BAB V POLA KOMUNIKASI KOMUNITAS TEATER ANGKA NOL
1.1
Dinamika dan Pola Komunikasi Komunitas Fisher mengatakan bahwa sebuah keputusan dalam kelompok dilakukan melalui empat fase yaitu fase orientasi, fase konflik, fase kemunculan, serta fase penguatan. Pada dasarnya percobaan ini dilakukan pada sebuah kelompok kecil pada perusahaan dimana perusahaan lebih berorientasi pada pencarian provit sehingga kemungkinan besar konflik yang ditimbulkan mengacu pada persoalan financial. Berbeda dengan teater sebagai lembaga nirlaba, komunitas tidak menuntut adanya keuntungan dalam pendiriannya, sehingga kencenderungan untuk terjadi konflik lebih kecil. “Kalo kendala sih nggak ada yo, soalnya anak-anak di sini itu sangat antusias terus ikut di Angka Nol ini” hasil wawancara dengan Bpk Wiratmo A.N, 20 September 2012 Pada awal didirikannya komunitas Teater Angka Nol bisa dikatakan bahwa tidak ada hambatan yang berarti dikarenakan kebanyakan warga Krajan yang justru sangat antusias dan bersedia bergabung dengan komunitas ini. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya anggota yang bergabung dengan Angka Nol. ”Kalo sampai sekarang ya sekitar 50an orang. Kita nggak membatasi siapa saja yang mau ikut. Jadi yang ada di sini itu ya dari anak-anak sampai ibu-ibu rumah tanga pada ikut.” Hasil wawancara dengan Bpk Wiratmo A. N, 20 September 2012 Komunitas teater Angka Nol menganut sistem kekeluargaan dimana seluruh anggota yang tergabung di dalamnya memiliki hak dan kesempatan yang sama dalam menyalurkan ide dan segala sesuatu demi kemajuan komunitas. Dalam sebuah kelompok organisasi terdapat beberapa arus komunikasi yang dijalankan diantaranya adalah komunikasi vertikal dimana komunikasi disampaikan oleh pimpinan kepada bawahan, dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal balik. Serta komunikasi horizontal atau lateral dimana komunikasi bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau antar bagian. Dari kedua tipe tersebut, tedapat garis yang membatasi hubungan antar bagian baik dari atasan menuju bawahan, ataupun dari individunya
sendiri. Jelas terlihat bahwa rangkaian komunikasi yang dijalankan berlangsung secara formal dan kaku sehingga tidak ada hubungan yang intens di dalamnya. Angka Nol sebagai sebuah komunitas cenderung menggunakan arus komunikasi diagonal. Dalam artian, komunikasi dapat belangsung dari seseorang kepada pihak lain dalam posisi yang berbeda. Menurut De Vito, tedapat lima struktur jaringan komunikasi kelompok yaitu struktur lingkaran, struktu roda, stuktur Y, stuktur rantai, serta struktur bintang. Kelima tipe tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dari lima struktur yang dikemukakan, Angka Nol lebih cenderung menggunakan struktur lingkaran.
Hampir sama dengan komunikasi diagonal, struktur lingkaran tidak mempunyai pemimpin. Semua anggota posisinya sama. Masing-masing dari mereka memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Angka Nol, sebagai sebuah komunitas menerapkan asas kekeluargaan dimana semua anggota merupakan bagian dari keluarga. “Di Angka Nol itu kalo ada informasi keluar masuk antar komunitas biasanya lewat ketua. Tapi kalo di dalam komunitas sendiri ini kan bukan organisasi formal mbak, jadi ya komunikasi pun tidak formal. Struktur organisasi dibuat, tapi dalam pelaksanaannya kita semua sejajar”. Hasil wawancara dengan Yoga Priatama (Pak Tomo), 30 Maret 2013 Gambar 3 Dokumentasi suasana rapat
Sumber : Data primer 3 ( komunitas teater Angka Nol)
Pada pola lingkaran dikatakan bahwa pada struktur tersebut tidak ada istilah pemimpin. Namun begitu bukan berarti keberadaan ketua sebagai pemimpin di tubuh komunitas teater Angka Nol lantas sama sekali ditiadakan. Meski pada setiap keputusan yang diambil melalui sistem musyawarah dan dirembug secara bersama, pada akhirnya ketualah yang mengarahkan kemana arah jalannya diskusi tersebut berlangsung. “Ketua itu lebih ke mengarahkan pada saat dilakukan musyawarah. Terus pada saat sudah ada kesepakatan baru dihandle ketua” Hasil wawancara dengan Budi, 30 Maret 2013 Ketua sebagai tonggak utama dalam komunitas menjalankan beberapa tugas formal yang memang sudah menjadi kewajibannya sebagaimana seorang pemimpin bekerja. Sehingga pada kasus-kasus tertentu terutama kasus dengan pihak di luar komunitas Angka Nol, ketua tetap pada posisinya sebagai pemimpin dan memiliki peran terpenting dalam menuntaskan masalah. Dalam hal ini struktur pola komunikasi yang dilakukan adalah pola roda
Ketua menjadi poros utama dan menjadi satu-satunya orang yang memiliki wewenang dan kekuasaan penuh dalam mengambil keputusan serta mempengaruhi anggotanya. Angggota menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab kepada ketua sebagai pemimpin dan satu-satunya orang yang dapat menyelesaikan masalah.
