BAB V RENCANA AKSI
Dalam menindaklanjuti strategi dan rencana yang di bahas pada bab IV, perlu disusun rencana aksi yang perlu dilakukan oleh perusahaan. Penjabaran rencana aksi mencakup tata waktu kegiatan, penanggung jawab dan ukuran kinerja yang hendak dicapai.
5.1
Waktu dan Kegiatan
Untuk dapat menjalankan strategi yang didapatkan dari hasil analisis, maka dilakukan pembagian beberapa kegiatan sebagai berikut:
1.
Pengembangan produk low cost & acquirer platform Tahapan ini menjawab kekurangan beberapa fitur dari produk yang dibutuhkan oleh pelanggan e-ticketing BRT. Tahapan yang disiapkan adalah sebagai berikut: a.
Penyempurnaan core application e-ticketing, untuk memenuhi kriteria kehandalan, keamanan, kecepatan transaksi, fleksibilitas dalam setting dari jarak jauh – baik update aplikasi maupun tarif. Kegiatan ini membutuhkan waktu 3 bulan. Sudah dimulai pada bulan Januari 2016.
b.
Pengembangan sistem platform acquiring. Merupakan mekanisme upgrading dari layanan yang sekarang sudah dijalankan. Kebutuhan untuk
99
kustomisasi laporan sistem dan integrasi ke sistem core dari bank acquirer. Kegiatan ini diplot membutuhkan waktu 4 bulan. c.
Pengembangan integrasi hardware dengan biaya rendah, termasuk didalamnya pencarian mitra pemasok dengan kualifikasi, sertifikasi, ketahanan alat dan pengalaman yang bagus, minimal mencakup reader smartcard dan perangkat barrier gate baik untuk di dalam halte maupun di dalam bus. Kegiatan ini dilakukan secara parallel dengan pengembangan aplikasi membutuhkan waktu 3 bulan.
d.
Proses pengujian aplikasi dan hardware secara menyeluruh dengan test case yang sesuai kondisi di lapangan dan proses stress test dengan data yang tinggi serta transaksi yang banyak, termasuk tes kondisi normal dan kondisi tidak normal. Pengujian aplikasi membutuhkan waktu 1 bulan, didalamnya termasuk proses review dan penyempurnaan perangkat.
e.
Finalisasi desain, packaging produk. Fase akhir untuk finalisasi desain menyeluruh baik aplikasi perangkat lunak maupun perangkat keras. Proses ini membutuhkan waktu 2 bulan.
2.
Pembuatan materi pemasaran, katalog produk, demo, website Sewaktu proses pengembangan produk berjalan, di tengah proses tersebut materi pemasaran mulai diolah, dengan poin-poin aktivitas sebagai berikut : a. Perhitungan final biaya dan harga penjualan. Berdasar hasil pengembangan produk, disusun materi harga dan pemasaran untuk menentukan komposisi pricing dan harga jual ke konsumen. Variasi model revenue stream
100
disesuaikan dengan karakter segmen pelanggan, antara biaya tetap bulanan untuk instansi pemerintah, dan biaya per transaksi untuk instansi bisnis. Alokasi waktu 1 bulan. b. Penyiapan katalog produk. Katalog produk diperlukan untuk memudahkan calon pelanggan melihat dan memahami produk secara cepat. Per Februari 2016 sudah dibuatkan draft awal template katalog produk ini. Finalisasi menyesuaikan dengan hasil pengembangan produk di bulan Mei 2016. c. Penyiapan demo produk. Demo produk menunjukkan fungsi secara langsung kepada calon pelanggan mengenai fitur maupun fungsi produk. Tujuan demo produk adalah dapat dipresentasikan dimana saja oleh tim pemasaran, sehingga harus bersifat mobile. Alokasi waktu membutuhkan 2 bulan. d. Penyiapan kanal penjualan via website dan blog. Kanal informasi secara daring perlu disiapkan untuk calon pelanggan yang aktif mencari informasi via internet. Untuk itu website perlu diupdate dengan model produk terbaru dan interactive demo yang bisa dicoba pengunjung website. Adapun blog bersifat sharing informasi, baik terkait teknologi, even, maupun best practice yang ditujukan untuk menghidupkan interaksi melalui website dengan pelanggan maupun calon pelanggan. Alokasi waktu untuk kegiatan ini adalah 2 bulan. 3.
Pelatihan product knowledge tim pemasaran Setelah materi pemasaran selesai disiapkan, maka tahap selanjutnya adalah menyiapkan tenaga pemasaran dan penjualan. Tenaga penjualan yang ada saat
101
ini secara jumlah masih mencukupi, namun secara bertahap akan ditambah melihat dari komposisi pelanggan baru. Pelaksanaannya dilakukan dalam dua fase : a. Penyiapan materi product knowledge & training overview aplikasi, disiapkan dalam waktu 1 bulan. b. Proses training & on the job training, selain bentuk klasikal juga dilakukan dalam on the job training dengan langsung paparan ke calon pelanggan. Fase ini membutuhkan waktu 2 bulan.
