BAB V PEMBAHASAN
A. Hasil Evaluasi Blok Elektif FK UNS Hasil
penelitian
menunjukkan
informan
memiliki
variasi
dalam
mendefinisikan blok elektif, namun terdapat dua definisi yang disepakati para informan. Informan mendefinisikan blok elektif adalah blok pilihan sesuai keinginan. Hal ini sesuai dengan asal katanya elektif yang berarti pilihan (KBBI, 2015). Berdasarkan definisi tersebut informan merasa pilihan dari blok elektif di FK UNS masih kurang untuk menunjang minat dari mahasiswa di FK UNS. Peneliti mengambil contoh pada FK Universitas Indonesia terdapat tujuh belas (17) pilihan blok elektif (FKUI, 2016), pada FK Universitas Gajah Mada terdapat sebelas (11) pilihan blok elektif (FKUGM, 2016), pada FK Universitas Andalas terdapat enam (6) pilihan blok elektif (FKUNAND, 2016) dibandingkan FK UNS memiliki variasi blok elektif yang lebih beragam bagi mahasiswa. Informan juga mendefinisikan blok elektif sebagai blok praktikal dimana topik pilihan blok elektif dinilai mengarah ke praktisi dari ilmu kedokteran. Sesuai yang diterangkan oleh Thoha (2003) terdapat faktor internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang. Beberapa faktor internal tersebut adalah harapan atau keinginan dan kebutuhan serta minat. Pada penelitian ini informan memperlihatkan bahwa harapan tinggi akan ilmu yang akan didapatkan pada blok elektif pilihannya membuat rasa kecewa
36
37
dengan pelaksanaan blok semakin besar saat harapan tersebut tidak tercapai. Salah satu informan gizi juga memperlihatkan hal tersebut. Kebutuhan akan teori yang lebih mendalam disalah satu bidang kedokteran membuat rasa kecewa informan semakin tinggi saat materi tersebut tidak didapatkan. Lingkungan belajar adalah gabungan unsur-unsur lingkungan sekitar mahasiswa dalam proses perkuliahan yang menciptakan kondisi yang kondusif dalam pembelajaran. Unsur-unsur tersebut adalah kondisi ruangan kelas, media pembelajaran, bahkan kondisi interpersonal dari sesama mahasiswa dan dosen (Lisiswanti dan Saputra, 2015). Kondisi kelas disini juga berhubungan dengan apakah kelas kondusif berdasarkan banyaknya jumlah mahasiswa di kelas atau ruang praktikum. Informan menjelaskan kekurangan blok elektif yang lainnya adalah jumlah mahasiswa yang diterima di blok elektif tidak dibatasi. Hal ini memungkinan peserta blok terlalu banyak tanpa adanya fasilitas yang memadai. Dari informasi itu salah satu alternatif yang bisa dipertimbangkan di FK UNS adalah diberlakukannya sistem kuota. Hal ini dapat membuat suasana kelas maupun praktikum kondusif sesuai kapasitas fasilitas yang ada di blok tersebut. Media merupakan wahana penyalur informasi belajar. Gerlach dan Ely (dalam Haryoko, 2009) mengatakan media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat mahasiswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Salah
38
satu media yang saat ini sering digunakan dalam proses mengajar adalah media audio-visual. Media audio-visual adalah media penyampai informasi yang memiliki karateristik audia (suara) dan visual (gambar). Media audio-visual dibagi menjadi dua yaitu audio-visual diam dan audio-visual gerak. Audio-visual diam adalah media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slide), film bingkai suara dan cetak suara (Haryoko, 2009). Hasil evaluasi konten blok elektif di FK UNS secara umum telah baik, namun masih terdapat kekurangan pada beberapa blok seperti blok gizi dalam hal slide dosen. Informan merasakan bahwa slide dosen gizi masih kurang menarik. Hal ini seperti yang diterangkan dalam Haryoko (2009), efektivitas pembelajaran media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan mahasiswa ketika membaca teks yang bergambar atau moving, informan gizi tidak merasakan hal tersebut. Informan menilai slide dosen yang berjumlah hingga ratusan tersebut tidak diikuti dengan gambar-gambar penunjang yang harusnya dapat ditampilkan dalam perkuliahan. Semangat belajar adalah kecenderungan hati untuk belajar, mendapatkan ilmu, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman. Semangat belajar ini timbul saat mahasiswa tertarik akan sesuatu yang sesuai dengan kebutuhannya ataupun merasa apa yang dipelajari akan bermakna kelak. Mahasiswa yang memiliki semangat belajar akan terdorong untuk belajar lebih baik daripada mereka yang tidak (Setiawan, 2010).
