433 BAB V PENUTUP Pada perencanaan proyek akhir kami terdapat berbagai kesalahan, dan kami cantumkan beberapa kesalahan pada proyek akhir ini beserta penjelasannya, sebagai berikut. 1. Untuk penentuan jenis tanah (lunak, sedang, keras), kesalahan terjadi saat kami menggunakan data SPT sedangkan pada perhitungan kami memakai data Sondir (DCPT). Oleh karena itu pada penentuan jenis tanah kami perlu ditinjau ulang dengan tetap menggunakan data sondir dengan cara konversikan qc (Perlawanan penetrasi dutch) menjadi nilai N. Menurut buku “Mekanika Tanah & Teknik Pondasi” Ir. Suyono Sosrodarsono, qc = 4.N (Metode Meyerhof) sehingga N = qc/4, nilai qc = 111,65kg/cm2, maka N = 111,65/4 = 27,9.
Pada tabel tersebut dengan nilai N = 27,9 maka jenis tanah termasuk tanah sedang.
434 2. Untuk perencanaan sloof dan pondasi, statika pada perhitungan dalam proyek akhir ini terdapat kesalahan pada pemodelan, maka untuk pemodelan apabila sloof dimodelkan bersama struktur lain maka ditambahkan kolom pendek setinggi 0,5h sloof pada pemodelan SAP2000 terhitung tepat mulai di atas permukaan poer, yaitu 0,5x500mm = 250mm. Hal ini dimaksudkan agar As sumbu kolom, dan sloof bisa bertemu di satu joint sesuai dengan pemodelan SAP2000. Apabila sloof tidak di modelkan dengan struktur yang lain, maka sloof di hitung secara manual dengan perletakan jepitjepit. Berikut adalah gambar pemodelan SAP2000 menggunakan kolom pendek berserta dengan gambar detailnya .
435 5.1
HASIL Berdasarkan keseluruhan hasil analisa yang telah dilakukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Perencanaan suatu struktur gedung beton bertulang didaerah gempa kuat harus disain secara dakatail yang merupakan kriteria disain struktur dengan sistim SRPMK, dengan nilai R = 8,5. 2. Struktur gedung yang direncanakan dengan sistim rangka pemikul momen khusus memenuhi kriteria struktur yang daktail dengan konsep perencanaan “strong column weak beam”. 3. Visualisasi perencanaan dari perencanaan suatu struktur gedung diwilayah gempa kuat adalah detailing penulangan geser berupa sengkang dan penulanan lentur aksial pada hubungan joint balok kolom interior /eksterior, pada balok induk baik didaearah sendi plastis maupun diluar sendi plastis, detailing penulangan pada kolom yang memenuhi konsep strong column weak beam sesuai dengan 2 peraturan yang berlaku saat ini yakni SNI 03-1726 2002 dan SNI 03-2847 2002. 4. Dari keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan merupakan hasil dari perhitungan perencanaan struktur gedung Grand Hotel Entrop Jayapura dengan metode SRPMK. Dari perhitungan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut : a. Struktur Sekunder 1. Pelat Didapat tebal pelat lantai untuk lantai 1A, lantai 2, lantai 3 dan pelat atap yaitu 12cm dan untuk lantai 1B digunakan pelat dengan tebal 15 cm.
436 2. Tangga Untuk Plat Tipe 1 - Injakan tangga 30 cm - Tanjakan tangga 15 cm - Tebal pelat tangga dan bordes 12 cm Untuk Plat Tipe 2A - Injakan tangga 28 cm - Tanjakan tangga 16 cm - Tebal pelat tangga dan bordes 12 cm Untuk Plat Tipe 2B - Injakan tangga 32 cm - Tanjakan tangga 16 cm - Tebal pelat tangga dan bordes 12 cm Untuk Plat Tipe 2C - Injakan tangga 30 cm - Tanjakan tangga 16 cm - Tebal pelat tangga dan bordes 12 cm Untuk Plat Tipe 3A - Injakan tangga 30 cm - Tanjakan tangga 17 cm - Tebal pelat tangga dan bordes 12 cm Untuk Plat Tipe 3B - Injakan tangga 26 cm - Tanjakan tangga 17 cm - Tebal pelat tangga dan bordes 12 cm 3. Atap Digunakan atap pelat beton dengan tebal 12cm b. Struktur Primer 1. Balok - Dimensi 30 x 40 untuk balok induk lantai 1A, lantai 2, lantai 3, dan atap - Dimensi 70 x 100 untuk balok induk lantai 1B - Dimensi 25 x 30 untuk balok anak
437 2. -
Kolom Dimensi kolom (K1) 40 x 40 Dimensi kolom (K2) 70 x 70 Dimensi kolom (K3) 40 x 40 Dimensi kolom (K4) 60 x 60
c. Struktur Bawah - Dimensi poer TP-1, adalah 2 m x 2 m x 0,65 m, dengan dimensi tiang pancang Ø 35 cm - Dimensi poer TP-2, adalah 2,9 m x 2,9 m x 0,6 m, dengan dimensi tiang pancang Ø 35 cm - Dimensi poer TP-3, adalah 3,2 m x 3,2 m x 0,6 m, dengan dimensi tiang pancang Ø 40 cm 5.2 SARAN Berdasarkan sidang proyek akhir dan hasil perencanaan yang telah dilakukan, maka didapatkan beberapa saran dari dosen penguji sebagai berikut : 1. Konsep awal sebelum melakukan suatu perancanaan struktur gedung beton bertulang adalah menentukan sistim analisa strukturnya antara lain analisa statik ekivalen dan analisa dinamis dengan Respon Spektrum gempa, sesuai dengan bentuk geometri gedung yang direncanakan. 2. Untuk merencanakan struktur gedung didaerah gempa kuat, perhitungan penulangan harus ditinjau terhadap momen bolak-balik (momen positif dan negatif) yang terjadi akibat pengaruh beban lateral yang disebabkan oleh beban gempa.
438
“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”