BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dari bab ke bab berikutnya yang terurai diatas, dapat disimpulkan bahwa pembagian jenis ragam hias motif seni kerajinan batik Pacitan dapat dikelompokkan menjadi, (1) motif geometris, yang mengambil atau meniru bentukbentuk geometris, seperti segi empat, lingkaran, garis lurus, garis melengkung, segi tiga, belah ketupat, dan lain-lain; (2) motif hewan atau binatang, motif burung atau unggas sering digunakan dalam berbagai bentuk, dengan melihat bentuk kepala, ekor atau sayap, dapat dibedakan apakah burung tersebut burung pipit (emprit), burung kutilang, merpati, ayam jago, atau bentuk penggayaan burung; dan (3) motif tumbuh-tumbuhan, umumnya mengambil bentuk dasar daun, bunga, dan batang yang telah mengalami distorsi dan stilisasi. Bentuk yang sering dipakai adalah bentuk bunga dan tumbuh-tumbuhan yang membentuk sulur daun berliku-liku. Penerapan motif pada produk seni kerajinan batik Pacitan, bentuk visualnya tidak mengalami perubahan secara bertahap. Perubahan yang dilakukan sekedar pengembangan, modivikasi, variasi, dan penyederhanaan yang dilakukan pada bentuk motif 162
163
yang sudah ada dengan menambah nilai estetis produk, agar produk tersebut semakin menarik, bagus, indah, dan dapat laku di pasaran banyak diminati konsumen. Dalam rentang perjalanannya, seni kerajinan batik Pacitan tidak
hanya
menunjukkan
suatu
proses
kontinu
kelangsungannya, tetapi juga menampakkan terjadinya perubahan dan pengembangan dalam banyak aspek, seperti pada aspek fungsinya seni kerajinan batik Pacitan berubah dari benda sakral, terkait dengan kepercayaan masyarakat Pacitan berubah menjadi benda profan dan sekuler yang berfungsi untuk komoditi pasar. Pada aspek bentuk seni kerajinan batik Pacitan tidak hanya yang semula berupa kain panjang, tetapi sudah mengalami modivikasi dan diversivikasi sehingga tercipta berbagai produk seni kerajinan batik Pacitan seperti, busana pesta, busana kerja, hiasan dinding, syal, taplak meja, sajadah, tas pria, dan wanita. Lembaga Perindustrian
pemerintah dan
daerah
Perdagangan,
melalui dan
Dinas
Dinas
Koperasi,
Kebudayaan
Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Pacitan merupakan penyokong dan pendukung perkembangan seni kerajinan batik Pacitan dan rutin melakukan pembinaan kepada para perajin. Pembinaan tersebut meliputi teknik pewarnaan, proses membatik, hingga model pemasaran, dan mencoba mengembangkan seni kerajinan
sekaligus
pariwisata
daerah
dengan
membentuk
164
sanggar-sanggar seni kerajinan, dengan segala aktivitas proses produksinya untuk dijadikan salah satu daya tarik bagi wisatawan yang datang ke Kabupaten Pacitan. Lembaga pendidikan turut membantu bagi perkembangan seni kerajinan batik Pacitan. Perhatian itu datang dari Sekolah Menengah Industri Kerajinan (SMIK) yang sekarang menjadi SMKN 1 Pacitan, dan beberapa perguruan tinggi seperti Institut Seni Indonesia Surakarta (ISI Surakarta), Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan Universitas Negeri Malang (UM). Dukungan yang diperoleh berupa penyuluhan manajemen,
pelatihan
pengembangan
desain,
perancangan
showroom dan lain-lain. Dukungan yang diperoleh dari lembaga swasta seperti PT. INKA Madiun dan Koperasi (Kopindag), dengan bentuk dukungan yang diberikan berupa sebatas pemberian bantuan modal lunak dan pemberian bantuan berupa peralatan membatik. Perubahan yang terjadi pada seni kerajinan batik Pacitan didorong beberapa faktor internal dan eksternal, yaitu sebagai berikut. Faktor internal : faktor pendorong perubahan yang berasal dari internal berkaitan erat dengan situasi dan kondisi masyarakat Pacitan, khususnya para perajin batik. Potensi masyarakat atau perajin yang mempunyai daya cipta dan kultur membuat seni kerajinan batik Pacitan telah diwariskan secara
165
turun-temurun dari generasi sebelumnya. Faktor internal yang mendorong perubahan seni kerajinan batik Pacitan juga dipacu oleh
keinginan
dan
kesungguhan
proses
hati
progresif
berusaha
para
perajin,
untuk
dengan
melestarikan,
mempertahankan, dan mengembangkan seni kerajinan batik Pacitan. Faktor eksternal : lingkungan fisik serta lingkungan sosial masyarakat Pacitan dapat dipandang sebagai faktor eksternal yang mempengaruhi kontinuitas dan eksistensi seni kerajinan batik Pacitan. Lingkungan fisik dapat berupa kondisi geografis serta sarana dan prasarana lainnya. Adapun lingkungan sosial adalah kondisi masyarakat serta berbagai rutinitas kegiatan dan aktivitas kelembagaannnya pariwisata
merupakan
mempengaruhi kerajinan
yang
batik
dan
berada salah
mendorong
Pacitan.
di
daerah
satu
faktor
terjadinya
Pariwisata
Pacitan.
