BAB V PEMBAHASAN A. Perencanaan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru di MTs Negeri Kunir Kecamatan Wonodadi Kabupaten Blitar. Sebagai upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru di sekolah seorang kepala sekolah harus bertindak kreatif dalam merencanakannya. Salah satu upayanya merencanakan segala hal dengan sistematis dan memperhatikan kondisi di sekolah. Sebelum memutuskan sebuah kebijakan perlu adanya pendekatan terhadap seluruh aspek yang berkaitan dengan sekolah, khususnya guru untuk meningakatkan profesionalisme guru. Pendekatan perilaku merupakan konsep kepemimpinan yang sesuai dengan prinsip-prinsip mendidik. Tidak seorangpun akan mengingkari bahwa salah satu pendidikan adalah mengubah tingkah laku, apakah itu tingkah laku siswa ataupun tingkah laku subyek didik lainnya. Setiap pendidik
didalam
melakukan
tugasnya
perlu
memperhatikan
dan
menyesuaikan diri dengan perilaku subyek didiknya. Baik perilaku subyek didiknya, baik perilaku sebagai individu maupun perilaku sebagai kelompok.1 Pendekatan merupakan langkah awal dimana seseorang harus memimpin sebuah kelompok, dengan demikian pemimpin akan terjun langsung bersama-
1
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosada karya, 2008hal.46
117
118
sama dengan bawahannya dan merasakan berbagai kendala-kendala dihadapi oleh staf karyawan dan guru. Melalui pendekan seorang kepala sekolah mampu menangkap beberapa permasalahan dan menyimpulkan pemecahannya, sehingga dalam memutuskan kebijakan dapat sesuai dengan kebutuhan guru guna meningkatkan profesionalisme peran guru. Demikian halnya dengan kepala sekolah MTsN Kunir, sebelum menentukan keputusan berupa beberapa macam ide, maka perlu melaksanakan pendekatan dengan objek yang akan di upayakan. Setelah dengan pendekatan yang sedemikian rupa baru muncul berbagai kebijakan yang saling berkaitan dan direncanakan untuk disepakati dan dilaksanakan bersama-sama. Hal tersebut didukung oleh M. Ngalim Purwanto didalam bukunya “Administrasi dan Supervisi Pendidikan”. Menurut beliau seorang pemimpin yang baik harus pandai membuat dan menyusun perencanaan sehingga segala sesuatu yang diperbuatnya bukan secara ngawur saja, tetapi segala tindakan diperhitungkan dan bertujuan.2 Tujuan merupakan arah yang harus dicapai, agar perencanaan dapat disusun dan ditentukan dengan baik, maka tujuan itu perlu dirumuskan dalam bentuk sasaran yang jelas dan terukur. Dengan adanya sasaran yang jelas, maka ada target yang harus dicapai. Target inilah yang selanjutnya menjadi fokus dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya.3
2 3
hal:24
Ibid, hal.65 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009)
119
Menyusun strategi perlu penyusunan rencana yang sangat matang untuk mencapai tujuan. Maka sebagai kepala sekolah MTsN Kunir dalam merencanakan kebijakan untuk meningkatkan profesionalisme guru khususnya harus mempertimbangkan berbagai hal. Salah satu rencana kepala sekolah MTsN Kunir adalah mengikut sertakan guru kegiatankegiatan, seperti pelatian, seminar, workshop, MGMP, perencanaan sarana prasarana, menyusun tata tertib guru, merumuskan rencana evaluasi, dan mewajibkan guru mempersiapkan perangkat pembelajaran diawal tahun. Perencanaan pengembangan tenaga kependidikan merupakan salah satu langkah kepala sekolah terhadap guru berupa: mengikut sertakan guru dan staf pada kegiatan-kegiatan, seperti pelatihan, penataran, seminar, workshop, pemagangan, dan pendampingan yang dapat diselenggaran oleh lembaga pemerintah, perguruan tinggi, atau lembaga non-pemerintah. Selain itu, progam pengembangan guru dan staf berbasis sekolah dapat pula dilaksanakan melalui progam –progam yang direncanakan sendiri oleh sekolah atau melalui jaringan antar sekolah4 Selain dengan upaya yang diungkapkan oleh Mulyasa diatas, sebagai wujud profesionalisme seorang guru, guru perlu menyusun setiap permulaan awal tahun ajaran guru diwajibkan menyusun suatu silabus mata pelajaran yang akan diajarkan, dengan berpedoman pada rencana pelajaran/kurikulum yang berlaku di sekolah itu.5 Tidak hanya berbagai usaha untuk
