa Yang Akan Datang Masukan berupa saran bagi penelitian terkait di masa yang akan datang adalah sebagai berikut: 1. Untuk penelitian mengenai gerakan sosial petani di masa yang akan datang, akan lebih baik menggunakan variabel-variabel
yang belum
tercakup dalam penelitian ini, seperti; kepemimpinan tokoh masyarakat setempat, kesamaan nasib, tekanan pemerintah, dsb. Dengan demikian diharapkan
dapat memperkaya kajian mengenai gerakan protes sosial
khususnya gerakan protes sosial di kalangan petani. 2. Menggali secara lebih mendalam pengaruh Lembaga Swadaya Masyarakat sebagai elemen yang memiliki pengaruh besar dalam sebuah gerakan protes sosial menjadi sebuah topik menarik bagi kajian penelitian terkait di masa yang akan datang.
144