Gambar 4 Dokumentasi suasana rapat
Sumber : Data primer 4 (komunitas teater Angka Nol)
5.2
Kendala dan Solusi Seiring berjalannya waktu, terkadang muncul masalah yang beberapa diantaranya dapat memicu terjadinya konflik antar anggotanya yang kemungkinan dapat mengancam keberadaan komunitas itu sendiri. Myers mengungkapkan bahwa konflik dapat dibagi menjadi dua pandangan yaitu tradisional dan kontemporer. Dalam pandangan tradisional, konflik dianggap sebagai sesuatu hal yang buruk dan harus dihindari, karena dinilai sebagai penyebab pecahnya suatu kelompok atau organisasi serta dapat menimbulkan konflik yang lebih besar. Sedangkan dalam pandangan kontemporer, konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan sebagai konsekuensi logis interaksi manusia. Namun, yang menjadi persoalan adalah bukan bagaimana meredam konflik tapi bagaimana bagaimana menanganinya dengan tepat. Konflik tidak dijadikan suatu hal yang destruktifmelainkan harus dijadikan suatu hal yang konstruktif untuk membangun organisasi tersebut. (Myers, 1993) Dalam hal ini Angka Nol menerapkan padangan kontemporer dalam pelaksanaan keorganisasiannya sehingga masalah yang timbul dapat segera teratasi dengan mengamalkan solusi yang tepat dan cermat. Diantara sekian banyak anggota yang bergabung di komunitas teater Angka Nol, masalah cenderung tercium oleh pihak-pihak yang sudah lama bergabung, sedangkan bagi anggota baru, mereka menganggap tidak ada masalah sama sekali (Lihat lampiran 2). Beberapa kendala yang dialami oleh komunitas ini diantaranya adalah ketersediaan anggota. Melihat latar belakang kehidupan mereka sebagai pelajar dan pekerja, tidak dipungkiri bahwa Angka Nol lantas menjadi nomor dua. Orang tentu lebih mendahulukan kebutuhan hidupnya dibandingkan dengan kegiatan lain yang
belum tentu dapat memberikan hasil berupa materi dan mencukupi kebutuhan hidupnya. Sehingga di sini tejadi ketimpangan dimana dalam keanggotaanya menjadi tidak utuh. “kita terhalang sama kesibukan masing-masing, ada yang kuliah ada yang kerja jadi belum bisa jadi satu. Misal pas saat latihan nggak semua bisa datang” Hasil wawancara dengan Desi, 30 Maret 2013 Pendekatan fungsional merupakan metode yang tepat untuk menggambarkan bagaimana komunitas ini dalam menangani masalah. Berangkat dari asas kekeluargaan yang mereka usung serta sistem musyawarah dan mufakat menjadi kekuatan tersendiri bagi Angka Nol dalam menjaga keutuhan komunitas. Kesulitan yang dialami tidak menjadikan komunitas ini porak poranda. Ada beberapa langkah yang dilakukan dan di sini peran ketua lebih terlihat. Pada pendekatan fungsional terdapat enam langkah proses pemecahan masalah yaitu : a. Mengungkapkan kesulitan, b. Menjelaskan permasalahan, c. Menganalisis masalah, d. Menyarankan solusi, e. Membandingkan altenatif, f. Mengamalkan solusi yang terbaik. (Littlejohn, 2009) Dari keenam proses tesebut, tahap pertama dan kedua merupakan tugas ketua, dimana ketua sebagai pemimpin bertanggung jawab mengumpulkan seluruh anggota komunitas kemudian menjelaskan duduk perkaranya. Pada tahap ketiga dan selanjutnya dilakukan dengan sistem musyawarah. Setiap anggota memiliki hak yang sama dalam memberi saran serta masukan yang kemudian ditampung dan dipilih mana solusi