4
Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah,Jakarta, (Sinar Grafika Offset, 2012), hal. 67 5 Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta, Rineka Cipta, 2010), hal. 89
120
meningkatkan keprofesionalan tetapi guru juga harus mencerminkannya atau mengimplementasikan dengan menyusun prangkat pembelajaran. Berdasarkan penjelasan diatas, perencanaan merupakan upaya awal yang sangat penting untuk membawa suatu kelompok ke arah mana akan dituju, kaitannya dengan meningkatkan mutu seorang guru harus memperhatikan situasi dan kondisi baik lingkungan maupun potensi tenaga pendidik yang terlibat. Kompetensi pedagogis Merupakan pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Adapun kompetensi pedagogik meliputi: mengenal anak didiknya, menguasai teori-teori tentang pendidikan, bahan pelajaran, macam-macam teknik
dan
metode
pembelajaran,
menyusun
rencana
pelaksanaan
pembelajaran (RPP) serta mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran6 Untuk mewujudkannya maka, Kepala sekolah sebagai pemimpin bertugas untuk menjadikan kegiatan-kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan sekolah dapat berjalan dengan lancar. Kepala sekolah perlu mengadakan pembagian kerja yang jelas bagi guru-guru yang menjadi anak buahnya. Dengan pembagian kerja yang baik, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang tepat serta mengingat prinsip-prinsip pengorganisasian kiranya kegiatan sekolah akan berjalan lancar dan tujuan dapat tecapai.7
6
http://www.seputarpengetahuan.com/2015/12/4-standar-kompetensi-guru-berdasarkanundang-undang.html di akses pada senin, 06/06/2016 pukul: 9:52 WIB 7 Daryanto, Administrasi Pendidikan,..., hal. 82
121
Melalui organisasi, seluruh tugas yang telah direncanakan akan terkafer sesuai dengan pengalaman, bakat, minat dan penagalaman setiap kepribadian masing-masing. Dengan demikian pekerjaan akan lebih jelas dan kondusif karena dilakukan oleh orang yang mampu dibidangnya. Sebagai kepala sekolah, mengorganisasi merupakan langkah penentu untuk mencapai tujuan yang ditargetkan, dengan demikian bakat yang dimiliki oleh seorang guru akan selalu mengalami perkembangan sesuai dengan bidangnya. Terkait dengan pengorganisasian kepala sekolah MTsN Kunir, penempatan guru sesuai dengan latar belakang pendidikannya merupakan kebijakan yang tepat, mengingat suatu tujuan akan tercapai jika pendidiknya memiliki keahlian khusus dalam pekerjaannya. Sebagaimana tertera didalam undang-undang guru dan dosen, disana dinyatakan: Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Adapun pengertian lain tentang Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.8 Sebagai guru sudah seharusnya menguasai betul seluk beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai pengetahuan lainnya yang perlu dibina. 8
hal. 03
Undang –undang Guru dan Dosen UU RI No. 14 TH. 2005, (jakarta:sinar grafika), 2014,
122
Dengan demikian kemampuan seorang guru akan tereksplor dan seorang guru akan lebih fokus mendalami keilmuannya untuk selalu meningkatkan diri mengikuti perkembangan pendidikan di Indonesia. Meningkatkan profesionalisme guru tidak hanya mengikuti berbagai kegiatan keguruan dan mengampu pelajaran sesuai dengan pendidikannya, namun kepala sekolah MTsN Kunir juga memberikan tugas mengajar kepada salah satu guru dengan pelajaran yang tidak susuai dengan latar belakang
pendidikannya.
