BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pada saat ini harga migas mengalami trend yang cenderung menurun membuat Industri hulu migas khususnya di KUH saat ini yang mempengaruhi kondisi bisnis perusahaan. Kondisi tersebut terjadi karena disamping harga migas, PEPC juga menghadapi kondisi ekonomi Indonesia yang tidak terlalu baik terlihat dari pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan, peningkatan inflasi yang tidak tinggi mengidentifikasikan permintaan dan daya beli masyarakat yang kurang baik , serta nilai tukar dollar yang yang menguat. Kondisi yang ada ini menuntut Perusahaan untuk melakukan efisiensi biaya serta menuntut kemampuan memformulasikan strategi yang tepat dan efektif serta pengembangan pasar agar perusahaan tetap mampu bertahan dan menghasilkan profit yang optimal. Adapun kesimpulan yang didapat dari penelitian mengenai strategi bersaing PEPCdalam industri hulu migas Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Analisis strategi perusahaan berdasarkan strategi bersaing generik porter mengacu pada strategi bisnis fokus. Hal ini karena PEPC mempunyai sasaran pada industri secara menyeluruh, bertujuan untuk memenuhi rangka pencapaian sasaran yang lebih khusus seperti mendukung kegiatan pemerintah didalam peningkatan kapasitas dan produksi migas di dalam negri. Bisnis yang dijalankan oleh PEPC diantaranya adalah usaha hulu meliputi eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi, dalam rangka mengembangkan Blok Cepu bersama Mobil Cepu Ltd (MCL) dan Ampolex
153
sesuai Kontrak Kerja Sama (KKS) dan Joint Operating Agreement (JOA) untuk memperoleh keuntungan berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan secara efektif dan efisien, Dengan demikian strategi fokus yang di terapkan oleh PEPC adalah Focused Low-Cost Strategy. 2. Analisis industri dalam industri hulu migas yang telah dianalisis dengan lima kekuatan porter, dapat disimpulkan bahwa industri ini mempunyai masih mempunyai daya tarik tinggi (atraktif), dalam arti kebutuhan akan migas akan terus meningkat. Berdasarkan analisa lima kekuatan porter diatas terlihat bahwa bahwa ancaman pendatang baru, Persaingan diantara Perusahaan dalam Industri dalam industri dan Ancaman Produk Substitusi memiliki tingkat kekuatan yang rendah, sedangkan kekuatan tawar-menawar pemasok dan kekuatan tawar-menawar pembeli dalam industri memiliki tingkat kekuatan yang sedang. 3. Berdasarkan analisis hasil PEST dan analisis industri Sebagai perusahaan yang bergerak di KUH migas, PEPC memiliki sejumlah faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan. Faktor eksternal yang menjadi peluang masih dapat dimanfaatkan oleh perusahaan secara cukup baik, sedangkan faktor eksternal yang memberikan potensi ancaman perlu diantisipasi dan dimininalkan oleh perusahaan. Faktor-faktor yang menjadi peluang bagi PEPC yaitu: a) Potensi Cadangan Migas WKP di JTB dan Banyu Urip. b) Dukungan pemerintah terhadap peningkatan pemberdayaan kapasitas
nasional. c)
Sumber daya gas yang akan di eksploitasi dan eksplorasi.
154
d) Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan Jumlah penduduk indonesia
terhadap konsumsi energi yang berasal dari migas. e)
KKKS dari fungsi Supply Chain Management (SCM) telah berkontribusi dalam enghematan di kegiatan SCM.
f)
Kemampuan berinteraksi dengan Pemerintah untuk mendapatkan WKP dan KKS.