yang terbaik. Pada akhirnya disepakati bahwa solusi yang terbaik adalah dengan sitem handle dimana semua anggota tidak diwajibkan tampil dalam waktu yang bersamaan melainkan dipilih sesuai dengan kesibukan serta kesanggupan dari masing-masing individu. Dengan cara ini, keutuhan komunitas tetap terjaga serta tidak memberatkan salah satu pihak. “Jadi solusine ya dengan sistem handle sing paling enak. Soale kita ndak mungkin memaksakan kehendak pada orang lain. Tapi ya itu, konsekuensinya mereka harus menerima hasil yang dicapai pada saat diskusi.” Hasil wawancara dengan Lilik Rudi, 30 Maret 2013 Dari metode yang diterapkan oleh Angka Nol memiliki kelemahan dimana pihak yang tidak hadir tidak memperoleh informasi yang sama seperti halnya mereka
yang ada pada saat proses diskusi berlangsung. Hingga saat ini belum ada upaya lain yang ditemukan untuk mengatasi problem ini, namun untuk sementara dirasa cukup. Kendala lain yang cukup mempengaruhi kinerja Angka Nol yaitu persoalan dana, dimana hampir tidak ada sokongan dana sama sekali dari pihak luar guna mendukung kegiatan teater Angka Nol. “Saat seperti itu pasti ada masa-masanya. Pertama karena kendala tempat karena pada dasarnya kami memang tidak punya tempat khusus dalam berkegiatan. Kedua untuk pendanaan kita minim dan hampir tidak ada dana sama sekali, baik dari sponsor atau apapun itu.” Hasil wawancara dengan Bpk Sentot 17 Februari 2013 Ketika dihadapkan pada situasi seperti ini mau tidak mau seluruh anggota Angka Nol harus mengasah otak guna kelangsungan komunitas. Beberapa hal yang mereka lakukan adalah dengan mengadakan iuran anggota dan mengajukan proposal pada pihak-pihak yang bersedia. Upaya lain yang dilakukan adalah dengan memproduksi alat musik yang kemudian dijual untuk menutupi kekurangan dana serta meminimalisir pengeluaran anggota. “Sebenarnya teman-teman di sini sudah mulai terbiasa dengan kondisi seperti itu. sekarang mereka itu kreatif, mereka bisa membuat alat musik untuk dana indie. Kemarin juga sempat diminta untuk membuatkan kostum. Kalau pada awalnya kita masih bingung mau menjual apa, sekarang sudah mulai berjalan dan hasilnya cukup lumayan.” Hasil wawancara dengan Bpk Sentot 17 Februari 2013 Dengan munculnya ide membuat alat musik tersebut, kini persoalan dana sudah terselesaikan. Gambar 5 Beberapa alat musik yang diproduksi oleh Angka Nol
Sumber : Data primer 5 (komunitas teater Angka Nol) Terlepas dari masalah finansial atau kebutuhan anggotanya, keutuhan sebuah komunitas juga tergantung dari masing-masing individu. “totalitas, profesional, dan loyal sing pasti mbak. Kalo nggak ada sing loyal terus Angka Nol ditinggalkan anggotanya yo nggak bisa jalan to mbak” Hasil wawancara dengan Lilik Rudi, 30 Maret 2013 Angka nol dibentuk dengan satu tujuan yang sama dari para anggotanya yaitu berupaya memajukan nama tempat tinggal mereka kampung Krajan. Fakta sederhana namun menjadi salah satu kekuatan bagi komunitas ini dimana dengan bergabungnya mereka yang kesemuanya berdomisili di Krajan sebagai sebuah kesatuan komunitas lantas mempermudah arus komunikasi yang dijalankan tanpa upaya yang berat. Kecenderungan orang untuk lebih terbuka dengan sesama menjadikan komunitas ini terbentuk tanpa hambatan yang berarti.
