BAB V PEMBAHASAN
A. Pembahasan Sebelum melakukan pretest (kelompok kontrol dan eksperimen) peneliti terlebih dahulu menjelaskan pokok bahasan yang akan didapat mahasiswa dalam penelitian yang tujuannya adalah agar mahasiswa mudah menerima informasi yang baru. Sebelum melakukan postest peneliti terlebih dahulu menjelaskan prosedur metode Small Group Discussion pada kelompok eksperimen yang tujuannya memberikan kemudahan terhadap mahasiswa
dalam melaksankan pembelajaran
dan untuk memperoleh informasi sehingga diharapkan dapat mempercepat mahasiswa dalam menerima materi baru. Hasil belajar pada
kelompok
eksperimen
dan
kontrol
diperoleh
dengan
membandingkan hasil posttest setelah mengikuti pembelajaran materi KB IUD dengan menggunakan
dua metode pembelajaran yaitu
metode pembelajaran Small Group Discussion dan metode ceramah. Sedangkan hasil belajar pada pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan awal mahasiswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata- rata hasil belajar pretest pada mahasiswa yaitu 64,92 untuk kelompok kontrol dan 66,36 untuk kelompok eksperimen. Sedangkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar setelah posttest pada kelompok
1
kontrol memiliki rerata sebesar 79,12 dan hasil belajar pada kelompok eksperimen memiliki rerata sebesar 82,64. Perbedaan rerata hasil belajar antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebesar 3,52. Perbedaan ini dikarenakan adanya keterlibatan mahasiswa dalam proses belajar mengajar sebagai subjek bukan sebagai objek, sehingga rerata hasil belajar dengan menggunakan metode Small Group Discussion lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan metode pembelajaran ceramah. Selain itu telah terjadi kenaikan rata- rata hasil belajar saat pretest dengan posttest. Hal tersebut sesuai dengan teori yang disebutkan oleh Notoatmojo (2007), belajar merupakan proses memperoleh sesuatu yang baru, yang semula belum diketahui, sekarang menjadi diketahui, yang awalnya belum mengerti sekarang menjadi mengerti. Pada pembelajaran ceramah mahasiswa lebih pasif hal ini dikarenakan umumnya mahasiswa mencatat dan mengulangi materi sebelum ujian, menyimpan dalama ingatan jangka pendek dan melupakan apa yang sudah mereka pelajari dalam waktu singkat (Wood, 2006). Selain itu karena metodenya menuntut mahasiswa untuk aktif dan bertujuan untuk menghilangkan kejenuhan sehingga motivasi baik secara intrinsik dan ekstrinsik disebabkan karena adanya metode pembelajaran (Ali, 2011) , hal ini juga sesuai dengan teori Caroll dalam R Angkowo dan A. Kosasih (2007) bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi dalam belajar dapat memiliki beberapa efek pada bagaimana peserta didik
belajar dan bersikap terhadap apa yang mereka pelajari. Hal ini disebabkan karena dalam satu kelompok terdapat satu ketua kelas dan satu sekertaris dimana ketua kelompok bertugas untuk memimpin jalannya diskusi selama pembelajaran dengan metode Small Group Discussion. Dalam satu kelompok kecil tersebut didampingi oleh 4 fasilitator dari tim peneliti yang tugasnya mengarahkan, memberi saran, dan menjaga diskusi tetap berada dalam topik tetapi tidak memberikan informasi karena informasi harus didapatkan sendiri oleh mahasiswa. Hasil perhitungan dalam hasil posttest dengan menggunakan uji Mann whitney 2 kelompok eksperimen dan kontrol didapatkan hasil nilai asymp significancy (p) kurang dari 0,05 yaitu 0,048, maka Ha diterima dan H0 ditolak artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara dua kelompok tersebut dimana rata- rata nilai peserta didik yang diberikan metode pembelajaran dengan Small Group Discussion dengan metode pembelajaran ceramah pada mata kuliah Gangguan Reproduksi dan Keluaraga Berencana dengan materi KB IUD terdapat perbedaan. Dilihat dari nilai mean rank menunjukkan perbedaan yang signifikan pada postest yang pada kelompok eksperimen 29,54 dan pada kelompok kontrol lebih rendah yaitu 21,46 sedangkan pada pretest mean rank menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan yaitu pada kelompok eksperimen 26,66 dan kelompok kontrol 24,34. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok dengan metode pembelajaran Small
Group Discussion lebih meningkat daripada kelompok kontrol yang menggunakan metode pembelajaran ceramah. Mata kuliah gangguan reproduksi dan KB sangat penting bagi bidan, karena profesi seorang bidan tidak bisa terlepas dari masalah gangguan reproduksi dan KB yang hubungannnya sangat erat dengan ibu dan remaja, oleh karena itu mahasiswa kebidanan harus menguasai baik secara teori maupun secara praktik. Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan secara teori menggunakan metode pembelajaran Small Group Discussion, dengan metode tersebut mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil sehingga mahasiswa lebih aktif dan mahasiswa sebagai subjek bukan lagi menjadi objek. Dengan partisipasi mahasiswa dan menggunakan semua indra maka daya ingat mahasiswa lebih kuat dibandingkan dengan metode pembelajaran ceramah yang hanya menggunakan beberapa indra. Sehingga metode pembelajaran dengan menggunakan Small Group Discussion lebih tepat untuk meningkatkan hasil belajar pada mata kuliah Gangguan Reproduksi dan Keluarga Berencana dengan materi KB IUD dibanding menggunakan metode ceramah. Hal ini sesuai dengan teori (Sudjana,
