BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN Setelah melaksanakan semua kegiatan dalam penelitian ini, dapat dikemukakan simpulan mengenai kemampuan siswa dalam memahami teks bahasa Inggris dan pengaruh penggunaan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dalam pembelajaran memahami teks. Dari hasil pengolahan data bahwa pembelajaran kooperatif teknik jigsaw berpengaruh secara signifikan bagi siswa dalam memahami teks bila dibandingkan dengan siswa yang tidak menggunakan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw atau pembelajaran yang selama ini digunakan.
1. Kemampuan memahami teks siswa di kelas kontrol sebelum mendapat perlakuan termasuk cukup dengan skor rata-rata prates sebesar lima puluh satu koma lima tujuh (51,57) dan setelah diadakan pascates, kemampuan siswa berkategori cukup, terlihat dari perolehan skor rata-rata sebesar lima puluh delapan koma empat belas (58,14). 2. Berdasarkan hasil perhitungan, maka dapat penulis simpulkan bahwa kemampuan memahami teks bahasa Inggris siswa kelas eksperimen sebelum menggunakan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw termasuk cukup. Hal ini terlihat dari perolehan skor rata-rata prates sebesar lima puluh tiga koma empat tiga (53,43). Ada perubahan yang cukup berarti
109
110
kemampuan siswa dalam memahami teks bahasa Inggris setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif teknik jigsaw karena adanya peningkatan kategori, yakni baik, terlihat dari perolehan skor rata-rata pascates sebesar enam puluh delapan koma lima tujuh (68,57). 3. Berdasarkan hasil tes kemampuan memahami teks siswa, penggunaan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw ternyata mampu meningkatkan kemampuan memahami teks bahasa Inggris siswa sebesar dua puluh delapan koma tiga empat persen (28,34%) di kelas eksperimen. Kelas kontrol yang tidak menggunakan teknik ini peningkatan kemampuan memahami teks bahasa Inggris siswanya sebesar dua belas koma tujuh tiga persen (12,73%). Di samping itu, hasil perhitungan uji signifikansi perbedaan rata-rata pertambahan kedua kelas diperoleh nilai Sig. nol koma nol dua satu (Sig. 0,021) dan alpha (α) nol koma nol lima (0,05) dengan kriteria Sig. lebih kecil dari (α) atau dengan cara thitung dua koma tiga enam enam (2,366) dan ttabel sebesar satu koma sembilan sembilan (1,99) dengan kriteria thitung 2,366 > ttabel 1,99, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (berarti) antara kemampuan siswa dalam memahami teks yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dengan yang tanpa menggunakan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw atau yang selama ini digunakan. Berdasarkan hasil analisis data, dan penyebaran angket penulis dapat menyimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw ternyata dapat lebih berhasil meningkatkan kemampuan memahami
111
teks bahasa Inggris siswa. Dari hasil angket ternyata kebanyakan siswa menyukai model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw walaupun masih ada beberapa anak yang masih kurang mandiri dan berlaku kreatif dalam belajar.
B. REKOMENDASI Sebagai akhir dari penelitian ini, penulis merasa perlu menyampaikan rekomendasi sebagai berikut ini. 1. Guru Bahasa Inggris a. Dalam pembelajaran keterampilan berbahasa khususnya kemampuan memahami teks bahasa Inggris, guru seyogyanya memberi perhatian yang lebih karena keterampilan memahami teks sangat diperlukan bagi siswa untuk mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya baik dalam bidang bahasa maupun pengetahuan yang lain. b. Guru bahasa Inggris diharapkan dapat menerapkan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dalam pembelajaran membaca dan menulis karena teknik ini terbukti cukup berhasil meningkatkan kemampuan memahami teks siswa. c. Guru bahasa Inggris hendaknya memilih penggunaan teknik-teknik tertentu yang sesuai dalam pembelajaran keterampilan berbahasa karena
terbukti
pembelajaran
kooperatif teknik
meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa
jigsaw
dapat
112
2. Kepala sekolah Penulis menyarankan agar pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dapat diterapkan di unit-unit sekolah, karena pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih bersikap aktif, kreatif, komunikatif, bertanggungjawab, serta memahami kekurangan dan kelebihan orang lain. 3. Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK) Pembelajaran kooperatif agar dapat disosialisasikan dengan baik kepada seluruh calon tenaga pendidik yang akan terjun ke lapangan. Pembelajaran ini sangat penting artinya dalam tahapan membentuk karakter anak yang aktif, kreatif, bertanggungjawab dan memahami kekurangan dan kelebihan orang lain. Pelatihan-pelatihan, seminar, lokakarya yang berkaitan dengan pembelajaran ini harus ditingkatkan. Selain itu, pemberian fasilitas yang berupa buku-buku bacaan yang berkaitan dengan pembelajaran ini perlu diberikan kepada guru-guru yang ada di sekolah. 4. Peneliti selanjutnya Penerapan
penelitian
ini
harus
benar-benar
mempertimbangkan
keseluruhan unsur yang disyaratkan dalam pembelajaran kooperatif (ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi sosial, keahlian bekerja kelompok, dan proses evaluasi kelompok) pada diri siswa sebelum memilih teknik ini. Apabila kelima unsur yang ada dalam penelitian menggunakan teknik ini tidak terpenuhi, kemungkinan besar hipotesis H0 yang diterima. Ini artinya bahwa hasil penelitian yang kita lakukan tidak memiliki arti apa-apa.
113