5.3
Strategi Mempertahankan Eksistensi Seiring berkembangnya zaman tidak dipungkiri bahwa penggunaan media baik itu media cetak maupun media bentuk baru memiliki peran yang penting dalam mempomosikan sebuah poduk dalam berbagai bentuk (jasa, barang, dsb) termasuk komunitas. Sekarang ini hampir semua bentuk kegiatan dipromosikan meski hanya melalui media jejaring sosial, tidak tekecuali komunitas teater Angka Nol. “Kalo promosi enggak, tapi kita punya facebook buat nyatuin anggota biar inforrmasinya gampang disebar. Dulu kan kita pernah diliput sama Kompas, lumayan buat promosi.” Hasil wawancara dengan Desi Nur K, 30 Maret 2013 Dari hasil wawancara dengan pihak komunitas diketahui bahwa selama lima tahun berdiri, mereka sama sekali tidak menggunakan media iklan untuk berpromosi, akan tetapi mereka secara tidak langsung beriklan melalui mulut ke mulut yang dilakukan oleh anggotanya setiap akan diadakan pentas sehingga kabar menyebar meski tanpa media iklan serta tidak memakan biaya. Media facebook yang mereka pakai bukan menjadi ajang untuk berpromosi melainkan tujuan utamanya adalah sebagai pemersatu anggota. Meski dengan kondisi yang sepeti itu, hingga saat ini komunitas teater Angka Nol masih tetap berjalan. Hal utama yang menjadi fokus mereka adalah dengan memberikan karya yang terbaik untuk ditampilkan di depan
khalayak, seta memberikan nuansa yang berbeda baik dari kostum maupun ide ceritanya sehingga memberikan nilai plus bagi komunitas ini dibandingkan dengan komunitas teater pada umumnya. “Kalo buat pentas kadang kita ngomong sama tetangga-tetangga kalo mau tampil. Nanti mereka bakal ngomong dari mulut ke mulut. Lagian kita kan pake kostum yang unik-unik, kadang kita bikin dari daun lah, jadi orang-orang penasaran terus nonton” Hasil wawancara dengan Desi Nur K, 30 Maret 2013 Ada strategi tersendiri yang mereka lakukan agar keberadaan Angka Nol diakui oleh masyarakat. Beberapa diantaranya adalah dengan mengikuti setiap even yang diadakan di dalam kota. Hal tersebut menjadi langkah awal bagi mereka untuk mulai dikenal masyarakat. Dengan mulai dikenalnya Angka Nol oleh masyarakat luas, membuka peluang bagi komunitas ini yang kemudian mendapat tawaran di sebuah media pertelevisian serta diliput di media cetak. Secara tidak langsung Angka Nol “dipromosikan” oleh media yang memakai jasa mereka sebagai pelaku seni. “Nggak mbak, selain tidak ada dana, sistem kita belum bisa dikatakan baik jadi belum mau promosi. Tapi sebenere meskipun kita nggak pasang iklan pun dengan kita tampil dimana-mana sudah cukup mempromosikan kok. Misal saja pas waktu kita diliput koran Kompas, dan didaulat untuk tampil di Cakra tv. Kita nggak keluar uang tapi sudah muncul di koran dan tv” Hasil wawancara dengan Lilik Rudi, 30 Maret 2013 Dari sini terlihat bagaimana perjalanan Angka Nol hingga pada akhirnya keberadaan mereka diakui di tengah-tenggah masyarakat. Tidak hanya berhenti di sini, beberapa upaya yang mereka lakukan untuk kelangsungan Angka Nol ke depannya adalah dengan melakukan regenerasi dengan cara mengajak generasi muda di kampung Krajan serta mengenalkan teater sejak dini sehingga Angka Nol tidak hanya berhenti di generasi sekarang melainkan dapat terus berlanjut hingga generasi selanjutnya.
5.4
Refleksi dengan Hasil Penelitian Sebelumnya Dari hasil penelitian diatas terdapat beberapa perbedaan mendasar yang membedakan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang ditulis oleh Aristiani dengan judul Pola Komunikasi Organisasi dalam Menangani konflik : 1. Penelitian sebelumnya dilakukan di sebuah organisasi yang bernama Mitra Gahana, sebagi salah satu organisasi yang berada di bawah naungan UKSW. Sedangkan
Angka Nol merupakan sebuah komunitas indie yang bergerak dengan hasil usaha mereka sendiri serta tidak mengandalkan sokongan dana dari pihak luar. 2. Sebagai sebuah organisasi yang dibentuk dalam lingkungan pendidikan (UKSW), Mitra Gahana memiliki anggota dengan latar belakang pendidikan serta kapasitas pemikiran yang hampir sama. Sedangkan Angka Nol, dalam keanggotaannya lebih beragam, mengingat bahwa komunitas ini dibentuk dalam sebuah kampung dimana terdapat masyarakat dari berbagai lapisan. 3. Mitra Gahana memiliki struktur organisasi yang jelas serta tidak tergantikan, alur komunikasi berjalan sesuai dengan jabatan masing-masing personil. Berbeda dengan Angka Nol, meski terdapat struktur organisasi secara tertulis, namun dalam pelaksanaannya komunitas ini mempersilakan bagi siapa saja yang dapat menangani. Profesi anggota yang beragam, membuat Angka Nol harus lebih arif dalam menentukan kebijakan bagi anggotanya sehingga tidak memberatkan salah satu pihak. BAB V POLA KOMUNIKASI KOMUNITAS TEATER ANGKA NOL
1.2
Dinamika dan Pola Komunikasi Komunitas Fisher mengatakan bahwa sebuah keputusan dalam kelompok dilakukan melalui empat fase yaitu fase orientasi, fase konflik, fase kemunculan, serta fase penguatan. Pada dasarnya percobaan ini dilakukan pada sebuah kelompok kecil pada perusahaan dimana perusahaan lebih berorientasi pada pencarian provit sehingga kemungkinan besar konflik yang ditimbulkan mengacu pada persoalan financial. Berbeda dengan teater sebagai lembaga nirlaba, komunitas tidak menuntut adanya keuntungan dalam pendiriannya, sehingga kencenderungan untuk terjadi konflik lebih kecil. “Kalo kendala sih nggak ada yo, soalnya anak-anak di sini itu sangat antusias terus ikut di Angka Nol ini” hasil wawancara dengan Bpk Wiratmo A.N, 20 September 2012 Pada awal didirikannya komunitas Teater Angka Nol bisa dikatakan bahwa tidak ada hambatan yang berarti dikarenakan kebanyakan warga Krajan yang justru sangat antusias dan bersedia bergabung dengan komunitas ini. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya anggota yang bergabung dengan Angka Nol.