Langkah
ini
diambil
bertujuan
untuk
mengembangkan kompetensi seorang guru untuk memenuhui kebutuhan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar sebagai bentuk upaya diri meningkatkan profesionalisme pendidik. Sebagaimana profesi adalah pekerjaaan yang dilakukan untuk melayani mereka yang membutuhkan pelayanan (klien) yang pasti dan jelas subyeknya.9 Dengan mengikutsertakan guru dalam berbagai kegiatan keguruan juga memerlukan penjadwalan yang setematis dan diklasifikasikan sesuia dengan pengalaman, bakat, minat serta kemampuan masing-masing guru. Langkah ini diambil untuk menghindari benturan antara kegiatan dan tidak mengganggu proses kegiatan belajar mengajar disekolah. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa konsep kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru harus merencanakan secara matang dengan memperhatikan berbagai aspek yang berkaitan serta perlu pengelolaan tenaga pendidik dalam melaksanakan tugas dan mengikut 9
Syafrudin Nurudin dkk, Guru Profesional & Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002). Hal. 16-17
123
sertakan seorang guru dalam kegiatan keprofesionalan agar dapat mencapai tujuan dengan baik. B. Implementasi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru di MTs Negeri Kunir Kecamatan Wonodadi Kabupaten Blitar. Implementasi adalah pelaksanaan dari strategi dan penetapan sumber daya. Implementasi merupakan unsur penting dalam proses perencanaan. Untuk
menilai
efektifitas
suatu
perencanaan
dapat
dilihat
dari
implementasinya. Apabila artinya sebuah keputusan yang tekad diambil, tanpa diimplementasikan dalam kegiatan nyata.10 Perencanaan dan pengorganisasian kepala sekolah selanjutnya perlu implementasi atau pelaksanaan sebagai bentuk dari berbagai ide dan gagasan yang telah disepakati dan ditaati bersama saat perencanaan dan pengorganisasian. Dengan adanya bermacam-macam tugas dan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh banyak orang, maka sekolah harus mengarahkan, memotivasi, serta memberikan contoh yang baik kepada bawahannya. Dalam memberi pengarahan kepada bawahannya harus secara kontinyu sehingga tujuan yang ingin tercapai terkafer dengan baik. Pengarahan adalah kegiatan membimbing anak buah dengan jalan memberi perintah (komando), memberi petunjuk, mendorong semangat kerja, menegakkan disiplin, memberikan berbagai usaha lainnya agar
10
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009) hal:24
124
mereka dalam melakukan pekerjaan mengikuti arah yang ditetapkan dalam petunjuk, peraturan atau pedoman yang telah ditetapkan.11 Salah satu kompetensi guru adalah, kompetensi kepribadian merupakan kemampuan individu atau personal yang mencerminkan kepribadian yang stabil, bijaksana, dewasa, berwibawa, dan dapat menjadi teladan bagi peserta didiknya serta memiliki akhlak yang mulia. Kompetensi kepribadian ini berkemampuan dalam mengaktualisasikan diri sebagai pendidik yang disiplin, jujur berwawasan luas, bertanggung jawab dan dapat menjadi sumber inspirasi positif bagi para peserta didiknya12 Kepala sekolah dituntut untuk memberikan arahan dalam berbagai hal, hal ini berdampak pada kinerja guru dan staf karyawan diantaranya yang harus ditumbuhkan adalah kompetensi kepribadian. Adanya arahan, dorongan, dan penyemangat memberikan kesan rasa kepedulian atasan terhadap bawahannya, sehingga terbangun saling membutuhkan dan peduli bersama-sama mewujudkan tujuan lembaga tersebut. Upaya kepala sekolah MTsN Kunir dalam mengarahkan bawahannya dilaksanakan pada saat kegiatan tahunan seperti halnya milad, istighosah akbar, perayaan hari besar islam, diluar kegiatan tersebut pengarahan dilakukan setiap apel upacara, rapat dewan guru. Menyelenggarakan rapatrapat dewan guru secara insenditil maupun periodik, yang khusus untuk membicarakan kurikulum, metode mengajar, dan sebagainya.13 Dalam rapat 11
