BAB V KESIMPULAN Samsung Electronics Co. Ltd adalah perusahaan pembuat perangkat elektronika terbesar di dunia, dan berkantor pusat di Seocho Samsung Town di Seoul, Korea Selatan. Perusahaan ini adalah perusahaan Korea Selatan yang terbesar dan merupakan ikon dari Samsung Group, yang merupakan konglomerasi terbesar di Korea Selatan. Pada tahun 1938 pendiri Samsung, Lee Byung-Chull mendirikan perusahaan perdagangan ekspor di Korea yang menjual ikan, sayuran dan buah ke China. Penamaan perusahaan start-up ini berasal dari kata Korea yang diterjemahkan menjadi 'bintang tiga' dalam bahasa Inggris. Dalam satu dekade, Samsung memiliki pabrik tepung dan mesin gula lalu menjadi perusahaan bersama pada tahun 1951. Dari tahun 1958 dan seterusnya Samsung mulai ekspansi ke industri lain seperti keuangan, media, bahan kimia dan pembangunan kapal. Baru kemudian pada tahun 1969, induk perusahaan Samsung Mobile Phone, Samsung Electronic didirikan dan memproduksi produk-produk Samsung yang paling terkenal, seperti televisi, ponsel, radio, komponen komputer dan perangkat elektronik lainnya. Samsung mulai berfokus untuk memproduksi alat elektronik lainnya pada tahun 1980-an. Produk eletronik seperti TV berwarna, PC, VCRs, dan tape recorder. Thai Samsung Electronics Co. Ltd. atau biasa disingkat TSE adalah salah satu anak perusahaan atau subsidiary dari Samsung Electronics Co. Ltd yang berada di wilayah Asia tepatnya di Asia Tenggara. Samsung Electronics Co. Ltd memasuki Asia Tenggara dan membangun beberapa cabang (subsidiaries) di
105
wilayah Asia Tenggara. Thai Samsung Electronics Co. Ltd. (TSE) adalah cabang pertama yang dibangun. Pada tahun 1988, TSE mulai masuk ke wilayah Asia Tenggara, TSE memproduksi televisi berwarna, monitor, Microwave Oven (MWO), lemari es, dan pendingin ruangan (AC). Kemudian dilanjutkan dengan pendirian SEMA (Samsung Electronics Co. Ltd Malaysia) pada tahun 1989. SEMA dispesialisasikan untuk memproduksi Microwave Oven (MWO). Pada tahun 1991, Samsung Electronics Co. Ltd membangun pabriknya di Indonesia, SEIN (Samsung Electronics Co. Ltd Indonesia). SEIN melakukan produksi DVD players, televisi berwarna dan OMS (Optical Media Solution). Pada tahun 1995, diibangun lagi pabrik di Malaysia yaitu SDMA (Samsung Display Malaysia). SDMA dispesialisasikan untuk memproduksi monitor dan televisi berwarna. Di tahun yang sama, di Vietnam dibangun SAVINA (Samsung Electronics Co. Ltd Vina Vietnam) yang memproduksi televisi berwarna, monitor dan telepon genggam. Yang terakhir adalah SEPHIL (Samsung Electronics Co. Ltd Philiphines) yang dibangun pada tahun 2001. SEPHIL dispesialisasikan untuk memproduksi ODD (Optical Disk Drive). Samsung Electronics Co. Ltd telah berhenti untuk menghasilkan televisi di Thailand pada akhir kuartal pertama tahun 2015. Keputusan telah dibuat untuk membangun strategi global baru Samsung yang merampingkan operasi internasional dan membuat mereka "lebih efisien" secara keseluruhan, satu tahun sebelumnya, tahun 2014 Samsung telah mengumumkan bahwa mereka akan menginvestasikan $ 560 juta pabrik berbasis di Vietnam, yang akan fokus pada pembuatan peralatan konsumen, termasuk TV, peralatan rumah dan kantor lainnya. Langkah ini sebagian besar direncanakan untuk meningkatkan output dari
106