39
Kekurangan dalam blok olahraga berada pada konten tugas blok. Blok olahraga memiliki dua tugas selama pelaksanaan bloknya. Informan menjelaskan salah satu tugasnya telah dijelaskan pada kuliah sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Setiawan (2010), saat mahasiswa merasa tugas tersebut tidak memberikan manfaat, semangat belajar mahasiswa akan menurun. Dari hasil penelitian, didapatkan adanya kekurangan dalam proses blok elektif. Ketiga blok elektif yang ada di FK UNS semuanya memiliki kekurangan dalam hal waktu penempatan blok tumpang tindih skripsi, nilai kurang transparan, dan tugas blok tanpa feedback. Sunarsih (2009) menjelaskan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor internal atau endogen dan faktor eksternal atau eksogen. Faktor internal diantaranya faktor fisiologis dan psikologis, sedangkan faktor eksternal diantaranya faktor sosial dan non-sosial. Faktor non-sosial seperti alat bantu belajar mengajar, metode mengajar, dan faktor udara, cuaca, tempat, dan waktu. Waktu menjadi salah satu faktor yang dapat mengganggu proses belajar jika waktu tersebut kurang seperti yang dijelaskan informan. Waktu pelaksanaan blok elektif bersamaan dengan pengerjaan skripsi sehingga informan merasa waktunya terbagi oleh dua hal yang sama pentingnya dan terasa kurang. Menurut hasil penelitian Paly (2014) sistem transparansi nilai bertujuan untuk memotivasi mahasiswa lebih giat dalam belajar. Manfaat dari transparansi nilai dalam proses belajar mengajar adalah mahasiswa akan
40
mengetahui kelemahan dan kelebihan metode belajar yang diterapkannya. Hal tersebut dirasakan pula oleh para informan pada penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga blok elektif FK UNS belum menerapkan transparansi nilai yang baik. Berdasarkan penelitian Al-Haqwi (2010) terdapat 5 faktor yang dirasakan oleh mahasiswa dapat mempengaruhi kemampuan belajar yaitu penyediaan pengalaman belajar klinik otentik, organisasi yang baik dari sesi klinis, isu-isu yang berkaitan dengan kasus klinis, supervisi yang baik dan keterampilan belajar siswa sendiri. Menurut pandangan dosen pada penelitian Al-Haqwi (2010) terdapat 3 faktor yang mempengaruhi kemampuan belajar yaitu organisasi masalah, supervisi yang sesuai dan menyediakan pengalaman otentik. Dari dua pandangan yang berbeda tersebut supervisi menjadi salah satu faktor yang disepakati dapat mempengaruhi kemampuan belajar. Dalam penelitian Al-Haqwi (2010) feedback yang baik, sering dan segera termasuk ke dalam faktor supervisi. Hal tersebut dirasakan pula oleh informan. Informan merasa tugas dapat memberikan manfaat yang lebih baik jika diberikan feedback dari dosen yang bersangkutan, namun dalam pelaksanaan blok elektif FK UNS berbeda. Ketiga blok elektif FK UNS memberikan tugas tanpa adanya feedback.
41
B. Keterbatasan Penelitian Beberapa kendala yang didapatkan pada penelitian ini, yang pertama pengambilan data FGD dilakukan setelah dilaksanakannya blok elektif, dimana secara teori evaluasi tahap pertama paling baik dilaksanakan selama proses blok (Kirkpatrick dalam Amin & Eng, 2003). Hal tersebut dilakukan agar masukan dari peserta dapat dievaluasi segera oleh pihak pelaksana. Kendala yang kedua, FGD dilakukan hanya sekali disebabkan oleh keterbatasan waktu dikarenakan mahasiswa yang telah melalui blok elektif cenderung mempersiapkan koas sehingga sulit mendapatkan informan. Hal ini dapat menyebabnya data lebih bersifat subjektif dari yang sebenarnya.