4.
Sharing Session & Pemasaran Produk a. Sharing Session dapat digabungkan dengan forum Transit, untuk mendemokan dan membahas produk baru. Target di bulan September atau Oktober sesuai dengan agenda rutin Forum Transit Kementerian Perhubungan. b. Kompilasi umpan balik dari peserta, untuk meninjau ulang paket produk dan pemasaran umpan balik ini penting untuk memverifikasi penawaran yang sudah disusun. c. Direct Sales ke pengelola BRT yang sudah mendapatkan bus bantuan. Tujuannya untuk mendapatkan potensi pembelian dan implementasi dalam tahun ini atau disiapkan untuk anggaran tahun depan. Demo perangkat produk dan paparan rencana pengadaan barang dan jasa melalui LKPP dapat disampaikan.
102
5.
Pendaftaran produk ke e-katalog LKPP Untuk dapat terdaftar dalam e-katalog LKPP diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mendapatkan surat pernyataan minat. Hal ini dilakukan dengan jalan presentasi ke pengelola BRT daerah atau melalui referensi pelanggan eksisting seperti Trans Jogja, Batik Solo Trans dan Transjakarta. b. Pendaftaran Pengajuan serta kelengkapan administratif. Melengkapi persyaratan administratif seperti surat pengajuan, brosur, spesifikasi teknis dan uraian harga produksi sesuai dengan ketentuan dari LKPP. c. Proses verifikasi dan klarifikasi harga. Proses internal di sisi LKPP termasuk pemanggilan calon pengguna dari instansi yang memberikan surat pernyataan minat. d. Pencantuman di e-katalog LKPP. Produk sudah masuk dalam e-katalog dan dapat proses pengadaan melalui e-Purchasing.
6.
Pembangunan infrastruktur Data Center Untuk mendukung model layanan berbasis fee per transaksi, maka perusahaan perlu memiliki infrastrukturnya sendiri (tidak dimiliki oleh pelanggan). Data center ini sekaligus digunakan untuk model Acquiring System yang disewakan ke perbankan penerbit uang elektronik. Tahapannya mencakup 3 fase berikut: a. Penyiapan sistem cluster server, high availability. Desain dan arsitektur sistem perlu disiapkan, termasuk perencanaan kapasitas, seberapa besar
103
beban yang akan diproses dan bagaimana mekanisme penambahannya jika terjadi kenaikan jumlah transaksi yang diproses. b. Pembelian / penyiapan perangkat keras. Perangkat keras data center dapat diperoleh dengan metode pembelian atau sewa ke penyedia infratruktur berbasis cloud. Dalam tahap ini perusahaan sudah memiliki 3-unit server yang siap digunakan sebagai core cluster. Pengembangan kapasitas dapat disesuaikan secara bertahap tanpa harus melakukan pembelian langsung. c. Setup dan testing Data Center. Proses instalasi aplikasi dan setting koneksi dengan sistem penerbit uang elektronik.
7.
Peningkatan kapasitas support layanan 24 x 7 a. Penyusunan standard SLA layanan e-ticketing dan acquiring system b. Penyiapan tenaga operasional dan tim pendamping c. Training tenaga operasional d. Upgrading monitoring room e. Penyiapan sistem untuk memantau kinerja tim dalam pemenuhan SLA
8.
Proses sertifikasi produk Dalam jenis sertifikasi produk ada dua yang menjadi alternatif, yaitu ISO 27001 yaitu mengenai Information Security Management atau mereferensikan pada PCI DSS. Sertifikasi ini untuk memberikan jaminan keamanan bahwa proses dan operasional dikelola dengan standard internasional, yang merupakan salah satu prasyarat Bank Indonesia bagi perbankan. Opsi dari
104
sertifikasi adalah dengan melakukan audit oleh auditor independen eksternal yang berhak menerbitkan surat pernyataan aplikasi yang dibangun telah memiliki kesesuaian dengan standard keamanan sistem pembayaran. Biaya audit eksternal lebih rendah dibandingkan dengan biaya sertifikasi ISO / PCI DSS. a. Penyiapan kelengkapan prosedur dokumentasi sistem b. Proses assessment internal. Proses ini dapat didampingi dengan konsultan eksternal untuk mengecek kesesuaian proses dengan sertifikasi yang dirujuk c. Proses sertifikasi oleh auditor eksternal
Pada Tabel 5.1 ditunjukkan rencana waktu kerja dan detail aktivitas-aktivitas ini dalam bentuk perencanaan waktu dan kegiatan.
