1 BAB V PEMBAHASAN Pada penelitian ini responden berjenis kelamin perempuan dikarenakan hampir semua tenaga kerja pada unit weaving PT. Iskandar Tekst...
Pada penelitian ini responden berjenis kelamin perempuan dikarenakan hampir semua tenaga kerja pada unit weaving PT. Iskandar Tekstil adalah perempuan. Rata-rata responden berusia produktif dan masih mempunyai kekuatan otot yang baik (Setyowati dkk, 2014). Hasil penelitian usia responden yang bervariasi memiliki tingkat kelelahan yang berbeda. Menurut Setyowati dkk (2014) usia yang semakin bertambah menyebabkan kekuatan otot pada tubuh menjadi menurun dan mempengaruhi kemampuan fisik pada setiap individu. Usia responden dengan kelelahan kerja yang dimiliki setiap individu mempunyai hubungan yang signifikan antara usia dengan kelelahan kerja dan memiliki kekuatan hubungan yang kuat. Rata-rata responden yang bekerja di unit weaving PT. Iskandar Tekstil Surakarta bekerja sejak tahun 1990an hingga sekarang. Setiap responden memiliki masa kerja yang bervariasi. Rata-rata masa kerja responden termasuk masa kerja lama. Semakin lama masa kerja maka semakin menyebabkan kegiatan bekerja menjadi monoton. Kegiatan yang monoton dapat menyebabkan terjadinya kelelahan kerja pada individu masing-masing. Masa kerja responden dengan kelelahan kerja yang terjadi pada setiap individu mempunyai hubungan yang signifikan dan memiliki kekuatan hubungan yang sedang.
48
49
Hasil pengukuran intensitas pencahayaan pada unit weaving belum memenuhi standar Peraturan Menteri Perburuhan No 7 Tahun 1964 untuk jenis pekerjaan-pekerjaan mesin yang halus. Keadaan pencahayaan yang belum memenuhi standar menyebabkan kerja mata semakin berat dan menyebabkan kelelahan pada mata. Kelelahan pada mata merupakan salah satu kondisi dari kelelahan kerja. Berdasarkan hasil uji statistik Korelasi Spearman bahwa ada hubungan pencahayaan dengan kelelahan kerja. Berdasarkan dari pengukuran lingkungan tekanan panas pada unit weaving PT. Iskandar diperoleh rata-rata tekanan panas ringan (Permenakertrans No 13/MEN/2011). Tekanan panas dalam kategori ringan dapat diterima oleh tubuh responden dan tidak menyebabkan tingkat kelelahan kerja berat akan tetapi memberikan konstribusi terhadap terjadinya kelelahan kerja responden. Rata-rata tekanan panas 30.460C memberikan kontribusi pada kelelahan sedang sebesar 23 responden dari 44 responden dan sisa responden mengalami tidak lelah dan kelelahan ringan. Berdasarkan pengukuran beban kerja responden diperoleh data bahwa rata-rata beban kerja yang diterima responden termasuk kategori beban kerja ringan. Beban kerja ringan tidak berdampak menyebabkan tingkat kelelahan kerja berat tetapi dapat memberikan kontribusi terhadap terjadinya kelelahan kerja responden. Responden unit weaving menerima beban kerja ringan tetapi mempunyai kontribusi pada hasil pengukuran kelelahan kerja sedang. Hasil pengukuran kelelahan kerja diperoleh rata-rata tingkat kelelahan kerja ringan. Kelelahan kerja ringan yang dialami responden berasal dari faktor
50
intenal maupun eksternal. Kelelahan kerja ringan dapat menyebabkan perasaan dan menurunnya konsentrasi. Kelelahan kerja ringan dapat menjadi kelelahan kerja berat apabila tidak dilakukan pencegahan. Dampak kelelahan kerja berat dapat berakibat fatal pada terjadinya kecelakaan kerja. Hubungan antara tekanan panas dengan kelelahan kerja diperoleh hasil tidak ada hubungan yang signifikan. Hal ini didukung dengan penelitian Agustina dkk (2013) bahwa tekanan panas yang diterima tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap terjadinya kelelahan kerja. Keadaan ini dapat disebabkan karena tenaga kerja sudah mengalami aklimatisasi. Masa kerja rata-rata responden lebih dari 10 tahun