BAB V
PASCA PRODUKSI
5.1
Editing dan Mixing Setelah melakukan proses produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Pasca produksi yang dilakukan meliputi editing dan mixing. Pembuat karya yang bertugas sebagai reporter sekaligus asisten produksi tidak begitu banyak ambil andil dalam proses editing dan mixing ini, maka proses ini dilakukan oleh partner pembuat karya yang menjadi produser dan editor. Meski begitu, pembuat karya tetap terlibat dalam proses ini karena program ini adalah proyek bersama. Dalam proses editing, pada dasarnya semua gambar yang telah didapat selama proses produksi diseleksi untuk masuk ke tahap editing. Ditahap inilah, editor membutuhkan banyak stockshot agar informasi yang disampaikan nantinya kaya akan gambar. Sehingga khalayak tidak akan merasa bosan menonton karena banyaknya variasi gambar yang dapat dilihat. Hal ini sangatlah penting untuk membuat khalayak menonton program kami dari awal hingga akhir. Video-video yang telah diurutkan kemudian masuk kedalam proses editing. Dalam proses ini, tim menggunakan software Adobe Premiere Pro CS6 karena perangkat-perangkat yang ada didalam software tersebut dirasa sudah lengkap. Proses editing yang pertama kali dilakukan adalah offline editing. Offline editing merupakan proses editing secara kasar, dimana hanya ada potongan-potongan gambar hasil dari pengambilan gambar yang telah dilakukan. Hasil dari pengambilan video yang sudah dilakukan ternyata tidak terdapat noise yang berlebihan, sehingga perekaman audio yang dilakukan sebelumnya untuk mem-backup tidak digunakan dalam proses ini. Editor mengaku sempat mengalami kesulitan untuk mengakumulasikan durasi dari seluruh stockshot yang didapat. Pembuat karya ikut membantu mencarikan
61
62 stockshot tambahan lewat situs www.youtube.com yang masih berkaitan dengan tema program kami. Setelah proses rough cut dilakukan, editor kemudian melakukan online editing. Online editing merupakan proses editing untuk melengkapi dan memperindah tampilan gambar atau video disesuaikan dengan tema atau rancangan yang telah tim rencanakan sebelumnya. Proses online editing yang pertaman kali dilakukan adalah color gradimg. Color grading adalah proses editing gambar untuk mengatur kualitas warna dari video tersebut. Pencahayaan yang didapat saat proses produksi juga sudah cukup atau sesui keinginan tim, untuk itu editor tidak banyak melakukan perubahan warna. Hanya sedikit merubah warna-warna pada video pembawa acara saat mengantarkan berita. Serta pengurangan cahaya pada bagian wawancara langsung dengan narasumber kami. Hal ini kami lakukan agar identitas (dalam hal ini fisik narasumber) tetap dapat di rahasiakan. Tampilan seperti ini sudah merupakan kesepakatan antara tim program INTAI dengan narasumber. Dan sebisa mungkin, kesepakatan ini kami jaga baik-baik agar proses produksi hingga pasca produksi tetap berjalan dengan baik. Pengambilan gambar saat mewawancarai narasumber utama dilakukan hanya satu kali atau one take, sehingga editor harus lebih selektif dalam memilih gambar yang didalamnya terdapat informasi yang sangat penting. Disinilah salah satu kendala yang dihadapi editor karena informasi yang diberikan narasumber semuanya penting. Namun, editor tetap harus mengemasnya menjadi apik. Proses pemilihan gambar ini dipermudah dengan adanya rundown yang telah dibuat pembuat karya sebelumnya. Sehingga editor hanya tinggal mengikuti susunan rundown yang telah disepakati oleh tim. Kemudian editor melakukan pengeditan pada audio dan visual dibagian scene wawancara dengan narasumber utama. Suara narasumber utama di naikkan bass nya, sehingga suara asli dari narasumber tesamarkan. Selain itu, visualnya pun menjadi lebih gelap dari video aslinya. Wajah narasumber utama kami, kami tutupi dengan alasan kerahasiaan identitas narasumber kami. Dan ada pula visual yang kami rubah atau kami samarkan pada scene narasumber kami bertemu dengan pengguna jasanya. Hal ini dilakukan untuk merahasiakan
63 identitas mereka, karena mereka tidak mengetahui bahwa obrolan mereka terekam. Setelah itu, editor membuat bumper program INTAI dan template dengan menggunakan software Adobe After Effect CS6. Di tahap ini pembuat karya memberi masukkan perihal tampilan visual program INTAI, yaitu untuk pemilihan font pada template agar terlihat lebih menarik. Bumper yang dibuat bukan hanya secara visual nama program INTAI saja namun diberikan backsound pula. Durasi total bumper ini hanya tiga detik. Fungsi bumper sendiri adalah untuk mengantarkan nama program pada awal pembukaan segmen. Selain itu bumper juga dapat bertanda sebagai akhir dari segment atau program tersebut selain lewat credit title. Adanya bumper ini dirasa sangat perlu karena termasuk dalam salah satu identitas program. Kesemua bagian-bagian tersebut kemudian disatukan menjadi sebuah program yang memiliki tiga segmen. Menggabungkan semua elemen yang ada bukanlah hal mudah. Editor harus dapat mengakumulasi dan pintar-pintar memilih gambar serta efek-efek yang dapat membuat program tersebut layak di tonton. Editor juga harus mengikuti rundown program yang telah dibuat dan disepakati oleh tim. Sehingga hasil akhir dari editing ini sudah dapat memenuhi keinginan tim.