2009)
bahwa
menggunakan
beberapa
indra
dapat
memperdalam ingatan peserta didik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Pada metode pembelajaran Small Group Discussion juga melewati beberapa tahapan yaitu mulai dari mahasiswa tahu lalu
menjadi paham kemudian dari pengetahuan yang telah dipahami kemudian diaplikasikan setelah itu dari pengaplikasian itu dilakukan analisis sesuai dengan kondisi pasien kemudian dilakukan evaluasi (penilaian) untuk mengetahui perkembangan pasien. Sedangkan dengan metode pembelajaran ceramah hanya melalui beberapa tahap saja yaitu mulai dari mahasiswa tahu lalu menjadi paham kemudian dari pengetahuan yang telah dipahami kemudian diaplikasikan setelah itu langsung sintesis tanpa melakukan analisis dan evaluasi (Sudjana, 2009). Aktifitas- aktifitas inilah yang menurut Kushartini (2007) merupakan upaya- upaya intelektual pada pembelajaran Small Group Discussion yang dapat membuat mahasiswa memiliki level yang lebih tinggi dalam taksonomi Bloom, yaitu sampai pada tahapan evaluasi. Dapat disimpulkan bahwa metode Small Group Discussion tepat untuk meningkatkan hasil belajar mata kuliah gangguan reproduksi dan KB secara maksimal. Peningkatan pengetahuan mahasiswa secara statistik bermakna bahwa responden memahami materi, dan mampu menyerap materi yang diberikan saat proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan teori menurut (H. Barrows, 2007) bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif mendorong mahasiswa mempelajari secara mendalam sehingga dapat meningkatkan
pencapaian
mahasiswa
selama
proses
belajar.
Mengembangkan pengetahuan dasar - dasar materi sesuai konteks, berpikir kritis, berpikir aktif, keterampilan interpersonal, meniru peran
orang dewasa (Ibrahim, 2005). Hal tersebut juga
sesuai dengan teori bahwa Menurut
klasifikasi Edgar Dale bahwa semakin ke bawah mahasiswa ikut terlibat sehingga informasi dan pengalaman yang diingat semakin kuat. Selain itu jika peserta didik terlibat dalam diskusi kemudian presentasi daya ingatnya 50% sampai 70%, menggunakan semua indra dalam proses belajar mengajar lebih meningkatkan daya ingat mahasiswa. ini menunjukkan bahwa dengan metode Small Group Discusssion daya ingatnya lebih kuat dibanding harus mendengarkan ceramah dari pendidik. Hasil penelitian diperkuat oleh Budi Mangaratua (2013), Penerapan Model Pembelajaran Small Group Discussion dengan Metode Group Investigation Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa di Kelas XI IS SMA Swasta Budisatrya Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013, hasil penelitian penerapan model pembelajaran pembelajaran Small Group Discussion dengan metode Group Investigation pada pokok bahasan persamaan dasar akuntansi dikelas di kelas XI IS-2 SMA Swasta Budisatrya Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013 dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar
akuntansi
siswa.
Hasil
penelitian
Anindya
sulistyaningrum (2013), Perbedaan efektifitas model pembelajaran Small group Discussion dengan Ceramah Terhadap Hasil Belajar KB AKDR, juga menunjukkan hasil pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Small Group Discussion lebih efektif (p=0,000) dengan nilai rata-rata KB AKDR 60,62 daripada ceramah dengan nilai rata-rata KB AKDR 33,09. Hasil penelitian Ike Yuliya (2014), Pengaruh model pembelajaran Small group Discussion dengan Terhadap Hasil Belajar ASKEB I, juga menunjukkan dengan menggunakan model pembelajaran Small Group Discussion lebih efektif . B. Keterbatasan Penelitian Penelitian memperoleh
ini hasil
dilaksanakan yang
optimal
semaksimal namun
mungkin
peneliti
untuk
menyadari
keterbatasan sehingga hasil penelitian belum sempurna. Kendala yang dimaksud adalah : 1. Dalam pelaksanaan dengan pembelajaran Small Group Discussion peneliti mendapat bantuan dari tim pengawas setiap kelompok. Walaupun peneliti sebelumnya telah melakukan briefing pada pengawas, dalam pelaksanaanya tim pengawas belum dapat bekerja dengan baik dan keterbatasan oleh ruang kelas sehingga kelas menjadi ramai. 2. Peserta didik belum terbiasa dengan pembelajaran menggunakan Small Group Discussion sehingga peserta didik belum maksimal dalam melaksanakan Small Group Discussion disebabkan karena dosen lebih sering menggunakan metode ceramah.
3. Dalam
metode
membutuhkan
pembelajaran
skenario
kasus
Small untuk
Group
Discussion
mempermudah
dalam
pelaksanaan dengan metode tersebut sekaligus digunakan sebagai bahan diskusi, peneliti masih terbatas kemampuannya dalam membuat kasus sehingga butuh belajar untuk membuat kasus. 4. Peneliti memberikan ceramah sendiri tanpa bantuan dosen sehingga kemungkinan hasilnya kurang maksimal.