105
Tabel 5.1 Perencanaan Waktu dan Tahapan Aktivitas
106
Tabel 5.1 Lanjutan
107
Pada masing-masing kegiatan diperlukan biaya untuk pelaksanaannya. Biaya ini perlu dianggarkan serta disiapkan pendanaannya. Sumber pendanaan dapat dicarikan dari pemegang saham sebagai sumber pertama. Jika belum dimungkinkan perusahaan dapat mendapatkan bantuan pendanaan dari penerbitan surat hutang maupun melalui mekanisme pendanaan dari institusi keuangan lainnya. Tabel 5.2 menyajikan estimasi anggaran yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan di tahun pertama. Tabel 5.2 Estimasi Anggaran Kegiatan
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Aktivitas Pengembangan produk low cost & acquirer platform Pembuatan materi pemasaran, katalog produk, demo, website Pelatihan product knowledge tim pemasaran Sharing Session & Pemasaran Produk Pendaftaran kedalam e-katalog LKPP Pembangunan infrastruktur Data Center Peningkatan kapasitas support layanan 24 x 7 Proses sertifikasi produk Total Anggaran Biaya
Estimasi Anggaran Tahun Pertama (rupiah) 991,000,000 261,500,000 13,400,000 384,000,000 150,000,000 465,000,000 792,000,000 410,000,000 3,466,900,000
Sebagian besar penggunaan anggaran di atas adalah untuk pembangunan aset yang digunakan dalam jangka panjang. Aset berupa produk, maupun infrastruktur serta sertifikasi yang bersifat intangible, yang akan menjadi mesin produksi perusahaan. Sehingga pendanaan yang digunakan harus bersifat jangka panjang, supaya tidak langsung menjadi beban perusahaan dalam tahun pertama. Asumsi pendapat dengan model aliran pendapatan fee per transaksi di sajikan pada Lampiran C.
108
5.2
Penanggung jawab
Penanggung jawab untuk masing-masing aktivitas dilakukan oleh Manajer dan departemen terkait. Adapun untuk pengawasan dan kontrol perlu dilakukan langsung oleh direksi, dengan pembagian kerja antara Direktur Utama dan Direktur. Ringkasan penanggung jawab di sajikan pada Tabel 5.4. Tabel 5.4 Penanggung Jawab Kegiatan
109
5.3
Ukuran Kinerja
Masing-masing aktivitas memiliki ukuran kinerja sebagai keluaran yag ditargetkan. Uraian target kinerja ditunjukkan pada Tabel 5.5 sebagai berikut: Tabel 5.5 Ukuran kinerja kegiatan
110
Berdasarkan serangkaian rencana aksi tersebut, pertanyaan penelitian ini dipenuhi dengan beberapa poin rangkuman berikut: a. Untuk dapat direplikasi lebih luas, maka produk yang dihasilkan perusahaan harus bersifat standar. Tidak merupakan produk kustom, yang selalu mengikuti keinginan spesifik satu pelanggan.
Kebutuhan pelanggan
dianalisi dengan Profil Pelanggan yang dapat diupdate secara berkala untuk dapat mengikuti perkembangan di sisi pelanggan. Produk juga harus memenuhi kriteria sertifikasi tertentu untuk dapat memberikan nilai jual lebih. b. Dengan berbasis produk, maka kerjasama strategis bisa dibangun dengan pemasok perangkat keras, untuk mendapatkan skala ekonomi dan skala ruang lingkup. Perusahaan fokus di penciptaan produk yang dapat dikembangkan di skala yang luas, dan skala ruang lingkup yang sama dapat dikelola dengan lebih baik c. Model aliran pendapatan yang dapat dicapai untuk dapat berkelanjutan bergantung pada model segmen pelanggan. Untuk pelanggan dari pemerintah daerah dengan anggaran pemerintah, maka model pembelian dan pemeliharaan tetap bisa ditempuh. Model pembelian dapat dipercepat dengan terdaftarnya produk di e-katalog LKPP. Adapun untuk segmen pelanggan korporasi (BUMN atau PT) maka mekanisme bagi pendapatan dapat ditawarkan karena fleksibilitas model kerjasama. d. Untuk segmen pelanggan penerbit uang elektronik, dikembangkan Proposisi Nilai baru dengan menyediakan sistem acquiring, yang tidak
111
berlawanan dengan nature bisnis masing-masing bank yang perlu untuk mengakuisisi nasabah, namun tetap memenuhi aturan bank sentral untuk tidak eksklusif pada layanan publik. e. Kebutuhan akan investasi diperlukan untuk memenuhi aktivitas dan program yang akan dijalankan perusahaan. Selain itu dalam hal teknologi inovasi perlu dilakukan secara berkelanjutan untuk menciptakan proposisi nilai baru yang lebih unggul dibandingkan dengan kompetitor.
112