5.2
Evaluasi Program Selama proses panjang pembuatan program INTAI ini, pembuat karya dan tim membutuhkan banyak waktu dan proses yang tidak sebentar. Khususnya untuk urusan dengan narasumber kami. Sangat sulit untuk menentukan jadwal produksi dengan narasumber kami, karena kesibukan narasumber dan terkadang kami sulit untuk menghubungi narasumber kami. Selain itu, ada beberapa kendala lainnya yang cukup menghambat proses produksi dan membuat proses produksi menjadi relatif lebih lama. Kami harus sering membuat jadwal kembali untuk pengambilan gambar karena kurangnya stockshot yang dibutuhkan. Namun, kami juga harus bekerja cepat karena adanya deadline yang harus dikejar.
64 Hingga semua proses telah selesai dilaksanakan, program INTAI secara keseluruhan sudah sesuai dengan yang direncanakan oleh pembuat karya dan tim. Dan sebuah tantangan tersendiri bagi pembuat karya untuk membuat program investigasi yang mengutamakan fakta. Menjadi reporter investigasi adalah hal baru bagi pembuat karya, banyak yang harus dipelajari untuk menjadi reporter investigasi. Pembuat karya belajar banyak seputar menjadi reporter investigasi. Selain itu sedikitnya jumlah tim yang hanya terdiri dari dua orang juga menjadi kendala bagi tim. Sehingga satu orang dapat merangkap lebih dari satu tugas. Meski tim kami hanya terdiri dari dua orang yaitu pembuat karya dan partner sebagai produser, kami tidak merasa terlalu terbebani. Karena sebisa mungkin, satu sama lain diantara kami saling membantu ketika kami memang butuh bantuan. Untuk itu, kerjasama tim dalam membuat sebuah program memang sangatlah dibutuhkan. Pada dasarnya kerjasama tim dalam dunia broadcasting merupakan salah satu kunci keberhasilan untuk program yang mereka jalani. Semakin kompak orang-orang yang terlibat didalam sebuah tim, maka akan semakin hebat program yang mereka hasilkan. Dan selama pembuatan program INTAI ini, pembuat karya merasakan betul bagaimana kerjasama tim yang baik. Dimana diantara kami satu sama lain tidak mendahulukan ego dan kepentingan masing-masing. Untuk itu, segala yang kami lakukan secara bersama-sama sejauh ini kami tidak merasakan kesulitan ketika memang harus mengerjakannya bersama. Semua berjalan secara baik sesuai porsi dan posisi kami masing-masing, kecuali ketersediaan waktu narasumber yang tidak dapat kami prediksi. 5.2.1 Realisasi Budget Realisasi budget merupakan salah satu tahap yang masih kedalam tahap evaluasi, atau kita bisa menyebutnya dengan evaluasi budget. Tahap ini dilakukan setelah semua proses dari pra hingga pasca produksi telah dilakukan. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengetahui berapa biaya yang telah keluar untuk produksi program INTAI ini. Apakah perencanaan biaya yang telah di buat sebelumnya efektif atau malah tidak efektif sama sekali. Beberapa alat-alat yang digunakan merupakan barang milik pribadi
65 dan mendapat pinjaman tanpa membayar uang sewa. Sehingga pembuat karya dan tim tidak mengeluarkan uang yang terlalu banyak. Biaya yang pembuat karya dan tim keluarkan untuk membeli Spycam, konsumsi narasumber di setiap pertemuan, dan fee untuk narasumber. Untuk lebih lengkapnya, berikut pembuat karya mencantumkan rincian biaya yang keluar. NO
DESKRIPSI
DETAIL
BIAYA
A. PRA PRODUCTION Proposal
@Rp. 35.000
Rp. 70.000
& Naskah Crew
2 orang
x @Rp. 0,-
Rp. 0,-
x @Rp. 100.000
x 2 Hari
B. PRODUCTION Konsumsi
3 Orang
Rp. 600.000
Equipment Kamera
1 Unit
x Rp. 0,-
Rp. 0,-
Tripod
1 Unit
x Rp. 0,-
Rp. 0,-
HP
1 Unit
x Rp. 0,-
Rp. 0,-
Clip On
1 Unit
x Rp 0,-
Rp. 0,-
Baterai
1 Unit
x Rp 0,-
Rp. 0,-
Samsung GI8262
Kamera Nikon
66 D5100 Spycam
1 Unit
x Rp. 250.000
Rp. 250.000
Crew Produser
1 Orang x Rp. 0,-
Rp. 0,-
Camera
1 Orang x Rp.0,-
Rp. 0,-
Editor
1 Orang x Rp. 0,-
Rp. 0,-
Reporter
1 Orang x Rp. 0,-
Rp. 0,-
Host
1 Orang x Rp. 0,-
Rp. 0,-
Person
C. Pasca Production Personal Narasumber
1 Orang
x @Rp. 1.000.000,-
Rp. 1.000.000,-
Editor
1 Orang
x @Rp. 0,-
Rp. 0,-
Summary
1 episode
Rp. 1.920.000
Rp. 1.920.000 Rp. 1.920.000
Tabel 5.1 Realisasi Budget (Sumber: Andini Prastiwi, 2015)
67
5.3
Kesimpulan dan Saran 5.3.1
Kesimpulan Program investigasi sebagai bagian dari program berita memiliki kesulitan tersendiri. Orang-orang yang terlibat dalam produksi program investigasi haruslah orang yang peka terhadap lingkungan sekitarnya dan memiliki rasa iba kepada masyarakat yang sebenarnya beberapa kepentingan mereka terganggu karena tindakan orang-orang tak bertanggungjawab. Sebelum mengangkat sebuah fenomena menjadi sebuah berita, pembuat karya harus banyak melakukan riset terhadap fenomena tersebut dan mencoba berpikir kritis untuk menghadapi fenomena tersebut. Hadirnya program investigasi ditengah-tengah masyarakat dirasa
sangat
diperlukan.