Daryanto, administrasi pendidikan, ...hal. 82 http://www.seputarpengetahuan.com/2015/12/4-standar-kompetensi-guru-berdasarkanundang-undang.html di akses pada senin, 06/06/2016 pukul: 9:52 WIB 13 Ibid, hal. 89 12
125
seluruh
tenaga
pendidik
memiliki
kesempatan
yang sama
untuk
mengutarakan berbagai pendapatnya baik berkaitan dengan proses belajar mengajar maupun masalah-masalah yang berkaitan dengan kemajuan sekolah, selain itu rapat merupakan sarana untuk menyelarasankan antara kompetensi pedagogis seorang guru dengan tujuan sekolah. Selain dengan cara diatas, pengarahan oleh kepala sekolah MTsN Kunir dilakukan dengan duduk bersama dengan guru dan staf karyawan yang lain diluar kegiatan resmi seperti rapat dan kegiatan lainnya. Karena kepala sekolah memiliki tanggung jawab yang besar bagi sekolah yang dipimpinnya dan tanggung jawab tersebut antara lain : a) Menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompoknya dan keinginan kelompoknya. b) Dari keinginan-keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis dan yang benar-benar dapat dicapai. c) Meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendak mereka, mana yang realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan. d) Menemukan
jalan
yang
dapat
ditempuh
untuk
mencapa/mewujudkan kehendak-kehendak tersebut.14 Dengan adanya tanggung jawab kepala sekolah, memberi manfaat bagi kepala sekolah untuk menjalin kedekatan sehingga keluhan bawahanya dapat didengar dan dirasakan secara langsung oleh kepala sekolah. Selain
14
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, ... , hal. 64
126
itu dengan kepala sekolah terjun langsung, dimungkinkan untuk saling memotifasi, memberikan pengarahan atau memberi contoh kepada guru, sebagaimana dikutip diatas dapat menentukan mana yang realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan atau opimini dan menemukan jalan mana yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan. Memberikan kesempatan bagi guru untuk mengikuti berbagai even kependidikan merupakan pengarahan kepala sekolah secara tidak langsung. Kepala sekolah MTsN Kunir juga memberi kesempatan bagi tenaga pendidiknya agar mengikuti workshop, penataran, MGMP dan seminar. Seminar yaitu pengikutsertaan guru di dalam kegiatan seminar dan pembinaan publikasi ilmiah juga dapat menjadi model pembinaan berkelanjutan profesi guru dalam meningkatkan kompetensi guru. Melalui kegiatan ini memberikan peluang kepada guru untuk berinteraksi secara ilmiah dengan kolega seprofesinya berkaitan dengan hal-hal terkini dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan.15 Seminar bermaksud untuk memanfaatkan sebaik-baiknya produktivitas berfikir kelompok berupa saling tukar pengalaman, saling koreksi, anggota kelompok lainnya. Workshop merupakan kegiatan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat
bagi
pembelajaran,
peningkatan
kompetensi
maupun
pengembangan karirnya. Workshop dapat dilakukan misalnya dalam
15
Ratna rosida dkk, Pendidikan Profesi (PPG): Strategi Pengembangan Profesionalitas Guru Dan Peningkatan Mutu Pendidikan Indonesia, Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta, Prosinding Seminar Nasional 9 Mei 2015, hal. 677
127
kegiatan menyusun KTSP, analisis kurikulum, pengembangan silabus, penulisan RPP, dan sebagainya.16 Dalam undang-undang guru dan dosen terdapat kompetensi wajib yang harus dipenuhi ialah kompetensi profesional. Kompetensi profesional merupakan Kemampuan dalam penguasaan materi pembelajaran secara mendalam dan luas. Tidak hanya penguasaan materi pelajaran saja, namun juga penguasaan terhadap materi-materi kurikulum yang berlaku konsep dan struktur keilmuan, masalah-masalah pendidikan dan wawasan yang memadai terhadap materi-materi yang bersangkutan.17 Guru merupakan unsur penting didalam pembelajaran, guru berperan sebagai pengajar guru bertugas membina perkembangan pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Sehingga kualifikasi profesional guru terbagai menjadi tiga tingkat. Pertama, kapabilitas personal (the person capability), yakni guru diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan serta sikap yang lebih mantap dan memadai sehingga mampu mengelola proses belajar mengajar (pembelajaran) secara efektif. Kedua, guru sebagai inovator yakni sebagai tenaga kependidikan yang memiliki komitmen terhadap upaya perubahan dan reformasi. Para guru diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan serta sikap yang tepat terhadap pembaruan dan sekaligus penggagas ide pembaruan yang efektif. Ketiga, guru sebagai developer yakni selain menghayati kualifikasi yang pertama dan kedua, dalam tingkatannya sebagai developer, guru harus memiliki visi keguruan 16
Ibid, ... hal. 677 http://www.seputarpengetahuan.com/2015/12/4-standar-kompetensi-guru-berdasarkanundang-undang.html di akses pada senin, 06/06/2016 pukul: 9:52 WIB 17
128
yang mantab dan luas perspektifnya. Guru harus mampu dan mau melihat jauh kedepan dalam menjawab tantangan yang dihadapi sebagai suatu sistem.18 Untuk mewujudkan ketiga tingkatan tersebut kepala sekolah MTsN Kunir mengikutsertakan tenaga pendidiknya pada kegiatan MGMP yang mana kegiatan tersebut dapat dilaksanakan pada tingkat lokal antar lembaga sekolah atau dilaksanakan oleh guru serupun dalam satu sekolahan. Kemudian dari kegiatan ini akan dimanfaatkan oleh guru untuk saling membantu dan mendiskusikan berbagai macam permasalahan untuk dipecahkan bersama-sama. Sarana prasarana merupakan hal yang tidak dapat dipisahakan dalam kegiatan belajar mengajar. Situasi kondusif akan tercipta jika pendidik dan prasarananya sesuai dengan kebutuhan didalam mengajar. Sehingga antara sarana dan keprofesionalan seorang guru merupakan salah satu penentu tingkat keberhasilan dalam mengajar. Tujuan pembelajaran tidak maksimal jika kondisinya tidak mendukung meskipun memiliki tenaga pendidik yang profesional, begitu pula sebaliknya. Oleh sebab itu keduanya saling melengkapi satu sama lain dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Demikian pula kepala sekolah MTsN Kunir untuk mewujudkan kondisi yang kondusif, beberapa kelas dilengkapi dengan proyektor, alat pengeras suara dan perlengkapan lainnya, terutama di kelas ekselen dan akselerasi. fasilitas ini bertujuan untuk memberikan kenyaman bagi siswa dan guru 18
Ahmad Barizi, Pendidikan Integratif Akar Tradisi & intgrasi keilmuan pendidik islam , (Malang: UIN Maliki Press, 2011), hal. 240
129
untuk menerima dan menjelaskan materi secara gamblang, terlebih kedua kelas tersebut memiliki alokasi waktu yang lebih lama dan materi yang disampaikan lebih banyak dari pada kelas reguler. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa implementasi kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru perlu pengarahan, dorongan dan motivasi oleh kepala sekolah kepada bawahannya, dengan mendekatkan dirinya kepada bawahannya agar terjalin hubungan yang saling peduli terhadap satu sama lain. Serta memberikan kesempatan guru untuk belajar kembali melalui berbagai kegiatan pendidikan dan memberikan fasilitas yang menunjang pembelajaran untuk mengeksplor keprofesionalannya dalam mengajar sesuai dengan bidang studi masingmasing. C. Evaluasi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru di MTs Negeri Kunir Kecamatan Wonodadi Kabupaten Blitar. Peran kepala sekolah merupakan tindakan yang paling penting dalam lembaga sekolah, bagaimana terlaksananya sebuah kegiatan tergantung dengan kebijakan pemimpinnya, selain itu upaya kepala sekolah dalam mengkaji ulang seluruh kegiatan juga memberikan pengaruh pada kemajuan kualitas lembaga yang dipimpinnya. semakin baik progam
yang
dilaksanakan dan dievaluasi, maka semakin baik pula mutu sebuah lembaga sekolah
yang dipimpinnya.