Adapun faktor-faktor eksternal yang menjadi ancaman bagi PEPC, yaitu: a) Tren harga migas dunia yang cenderung turun b) Kondisi ekonomi Indonesia yang tidak terlalu baik, peningkatan inflasi yang tidak tinggi, mengidentifikasikan permintaan dan daya beli masyarakat yang kurang baik, serta nilai tukar dollar yang yang menguat. c) Keberadaan industri hulu migas ini dapat rentan berdampak terhadap isu sosial apabila tidak ditangani secara maksimal. d) Tuntutan penerapan teknologi pengeboran. e) Distribusi minyak mentah yang unggul (Tepat waktu, tepat mutu, tepat jumlah, tepat tujuan) dengan biaya yang efisien. f) Peraturan bank indonesia no.17 tahun 2015 yang mana untuk bisnis migas barang dan jasa masih di datangkan dari luar negeri dan menggunakan mata uang pakai dollar atau vallas. 4. Berdasarkan analisis sumber daya dan rantai nilai maka sebagai perusahaan yang bergerang dalam KUH, PEPC memiliki sejumlah faktor internal yang menjadi kekuatan bagi perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang ada dan meminimalkan ancaman. Faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan bagi PEPCyaitu:
155
a) Pekerja yang memiliki kompetensi dan pengalaman di industri Migas lebih dari 10 Tahun. b) Aset sumber daya minyak dan gas yang dimilik PEPC dalam WKP yang menjadi wewenangnya. c) Penerapan Good Corporate Governance dan kapabilitas dibidang Health, Safety and Environment (HSE), Zero Accident serta penerapan Standard Operasional Kelas Dunia. d) Kemampuan pendanaan yang besar. e) Image baik PEPC di benak masyarakat lokal. f) Memiliki bisnis proses yang terintegrasi satu fungsi dengan fungsi lainnya, job description, manual dan KPI. Keenam faktor tersebut merupakan faktor strategis yang memiliki peranan penting dalam pertumbuhan perusahaan. Namun demikian, PEPC juga memiliki sejumlah kelemahan yang dapat menghambat pertumbuhan perusahaan. Faktor-faktor yang menjadi kelemahan PEPC meliputi: a) Culture transfer dan Gap di pegawai PEPC yang mana anggota SDM PEPC berasal atau berlatar belakang dari beberapa perusahaan berbeda atau dari anak perusahaaan PT.Pertamina lain. b) Kegiatan pengendalian dan pengawasan belum optimal. c) kebijakan-kebijakan khusus di WKP migas dengan otoritasi Exxon Mobil. d) Sebagai pemegang PI WKP di JTB dan Banyu Urip maka pendapatan PEPC di pengaruhi oleh performa perusahaan KKKS. e) Proses persetujuan sebuah proyek yang melalui proses yang lama.
156
5. Berdasarkan analisis faktor lingkungan eksternal dan internal PEPC , strategi yang sesuai bagi perusahaan berdasarkan Matriks IE yaitu pada posisi tersebut adalah berkembang dan membangun dimana strategi yang sesuai berdasarkam posisi perusahaan adalah Strategi Intensif dan Strategi Integrasi. Strategi Intensif diantaranya penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Strategi intensif dapat dilakukan perusahaan dengan cara memaksimalkan Sumber daya minyak dan gas yang akan di eksploitasi dan eksplorasi. Adapun penjabaran alternatif strategi sebagai upaya untuk mendukung penetrasi pasar berdasarkan pemetaan faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada Matriks SWOT yaitu: a) Dengan aset migas yang menjadi wewenangnya, melakukan percepatan pengembangan produksi, peningkatan produksi minyak dan gas bumi dan menurunkan unplanned shutdown. b) Percepatan proses Full Field Development Facilities c) Bekerjasa dengan kementerian dan KKKS dalam pembinaan guna meningkatkan kapasitas,
kualitas,
harga,
kopetensi SDM
dan
kepemilikan alat kerja dari Penunjang KUH Migas. d) Pembinaan terhadap SDM secara efektif dan efisien dengan mengacu pada Budaya Dan Nilai PEPC guna mendukung peningkatan produksi, efisiensi biaya serta peningkatan penggunaan kapasitas nasional. e) Percepatan proses persetujuan. Kemudian Strategi Integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal) dengan cara memaksimalakan kerja sama dengan KKKS serta
