BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis kontrastif terhadap numeralia dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, dapat penulis simpulkan hal-hal sebagai berikut. 6.1.1 Pengelompokan, Kaidah Morfologis Pembentukan, dan Pola Urutan Numeralia dalam Konstruksi Sintaksis Bahasa Indonesia Dalam bahasa Indonesia, numeralia dibagi menjadi tiga kelompok utama berdasarkan fungsinya menjadi numeralia kardinal (numeralia pokok), numeralia ordinal (numeralia tingkat/urutan), dan numeralia nominal. Numeralia kardinal menunjukkan jumlah, numeralia ordinal menunjukkan urutan, dan numeralia nominal hanya sebagai identitas. Numeralia kardinal sendiri terdiri dari beberapa subkelompok yang antara lain dibedakan berdasarkan sifat jumlah objek yang diacunya dan cara membilangnya. Berdasarkan sifat jumlah referennya, ada numeralia tentu dan numeralia taktentu. Numeralia tentu juga dapat dibedakan dari segi bentuknya, yakni numeralia penuh dan numeralia pecahan. Numeralia penuh dapat berupa bilangan genap atau bilangan ganjil. Numeralia pecahan dapat berupa pecahan biasa, pecahan desimal, dan pecahan campuran. Berdasarkan cara membilangnya, dikenal istilah numeralia distributif, numeralia kolektif, numeralia multiplikatif dan numeralia partitif. Numeralia dalam bahasa Indonesia ada yang dibentuk dengan morfem dasar numeralia, ada juga yang memiliki bentuk sendiri. Proses pembentukan
141
142
numeralia yang melibatkan morfem dasar numeralia umumnya dengan afiksasi, komposisi, konversi dan reduplikasi. Beberapa bentuk numeralia lainnya diserap dari bahasa Jawa Kuna dan Sanskerta. Dalam konstruksi sintaksis, numeralia dapat mendahului atau mengikuti nomina, kata penggolong, pronomina, mengikuti atau mendahului determiner, ataupun berdiri sendiri mengisi konstruksi frase numeralia, frase nomina, frase adjektiva dan frase adverbia. 6.1.2 Pengelompokan Numeralia, Kaidah Morfologis Pembentukan, dan Pola Urutannya dalam Konstruksi Sintaksis Bahasa Inggris Numeralia dalam bahasa Inggris juga dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama berdasarkan fungsinya, yakni numeralia kardinal, numeralia ordinal, dan numeralia nominal. Numeralia kardinal menunjukkan jumlah, numeralia ordinal menunjukkan urutan, dan numeralia nominal menunjukkan identitas. Numeralia kardinal memiliki subkelompok numeralia tentu dan numeralia taktentu yang dibedakan berdasarkan sifat jumlah referennya. Numeralia tentu dibedakan menjadi numeralia penuh dan numeralia pecahan. Berdasarkan cara membilangnya juga dikenal adanya numeralia distributif, numeralia multiplikatif, numeralia kolektif, dan numeralia partitif. Numeralia dalam bahasa Inggris ada yang dibentuk dengan morfem dasar numeralia, ada juga yang memiliki bentuk sendiri yang sebagian diserap dari bahasa Jerman. Proses pembentukan numeralia dari morfem dasar umumnya dengan afiksasi, komposisi, konversi dan suplesi.