smartphone, yang merupakan kategori produk utama lainnya Samsung, dan untuk merebut kembali pasar. Pabrik baru di Vietnam dibangun di Saigon High-Tech Park di Ho Chi Minh City. Samsung sebagai produsen terbesar televisi di dunia, telepon pintar dan kartu memori, memiliki dua fasilitas produksi ponsel-ponsel utama di Vietnam, basis manufaktur semakin penting bagi perusahaan elektronik. Pada bulan Juli 2015, Samsung mendapat persetujuan dari otoritas Vietnam untuk menghabiskan $1.000.000.000 pada sebuah pabrik untuk display, yang digunakan di smartphone dan tablet. Samsung Display Co., 85% sahamnya dimiliki oleh Samsung Electronics Co. Ltd, mengatakan pabrik itu akan membuat modul display untuk kedua perangkat tinggi dan low-end. Pabrik ini akan mulai beroperasi tahun depan. Dari uraian kebijakan dua negara dapat dianalisis bahwa terdapat beberapa kebijakan yang membuat Samsung Electronics Co. Ltd lebih tertarik untuk memindahkan produksi televisinya dari Thailand ke Vietnam. Analisis yang pertama adalah motivasi resource seeking atau mencari sumber. Analisis ini difokuskan pada kebijakan pajak yang diterapkan oleh kedua negara. Dilihat dari penjelasan kedua negara, Thailand memiliki tingkat pajak yang lebih rendah dari Vietnam. Tingkat pajak di Thailand sebesar 20% sedangkan di Vietnam sebesar 22%. Di Vietnam terdapat beberapa keringanan pajak dapat diperoleh sebuah perusahaan. Vietnam menyediakan adanya tax holiday dan penurunan tingkat pajak. Tax holiday dan penurunan tingkat pajak dapat didapatkan dengan beberapa ketentuan yang telah disebutkan diatas. Hal ini semakin dikuatkan dengan adanya penawaran tax holiday oleh Pemerintah Vietnam terhadap Samsung Electronics Co. Ltd selama 30 tahun.
107
Selanjutnya untuk analisis motivasi resource seeking atau mencari sumber adalah sistem kepemilikan tanah. Di Thailand orang asing dilarang untuk memiliki tanah. Kepemilikan tanah juga tidak terbuka untuk perusahaan asing, termasuk Treaty Amity dengan Amerika Serikat, perusahaan, BVI atau HongKong, perusahaan terbatas atau badan hukum asing lainnya. Perusahaanperusahaan ini mungkin, mirip dengan individu asing, memiliki hak minoritas di sebuah perusahaan Thailand. Sedangkan di Vietnam, setiap orang diberi jatah untuk rumah tinggal yang harus dibangun keatas, tidak boleh kesamping. Penguasaan tanah diperkenankan melebihi jatah yang diberikan namun harus membayar pajak/sewa yang tinggi (progresif). Sedangkan untuk tanah pertanian akan diberikan jatah seluas 1 Ha. Jika pengelolaannya berhasil akan diberi tambahan 2 kali lipat dengan jangka waktu 50 Tahun. Pemerintah juga mendirikan Agri Bank untuk mendukung usaha pertanian. Analisis yang kedua adalah motivasi market seeking atau mencari pasar. Analisis ini difokuskan pada kebijakan investasi asing langsung yang diterapkan oleh kedua negara. Dari penjelasan mengenai investasi asing langsung kebijakan kedua negara hampir sama. Terdapat sedikit perbedaan pada bentuk-bentuk perusahaan diantara kedua negara. Bentuk-bentuk perusahaan di Thailand adalah sole proprietorship atau kepemilikan tunggal, partnership atau kemitraan dan perseroan terbatas. Cabang perusahaan asing di Thailand juga diakui dengan adanya kantor perwakilan, kantor wilayah dan kantor cabang. Sedangkan bentukbentuk perusahaan di Vietnam adalah perseroan terbatas, perusahaan saham gabungan, kemitraan, dan perusahaan swasta. Sedangkan bentuk dasar untuk investasi langsung di Vietnam adalah bisnis kerjasama, 100% dimiliki asing,
108