”Kalo sampai sekarang ya sekitar 50an orang. Kita nggak membatasi siapa saja yang mau ikut. Jadi yang ada di sini itu ya dari anak-anak sampai ibu-ibu rumah tanga pada ikut.” Hasil wawancara dengan Bpk Wiratmo A. N, 20 September 2012 Komunitas teater Angka Nol menganut sistem kekeluargaan dimana seluruh anggota yang tergabung di dalamnya memiliki hak dan kesempatan yang sama dalam menyalurkan ide dan segala sesuatu demi kemajuan komunitas. Dalam sebuah kelompok organisasi terdapat beberapa arus komunikasi yang dijalankan diantaranya adalah komunikasi vertikal dimana komunikasi disampaikan oleh pimpinan kepada bawahan, dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal balik. Serta komunikasi horizontal atau lateral dimana komunikasi bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau antar bagian. Dari kedua tipe tersebut, tedapat garis yang membatasi hubungan antar bagian baik dari atasan menuju bawahan, ataupun dari individunya sendiri. Jelas terlihat bahwa rangkaian komunikasi yang dijalankan berlangsung secara formal dan kaku sehingga tidak ada hubungan yang intens di dalamnya. Angka Nol sebagai sebuah komunitas cenderung menggunakan arus komunikasi diagonal. Dalam artian, komunikasi dapat belangsung dari seseorang kepada pihak lain dalam posisi yang berbeda. Menurut De Vito, tedapat lima struktur jaringan komunikasi kelompok yaitu struktur lingkaran, struktu roda, stuktur Y, stuktur rantai, serta struktur bintang. Kelima tipe tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dari lima struktur yang dikemukakan, Angka Nol lebih cenderung menggunakan struktur lingkaran.
Hampir sama dengan komunikasi diagonal, struktur lingkaran tidak mempunyai pemimpin. Semua anggota posisinya sama. Masing-masing dari mereka memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Angka Nol, sebagai sebuah komunitas menerapkan asas kekeluargaan dimana semua anggota merupakan bagian dari keluarga.
“Di Angka Nol itu kalo ada informasi keluar masuk antar komunitas biasanya lewat ketua. Tapi kalo di dalam komunitas sendiri ini kan bukan organisasi formal mbak, jadi ya komunikasi pun tidak formal. Struktur organisasi dibuat, tapi dalam pelaksanaannya kita semua sejajar”. Hasil wawancara dengan Yoga Priatama (Pak Tomo), 30 Maret 2013 Gambar 3 Dokumentasi suasana rapat
Sumber : Data primer 3 ( komunitas teater Angka Nol)
Pada pola lingkaran dikatakan bahwa pada struktur tersebut tidak ada istilah pemimpin. Namun begitu bukan berarti keberadaan ketua sebagai pemimpin di tubuh komunitas teater Angka Nol lantas sama sekali ditiadakan. Meski pada setiap keputusan yang diambil melalui sistem musyawarah dan dirembug secara bersama, pada akhirnya ketualah yang mengarahkan kemana arah jalannya diskusi tersebut berlangsung. “Ketua itu lebih ke mengarahkan pada saat dilakukan musyawarah. Terus pada saat sudah ada kesepakatan baru dihandle ketua” Hasil wawancara dengan Budi, 30 Maret 2013 Ketua sebagai tonggak utama dalam komunitas menjalankan beberapa tugas formal yang memang sudah menjadi kewajibannya sebagaimana seorang pemimpin bekerja. Sehingga pada kasus-kasus tertentu terutama kasus dengan pihak di luar komunitas Angka Nol, ketua tetap pada posisinya sebagai pemimpin dan memiliki peran terpenting dalam menuntaskan masalah. Dalam hal ini struktur pola komunikasi yang dilakukan adalah pola roda
Ketua menjadi poros utama dan menjadi satu-satunya orang yang memiliki wewenang dan kekuasaan penuh dalam mengambil keputusan serta mempengaruhi anggotanya. Angggota menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab kepada ketua sebagai pemimpin dan satu-satunya orang yang dapat menyelesaikan masalah.
