1 BAB V Pengambilan Data Prinsip kerja metoda MaM ini adalah meginjeksikan arus pada sumur () dan memiliki jarak asumsi takterhingga dengan (Gambar V...
BAB V Pengambilan Data Prinsip kerja metoda MaM ini adalah meginjeksikan arus pada sumur (C1) dan memiliki jarak asumsi takterhingga dengan C2 (Gambar V.1).
Nilai beda
potensial akan diukur antara P1 dan P2.
P2
C2 P1
x
C1
Gambar V.1. Konfigurasi mise-a-la-masse.
Elektroda potensial P1 digerakkan di sekitar elektroda arus masuk C1. Sedangkan elektroda potensial tetap P2 ditempatkan jauh dari P1 pada arah yang berlawanan arah dengan elektroda arus masuk jauh C2.
V.1. Instrumen Dalam eksperimen ini pengukuran arus dan beda potensial dilakukan dengan menggunakan multitester digital yang mampu merecord setiap setengah detik perubahan beda potensial (Gambar V.2). Perangkat ini mampu mengukur dan menyimpan ribuan data digital yang kemudian disimpan dalam komputer. Lebih dari seribu data hasil pengukuran hanya 64 data yang digunakan. Dari jumlah data yang di logger dalam komputer diambil 64 data yang merupakan nilai
27
kecenderungan rata-rata setiap titik elektroda yang tersebar. Adapun grafik dari kumpulan data hasil pengukuran dapat dilihat pada Gambar V.2 dan V.6.
Gambar V.2. (a) Multitester digital. (b) Display pengukuran dalam layar komputer
Baterai kering 12 V digunakan sebagai sumber arus dalam penelitian ini. Pada model ideal hanya digunakan 1 buah Baterai sedangkan untuk simulasi lapangan digunakan 4 buah Baterai kering yang dipasang secara pararel (Gambar V.3)
Gambar V.3. Penyususunan 4 buah Baterai kering dalam pengukuran model lapangan
28
Untuk mempercepat pengukuran digunakan “BOX MINIATUR” yang berfungsi menyambungkan model lapangan dengan box kecil (Gambar V.4), sehingga mempercepat perpindahan dalam mengukur beda potensial di P1.
Gambar V.4. Mempermudah pengukuran dengan box miniatur
V.2. Pengukuran Model Analog Model dengan dimensi 60 x 60 cm (Gambar V.2), dengan resistor berkapasitas 2 W (merah bernilai 560 ohm
dan biru bernilai 56 ohm), sumber arus yang
29
digunakan berupa baterai kering berkapasitas 12 volt. Sedangkan pengukur arus dan tegangan digunakan multitester. Agar mendapatkan pendekatan pada keadaan sebenarnya, dimana arus menyebaran seperti bola pada kedalaman tertentu maka, setiap sisi bidang dan bawah di “groundkan”. Untuk elektroda P2 dimana pada kenyataan dilapangan berjarak sangat jauh, maka akan dimodelkan dengan resistor yang relatif bernilai jauh lebih besar dari resistor yang digunakan (560 k ohm).
560 K ohm
Manual Switch
Komputer Rekorder C1
P2
P1
Voltmeter C2 Tranmiter DC Dengan Arus Konstan 1.05 mA
Gambar V.5.
C2
Pengukuran model analog
Arus diinjeksikan secara konstan dengan nilai yang terukur sebesar 1.05 mA. Tegangan terukur secara kontinu menghasilkan grafik seperti gambar V.6. Dari Gambar V.6 diperlihatkan bahwa setiap titik (elektroda P11 - P164) memiliki kecenderungan nilai beda potensial tertentu.
30
5000
1
mVolt
4000
2
3
4
5
6
7 8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
3000 2000 1000 0 1
101
25 26 27
28
29 30
401
49
31 32 33 34 35
54 55 56
301
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
501
50 51 52 53
801
201
601
57
58 59 60 61 62
901
701
63 64
1001
Gambar V.6. Grafik pengukuran beda potensial
dari Gambar V.6 dapat dilihat pula bahwa elektroda P11 - P18 memiliki pola yang sama dengan P157 - P164 sedangkan P19 - P116 memiliki pola yang sama dengan P149 - P158 dan demikian seterusnya.
V.3. Pengukuran Model Lapangan Secara teknis pengukuran untuk model model lapangan hampir sama dengan sub bab V.2 Pengukuran model analog. Yang membedakannya ialah besar arus yang diinjeksikan dan kuantitas pengukuran lebih banyak.
Rangkaian pararel 4 buah baterai dengan resisitivitas batuan sekitar daerah penelitian membangkitkan arus rata-rata sebesar + 30 mA. Posisi C2 dan P2 di
31
disain sedemikian rupa agar jarak antara C1 dan C2 + 80 meter dan jarak P1 dan P2 + 35 meter (Gambar V.6) P2
C2
P1
P2 x
35
m
C1
P1 80 m
C1
C2
0.5m
Gambar V.7. Disain posisi C2 dan P2
Pengukuran dilakukan secara berkala pada waktu-waktu tertentu dimana posisi air dalam pasir sudah teridentifikasi keberadaannya. Identifikasi keberadaan air dalam pasir dapat dikenali dari sumur kontol yang sudah dilengkapi dengan sensor.
Suhu
Tekanan
Tidak di Injeksi Air Injeksi air Indikator 1 Indikator 2 50 L 50 L
1
2
120 L
150 L
240 L
3
4
5
1
Gambar V.8. Tahapan pengukuran
32
Volum air yang sudah masuk Pengukuran ke 1 Tekanan Suhu
Pengukuran antar waktu dilakukan dalam tahapan berikut (Gambar V.8):
1. Pengukuran dimulai ketika air belum diinjeksikan 2. Jam 20.35 Pengukuran dilakukan ketika air sudah di injeksikan + 50 Liter (pada jam 21.07 air ter identifikasi di sumur kontrol 1) 3. Jam 21.17 air 120 liter habis. Injeksi dihentikan dan dilakukan pengukuran 4. Jam 21.50 indikator sumur kontrol 2 menyala kemudian injeksi dihentikan dan dilakukan pengukuran (kurang lebih pada volum air 150 liter) 5. Jam 22.33. air telah di injeksikan sebanyak 240 L dan kemudian dilakukan pengukuran.