responden sudah mengalami aklimatisasi. Hal ini sesuai dengan Tarwaka dkk (2004) bahwa aklimatisasi terhadap lingkungan panas tercapi setelah dua minggu. Tekanan panas pada unit weaving tidak menyebabkan dehidrasi pada responden karena responden rutin minum air putih sebanyak 2-3 gelas 200 ml selama di tempat kerja sehingga kebutuhan cairan responden tercukupi. Responden tidak mengalami dehidrasi sehingga mencegah terjadinya kehilangan cairan dalam tubuh yang dapat menimbulkan penumpukan asam laktat serta penurunan kontraksi otot sehingga terjadi kelelahan kerja. Tekanan panas tidak mempengaruhi terjadinya kelelahan kerja karena PT. Iskandar Tekstil sudah melakukan pengendalian tekanan panas dengan memasang exhaust di setiap sudut ruangan untuk mengurangi panas dan menambah sirkulasi yang baik. Menurut Harrianto (2010) pengendalian tekanan panas dapat dilakukan dengan salah satunya yaitu pengendalian teknik. Responden mendapatkan waktu istirahat dalam bekerja dengan cukup sehingga
51
meminimalkan terjadinya kekelahan kerja. Pada unit weaving sudah ada ventilasi untuk meningkatkan sirkulasi udara sehingga udara panas di tempat kerja dapat bertukar dengan udara segar dari luar. Hubungan beban kerja dengan kelelahan kerja diperoleh hasil yang signifikan. Hal ini sesuai dengan penelitian Ihsan dkk (2015) menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan kelelahan kerja. Responden perempuan pada unit weaving kurang mampu menerima beban kerja yang diterima. Kurang mampu menerima beban kerja dengan baik dapat diperngaruhi oleh faktor-faktor seperti organisasi dan lingkungan kerja di tempat kerja. Faktor fisik dan psikis responden yang tidak dalam kondisi baik ketika dilakukan penelitian. Pada saat kondisi fisik dan psikis tidak baik maka dapat menyebabkan responden kekurangan cadangan energi dan oksigen dan akhirnya menyebabkan asam laktat menumpuk. Penumpukan asam laktat menyebabkan kontraksi otot menjadi menurun sehingga dapat menyebabkan kelelahan (Setyawati, 2010). Pada usia lanjut menyebabkan penurunan daya elastisitas otot yang menyebabkan ketidakmampuan tubuh dalam berbagai hal. Berdasarkan hasil uji statistik Korelasi Pearson bahwa ada hubungan yang signifikan antara usia dengan kelelahan kerja. Responden berusia ≥ 40 tahun sebanyak 17 responden dari 44 responden. Kelompok usia responden masih termasuk dalam usia produktif tetapi kapasitas kerja menurun 80% – 60% dibanding dengan kapasitas kerja usia 25 tahun. Masa kerja berkaitan dengan adaptasi tenaga kerja dengan lingkungan kerja. Efek negatif adaptasi yaitu tekanan dari proses kerja yang melebihi batas
52
ketahanan tubuh. Beban kerja yang diterima responden dapat terakumulasi dari pertama bekerja hingga saat dilakukan penelitian. Beradasarkan hasil uji statistik Korelasi Pearson bahwa ada hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan kelelahan kerja.
47.7% dari 44 responden memiliki masa kerja ≥ 15 tahun
sehingga responden mengalami penurunan kinerja otot yang menyebabkan kelelahan kerja. Masa kerja tenaga kerja di tempat kerja dapat menyebabkan kejenuhan atau kebosanan karena sifat pekerjaan yang monoton. Menurut Setyawati (2010) penyebab umum kelelahan kerja karena sifat pekerjaan yang monoton. Dalam penyusunan penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan, antara lain : 1.
Jenis penelitian yang digunakan adalah cross sectional atau penelitian dengan waktu sesaat sehingga menyebabkan hasil penelitian yang tidak maksimal.
2.
Uji statistik yang digunakan tekanan panas dengan kelelahan kerja adalah uji Korelasi Spearman dimana merupakan uji statistik non parametrik, sehingga hasil yang diperoleh hanya diterapkan pada unit weaving PT. Iskandar Tekstil Surakarta.