BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa upaya evaluasi yang dilakukan oleh pihak manajemen ada beberapa aspek. Upaya dari manajemen adalah faktor penting karena manajemen merupakan aktor yang terkait langsung dengan sistem transportasi. Evaluasi dari manajemen sangat diperlukan untuk mengatur dan menjamin dalam mewujudkan keselamatan tersebut berjalan dengan baik tanpa ada gangguan atau permasalahan di dalamnya. Sebagai upaya untuk mengurangi dan menekan angka kecelakaan dan dampak yang ditimbulkan. Pihak manajemen berusaha terus untuk mengevaluasi kinerja dan peraturan dari manajemen yang lebih menjamin kru bus. Dengan adanya evaluasi juga akan mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di lapangan. Aspek pertama yang dilakukan manajemen adalah aspek teknis dengan meremajakan armadanya dan waktu kerja atau shift sopir. Peremajaan armada merupakan alternatif dari perusahaan untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Ada dua macam peremajaan yang dilakukan pertama pengadaan bus baru dan rebody bus. Pengadaan bus merupakan membeli semua komponen bus dengan produk-produk baru, mulai dari mesin, chassis, dan karoserinya. Ditambah dengan fasilitas-fasilitas yang menjadi daya tarik sendiri dan juga sesuai dengan standarisasi emisi yang berlaku sekarang (euro 3). Untuk rebody bus, peremajaan yang dilakukan dengan mengganti bodi busnya saja, mesin dan chassisnya masih 108
menggunakan produk lama. PO Sumber Group melakukan rebody dengan mengganti armada yang non AC menjadi AC. Untuk waktu kerja atau shift sopir, dulu PO Sumber group ini mempunyai peraturan yaitu 4 hari kerja 3 hari libur. Setelah adanya imbauan dari Dinas Perhubungan dan LLAJ Propinsi Jawa Timur dengan mengharuskan waktu kerja sopir 1 hari kerja dan 1 hari libur. Imbauan ini dilakukan oleh pihak Dinas karena banyaknya kecelakaan yang melibatkan bus-bus selama ini, dengan kebanyakan faktor human error seperti kelelahan, kondisi mental dan psikologis yang
terganggu.
Adanya
imbauan
tersebut pihak
PO
Sumber Group
memberlakukan peraturan tentang waktu kerja terserah dari sopirnya, dan sekuat dari kondisi fisik maupun mental dari sopir itu sendiri. Kedua, aspek finansial dengan melakukan pembagian upah pendapatan antara perusahaan dengan kru bus. Yang menjadi fokusnya dari pendapatan ini adalah sistem pembagian upah. Sistem pembagian upah PO Sumber group menggunakan sistem premi, sistem premi merupakan sistem bagi hasil antara kru dan pengusaha. Besar prosentase baru ini sebesar 12 persen untuk sopir, 8 persen untuk kondektur dan 6 persen bagi kernet. Besaran prosentase ini mengalami kenaikan dari sebelumnya sebesar 10 persen sopir, 5 persen kondektur dan 4 persen kernet. Langkah ini merupakan upaya dari manajemen untuk lebih menjamin kesejahteraan dari kru bus PO Sumber group. Langkah evaluasi selanjutnya dari aspek finansial adalah peningkatan efisiensi ekonomi dilakukan manajemen dengan memperpendek trayek yaitu Surabaya-Solo dan pengalihan
109
jalur jurusan trayek Surabaya-Semarang yang dulunya lewat Madiun sekarang lewat Karangjati yang lebih pendek jalurnya daripada lewat Madiun. Yang ketiga, aspek manajerial dan administrasi adalah upaya pembinaan sopir, manajemen Sumber group kerjasama dengan pihak Dinas Perhubungan dan LLAJ Propinsi Jawa Timur. Pembinaan ini tidak hanya dilakukan untuk pihak Sumber melainkan dengan seluruh perusahaan angkutan yang ada di Jawa Timur. Pembinaan Pengemudi Angkutan Umum Penumpang merupakan bentuk upaya preventif pemerintah untuk