langkah
akhir
kepala
sekolah
dalam
meningkatkan profesionalisme guru adalah melaksanakan pengkajian ulang atau evaluasi dengan cara mengawasi setiap kegiatan, khususnya
130
keprofesian seorang tenaga pendidik dan sebagai pendukung untuk menjaga kualitas kompetensi guru baik kompetensi pedagogis dan kompetensi kepribadian. Pengawasan adalah tindakan atau kegiatan usaha agar pelaksanaan pekerjaan serta hasil kerja sesuai dengan rencana, perintah, petunjuk atau ketentuan-ketentuan lainnya yang telah ditetapkan.19 Didalam mengawasi, kepala sekolah secara langsung akan meninjau lebih dalam bagaimana kinerja seorang guru, untuk mengukur dan menilai seberapa besar tingkat keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan serta sebagai wadah untuk memperbaiki sebuah kesalahan dan kekurangan demi mencapai tujuan yang disepakati bersama. Pengawasan kepala sekolah MTsN Kunir dalam meningkatkan profesionalisme
guru
diantaranya
adalah
mengunjungi
kelas,
mengkoordinasi agar guru melaksanakan saling mengunjungi kelas, setiap akhir tahun guru ditugaskan membuat penilaian cara dan hasil, mengadakan penelitian bersama mengenai situasi dan kondisi sekolah, pengecekan buku presensi guru. Berbagai cara yang diupayakan kepala sekolah dalam mengawasi maka semakin mendalam pula data yang diperoleh, data tersebut sebagai tolak ukur dari tercapainya suatu tujuan atau mengetahui berbagai hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaannya. Dengan demikian kepala sekolah dapat
19
Daryanto, Administrasi Pendidikan, ..., hal.83
131
menyimpulkan berbagai masalah berikut dengan pemecahannya sesuai dengan masalah yang dihadapi. Mengadakan kunjungan kelas (class visit) yang teratur: mengunjungi guru sedang mengajar untuk meneliti bagaimana metode mengajarnya, kemudian
mengadakan
diskusi
dengan
guru
yang
bersangkutan
(bersangkutan seinformal mungkin). Kunjungan kelas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengarahan yang telah dilaksanakan. Dari kegiatan ini kepala sekolah dapat menilai, membimbing dan mengawasi guru-guru agar mereka pandai memilih metode-metode mengajar yang baik, dan melaksanakan metode itu sesuai dengan bahan pelajaran dan kemampuan anak. Dapat diadakan kegiatan observasi kelas (class room observation).20 Kepala sekolah secara langsung mengunjungi beberapa kelas untuk mengetahui bagaimana kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan, dari sini kepala sekolah akan memberikan penilaian dan mengidentifikasi atas kinerja seorang guru baik dalam mengelola kelas, guru dalam menguasai kelas, dan metode guru dalam menyampaikan materi, kemudian saran dan kritik akan disampaikan kepada guru yang mengajar untuk memperbaiki diri dan meningkatkan profesionalisme guru. Kunjungan kelas di MTsN Kunir dilaksanakan oleh kepala sekolah dengan pembagian waktu yang telah ditetapkan sehingga dalam mengamati dan mengawasi setiap guru dikelas, dapat fokus dengan satu objek saja,
20
Daryanto, Administrasi Pendidikan,...., hal. 90
132
namun dilain kesempatan kepala sekolah juga mengunjungi kelas dengan tiba-tiba meskipun tidak terjadwalkan. Langkah kepala sekolah MTsN Kunir dengan mengawasi secara tibatiba bertujuan untuk memperoleh perbandingan dengan pengawasan yang dilaksanakan secara terus terang. Dari sini kepala sekolah akan mengetahui kemurnian guru dalam mengajar setiap harinya, sehingga saran dan kritik akan mengenahi sasaran dengan tepat sesuai dengan keadaan guru tersebut di kelas. Dengan mengkolaborasikan keduanya, diharapkan fungsi dari kunjungan