BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pembelajaran sejarah dengan mengintegrasikan nilai-nilai patriotisme Sultan Mahmud Badaruddin II yang dilakukan oleh peneliti, maka pada bagian ini penulis akan menarik beberapa kesimpulan, implikasi, dan saran dengan tidak terlepas dari fokus masalah yang telah dirumuskan. A. Kesimpulan 1. Perencanaan pembelajaran sejarah yang mengintegrasikan nilai-nilai patriotisme Sultan Mahmud Badaruddin II di SMA muhammadiyah 1 Palembang maka dapat disimpulkan bahwa sebagai tahap awal kegiatan persiapan pembelajaran yang meliputi standar kompetensi dan kompetensi dasar, alat evaluasi, bahan ajar, metode pembelajaran, media/alat peraga pembelajaran, fasilitas, perangkat informasi yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan proses pembelajaran. Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, umumnya guru melakukan persiapan yaitu dengan cara
menyusun
silabus,
menyusun
RPP
(Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran), membaca buku/materi yang akan diajarkan, serta membuat LKS (Lembar Kerja Siswa). Pada penyusunan silabus, umumnya guru-guru sejarah di SMA Muhammadiyah 1 Palembang hanya menyalin dari hasil kerja MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Kota Palembang. Selain menyusun silabus, guru sejarah juga menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan
138
139
Pembelajaran). Berdasarkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang disusun oleh guru sejarah di SMA Muhammadiyah 1 Palembang dapat dilaporkan bahwa guru sejarah telah menyusun dan membuat RPP sendiri sesuai dengan sistematika yang dicontohkan pada Kurikulum 2013 dan pelatihan-pelatihan yang telah diadakan oleh pemerintah. Pada tahap perencanaan yang dituliskan di rencana pelaksanaan pembelajaran, penerapannya
sering
tidak
mengacu
pada
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran yang dibuat, seperti metode-metode pembelajaran yang ditulis di RPP. Guru terkadang hanya memakai metode ceramah dan metode kolaborasi (ceramah dan diskusi) sedangkan yang tertulis di RPP bahwa guru memakai metode discovery, problem solving, dll. 2. Tahapan implementasi guru mengintegrasikan nilai-nilai patriotisme Sultan Mahmud Badaruddin II dalam pembelajaran sejarah adalah keberanian, rela berkorban, mandiri, pantang menyerah, kerja sama, dan tanggung jawab. Guru
mengekplorasi
peristiwa-peristiwa
sejarah
Sultan
Mahmud
Badaruddin II saat mempertahankan daerah kekuasaan dari kolonial menjadi nilai-nilai patriotisme. Pada proses pembelajaran, guru menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab serta menggunakan media infokus dan buku-buku yang relevan, hal ini diterapkan untuk menghidupkan suasana di dalam
kelas.
Dengan
menerapkan
pembelajaran
sejarah
dengan
mengkaitkan peristiwa-peristiwa sejarah Sultan Mahmud Badaruddin II, terlihat antusias dari siswa selama mengikuti pembelajaran di dalam kelas seperti bertanya, menjawab, dan menambahkan jawaban.
140
3. Pada implementasi yang telah dilakukan, peneliti menemukan beberapa kendala yang menghambat pembelajaran sejarah yang mengintegrasikan nilai-nilai patriotisme Sultan Mahmud Badaruddin II, yaitu keterbatasan buku bacaan, interpretasi siswa keliru dalam pemahaman materi karena keseharian siswa selalu menggunakan bahasa daerah Palembang. Guru selaku pendidik terkadang tidak professional, jika guru sedang mempunyai masalah diluar sekolah seperti masalah keluarga terkadang emosinya terbawa pada saat pembelajaran berlangsung di sekolah. Contohnya seperti cepat marah, penyampaian materi yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan ingin cepat meninggalkan kelas. Dengan demikian guru akan mengalami hambatan antara memenuhi kebutuhan kurikulum dengan usaha pengembangan materi yang mengintegrasikan nilai-nilai patriotisme. 4. Hasil-hasil pembelajaran telah menunjukan adanya peningkatan pemahaman sejarah lokal tentang perjuangan Sultan Mahmud Badaruddin II yang sebelumnya siswa hanya mengenal nama tersebut sebagai nama bandara kota Palembang, sehingga siswa menumbuhkan perasaan memiliki terhadap sejarah lokal yang ada di kota Palembang, dan menumbuhkan minat baca, serta ikut serta merawat peninggalan-peninggalan sejarah yang ada di kota Palembang.