Gambar 4 Dokumentasi suasana rapat
Sumber : Data primer 4 (komunitas teater Angka Nol)
5.2
Kendala dan Solusi Seiring berjalannya waktu, terkadang muncul masalah yang beberapa diantaranya dapat memicu terjadinya konflik antar anggotanya yang kemungkinan dapat mengancam keberadaan komunitas itu sendiri. Myers mengungkapkan bahwa konflik dapat dibagi menjadi dua pandangan yaitu tradisional dan kontemporer. Dalam pandangan tradisional, konflik dianggap sebagai sesuatu hal yang buruk dan harus dihindari, karena dinilai sebagai penyebab pecahnya suatu kelompok atau organisasi serta dapat menimbulkan konflik yang lebih besar. Sedangkan dalam pandangan kontemporer, konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan sebagai konsekuensi logis interaksi manusia. Namun, yang menjadi persoalan adalah bukan bagaimana meredam konflik tapi bagaimana bagaimana menanganinya dengan tepat. Konflik tidak dijadikan suatu hal yang destruktifmelainkan harus dijadikan suatu hal
yang konstruktif untuk membangun organisasi tersebut. (Myers, 1993) Dalam hal ini Angka Nol menerapkan padangan kontemporer dalam pelaksanaan keorganisasiannya sehingga masalah yang timbul dapat segera teratasi dengan mengamalkan solusi yang tepat dan cermat. Diantara sekian banyak anggota yang bergabung di komunitas teater Angka Nol, masalah cenderung tercium oleh pihak-pihak yang sudah lama bergabung, sedangkan bagi anggota baru, mereka menganggap tidak ada masalah sama sekali (Lihat lampiran 2). Beberapa kendala yang dialami oleh komunitas ini diantaranya adalah ketersediaan anggota. Melihat latar belakang kehidupan mereka sebagai pelajar dan pekerja, tidak dipungkiri bahwa Angka Nol lantas menjadi nomor dua. Orang tentu lebih mendahulukan kebutuhan hidupnya dibandingkan dengan kegiatan lain yang belum tentu dapat memberikan hasil berupa materi dan mencukupi kebutuhan hidupnya. Sehingga di sini tejadi ketimpangan dimana dalam keanggotaanya menjadi tidak utuh. “kita terhalang sama kesibukan masing-masing, ada yang kuliah ada yang kerja jadi belum bisa jadi satu. Misal pas saat latihan nggak semua bisa datang” Hasil wawancara dengan Desi, 30 Maret 2013 Pendekatan fungsional merupakan metode yang tepat untuk menggambarkan bagaimana komunitas ini dalam menangani masalah. Berangkat dari asas kekeluargaan yang mereka usung serta sistem musyawarah dan mufakat menjadi kekuatan tersendiri bagi Angka Nol dalam menjaga keutuhan komunitas. Kesulitan yang dialami tidak menjadikan komunitas ini porak poranda. Ada beberapa langkah yang dilakukan dan di sini peran ketua lebih terlihat. Pada pendekatan fungsional terdapat enam langkah proses pemecahan masalah yaitu : a. Mengungkapkan kesulitan, b. Menjelaskan permasalahan, c. Menganalisis masalah, d. Menyarankan solusi, e. Membandingkan altenatif, f. Mengamalkan solusi yang terbaik. (Littlejohn, 2009) Dari keenam proses tesebut, tahap pertama dan kedua merupakan tugas ketua, dimana ketua sebagai pemimpin bertanggung jawab mengumpulkan seluruh anggota komunitas kemudian menjelaskan duduk perkaranya. Pada tahap ketiga dan selanjutnya dilakukan dengan sistem musyawarah. Setiap anggota memiliki hak yang sama dalam memberi saran serta masukan yang kemudian ditampung dan dipilih mana solusi yang terbaik. Pada akhirnya disepakati bahwa solusi yang terbaik adalah dengan sitem