kelas dapat tercapai yakni evaluasi atasan kepada bawahannya secara langsung dan kepala sekolah sebagai pemimpin dapat berfungsi sebagaimana mestinya untuk selalu meningkatkan dan mempertahankan mutu pendidikan disekolah. Sedangkan guru diuntungkan dengan upaya kepala sekolah untuk melaksanakan kegiatan keprofesian terhadap guru yang diawasi sesuai dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing guru, selain itu guru juga diuntungakan dengan memperoleh bahan evaluasi terhadap pembelajarannya sehingga membantu guru untuk memperbaiki pembelajaran selanjutnya. Selain kunjungan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah, guru dapat melakukan hal yang sama yakni saling mengunjungi kelas lain yang serumpun dengan bidang studinya. Mengadakan saling kunjungan kelas antara guru (interclass visit). Hal ini harus direncanakan sebelumnya dengan
133
sebaik-baiknya sehingga guru yang akan diserahi mengajar dan dilihat oleh guru-guru lain itu benar-benar dapat mempersiapkan diri.21 Kepala sekolah menghimbau kepada seluruh guru untuk mengadakan kegiatan antar guru yang serumpun, agar saling mengunjungi kelas sehingga sesama guru saling memberi masukan, mengambil contoh metode dalam pembelajaran dan dimungkin untuk mengkolaborasikan metode untuk diterapkan dikelas masing-masing. Himbauan tersebut sesuai dengan pernyatan daryanto di dalam bukunya administrasi pendidikan, beliau menyatakan “Mengadakan saling kunjungan kelas antara guru (interclass visit). Hal ini harus direncanakan sebelumnya dengan sebaik-baiknya sehingga guru yang akan diserahi mengajar dan dilihat oleh guru-guru lain itu benar-benar dapat mempersiapkan diri”.22 Kesempatan ini membantu guru agar selalu menyajikan materi kepada peserta didik dengan maksimal baik saat kunjungan antar kelas maupun tidak, dengan koordinasi yang baik maka seorang guru akan mempersiapkan segala perangkat pembelajarannya dengan matang, baik metode, media, desain, dam materi yang maupun disampaikan, sehingga bagi guru yang mengunjungi memberikan flashback kepada guru yang dikunjungi berupa kritikan dan saran, yang bersifat membangun untuk pembelajaran kedepannya. Bentuk lain pengawasan kepala sekolah MTsN Kunir adalah Setiap akhir tahun ajaran masing-masing guru mengadakan penilaian cara dan 21 22
Ibid, hal. 90 Ibid, hal. 90
134
hasil, kerjanya dengan meneliti kembali hal-hal yang pernah di ajarkan (sesuai dengan silabus), untuk selanjutnya mengadakan perbaikan dalam tahun ajaran berikutnya.23 Dari upaya kepala sekolah MTsN Kunir sekaligus pernyataan Daryanto di bukunya Administrasi Pendidikan, memberi kesimpulan bahwa setiap kegiatan harus membuat sebuah laporan berupa hasil evaluasi kinerja setiap guru, dengan meneliti hal-hal yang pernah dilaksanakan dalam mengajar dikelas, sebagai bentuk tanggung jawab dan keprofesional guru sebagai pengajar yang dipercaya untuk menyampaikan materi sesuai dengan target yang telah ditentukan. Dengan demikian pengawasan kepala sekolah tidak hanya dilakukan oleh kepala sekolah secara langsung akan tetapi ada usaha sadar dari seorang pendidik untuk melakukan penilaian kinerja dalam menyampaikan materi dikelas. Dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru, maka upaya pengendalian dan pengawasan disiplin perlu dilaksanakan secara terus menerus dan konsisten. Salah satu faktor yang dapat dijadikan sebagi alat pengawasan dan pengendalian adalah melihat tingkat kehadiran yang secara periodik dievaluasi. Sistem pelaporan absensi manual yang selama ini dilakukan cenderung manipulasi dan tidak menyampaikan laporan kehadiran guru dan staf kariawan apa adanya. Upaya kepala sekolah MTsN Kunir dalam mengendalikan kedisiplinan guru dan staf kariawannya dengan cara mengisi daftar hadir atau presensi
