BAB VI PENATAAN PIPA BAHAN BAKAR MFO UNTUK MAIN DIESEL
1.
Pendahuluan Untuk bahan bakar diesel perkapalan kita mengenal a. b. c. d.
Marine Gas Oil (MGO) Marine Diesel Oil (MDO) Marine Fuel Oil (MFO) Marine Diesel Fuel (MDF)
Pada motor diesel 4 takt menggunakan bahan bakar MGO atau MDO begitu juga pada motor diesel 2 takt medium speed engine (putaran menengah) menggunakan MGO atau MDO, sedangkan motor diesel 2 takt slow speed engine (putaran rendah) menggunakan MFO atau MDF. Bahan bakar MFO bersifat kental, karenanya untuk mengencerkannya harus dipanaskan, sebagai pemanas digunakan uap yang diprodusir dari exhaut gas boiler atau menggunakan pemanas listrik. Bahan bakar jenis MGO ataupun MDO tidak perlu dipanaskan karena jenis bahan bakar ini tidak kental suah siap digunakan langsung injeksi dan pembakaran karena viscosity dan suhunya sudah sesuai untuk melaksanakan pembakaran. Sehingga bahan bakar jenis MFO dengan beberapa kali tingkat pemanasan hingga 100 C sama kondisinya dengan bahan bakar jenis MDOatau MGO tanpa pemanas menggunakan listrik lebih beresiko tinggi terhadap bahaya kebakaran, dibandingkan dengan pemanas menggunakan uap, yang jelas tahanan isolasi listrik harus betul kedap dan tidak menimbulkan short circuit, karena pemanasm – pemanas ini langsung ditempatkan dalam tanki yang berisi bahan bakar MFO.
2.
Pemanas – pemanas dan tujuannya masing – masing Bahan bakar dari banker tank dipindahkan ke Double bottom tank. Di DB tank bahan bakar dipanaskan hingga 40C dengan maksud agar mencair dan mudah di transfer ke tanki-tanki lainnya. Selanjutnya bahan bakar melalui fuel oil transfer pump dimasukan ke settling tank.
Disini bahan bakar dipanaskan hingga 55C dengan maksud untuk memisahkan bahan bakar dari kotoran – kotoran dari settling tank dipanaskan lagi di Heater hingga 80C agar bahan bakar lebih bersih dari kotoran – kotoran selanjutnya diteruskan ke purifier separator dengan maksud untuk memurnikan bahan bakar dengan cara memisahkan bahan bakar dengan air . prinsip kerja parifier adalah berdasarkan gaya contritugal (contritugal torac) yang berputar, bagian-bagian alat partikel-partikel yang lebih berat akan terlempar dekat dan berkumpul di bagian bawah berupa air-air sedangkan bagian partikel-partikel yang lebih ringan (minyak) akan terlempar jauh partikel-partikel ini dipengaruhi oleh berat jenisnya masing-masing air akan tebuang ke got (bilge well) sedangkan minyak akan dipompakan ke tanki dalam kondisi yang bersih . Pada beberapa instalasi bahan bakar MFO, masih ada lagi jenis clarifier sperator bahan bakar yang sudah murni akan ddijernihkan lagi, sehingga bahan bakar yang diperlukan nantinya untuk proses pembakaran lebih baik lagi . selanjutnya bahan bakar dimasukkan ke daily service tank, disini bahan bakar dipanaskan lagi hingga 90C, dengan maksud penyesuaian antara viscosity dengan temperatur yang sesuai. Bahan bakar melalui section filter diteruskan ke flow meter dimana dapat diketahui konsumsi yang digunakan oleh main engine tiap harinya. Selanjutnya melalui Boosker Pump (feed pump) dimasukan ke heater lagi yang dipanaskan hingga 100C, dengan maksud untuk penyesuaian viscositynya berdasarkan viscosity – temperatur chart. Permesinan Boaster Pump (feed pump) agar dalam sistem bahan bakar hingga injector bebas dari gelembung-gelembung udara bahan bakar dari ikater ini ditruskan ke Bosch Pump melalui discarge filter untuk menyaring kotoran-kotoran yang terikut. Selanjutnya dipompakan oleh fuel pump (Bosch Pump) ke injektor untuk mengabutkan bahan bakar yang diperlukan pada proses pembakaran. Untuk mendapatkan pengabutan yang baik, tekanan field pump harus tinggi mencapai 250-400 bar. Pada saat kapal olah gerak (manoevring position) baik masuk dan meninggalkan pelabuhan, bahan bakar yang digunakan MDO atau dengan blending (campuran) MFO dengan MDO, sedangkan saat kapal layar panjang (full away) dapat menggunakan MFO. Perlu diketahui harga beli MFO lebih murah dari pada MDO.
