60
BAB V PENUTUP
5.1.
Kesimpulan Penelitian ini bertujuan meneliti pengaruh langsung antara eco-control
terhadap kinerja ekonomi dan lingkungan maupun pengaruh tidak langsung dan kinerja lingkungan sebagai variabel intervening. Terdapat tiga variabel dalam penelitian ini yaitu eco-control, kinerja ekonomi, dan kinerja lingkungan. Penelitian ini menggunakan SmartPLS 3.0 dalam menganalisis hubungan langsung maupun tidak langsung antar variabel. Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Eco-control berpengaruh secara signifikan positif terhadap kinerja ekonomi. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan bahwa nilai tstatistik berada di atas 1,96 yaitu sebesar 2,846 dan nilai original sample adalah positif yaitu 0,311 yang menunjukkan bahwa hubungan koefisien parameter dengan kinerja ekonomi adalah positif. Maka, semakin baik penerapan eco-control akan memberikan peningkatan yang semakin besar terhadap kinerja ekonomi. 2. Eco-control berpengaruh secara signifikan positif terhadap kinerja lingkungan. Eco-control dibangun oleh tiga indikator yaitu insentif, budgeting, dan penggunaan pengukuran kinerja. Semakin besar pengaruh signifikan indikator tersebut, maka akan berpengaruh juga terhadap kinerja lingkungan.
Hal
ini
dibuktikan
dengan
hasil
perhitungan
yang
61
menunjukkan bahwa nilai t-statistik berada diatas 1,96 yaitu sebesar 18,898 dan nilai koefisien parameter adalah positif yaitu sebesar 0,892 yang menunjukkan bahwa hubungan eco-control dengan kinerja lingkungan adalah positif. Maka, semakin baik penerapan eco-control akan memberikan peningkatan yang semakin besar terhadap kinerja lingkungan. 3. Eco-control berpengaruh positif terhadap kinerja ekonomi dengan variabel intervening kinerja lingkungan adalah signifikan dengan t-statistik berada di atas 1,96 yaitu sebesar 6,071 dan nilai koefisien parameter adalah positif yaitu 0,579 yang menunjukkan bahwa hubungan eco-control terhadap kinerja ekonomi dengan melalui kinerja ekonomi adalah positif. Maka, semakin baik penerapan eco-control akan memberikan peningkatan yang semakin besar terhadap kinerja ekonomi melalui peningkatan kinerja lingkungan. 4. Terdapat beberapa indikator yang memiliki nilai yang rendah dalam mempengaruhi variabel masing-masing seperti motivasi peningkatan berkelanjutan (Eco3), investasi lingkungan (Eco6), indikator kinerja sama dengan indikator ekonomi (Eco10), berkontribusi dalam biaya produksi (KL2), pengurangan biaya terkait kepatuhan peraturan (KL3), dan pengendalian emisi (KL16).
62
5.2.
Keterbatasan Penelitian dibidang kajian eco-control yang menjadi bagian dari akuntansi
manajemen lingkungan sampai saat ini masih sangat terbatas menyebabkan penelitian ini tergolong masih sangat baru di Indonesia dan belum banyak melalui proses perbaikan karena kurangnya rujukan yang tersedia. Oleh sebab itu, terdapat banyak keterbatasan dan kekurangan dari penelitian ini, diantaranya: 1. Belum dilakukannya pre-test untuk berbagai penyimpangan penafsiran karena direplika dari penelitian luar negeri yang kemungkinan memiliki kondisi yang berbeda dengan Indonesia. Hal ini menyebabkan adanya indikator yang harus dikeluarkan dari analisis karena mempunyai factor loading yang rendah. 2. Sampel penelitian ini hanya dipilih pada perusahaan manufaktur di Makassar yang berbadan hukum PT saja. 3. Keterbatasan pada instrumen penelitian ini adalah persoalan double barrel yang tidak digunakan sehingga dapat menimbulkan jawaban yang bias. 4. Instrumen pertanyaan masih terdapat kalimat yang bias seperti pada kuesioner pengaruh eco-control nomor 1 dan kuesioner kinerja lingkungan nomor 11. 5.3.
Saran Saran yang didasarkan pada beberapa keterbatasan sebagaimana telah
disebutkan diatas adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan dan bisa lebih menggunakan eco-control
dalam
akuntansi
manajemen
lingkungan
agar
bisa
63
meningkatkan kinerja perusahaan baik dari segi kinerja lingkungan maupun dampaknya terhadap kinerja ekonomi. 2. Dari hasil penelitian diatas, terdapat beberapa indikator yang memiliki nilai yang rendah seperti Eco3, Eco6, Eco10, KL2, KL3, KL16. Diharapkan pihak manajer bisa mengintegrasikan masalah lingkungan ke dalam sistem kontrol dengan mengembangkan indikator kinerja tertentu. Misalnya, output dari limbah, dampak keuangan, indikator untuk memantau kepatuhan, memperbaiki anggaran dalam hal lingkungan biaya, dan investasi. 3. Penelitian ini adalah replikasi sehingga harus ada tindak lanjut yang lebih dalam
dari
segi
indikator
maupun
pre-test
untuk
memperkecil
kemungkinan indikator yang tidak valid sehingga data yang diperoleh dapat
memberikan
gambaran
yang jelas
tentang keadaan
yang
sesungguhnya 4. Variabel yang akan diujikan selanjutnya, sebaiknya lebih dikembangkan dan ditambahkan jumlahnya, sehingga bisa menjelaskan lebih luas lagi faktor-faktor apa saja yang berpengaruh. Penelitian selanjutnya mungkin dapat
menambahkan
pengaruh dari
ukuran
perusahaan, masalah
lingkungan, dan public visibility yang berbeda tiap perusahaan yang dikaitkan dengan eco-control, kinerja lingkungan maupun kinerja ekonomi. 5. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan sampel dalam jumlah yang lebih representatif dan menggunakan manajer semua perusahaan
64
manufaktur di Indonesia yang terdaftar pada Kementrian Perindustrian sebagai populasi. 6. Untuk melakukan pengumpulan data, penelitian selanjutnya baiknya melakukan kajian terhadap instrumen penelitian dan dan melakukan perhatian lebih terhadap persoalan doble barrel yang kemungkinan terjadi pada instrumen penelitian ini.