memberikan pengetahuan tentang kedisiplinan dan ketertiban berlalu lintas. Selain itu, mental maupun psikologi pengemudi juga menjadi sasaran pembinaan agar dapat lebih bisa mengendalikan perilaku saat di jalan. Keempat, aspek sosial budaya adalah adalah bentuk partisipasi dari masyarakat, partisipasi masyakat ini lebih pada pengawasan saat di lapangan dan pelayanan yang diberikan oleh para kru. Selain itu, juga bisa memberikan masukan kepada manajemen dengan kondisi sarana dan prasarana bus-bus PO Sumber Group. Partisipasi ini bisa dijadikan bahan dari evaluasi manajemen untuk meningkatkan pelayanan kedepannya. Kepuasan penumpang merupakan faktor penting dalam kepercayaan akan produk transportasi. Partisipasi dari masyarakat dengan memberika kritik dan saran karena PO ini sejak dari dulu secara terbuka menerima masukan-masukan dari masyarakat. Dan menulis anjuran kepada penumpang dan masyarakat yang berbunyi “Bila Sopir Ngebut / Ugal-Ugalan Mohon Hubungi : 031-8973558, 8973559 Atau Sms 081 5510 4883. Saran dan Kritik Membangun Selalu Kami Nantikan”. Tulisan-tulisan ini biasanya ada
110
dibagian dashboard bus, karcis, maupun di kartu langganan. Selain itu, ada juga tercantum nomor polisi bus baik di dalam maupun di luar bus yang mudah di baca.
6.2. Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang sudah dijelaskan sebelumnya, peneliti memiliki beberapa saran bagi manajemen PO Sumber Grou, yaitu : 1. Manajemen PO Sumber Group memberlakukan peraturan tentang sistem satu rit pulang pergi. Otomatis dalam menjalankan tugasnya pengemudi bus sumber group sehari bisa mencapai 16 sampai 20 jam kerja tanpa diganti atau tidak ada sopir cadangan. Ini tidak sesuai dengan Undang-Undang No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang memberi waktu jam kerja maksimal 12 jam. Dengan panjangnya bekerja satu harinya yang bisa mencapai 16 jam mengemudi, seharus pihak manajemen menyediakan sopir cadangan untuk mengganti sopir yang kelelahan atau terjadi suatu masalah yang dialami sopir. 2. Sebagaian besar sopir keberatan dengan regulasi waktu tempuh yang diberlakukan sekarang ini, sehingga tidak sedikit sopir yang kelelahan secara fisik. Untuk mengatasi hal tersebut penulis mempunyai saran bila waktu istirahat di terminal tujuan (Yogyakarta, Semarang dan
111
Wonogiri) ditambah menjadi 4 jam yang sekarang ini hanya 2 jam saja. 3. Adanya sanksi yang lebih tegas dari manajemen terutama tentang masalah perilaku sopir di jalan raya. Tidak sedikit masyarakat yang mengeluh dengan cara mengemudi sopir bus-bus PO Sumber Group. 4. Melakukan pembinaan kepada sopir oleh manajemen tentang dapat mendukung program keselamatan berlalu lintas. Seperti halnya defensive driving, etika berlalu lintas, mental dan psikologi pengemudi, untuk memberikan pengetahuan tentang kedisiplinan dan ketertiban berlalu lintas. Selain itu, mental maupun psikologi pengemudi juga menjadi sasaran pembinaan agar dapat lebih bisa mengendalikan perilaku saat di jalan. Sudah saatnya pemerintah, manajemen PO Sumber Group serta seluruh masyarakat untuk melihat pentingnya keamanan dan kenyamanan demi keselamatan para penggunanya. Disiplin dan kesadaran akan berlalu lintas di jalan harus dijadikan sebagai budaya, menumbuhkan sifat tersebut dalam diri untuk beretika di jalan dengan benar dari semua pengguna jalan. Dengan meningkatkan kesadaran berlalu lintas dapat mengatasi problematika lalu lintas dan sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat akan transportasi yang lebih aman, nyaman, dan selamat.
112