3.
Fuel Treatement Selain pemanasan – pemanasan bahan bakar didalam tanki – tanki dan pemisahan –pemisahannya terhadap kotoran – kotoran dan cairan – cairan /air seperti disebutkan diatas, sebaiknya untuk mendapatkan bahan bakar yang betul – betul murni, saat bunker BBM agar memberi campuran bahan bakar tersebut dengan bahan kimia (chemical) dengan percampuran perbandingan sesuai yang ditentukan dari produknya, biasanya dengan campuran 1:4000 liter (1 liter chemical dengan 4000liter bahan bakar). Namun yang tak kalah pentingnya adalah penggunaan viscosity. Temperature chart sebagai dasar pemanasan untuk, mendapatkan viscositynya yang selalu tepat.
Gambar 26
Gambar 27
Gambar 28 4. Perawatan Bahan Bakar (Fuel Treatement) Perawatan bahan bakar adalah :
1. Diluar instalasi pipa
2. didalam instalansi pipa:
: -
additive ditambahkan chemical bahan bakar saat bunker
kepada
-
pemanasan bahan bakar dalam tanki (steam coil)
-
saringan – saringan (filter)
-
pengendapan bahan bakar
-
pemisahan bahan bakar dengan air (purifier separator)
-
mempertahankan kekentalan bahan bakar (viscosity – temperatur chart)
3. Memilih produk bahan bakar Shell,Standac,BPM,Umion,Esso dll
yang
baik
seperti,
Gambar 29 SEPERATOR (PEMISAH)
1. Pendahuluan Separator (pemisah) adalah suatu alat yang berfungsi untuk memisah zat – zat cair seperti memisah campuran minyak dengan lumpur – lumput / kotoran – kotoran. Separator ini digunakan untuk instalasi bahan bakar atau instalasi minyak pelumas dikapal, karena kemungkinan bahan bakar atau minyak pelumas baru digunakan ke pemakaian – pemakaian untuk instalasi bahan bakar pada bahan bakar berat (Heavy ful Oil) jenis MFO (marine ful oil) menggunakan purifier seperator atau gabungan purifier seperator dan clarifier seperator, sedang dalam instalasi pelumas hanya menggunakan parifier separator saja. Perbedaan sistem purifier dan clarifier, selain susunan komponennya adalah media yang masuk ke alat tersebut. Pada purifier seperator, media yang dimasukkan adalah campuran bahan bakar dengan air, sedangkan clarifier hanya media bahan bakar saja, sedangkan purifier pada instalasi minyak pelumas hanya media pelumas saja. Tujuan bahan bakar dimasukan alat ini, agar setelah keluar dari alat ini, bahan bakar atau minyak pelumas betul – betul terpisah dari pencemaran secara murni.
2. Prinsip Kerjanya Prinsip kerja alat ini berdasarkan zat cair yang diputar dengan kecepatan tinggi dalam suatu bowl disc, dengan gaya pasingan (contri tugal force) ini, maka kedua media yang diputar itu akan terpisah satu sama lain. Terpisah media ini karena perbedaan, berat jenis (spesific growity), dimana media yang berat jenisnya berat
(air) akan terlempar ke bagian bawah, sedangkan berat jenis yang lebih ringan (minyak) akan terlempar ke bagian atas. Selanjutnya air dibuang dalam alirannya ke got (bilge well), untuk selanjutnya dipompakan ke luar kapal (over board) menggunakan OWS (oily water separator). OWS adalah suatu peralatan lainnya diluar unit purifier separator. Peralatan OWS akan dijelaskan pada pelajaran kuliah berikutnya. Sedangkan minyak atau bahan bakar dimasukan ke dalam tanki (service tank) untuk di distribusi ke pemakaian – pemakaian. 3. Pembersihan – Pembersihan Purifier separator baik untuk bahan bakar maupun untuk minyak pelumas. Harus dibersihkan setelah selesai pemakaian memompa bahan bakar atau setiap 24 jam pada instalasi pelumas purifier ini di bersihkan karena akan terendap kotoran – kotoran yang sudah terpisah dari bahan bakar atau pelumas. Untuk membersihkannya, semua komponennya satu – persatu harus di buka dimulai dari bagian atas (bowl disc) yang berbentuk piringan – piringan, untuk di bersihkan dari kotoran – kotoran.
Gambar 30