23
Ibid, hal. 90
135
guru dan staf kariyawan. Sehingga diperoleh daftar seluruh personal baik yang masuk sekolah maupun tidak, untuk menjalankan kegiatan ini memerlukan data yang akurat, apa adanya tidak ada manipulasi dalam mengisi presensi, dengan demikian kepala sekolah akan mengetahui keaktifan bawahannya dan menindak lanjuti kepada mereka yang dianggap pasif atau jarang masuk kerja. Untuk mewujudkan presensi pegawai maka MTsN Kunir telah menyiapkan sebuah alat yang bernama “finger print” yang menggunakan sidik jari sebagai bukti kehadiran mereka disekolah. Sehingga praktek manipulasi lebih kecil kemungkinannya serta efisiensi waktu dalam merekap data presensi tersebut, hal ini sesuai dengan kutipan berikut yang menjelaskan kelebihan alat tersebut. Ketidak jujuran karyawan via “buddy punching” (teman kerja yang mencatat kehadiran) tidak mungkin terjadi karena sidik jari tidak dapat digunakan oleh reka sekerja lainnya, manipulasi atau hilangnya kartu absensi tidak mungkin terjadi karena tidak menggunakan kartu dan sidik jari seseorang selalu unik (tidak ada yang sama) dapat menggunakan lebih dari satu jari sebagai identifikasi, kesalahan atau ketidak akuratan pencatatan waktu pada alat ini akurat karena pencatatan waktu menggunakan komputer jadi hasilnya sangat akurat, otomatisasi sistem pelaporan dilakukan secara otomatis dan integrasi ke sistem kepegawaian dan selalu dapat dilakukan otomatisasi pelaporan mengunakan sistem yang terintegrasi.24
24
http://www.informatika.lipi.go.id/jurnal/implementasi-teknologi biometric-untik absensi/ 25 April 2016, Pukul: 22:31 WIB
136
Dalam evaluasi kepala sekolah MTsN Kunir untuk meningkatkan profesionalisme guru adalah setiap guru diwajibkan untuk mengisi jurnal harian yang telah disiapkan dimasing-masing kelas sebagai bukti daftar hadir, dan yang paling pokok adalah untuk mengontrol sudah sampai mana seorang guru menyampaikan materi kepada peserta didik. Jurnal mengajar digunakan sebagai administrasi catatan harian seorang guru yang berhubungan dengan segala kegiatan belajar mengajar guru disekolah juga dokumen pendukung membuat perangkat pemmbelajaran. Selain itu dengan adanya jurnal harian ini guru bisa mengetahui sejauh mana proses pembelajaran yang dilakukan serta tindak lanjut apabila ada yang belum memenuhi standar pembelajaran sesuai kurikulum yang digunakan sekolah tersebut. Jurnal juga merupakan indikator kompetensi keprosionalan guru teutama jika guru tersebut sudah memiliki sertifikat pendidik.25 Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, evaluasi sekolah dapat dilakukan dengan cara pengawasan terhadap seluruh aspek disekolahan, dalam kaitannya ini adalah profesionalisme guru, kemudian pengawasan tersebut diwujudkan dalam bentuk berbagai kegiatan kepala sekolah maupun guru berupa pengawasan secara langsung dan tidak langsung yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar dikelas. Bentuk dari pengawasan tersebut dimulai dari kunjungan kelas oleh kepala sekolah, kunjungan kelas oleh guru, penilaian cara dan hasil kerja, penelitian 25
http://www.guru-id.com/2015/11/format-jurnal-mengajar-harian-guru-sd.html?m=1/ 25 April 2016, Pukul: 23:08 WIB
137
bersama mengenai kondisi sekolah dan guru, pengecekan daftar hadir atau presensi guru, dan pengisian jurnal harian dikelas