kontrak kerjasama, kantor cabang, dan kantor perwakilan. Ditinjau dari kebijakan kedua negara yang hampir sama dan menyediakan bentuk perusahaan perseroan terbatas maka Samsung Electronics Co. Ltd dapat menanamkan investasi langsung ke kedua negara. Hal ini karena Samsung Electronics Co. Ltd bersifat limited company atau perseroan terbatas. Analisis yang ketiga adalah motivasi efficiency seeking atau mencari efisiensi. Analisis ini difokuskan pada kebijakan upah buruh yang diterapkan oleh kedua negara. Dari penjelasan kedua negara dapat dilihat bahwa kedua negara tersebut sama-sama membagi beberapa wilayah provinsi/kota/kabupaten untuk menentukan upah. Selisih upah tertinggi di kedua negara juga tidak terlalu jauh. Namun, bagi sebuah perusahaan, selisih upah berapapun menjadi pertimbangan besar dalam menanamkan investasinya di suatu negara. Hal ini karena upah buruh yang rendah sangat mendukung efisiensi biaya produksi sebuah perusahaan. Thai Samsung Electronics Co. Ltd (TSE) berada di wilayah ibukota negara, Bangkok. Ini menunjukkan bahwa Samsung Electronics Co. Ltd akan menggaji atau memberi upah tenaga kerjanya dengan upah tertinggi di Thailand. Di Vietnam pun sama, Samsung Electronics Co. Ltd yang baru dibangun di wilayah perkotaan Ho Chi Minh City akan menggaji atau memberi upah tenaga kerjanya dengan upah tertinggi di Vietnam. Analisis yang keempat adalah motivasi strategic assets seeking atau mencari aset strategis. Analisis ini difokuskan pada kebijakan akuisisi aset oleh investor asing yang diterapkan oleh kedua negara. Dari penjelasan kedua negara dapat dilihat bahwa kedua negara tersebut memiliki aturan tersendiri mengenai akuisisi aset strategis. Di Thailand terdapat tiga daftar khusus untuk asing yang
109
umumnya diizinkan untuk berpartisipasi hingga 49% di perusahaan yang bergerak di bisnis dibatasi. Di luar itu, persyaratan persetujuan harus dipatuhi. Persyaratan modal minimum bagi orang asing adalah 2 juta Baht pada umumnya, dan 3 juta Baht untuk kegiatan bisnis Daftar 2 atau Daftar 3. Sedangkan di Vietnam, akuisisi oleh pembeli asing yang memiliki minat lebih dari 49% di setiap perusahaan. Setiap akuisisi oleh investor asing dari kepemilikan yang kurang dari 49% dari saham perusahaan hanya akan memerlukan perubahan sertifikat pendaftaran perusahaan untuk menunjukkan perubahan dalam kepemilikan. Dalam kebijakan baru
mengenai
penanaman
modal
di
Vietnam
adalah
upaya
untuk
menyederhanakan prosedur investasi. Vietnam hanya membutuhkan investor asing yang memperoleh kepentingan kurang dari 51% saham di sebuah perusahaan yang tidak beroperasi dalam bidang usaha bersyarat. Dilihat dari kedua negara tersebut, Thailand menerapkan investasi asing pada bidang usaha bersyarat sebesar maksimal 49%. Sedangkan Vietnam menerapkan investasi asing pada usaha bersyarat sebesar kurang dari 51%. Dari seluruh uraian, dapat menjawab rumusan masalah bahwa ada faktor kebijakan Pemerintah Thailand yang menyebabkan Samsung Electronics Co. Ltd. memindahkan produksinya ke Vietnam. Ada dua kebijakan yang menjadi faktor utama yaitu kebijakan pajak dan kebijakan upah buruh. Kebijakan pajak masuk dalam resource seeking FDI. Kebijakan pajak yang diterapkan oleh Thailand dinilai kurang menguntungkan bagi Samsung Electronics Co. Ltd. meskipun tarif pajak di Thailand lebih rendah, tetapi Vietnam menawarkan berbagai keringanan pajak seperti tax holiday selama 30 tahun kepada Samsung Electronics Co. Ltd. Faktor yang kedua adalah kebijakan upah buruh yang masuk dalam efficiency
110
seeking FDI. Kebijakan upah buruh yang diterapkan oleh Thailand lebih tinggi dibandingan dengan Vietnam. Upah buruh tertinggi di Vietnam yang meliputi kota Ho Chi Minh City sebagai tempat baru Samsung Electronics Co. Ltd membuka pabrik, masih lebih rendah dibandingkan dengan upah di Thailand. Selisih upah buruh menjadi salah satu pertimbangan utama sebuah perusahaan untuk menanamkan investasinya.
111