BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yakni tentang “Kesiapan Penerapan E-commerce di sentra industri kripik di jalan Pagar Alam Bandar Lampung” maka peneliti menarik kesimpulan yaitu : Dalam penelitian mengenai Kesiapan Penerapan E-commerce di sentra industri kripik di jalan Pagar Alam Bandar Lampung, peneliti telah menggunakan teori yang dikemukakan oleh teori dari gabungan model penilaian P3I3, Davidrajuh dan Lehman. Alat-alat ini memiliki parameter penilaian yang terdiri dari beberapa indikator seperti Konektivitas ICT, Penggunaan dan integrasi ICT, Pelatihan, Kapasitas manusia, Kebijakan dan peraturan pemerintah, Infrastruktur, Keamanan, Akses, Aplikasi dan layanan. Dari beberapa indikator tersebut memiliki 34 butir pertanyaan untuk mengetahui bagaimana tingkat kesiapan yang ada di kawasan industri ini. Peneliti dapat memberi kesimpulan bahwa tingkat kesiapan penerapan e-commerce di sentra industri kripik di jalan Pagar Alam Bandar Lampung masih memiliki kelemahan di banyak bagian, seperti ketersediaan jaringan internet di usaha mereka masih kurang memadai sedangkan pemerintah sendiri belum menyediakan infrastruktur jaringan internet. Ketersediaan sarana dan prasarana juga masih kurang menunjang untuk melakukan proses penjualan/promosi / pemasaran secara online. Kurang efektifnya akses pelayanan pemasaran dan penjualan online juga masih sulit untuk diakses dengan mudah oleh konsumen. Kelemahan lainnya adalah masalah motivasi
baik motivasi dari dalam maupun luar. Masih banyak dari pelaku usaha yang ada di kawasan jalan pagar alam belum merasa perdagangan/ pemasaran secara online itu baik dan penting untuk dilakukan. Sebagian dari mereka mengatakan belum membutuhkan sistem online untuk menghadapi persaingan ekonomi global saat ini. Motivasi dari luar juga tidak mempengaruhi mereka untuk benar-benar memanfaatkan sistem online agar lebih mampu bersaing dizaman globalisasi ini. Seharusnya keputusan pemimpin memiliki andil besar dalam perubahan sistem manjemen informasi yang digunakan dalam sebuah usaha. Jika pemimpin sendiri merasa perlu dan harus mengadopsi internet pasti akan berdampak kepada pegawai untuk menyesuaikan penerapan ilmu baru itu. Dari hasil pengamatan juga didapatkan jawaban bahwa selain pemimpin yang kurang memiliki motivasi untuk mengadopsi teknologi internet, pegawai mereka juga tidak memiliki ketertarikan yang baik dalam penerapan internet untuk pengembangan usaha. Karena kurangnya motivasi untuk mengadopsi internet dalam usaha menyebabkan pelaku usaha tidak berencana untuk menyediakan pegawai dengan kemampuan khusus internet dalam menangani penjualan online. Kelemahan yang lain adalah masalah pelatihan, masih banyak dari mereka yang tidak pernah sam sekali mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Dinas Koperasi yang bekerjasama dengan berbagai pihak. Ini juga yang menjadikan kendala dalam penerapan penggunaan internet di industri keripik agar lebih memiliki daya saing dibandingkan UMKM lain. Serta dibagian regulasi, peraturan perundang-undangan dan peraturan daerah yang masih belum mengatur spesifik mengenai penerapan e-commerce berupa, UU, perpu, Perda, Kepbup dan Perbup. Dalam hal ini perlu adanya komitmen bersama dalam penerapan e-commerce, pemerintah juga harus menyediakan infrasturktur berupa peraturan
yang dapat melindungi pelaku usaha maupun konsumen agar tercapai industri kecil yang berbasis elektronik guna memudahkan pelayanan kepada konsumen, menjangkau pasar yang lebih luas, berdaya saing dan lebih efektif efisien. Dalam hal ini tingkat Kesiapan penerapan e-commerce di kawasan industri keripik pisang jalan pagar alam masih pada tingkatan persiapan, hal ini meliputi : pembuatn situs informasi dalam usaha (sebelumnya BI telah membuatkan masing-masing usaha situs informasi, masalah motivasi dalam mengadopsi teknologi yang masih rendah dan diperparah dengan sumber daya yang kuarang memadai mengekibatkan tidak pernah digunakan oleh para pelaku usaha, mereka masih menggunakan social media saja selama ini dalam melakukan penjualan elektronik), penyiapan SDM, penyiapan sarana dan prasarana, penyiapan jaringan internet agar lebih stabil. Banyak tugas rumah ang harus diselesaikan dan di persiapkan oleh industri keripik yang perlu kerjasam dan bantuan juga dari pemerintah daerah agar lebih cepat terealisasikan. Kelemahan tersebut didapatkan dari perhitungan kuesioner dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. Maka tingkat Kesiapan Penerapan E-commerce di sentra industri kripik di jalan Pagar Alam Bandar Lampung hanya mencapai 39% yang mana artinya industri yang ada dikawasan ini masih belum siap dalam menerapkan e-commerce. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian tentang Kesiapan Penerapan E-commerce di sentra industri kripik di jalan Pagar Alam Bandar Lampung, maka peneliti memberikan saran yaitu :
1. Industri Keripik dijalan Pagar Alam memiliki sumber daya yang kurang baik dilihat dari tingkat pendidikan yang masih rendah. Dilihat bahwa salah satu penyebab ketidaksiapan penerapan e-commerce adalah masalah pendidikan. Seharusnya pendidikan bukan menjadi masalah yang terlalu menghambat dikarenakan masih dapat dipersiapkan dengan mengikuti pelatihan. Namun kendalanya adalah masalah pola pikir dan motivasi pelaku usaha untuk siap mengadopsi internet dalam usahanya. Pola pikir dan motivasi dalam mengadopsi teknologi baru menjadi salah satu kunci penting yang harus dipersiapkan karena perubahan pola pikir akan mengubah cara pandang pelaku usaha agar lebih terbuka untuk menerapkan teknologi baru dalam usahanya. Perubahan pola pikir dan motivasi ini bukan hanya tugas rumah pelaku industri saja, Pemerintah Kota Bandar Lampung juga memiliki andil dalam pengembangan industri kecil yang ada di Bandar Lampung agar mau menerapkan teknologi nternet dalam usahanya sebagai penguatan daya saing di era ekonomi global berbasis teknologi informasi. Meningkatkan frekuensi pelatihan dan engembangan sumber daya manusia dalam bentuk sminar mengenai e-commerce dan mulai memaksa pelaku usaha untuk mengikuti pelatihan mengenai penggunaan teknologi internet agar tercipta sebuah motivasi untuk merealisasikan e-commerce. 2. Pelaku usaha harus menyediakan hardware seperti tersedianya computer/laptop didalam usahanya untuk melakukan proses pendataan, menyimpan informasi, dan lebih memudahkan dalam proses penjualan online. Selama ini masih hanya memanfaatkan telepon seluler saja, hal ini masih sangat dirasa kurang. Selain itu juga harus ada hardware pendukung seperti pemasangan wifi, penggunaan modem, atau telepon kabel agar lebih menstabilkan jaringan internet, koneksi internet yang merupakan basic
daripada penerapan e-commerce atau penjualan online. Pemerintah Kota Bandar Lampung juga memiliki peran dalam kesiapan penerapan jaringan ini, penyediaan wifi dikawasan industri jalan pagar alam agar lebih mendukung pemasaran online mereka seperti halnya yang dilakukn di desa Pesawaran, untuk membantu pengembangan dan pemaasaran berbasis online teri siger Pemkot Bandar Lampung menyediakan wifi didaerah tersebut. 3. Komitmen dari pelaku usaha ataupun Pemerintah Kota Bandar Lampung sendiri harus jelas terhadap penerapan e-commerce karena e-commerce adalah sarana atau alat untuk menuju kepada sistem informsi manajemen industri kecil yang berbasis komputerisasi. E-commerce tidaklah dapat dibangun dan diterapkan hanya dengan sekedar menyusun peraturan atau kebijakan dari Pemerintah Daerah Bandar Lampung semata, namun memerlukan kerja keras yang didasari dengan perubahan paradigma yang bermuara pada perekayasaan ulang proses bisnis yang terjadi di Industri keripik jalan Pagar Alam sehingga industri dapat meningkatkan daya saing, memperluas pemasaran, dan leih memudahkan pembelian dan pelayanan kepada konsumen. 4. Diharapkan Pemerintah Kota Bandar Lampung membuat suatu aturan hukum tersendiri khusu dalam bidang penerapan dan pelaksanaan e-commerce di Industri keripik pada kawasan industri jalan pagar alam berupa : perda, instruksi bupati atau pun surat keputusan yang mengharuskan e-commerce secara maksimal terhadap seluruh industri kecil yang ada di Kota Bandar Lampung. 5. Penyediaan pegawai ahli dalam bidang IT pemograman yang bertujuan agar membuat sistem online selalu berkembang