BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan Dari hasil penilaian kinerja dan analisa faktor yang mempengaruhi kinerja UPT Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dengan studi kasus pada Puskesmas Seyegan, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Kinerja Puskesmas Seyegan yang diukur dengan menggunakan tools balanced scorecard yang meliputi perspektif keuangan, pelanggan dan proses bisnis internal secara keseluruhan menunjukkan kinerja yang baik, hal ini terlihat dari hal-hal sebagai berikut : a. Pada perspektif keuangan, dari 5 (lima) indikator kinerja yang digunakan yaitu Return on Investment (ROI), Profit Margin, Cash Ratio, Debt to Asset Ratio, dan Kemampuan Pendapatan BLUD, dapat disimpulkan bahwa kinerja yang baik dicapai pada 3 (tiga) indikator yaitu profit margin, cash ratio dan debt to asset ratio. Sedangkan pada indikator ROI dan kemampuan pendapatan BLUD masih perlu ditingkatkan lagi karena masih belum mencapai hasil yang maksimal. b. Pada perspektif pelanggan, indikator yang digunakan adalah tingkat kepuasan pelanggan. Dari hasil survey yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari 7 (tujuh) unit layanan yang disurvey, hanya 1 (satu) layanan yaitu unit laboratorium yang hasil indeksnya dibawah 3, sedangkan 6 (enam) unit layanan yang lain hasilnya di atas 3. Dengan demikian secara 133
134
umum pelanggan sudah merasa puas dengan layanan yang diberikan oleh Puskesmas Seyegan, hanya saja khusus untuk unit laboratorium yang harus lebih ditingkatkan lagi kualitas pelayanannya. c. Pada perspektif proses bisnis internal, indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja adalah kebutuhan staf, review catatan pasien dan analisis aliran pasien. Dari hasil penelitian ketiga indikator pada perspektif ini secara umum kinerjanya termasuk dalam kategori baik, namun pada indikator review catatan pasien jika dilihat lebih mendalam, ternyata ada beberapa indikator yang masih perlu mendapatkan perhatian karena capaian kinerjanya belum cukup baik yaitu pada rencana tindak lanjut dan saran-saran. 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pada Puskesmas Seyegan terdiri dari 3 (tiga) faktor yaitu sumber daya manusia, tata kelola dan sarana prasarana. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Faktor SDM yang mempengaruhi kinerja Puskesmas Seyegan dibagi 2 yaitu kuantitas dan kualitas SDM. Secara jumlah, SDM pada Puskesmas Seyegan sudah lebih dari cukup malah cenderung kelebihan. Jumlah SDM berlebih namun komposisinya masih belum ideal sehingga ada bagian yang berlebihan SDM, ada bagian yang masih kekurangan SDM. Dengan jumlah SDM yang cukup berpengaruh pada kinerja menjadi lebih baik yaitu pada aliran pasien yang rata-rata di bawah 60 menit, namun di sisi lain jumlah SDM yang berlebihan juga mempengaruhi kinerja karena kurang efisiennya dalam pengeluaran biaya pegawai. Sementara dari segi
135
kualitas pegawai, SDM pada Puskesmas Seyegan sebagian besar (sekitar 65%) memiliki latar belakang pendidikan tinggi (universitas), pelatihan pegawai juga mendapatkan perhatian dan porsi lebih dari pimpinan dalam meningkatkan kapasitas pegawai, namun masih sebatas pelatihan untuk tenaga medis, serta pengalaman kerja sekitar 77% pegawai lebih dari 5 tahun, namun belum ada mekanisme atau sarana untuk pegawai yang lebih senior untuk bertukar pengalaman dengan pegawai yang masih miskin pengalaman. Dengan data-data di atas, kualitas pegawai yang dimiliki oleh Puskesmas Seyegan
dapat disimpulkan memiliki kapasitas
yang
mencukupi untuk dapat menghasilkan kinerja yang baik bagi organisasi. b. Tata kelola organisasi yang mempengaruhi kinerja pada penelitian ini menggunakan indikator struktur organisasi, kepemimpinan dan SOP. Struktur organisasi yang dimiliki oleh Puskesmas Seyegan menggunakan struktur organisasi yang sederhana yaitu tipe fungsional. Dengan struktur organisasi tipe ini sangat membantu puskesmas dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya yang membutuhkan kecepatan dalam pengambilan keputusan. Sedangkan dari sisi kepemimpinan, pimpinan Puskesmas Seyegan menerapkan model suportif. Terakhir, pada indikator tata kelola organisasi, Puskesmas Seyegan telah menyusun SOP untuk seluruh kegiatan
yang
berjalan
di
puskesmas.
Seluruh
pegawai
dalam
melaksanakan tugas telah berpedoman pada SOP sehingga pelayanan yang diberikan kepada pasien akan standar dan konsisten, serta tidak ada perbedaan dalam menangani pasien.
136
c. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Puskesmas Seyegan secara umum sudah cukup memadai dalam menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Namun masih terdapat sedikit kelemahan dalam memberikan kenyamanan kepada pasien yang menunggu giliran untuk mendapatkan pelayanan, yaitu ruangan yang tidak dilengkapi dengan kipas angin atau pengatur suhu ruangan, sehingga pasien merasa sedikit kurang nyaman jika cuaca dalam keadaan panas. 3) Penerapan PPK BLUD pada puskesmas dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja puskesmas menjadi lebih baik dibandingkan saat puskesmas belum ditetapkan sebagai BLUD. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan dari penerapan PPK BLUD pada puskesmas yaitu meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat secara lebih efektif dan efisien dapat tercapai, walaupun masih perlu perbaikan pada beberapa indikator kinerja.
6.2 Saran Dari kesimpulan penelitian yang sudah penulis sampaikan di atas, perlu disampaikan saran-saran sebagai berikut : 1) Meningkatkan rasio Return on Investment (ROI) dengan meningkatkan surplus yang dihasilkan dari kegiatan utama puskesmas, yaitu dengan cara mengoptimalkan pendapatan dari jasa layanan. 2) Meningkatkan pendapatan BLUD dari jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat agar pendapatan yang berasal murni dari usaha puskesmas dapat
137
menutup seluruh biaya operasional yang dikeluarkan untuk melayani masyarakat. 3) Meningkatkan kualitas pelayanan unit laboratorium agar kepuasan pelanggan meningkat. 4) Meningkatkan kinerja pada perspektif proses bisnis internal yaitu indicator review catatan pasien, dengan mencatat seluruh tindakan yang diberikan kepada pasien dalam rekam medis pasien, khususnya rencana tindak lanjut dan saran-saran. 5) Menganalisis dan menghitung ulang kebutuhan staf pegawai pada Puskesmas Seyegan dikaitkan dengan kebutuhan dan ketersediaan pegawai beserta spesialisasinya,
kemudian
melakukan
analisis
beban
kerja
sehingga
didapatkan kuantitas pegawai yang ideal tidak kelebihan maupun kekurangan, serta mencukupi kebutuhan untuk dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. 6) Menciptakan mekanisme atau sarana yang dapat digunakan oleh pegawai untuk
dapat
meningkatkan kapasitasnya dengan
melakukan
sharing
pengalaman dari pegawai yang kaya pengalaman kepada pegawai yang masih minim pengalaman. 7) Meningkatkan kenyamanan di ruang tunggu pasien dengan menyediakan sarana prasarana yang dibutuhkan untuk dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat disesuaikan dengan kemampuan puskesmas.