handle dimana semua anggota tidak diwajibkan tampil dalam waktu yang bersamaan melainkan dipilih sesuai dengan kesibukan serta kesanggupan dari masing-masing individu. Dengan cara ini, keutuhan komunitas tetap terjaga serta tidak memberatkan salah satu pihak. “Jadi solusine ya dengan sistem handle sing paling enak. Soale kita ndak mungkin memaksakan kehendak pada orang lain. Tapi ya itu, konsekuensinya mereka harus menerima hasil yang dicapai pada saat diskusi.” Hasil wawancara dengan Lilik Rudi, 30 Maret 2013 Dari metode yang diterapkan oleh Angka Nol memiliki kelemahan dimana pihak yang tidak hadir tidak memperoleh informasi yang sama seperti halnya mereka yang ada pada saat proses diskusi berlangsung. Hingga saat ini belum ada upaya lain yang ditemukan untuk mengatasi problem ini, namun untuk sementara dirasa cukup. Kendala lain yang cukup mempengaruhi kinerja Angka Nol yaitu persoalan dana, dimana hampir tidak ada sokongan dana sama sekali dari pihak luar guna mendukung kegiatan teater Angka Nol. “Saat seperti itu pasti ada masa-masanya. Pertama karena kendala tempat karena pada dasarnya kami memang tidak punya tempat khusus dalam berkegiatan. Kedua untuk pendanaan kita minim dan hampir tidak ada dana sama sekali, baik dari sponsor atau apapun itu.” Hasil wawancara dengan Bpk Sentot 17 Februari 2013 Ketika dihadapkan pada situasi seperti ini mau tidak mau seluruh anggota Angka Nol harus mengasah otak guna kelangsungan komunitas. Beberapa hal yang mereka lakukan adalah dengan mengadakan iuran anggota dan mengajukan proposal pada pihak-pihak yang bersedia. Upaya lain yang dilakukan adalah dengan memproduksi alat musik yang kemudian dijual untuk menutupi kekurangan dana serta meminimalisir pengeluaran anggota. “Sebenarnya teman-teman di sini sudah mulai terbiasa dengan kondisi seperti itu. sekarang mereka itu kreatif, mereka bisa membuat alat musik untuk dana indie. Kemarin juga sempat diminta untuk membuatkan kostum. Kalau pada awalnya kita masih bingung mau menjual apa, sekarang sudah mulai berjalan dan hasilnya cukup lumayan.” Hasil wawancara dengan Bpk Sentot 17 Februari 2013 Dengan munculnya ide membuat alat musik tersebut, kini persoalan dana sudah terselesaikan.
Gambar 5 Beberapa alat musik yang diproduksi oleh Angka Nol
Sumber : Data primer 5 (komunitas teater Angka Nol) Terlepas dari masalah finansial atau kebutuhan anggotanya, keutuhan sebuah komunitas juga tergantung dari masing-masing individu. “totalitas, profesional, dan loyal sing pasti mbak. Kalo nggak ada sing loyal terus Angka Nol ditinggalkan anggotanya yo nggak bisa jalan to mbak” Hasil wawancara dengan Lilik Rudi, 30 Maret 2013 Angka nol dibentuk dengan satu tujuan yang sama dari para anggotanya yaitu berupaya memajukan nama tempat tinggal mereka kampung Krajan. Fakta sederhana namun menjadi salah satu kekuatan bagi komunitas ini dimana dengan bergabungnya mereka yang kesemuanya berdomisili di Krajan sebagai sebuah kesatuan komunitas lantas mempermudah arus komunikasi yang dijalankan tanpa upaya yang berat. Kecenderungan orang untuk lebih terbuka dengan sesama menjadikan komunitas ini terbentuk tanpa hambatan yang berarti.
5.4
Strategi Mempertahankan Eksistensi Seiring berkembangnya zaman tidak dipungkiri bahwa penggunaan media baik itu media cetak maupun media bentuk baru memiliki peran yang penting dalam mempomosikan sebuah poduk dalam berbagai bentuk (jasa, barang, dsb) termasuk komunitas. Sekarang ini hampir semua bentuk kegiatan dipromosikan meski hanya melalui media jejaring sosial, tidak tekecuali komunitas teater Angka Nol.