Dunia
eksternal
yang
perubahan
seni
termasuk
dalam
faktor
lingkungan fisik. Program pengembangan pariwisata ini dapat berjalan selain karena adanya pencanangan dari pemerintah pusat, juga karena pemerintah daerah Kabupaten Pacitan menilai bahwa kondisi geografis Pacitan mendukung dan memiliki potensi besar untuk dikelola menjadi kawasan wisata yang menarik. Faktor eksternal yang mendorong terjadinya perubahan seni kerajinan batik Pacitan, selain berkembangnya dunia pariwisata
166
daerah Pacitan adalah adanya lembaga atau institusi pemerintah maupun swasta di Pacitan yang berusaha meningkatkan dan mengembangkan seni kerajinan batik Pacitan. Dampak dari kontinuitas dan perubahan seni kerajinan batik Pacitan secara tidak langsung memiliki dampak sosial budaya maupun sosial ekonomi. Secara sosial budaya, dampak yang dirasakan adalah semakin berkembangnya seni kerajinan batik Pacitan yang merupakan salah satu seni budaya luhur warisan nenek moyang yang perlu terus dijaga dan dilestarikan. Seni kerajinan batik Pacitan yang tidak melakukan perubahan dan pengembangan mengikuti zaman dan kebudayaan masyarakatnya yang juga terus berkembang dan berubah, terancam akan hilang, tidak diminati oleh konsumen, dan hanya menjadi bagian sejarah kebudayaan Pacitan. Dampak perubahan seni kerajinan batik Pacitan
dari
aspek
ekonomi
terlihat
pada
meningkatnya
penghasilan yang didapatkan para perajin. Semakin diminatinya produk seni kerajinan batik Pacitan setelah dilakukan perubahan dan
pengembangan,
maka
secara
tidak
langsung
telah
meningkatkan dan menambah pendapatan para perajinnya. Aspek lain
yang
mendapatkan
dampak
dari
perubahan
dan
perkembangan seni kerajinan batik Pacitan adalah bidang tenaga kerja dan lapangan pekerjaan.
167
B. Saran Seni kerajinan batik Pacitan merupakan sebuah identitas baru yang mampu memberikan kesejahteraan pada masyarakat Pacitan. Keberadaan seni kerajinan batik Pacitan memberikan dampak positif. Kemampuannya untuk menyerap banyak tenaga kerja dan menaikkan harkat kehidupan masyarakatnya di sektor seni kerajinan dan sektor pariwisata. Dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk menyusun dan melakukan perbaikan, pengembangan, dan pertahanan agar seni kerajinan batik Pacitan sebagai warisan budaya tak berwujud bagi kemanusiaan ini tetap eksis dan berkibar. Untuk itu, berdasarkan penelitian ini, ada beberapa hal yang dilakukan, yaitu: 1. Meningkatkan kemampuan kreativitas desain para perajin seni kerajinan batik Pacitan, dengan mengikutsertakan berbagai penyuluhan, seminar, dan pelatihan dalam perkembangan seni kerajinan batik. 2. Memperluas kesempatan untuk mengikuti pameran terutama nasional
dan
internasional
karena
selain
selektif
untuk
pemasaran, perajin juga dapat mengamati perkembangan trend seni kerajinan batik melalui pameran tersebut. 3. Memaksimalkan
penggunaan
teknologi
internet,
dengan
teknologi internet masing-masing perajin dapat mengaksesnya untuk promosi dan pemasaran.
168
4. Mengintensifkan
pelatihan
manajemen,
keuangan
dan
pembukuan. Kendala untuk mendapatkan modal adalah karena usaha seni kerajinan masih menerapkan sistem manajemen rumah tangga, perajin belum terbiasa membuat pembukuan seperti neraca keuangan secara teratur sebagai syarat untuk mendapatkan modal. Kegiatan pembukuan ini diharapkan dapat dipantau secara berkala. 5. Melakukan pembenahan sarana dan prasarana, termasuk penataan showroom agar nyaman bagi pembeli karena sebagian besar showroom masih belum tertata dengan baik karena masih menyatu dengan rumah perajin dan ruang produksi yang berantakan.