BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru. Hal ini memberikan pengertian bahwa semakin positif kepemimpinan kepala sekolah, akan diiringi dengan meningkatnya kompetensi profesional guru. Demikian pula sebaliknya, semakin negatif kepemimpinan kepala sekolah, akan diiringi dengan menurunnya kompetensi profesional guru. Hubungan kedua variabel ini ditunjukkan oleh persamaan regresi sederhana • = -17,42 + 0,33 X1 yang telah teruji linear dan signifikan. Kekuatan hubungan antara variabel X1 dan Y ditunjukkan oleh koefisien korelasi ry1 sebesar 0,51 dan koefisien determinan r2 sebesar 0,2601, sehingga kontribusi variabel X1 terhadap Y sebesar 26,01%. Hal ini berarti 26,01% variasi nilai kompetensi profesional guru ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah. Melalui pengujian korelasi parsial, dimana variabel sikap guru terhadap pekerjaan dikontrol, menghasilkan koefisien korelasi ry12 sebesar 0,65 dan koefisien determinan r2y12 sebesar 0,42. Hal ini menunjukkan dalam kondisi sikap guru terhadap pekerjaan dikontrol, variabel kepemimpinan kepala sekolah
memberikan kemampuan
menjelaskan kualitas kompetensi profesional guru sebesar 42%. 82
83 2. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara sikap guru terhadap pekerjaan dengan kompetensi profesional guru. Hal ini memberikan pengertian bahwa semakin positif sikap guru terhadap pekerjaan, akan diiringi dengan meningkatnya kompetensi profesional guru. Demikian pula sebaliknya, semakin negatif sikap guru terhadap pekerjaan, akan diiringi dengan menurunnya kompetensi profesional guru. Hubungan kedua variabel ini ditunjukkan oleh persamaan regresi sederhana • = -24,27 + 0,46 X2 yang telah teruji linear dan signifikan. Kekuatan hubungan antara variabel X2 dan Y ditunjukkan oleh koefisien korelasi ry2 sebesar 0,62 dan koefisien determinan r2y2 sebesar 0,3844, sehingga kontribusi variabel X2 terhadap Y sebesar 38,44% . Hal ini berarti 38,44% variasi nilai kompetensi profesional guru ditentukkan oleh sikap guru terhadap pekerjaan. Melalui pengujian korelasi parsial, dimana variabel kepemimpinan kepala sekolah dikontrol, menghasilkan koefisien korelasi ry21 sebesar 0,47 dan koefisien determinan r2y21 sebesar 0,2209. Hal ini menunjukkan dalam kondisi kepemimpinan kepala sekolah dikontrol, variabel sikap guru terhadap pekerjaan memberikan kemampuan menjelaskan kompetensi profesional guru sebesar 22,09%. 3. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap pekerjaan dengan kompetensi profesional guru. Hal ini memberikan pengertian bahwa semakin positif baik kepemimpinan kepala sekolah maupun sikap guru terhadap pekerjaan, maka semakin tinggi pula kompetensi profesional guru. Sebaliknya semakin negatif kepemimpinan kepala
84 sekolah maupun sikap guru terhadap pekerjaan, maka semakin rendah pula kompetensi profesional guru. Hubungan variabel bebas dengan variabel terikat ditunjukkan oleh persamaan regresi • = -34,20 + 0,15 X1+ 0,36 X2. Berdasarkan uji linearitas dan signifikansi persamaan tersebut telah teruji linear dan signifikan. Kekuatan hubungan ditunjukkan oleh koefisien korelasi multiple ry12 sebesar 0,65 sehingga koefisien determinannya 0,4225. Hal ini menunjukkan 42,25% variasi yang terjadi pada kompetensi profesioanal guru ditentukkan secara bersama-sama oleh kepemimpinan
kepala