“Kalo promosi enggak, tapi kita punya facebook buat nyatuin anggota biar inforrmasinya gampang disebar. Dulu kan kita pernah diliput sama Kompas, lumayan buat promosi.” Hasil wawancara dengan Desi Nur K, 30 Maret 2013 Dari hasil wawancara dengan pihak komunitas diketahui bahwa selama lima tahun berdiri, mereka sama sekali tidak menggunakan media iklan untuk berpromosi, akan tetapi mereka secara tidak langsung beriklan melalui mulut ke mulut yang dilakukan oleh anggotanya setiap akan diadakan pentas sehingga kabar menyebar meski tanpa media iklan serta tidak memakan biaya. Media facebook yang mereka pakai bukan menjadi ajang untuk berpromosi melainkan tujuan utamanya adalah sebagai pemersatu anggota. Meski dengan kondisi yang sepeti itu, hingga saat ini komunitas teater Angka Nol masih tetap berjalan. Hal utama yang menjadi fokus mereka adalah dengan memberikan karya yang terbaik untuk ditampilkan di depan khalayak, seta memberikan nuansa yang berbeda baik dari kostum maupun ide ceritanya sehingga memberikan nilai plus bagi komunitas ini dibandingkan dengan komunitas teater pada umumnya. “Kalo buat pentas kadang kita ngomong sama tetangga-tetangga kalo mau tampil. Nanti mereka bakal ngomong dari mulut ke mulut. Lagian kita kan pake kostum yang unik-unik, kadang kita bikin dari daun lah, jadi orang-orang penasaran terus nonton” Hasil wawancara dengan Desi Nur K, 30 Maret 2013 Ada strategi tersendiri yang mereka lakukan agar keberadaan Angka Nol diakui oleh masyarakat. Beberapa diantaranya adalah dengan mengikuti setiap even yang diadakan di dalam kota. Hal tersebut menjadi langkah awal bagi mereka untuk mulai dikenal masyarakat. Dengan mulai dikenalnya Angka Nol oleh masyarakat luas, membuka peluang bagi komunitas ini yang kemudian mendapat tawaran di sebuah media pertelevisian serta diliput di media cetak. Secara tidak langsung Angka Nol “dipromosikan” oleh media yang memakai jasa mereka sebagai pelaku seni. “Nggak mbak, selain tidak ada dana, sistem kita belum bisa dikatakan baik jadi belum mau promosi. Tapi sebenere meskipun kita nggak pasang iklan pun dengan kita tampil dimana-mana sudah cukup mempromosikan kok. Misal saja pas waktu kita diliput koran Kompas, dan didaulat untuk tampil di Cakra tv. Kita nggak keluar uang tapi sudah muncul di koran dan tv” Hasil wawancara dengan Lilik Rudi, 30 Maret 2013
Dari sini terlihat bagaimana perjalanan Angka Nol hingga pada akhirnya keberadaan mereka diakui di tengah-tenggah masyarakat. Tidak hanya berhenti di sini, beberapa upaya yang mereka lakukan untuk kelangsungan Angka Nol ke depannya adalah dengan melakukan regenerasi dengan cara mengajak generasi muda di kampung Krajan serta mengenalkan teater sejak dini sehingga Angka Nol tidak hanya berhenti di generasi sekarang melainkan dapat terus berlanjut hingga generasi selanjutnya.
5.4
Refleksi dengan Hasil Penelitian Sebelumnya Dari hasil penelitian diatas terdapat beberapa perbedaan mendasar yang membedakan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang ditulis oleh Aristiani dengan judul Pola Komunikasi Organisasi dalam Menangani konflik : 4. Penelitian sebelumnya dilakukan di sebuah organisasi yang bernama Mitra Gahana, sebagi salah satu organisasi yang berada di bawah naungan UKSW. Sedangkan Angka Nol merupakan sebuah komunitas indie yang bergerak dengan hasil usaha mereka sendiri serta tidak mengandalkan sokongan dana dari pihak luar. 5. Sebagai sebuah organisasi yang dibentuk dalam lingkungan pendidikan (UKSW), Mitra Gahana memiliki anggota dengan latar belakang pendidikan serta kapasitas pemikiran yang hampir sama. Sedangkan Angka Nol, dalam keanggotaannya lebih beragam, mengingat bahwa komunitas ini dibentuk dalam sebuah kampung dimana terdapat masyarakat dari berbagai lapisan. 6. Mitra Gahana memiliki struktur organisasi yang jelas serta tidak tergantikan, alur komunikasi berjalan sesuai dengan jabatan masing-masing personil. Berbeda dengan Angka Nol, meski terdapat struktur organisasi secara tertulis, namun dalam pelaksanaannya komunitas ini mempersilakan bagi siapa saja yang dapat menangani. Profesi anggota yang beragam, membuat Angka Nol harus lebih arif dalam menentukan kebijakan bagi anggotanya sehingga tidak memberatkan salah satu pihak.