157
mengoptimalkan proses binis perusahaan yang lebih efektif dan efisien. Adapun penjabaran alternatif strategi untuk pengembangan produk yang dapat dilakukan berdasarkan pemetaan pada Matriks SWOT yaitu: a) Peningkatan cost efficiency disetiap KUH Migas dengan penerapan continuous improvement. b) Memperbaiki proses internal secara berkesinam-bungan. c) Pengembangan teknologi informasi yang handal. d) Memperkuat pengendalian dan pengawasan, dan penerapan manajemen startegi di KKKS. e) Bekerjasama dengan para pemangku kepentingan dalam peningkatan produksi
migas
dan
efisiensi
biaya
selain
itu
juga
untuk
mengoptimalkan CostRecovery. f) Pengelolaan KUH Migas yang efektif dan efisien serta fokus terhadap Keselamatan, Keamanan dan Kesehatan Lingkungan. g) Penerapan CSR pada setiap KKKS. h) Penguasaan dan penerapan teknologi pengeboran yang ramah lingkungan. i) menerapkan suatu proses bisnis yang selaras, efektif dan efisien, selain itu juga untuk mengoptimalkan CostRecovery. j) Peningktan penggunaan sistem informasi yang terintegrasi dan handal. k) Melakukan Banckmarking dan Knowledge Sharing kepada pelaksana kegiatan yang sejenis guna mendapatkan pengetahuan pengelolaan yang efektif dan efisien (best practice).
158
l) Pembangunan
safety culture dan maintenance system
untuk bisa
meningkatkan keandalan manajemen operasi pengeboran. m) Peningkatan pemberdayaan kapasitas nasional melalui meningkatkan penggunaan produksi barang/jasa dalam negeri.
Dalam rangka mewujudkan visi perusahaan menjadi isi perusahaan adalah sebagai partner, pengawas, pengelolaan perusahaan, dan operator gas, yang bisa menjadi perusahaan percontohan bagi anak perusahaan pertamina lainnya, ada alternatif strategi yang dapat ditambahkan untuk berkembang dan membangun bisnis perusahaan yaitu Strategi Intensif. Strategi Intensif merupakan upaya untuk memperkenalkan produk atau jasa yang ada dengan menjangkau pasar baru. Strategi Intensif dapat dilakukan perusahaan dalam menjangkau pasar diluar pasar yang sudah ada yaitu pasar non-Pertamina baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Strategi Intensif pasar ini didasarkan pada potensi permintaan yang semakin besar. Sedangkan Strategi Integrasi Dengan terbangunnya sistem pendukung yang baik, dan didukung dengan kemampuan hubungan baik serta jalinan kerjasama mitra strategis (KKS), perusahaan siap untuk melakukan melakukan percepatan pengembangan produksi, peningkatan produksi minyak dan gas bumi secara efektif dan efisien Penerapan GCG dan kapabilitas dibidang HSE, Zero Accident serta penerapan Standart Operasional Kelas Dunia. .
159
5.2 Saran Adapun saran-saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. PEPC dapat memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil peluang-peluang yang bersifat strategis seperti meningkatkan pengendalian dan pengawasan, dan penerapan manajemen startegi di KKKS. Sehingga dapat meningkatkan prestasi tingkat kehandalan (keunggulan) eksplorasi, produksi, dan distribusi, antar sesama perusahaan hulu bidang migas dalam pengelolaan suatu Blok sehingga akan memperkuat posisinya di industri hulu migas. 2. Harga migas yang mempunyai trend yang cenderung menurun merupakan salah satu faktor eksternal yang tidak bisa dikendalikan bagi PEPC. Sehingga PEPC dapat melakukan Bekerjasama dengan para pemangku kepentingan dalam peningkatan produksi migas dan efisiensi biaya serta pengelolaan KUH Migas yang efektif dan efisien. Untuk menekan harga jual migas, efisiensi dapat dilakukan dalam kegiatan produksi, distribusi, hingga operasional PEPC. 3.
Melakukan penambahan penyertaan atau mendapatkan KKS dengan blok yang sudah berproduksi, sehingga dapat meningkatkan hasil produksi dan laba perusahaan lebih agresif dan mengurangi resiko.
160