Karena
program
investigasi
dapat
mengedukasi dan menyampaikan informasi kepada masyarakat bahwa ada fenomena yang merugikan kepentingan banyak orang dan fenomena tersebut berada tidak jauh dari lingkungan masyarakat itu sendiri. Sehingga lewat program investigasi, masyarkat bisa lebih berhati-hati dengan lingkungan sekitarnya, menjaga dan menjauhkan diri mereka dari tindakan yang melanggar aturan serta merugikan kepentingan banyak orang. Dalam memproduksi program investigasi, perlu diperhatikan fakta-fakta
dalam
menyampaikan
informasi.
Rekaya
dalam
menyebarkan informasi dapat menghilangkan nilai ke aktualan informasi tersebut. Sehingga, pembuat karya akan kehilangan kepercayaan dari masyarakat. Hal ini lah yang sulit dilakukan, pembuat karya program investigasi harus mendapatkan narasumber yang benarbenar mau memberikan informasi yang selama ini dirahasiakan dari masyarakat umum. Dalam produksi ini, pembuat karya berlaku sebagai reporter investigasi dimana hal ini adalah hal baru bagi pembuat karya. Ini
68 adalah hal yang menantang karena ada tahap-tahap yang berbeda dengan reporter biasanya. Reporter harus memiliki teknik agar narasumber dapat merasa nyaman dan percaya untuk memberikan informasinya. Membaca beberapa referensi berita terkait dengan tema yang ingin diangkat, serta membantu produser untuk selama proses produksi berlangsung. 5.3.2
Saran Dari hasil laporan Tugas Akhir ini, pembuat karya menyarankan jika pembaca ingin membuat program serupa, pembaca membutuhkan waktu khusus untuk melaksanakan tiap detail keperluan produksi program, mempelajari teknik-teknik mendapatkan informasi dari narasumber, serta mencari atau membaca berbagai referensi yang masih besangkutpaut dengan tema yang ingin diangkat. Pengangkatan tema bisa mengambil fenomena yang sangat dekat dengan masyarakat, namun tidak banyak diketahui oleh masyarakat. Jelas dengan program investigasi dapat memperkaya pengetahuan masyarakat dan lebih berhati-hati pada lingkungan mereka. Program investigasi merupakan program yang memiliki resiko yang cukup besar bagi orang-orang yang bekerja di dalamnya. Selalu utamakan keselamatan dan keamanan bagi para tim. Khususnya untuk reporter yang berhadapan langsung dengan narasumber utama. Bagi yang baru pertama kali menjadi seorang reporter investigasi, ada baiknya membaca banyak refensi kasus investigasi yang ada. Perhatikan tekniknya, pelajari bagaimana seorang reporter investigasi mengajukan pertanyaan, dan bagaimana cara seorang reporter mendapatkan informasi tanpa harus membahayakan dirinya atau dibawah ancaman seseorang. Perbanyak latihan membuat pertanyaanpertanyaan yang berbobot. Hindari pertanyaan-pertanyaan umum, biasakan membuat pertanyaan yang sifatnya intim atau rahasia. Namun, jangan semena-mena juga memberikan pertanyaan tersebut. Seorang reporter harus dapat membangun suasana dan melihat suasana dan kondisi yang tepat saat ingin melontarkan sebuah pertanyaan.
69 Sebagai reporter investigasi sangat dianjurkan untuk terus berpedoman untuk menjaga dan memerhatikan kepentingan banyak orang, hal ini perlu karena dengan begini seorang reporter akan secara otomatis akan timbul rasa keingintahuan yang lebih besar, serta kritis pada setiap keterangan atau informasi yang ia dapatkan dari narasumber. Jika sudah begini, reporter dapat meberikan informasi yang benar-benar dibutuhkan masyarakat yang dikemas secara lengkap.
70