sekolah dan sikap guru terhadap pekerjaan. B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian, terdapat hubungan positif antara kepemimpinan kepala sekolah, sikap guru terhadap pekerjaan, serta kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap pekerjaan secara bersama sama dengan kompetensi profesional guru. Hal ini menegaskan bahwa sebagai komponen utama suatu sekolah, kepala sekolah dan guru itu sendiri memiliki peranan besar terhadap tinggi rendahnya komptensi profesional guru di sekolah. Kepala sekolah merupakan tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah. Fungsi dari kepemimpinan kepala sekolah antara lain mempengaruhi, menggerakkan, dan membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahannya. Hal ini menunjukkan seorang kepala sekolah memiliki peranan yang
85 cukup menentukan terhadap kompetensi profesional bawahannya dalam hal ini seorang guru di sekolah. Kompetensi profsional guru yang tinggi di suatu sekolah dapat tercapai bilamana seorang kepala sekolah memiliki kewibawaan, sifat dan keterampilan, serta perilaku yang memadai. Dengan kewibawaan yang tinggi, sifat dan keterampilan yang profesional, serta perilaku yang baik, kepala sekolah akan dengan mudah membimbing dan mengarahkan guru guna mencapai kompetensi profesional yang tinggi. Rendahnya kualitas kepemimpinan kepala sekolah tentu akan berimbas terhadap rendahnya kompetensi profesional guru. Oleh karena itu, bila hal ini terjadi maka perlu diupayakan usaha perbaikan kualitas kepemimpinan kepala sekolah, dengan cara meningkatkan conceptual skills, human skill dan technical skill dari kepala sekolah yang bersangkutan. Peningkatan technical skill, yaitu melalui usaha peningkatan kecakapan spesifik tentang proses, prosedur atau teknik-teknik atau merupakan kecakapan khusus dalam menganalisis hal-hal khusus dan penggunaan fasilitas, peralatan serta teknik pengetahuan yang spesifik. Peningkatan human skill, yaitu melalui usaha peningkatan kecakapan pemimpin untuk bekerja sama secara efektif sebagai anggota kelompok dan untuk menciptakan usaha kerjasama dilingkungan
kelompok yang dipimpinnya. Sedangkan peningkatan conceptual
skills, yaitu melalui usaha peningkatan kemampuan seorang pemimpin dalam melihat organisasi sebagai suatu keseluruhan, dimana seorang pemimpin harus mengetahui
86 bagaimana fungsi organisasi dan mampu mengkordinasikan seluruh aktivitas organisasi. Sikap guru terhadap pekerjaan merupakan cerminan dari kepercayaan, kepuasan, dan perilaku yang ditampilkan guru. Bilamana seorang guru memiliki sikap positif terhadap pekerjaan, maka akan menampilkan suatu kepercayaan, kepuasan dan perilaku yang positif terhadap pekerjaannya. Seorang guru yang memiliki kesesuaian antara pekerjaan dengan kemampuan dan minat, akan menampilkan kepercayaan terhadap pekerjaan yang tinggi. Seorang guru akan merasa puas dengan pekerjaannya apabila ditunjang oleh gaji yang cukup, adanya peluang promosi, dan lingkungan kerja yang kondusif. Sementara itu seorang guru dapat dikategorikan berperilaku positif bilamana memiliki tanggung jawab, etos kerja, disiplin, dan kreativitas yang tinggi. Kepercayaan dan kepuasan yang tinggi serta perilaku yang baik terhadap pekerjaan, merupakan faktor-faktor penunjang terciptanya seorang guru yang memiliki kompetensi profesional yang tinggi. Oleh karena itu seorang guru yang memiliki tingkat kepercayaan dan kepuasan yang rendah serta perilaku negatif terhadap pekerjaan, maka sudah barang tentu guru tersebut akan menampilkan suatu kompetensi profesional yang rendah. Upaya untuk meningkatkan sikap guru terhadap pekerjaan, dapat dilakukan melalui peningkatan tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu, komponen kognitif, afektif dan konatif. Peningkatan komponen kognitif, yaitu melalui usaha peningkatan komponen yang berkaitan dengan kepercayaan terhadap pekerjaan yang