143
Dalam konstruksi sintaksis, numeralia dapat mendahului atau mengikuti nomina, kata penggolong nomina, pronomina, mengikuti determiner, ataupun berdiri sendiri mengisi konstruksi frase numeralia, frase nomina, frase adjektiva, dan frase adverbia. 6.1.3 Persamaan dan Perbedaan Pengelompokan, Kaidah Morfologis Pembentukan dan Pola Urutan Numeralia dalam Konstruksi Sintaksis Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dan Penyebabnya Baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, numeralia dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama berdasarkan fungsinya, yaitu: (1) numeralia kardinal (cardinal numeral), (2) numeralia ordinal (ordinal numeral), dan (3) numeralia nominal (nominal numeral). Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris sama-sama mengenal adanya numeralia kardinal dan numeralia ordinal, karena keduanya termasuk dalam tipe bahasa yang memiliki kedua jenis numeralia tersebut (Stolz & Veselinova, 2005: 218). Dalam kedua bahasa, numeralia kardinal dapat berwujud numeralia penuh (integer) dan numeralia pecahan (fraction). Ditinjau dari sifat jumlah referen yang diacu, numeralia kardinal dalam kedua bahasa juga dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu (1) numeralia tentu (definite numeral) dan (2) numeralia taktentu (indefinite numeral). Dalam kedua bahasa yang diteliti, numeralia kardinal juga dapat dikelompokkan berdasarkan cara membilangnya, yaitu (1) numeralia kolektif (collectives), (2) numeralia distributif (distributives), (3) numeralia multiplikatif (multiples), dan (4) numeralia partitif (partitives). Numeralia dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sama-sama dapat dibentuk dengan morfem dasar numeralia atau morfem-morfem lainnya seperti
144
dalam pembentukan numeralia taktentu. Namun demikian, beberapa numeralia taktentu dalam bahasa Indonesia hanya diwakili oleh satu numeralia taktentu dalam bahasa Inggris, dan sebaliknya. Proses morfologis pembentukan numeralia dalam kedua bahasa juga sama-sama ada yang melalui afiksasi, komposisi, konversi, dan serapan. Afiksasi, komposisi, dan konversi dikenal dalam kedua bahasa tersebut karena bahasa Indonesia tergolong tipe bahasa aglutinatif dan bahasa Inggris bahasa flekso-aglutinatif. Penyerapan terjadi pada pembentukan numeralia dalam kedua bahasa karena kontak bahasa-bahasa tersebut dengan bahasa lain, misalnya bahasa Inggris dengan bahasa Sanskrit dan bahasa Inggris dengan bahasa Jerman. Suplesi hanya ditemukan dalam bahasa Inggris karena bahasa Inggris bersifat semi flektif. Reduplikasi hanya ditemukan dalam bahasa Indonesia karena tergolong tipe bahasa aglutinatif (Comrie dalam Dryer & Haspelmath, 2013 melalui
http://wals.info/chapter/131, diakses pada 10 Mei
2015; Sneddon, 2000: 102). Dalam konstruksi sintaksis, numeralia kedua bahasa dapat mengisi konstruksi frase numeralia, frase nomina frase adjektiva, dan frase adverbia. Perbedaan yang mencolok tampak pada konstruksi frase nomina. Pada kosntruksi tersebut pola urutan numeralia bahasa Indonesia dapat (Num+N) atau (N+Num), sedangkan pola urutan numeralia bahasa Inggris cenderung (Num+N). Hal ini dikarenakan bahasa Indonesia tergolong bahasa yang dominan terhadap kedua pola urutan tersebut, sedangkan dalam bahasa Inggris pola urutannya cenderung Num+N
saja
(Dryer
dalam
Dryer&Haspelmath,
http://wals.info/chapter/89 , diakses pada 11 Mei 2015).
2013
melalui
145
6.1.4 Implikasi Persamaan dan Perbedaan Numeralia Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dalam Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Penutur Asli Bahasa Indonesia Persamaan yang terdapat dalam numeralia bahasa Indonesia dan bahasa Inggris tidak menyebabkan kesulitan atau mempermudah pembelajar (kesulitan Level-0), sedangkan hal-hal yang berbeda dapat menimbulkan kesulitan (Level-1 hingga Level 4). Kesulitan tersebut dapat timbul dalam indentifikasi jenis numeralia, pembentukannya, maupun pola urutannya dalam konstruksi sintaksis. Kesulitan-kesulitan tersebut dapat menyebabkan kesalahan-kesalahan berbahasa. Oleh karena itu, perlu disusun silabus untuk memetakan unsur mana yang perlu diajarkan dan tidak pada tataran tertentu. Silabus yang sesuai adalah silabus gramatikal yang dirancang dengan prinsip gradasi. Melalui gradasi ini, unsur leksikal dan struktural yang lebih penting, lebih sederhana, lebih berguna dan lebih tinggi frekuensi terdapatnya diajarkan lebih dahulu untuk membangun fondasi yang mantap. Apabila pembelajar sudah menguasai unsur-unsur tersebut dengan baik, unsur-unsur yang lebih rumit dapat diajarkan. 6.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pengajar bahasa Inggris hendaknya tidak hanya mengenalkan numeralia dengan pendekatan bentuk kepada pembelajar level menengah, tetapi juga menjelaskan fungsinya. Pengenalan kelompok-kelompok numeralia,
kaidah morfologis,
dan pola
urutannya
hendaknya dilakukan bertahap sesuai dengan jenjang pembelajar dan kemantapan kompetensi berbahasanya.