87 diemban. Peningkatan komponen afektif, yaitu melalui usaha peningkatan komponen yang berhubungan dengan kepuasan terhadap pekerjaan yang diemban. Sedangkan peningkatan komponen konatif, yaitu melalui usaha peningkatan komponen yang berhubungan dengan kecenderungan berperilaku terhadap pekerjaan yang diemban. C. Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi seperti diuraikan diatas, dibawah ini diajukan beberapa saran sebagai berikut : 1. Kompetensi profesional guru masih rendah mengisyaratkan perlunya diupayakan usaha-usaha guna meningkatkan kompetensi profesional guru di Kabupaten Pandeglang oleh pihak-pihak yang terkait. 2. Peningkatan kompetensi profesional guru dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas kepemimpinan dari kepala sekolah, sehingga seorang kepala sekolah harus memiliki kapasitas yang memadai sehingga mampu mempengaruhi dan menggerakkan para guru guna meningkatkan kompetensi profesionalnya. 3. Bagi guru-guru khususnya guru matematika, diharapkan lebih memacu sikap positif terhadap pekerjaan yang diemban. Hal ini dapat dilakukan dengan menjalankan fungsi dan kedudukannya sebagai tenaga pengajar dan pendidik di sekolah dengan penuh rasa tanggung jawab.
88
Hasil penelitian menunjukkan kompetensi profesional guru di Kabupaten Pandeglang masih rendah. Hal ini memberikan indikasi bahwa kompetensi profesional guru belum mampu menunjukkan keadaan yang diharapkan. Kompetensi profesional guru yang rendah pada akhirnya mengakibatkan keputusan yang diambil berdasarkan tes kompetensi yang diberikan menjadi kurang tepat. Untuk mengantisipasi agar hal ini tidak terjadi pada masa mendatang, maka perlu diadakan berbagai upaya guna meningkatkan kompetensi profesional guru. Dengan terujinya hubungan signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat, maka kompetensi profesional guru dapat ditingkatkan dengan jalan meningkatkan kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap pekerjaan. Peningkatan kepemimpinan kepala sekolah dapat dilakukan melalui tiga hal yaitu dengan meningkatkan conceptual skills, human skill dan technical skill dari kepala sekolah yang bersangkutan. 1. Peningkatan technical skill, yaitu melalui usaha peningkatan kecakapan spesifik tentang proses, prosedur atau teknik-teknik atau merupakan kecakapan khusus dalam menganalisis hal-hal
khusus dan penggunaan fasilitas, peralatan serta
teknik pengetahuan yang spesifik.
89 2. Peningkatan human skill, yaitu melalui usaha peningkatan kecakapan pemimpin untuk bekerja sama secara efektif sebagai anggota kelompok dan untuk menciptakan usaha kerjasama dilingkungan kelompok yang dipimpinnya. 3. Peningkatan conceptual skills, yaitu melalui usaha peningkatan kemampuan seorang pemimpin dalam melihat organisasi sebagai suatu keseluruhan, dimana seorang pemimpin harus mengetahui bagaimana fungsi organisasi dan mampu mengkordinasikan seluruh aktivitas organisasi. Upaya untuk meningkatkan sikap guru terhadap pekerjaan, dapat dilakukan melalui peningkatan tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu, komponen kognitif, afektif dan konatif. 1. Peningkatan komponen kognitif, yaitu melalui usaha peningkatan komponen yang berkaitan dengan kepercayaan terhadap pekerjaan yang diemban. 2. Peningkatan komponen afektif, yaitu melalui usaha peningkatan komponen yang berhubungan dengan kepuasan terhadap pekerjaan yang diemban. 3. Peningkatan komponen konatif, yaitu melalui usaha peningkatan komponen yang berhubungan dengan kecenderungan berperilaku terhadap pekerjaan yang diemban.