Pembelajaran
nilai-nilai
patriotisme
Sultan
Mahmud
Badaruddin II menjadi salah satu faktor yang membuat siswa menunjukan sifat semangat kebangsaan pada saat pembelajaran di kelas dan pada saat pembelajaran di luar kelas. Pada saat pembelajaran di kelas, bentuk semangat patriotisme siswa ditunjukkan pada saat diskusi berlangsung,
141
seperti aktif bertanya, menjawab pertanyaan, mengikuti pembelajaran hingga akhir, tidak membuat kekacauan pada saat pembelajaran berlangsung, dan datang tidak terlambat. Di luar pembelajaran, bentuk semangat patriotisme siswa ditunjukkan dengan mengikuti upacara bendera, menjaga kebersihan sebelum pelajaran dimulai, rajin masuk sekolah, tolong menolong, terlibat dalam ekstrakulikuler yang membangun semangat patriotisme, dan terlibat dalam organisasi sosial masyarakat. B. Implikasi Integrasi pembelajaran nilai patriotisme dalam pembelajaran sejarah di SMA Muhammadiyah 1 Palembang sudah berjalan dengan baik. Guru sudah memiliki ketegasan bahwa pendidikan sejarah yang mengintegrasikan nilai patriotisme sangat diperlukan untuk mencegah ketidakpedulian siswa terhadap permasalahan negara. Oleh karenanya, pembelajaran yang mengintegrasikan nilai patriotisme harus selalu diintegrasikan ke dalam setiap materi pembelajaran sejarah, tidak hanya pada satu pokok materi saja. Pembelajaran penanaman nilai yang diharapkan sangat tergantung dari guru sebagai pengajar. Pada tahapan perencanaan pembelajaran sejarah mengintegrasikan nilai-nilai patriotisme Sultan Mahmud Badaruddin II, penerapannya tidak sesuai dengan perangkat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Guru menyesuaikan kondisi kelas dan siswanya dengan metode serta model apa yang ingin diterapkan saat pembelajaran tanpa menyesuaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat.
142
Pembinaan
nilai
patriotisme
pada
hakikatnya
merupakan
proses
pendidikan yang menitikberatkan pada upaya menumbuhkembangkan karakter dan kepribadian bangsa, agar pembinaan nilai patriotisme tersebut dapat berjalan dengan baik maka harus berorientasi pada identitas, karakter, dan integrasi bangsa yang selaras dengan tujuan pendidikan nasional. Penilaian pendidikan karakter melalui pembelajaran sejarah yang mengintegrasikan nilai patriotisme dilakukan dengan mengamati prilaku siswa. Guru juga menyiapkan lembar penilaian tersendiri sehingga penilaian bisa lebih optimal. Penilaian seharusnya juga dilakukan dengan meminta pendapat dan masukkan dari guru lain. Disamping itu lembar penilaian sebaiknya disiapkan lebih terperinci sehingga penilaian dapat dilakukan dengan lebih cermat dan lebih berkesinambungan lagi. Integrasikan nilai patriotisme selain dapat diterapkan dalam mata pelajaran sejarah, juga dapat diterapkan dalam mata pelajaran lainnya. Nilai-nilai patriotisme tersebut dapat disesuaikan dengan materi yang dipelajari dan juga tergantung cara pemanfaatannya. Dengan adanya integrasikan nilai patriotisme pada setiap mata pelajaran dapat memberikan masukan kepada sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran serta turut serta dalam upaya menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat. C. Saran Berdasarkan hasil temuan lapangan, dalam kesempatan ini penulis memberikan sumbangan saran untuk direkomendasikan. Saran ini disampaikan kepada berbagai pihak terkait yang memiliki kontribusi kuat terhadap
143
pembelajaran sejarah. Dengan demikan ada beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan, sebagai berikut. 1. Kepada guru sejarah di lapangan diharapkan dalam fungsinya sebagai “curriculum develover” dapat mencari strategi pengembangan pembelajaran sejarah yang mengintegrasikan nilai-nilai dengan pendekatan biografi tokoh lokal, dan karakter bangsa dalam mengimplementasikan pembelajaran sejarah. Guru harus menjadi pribadi yang bertanggung jawab, konsisten dan tegas, contohnya dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat, antara perencanaan pembelajaran dan implementasi di kelas harus sesuai agar hasil dari pembelajaran tersebut tercapai. Pembelajaran sejarah
mengharuskan
adanya
usaha
guru
dalam
meningkatkan
“professional skills” mereka dengan mengembangkan potensi pada diri siswa, antara lain seperti menyajikan pokok-pokok bahasan materi pembelajaran sejarah yang kontekstual dengan kehidupan siswa sehari-hari. 2. Pihak sekolah, dalam hal ini ialah kepala sekolah sebagai pimpinan dalam lembaga pendidikan harus mendorong mengembangkan pendidikan karakter seluas-luasnya. Pada proses pembelajaran sejarah, kepala sekolah harus memberikan kesempatan kepada guru untuk menerapkan pembelajaran sejarah yang mampu mengembangkan nilai-nilai karakter dalam diri siswa. Penerapan
pembelajaran
sejarah
yang
mengintegrasikan
nilai-nilai
patriotisme Sultan Mahmud Badaruddin II dapat dijadikan alternatif dalam mengembangkan nilai-nilai karakter tersebut.
144
3. Kepada pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Pendidikan Kota Palembang, agar merumuskan sebuah kurikulum pembelajaran khusus yang mengembangkan kearifan lokal dengan karakteristik masyarakat kota Palembang. Implementasi dari program tersebut adalah dengan menyusun buku mengenai sejarah perjuangan lokal yang ada di kota Palembang dalam bentuk buku yang sederhana khususnya untuk bacaan pelajar. Buku-buku tersebut kemudian didistribusikan ke perpustakaan-perpustakaan sekolah dengan jumlah yang memadai untuk dibaca oleh para siswa. Melalui program tersebut, diharapkan pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap sejarah lokal serta nilai-nilai yang dimilikinya dapat meningkat. 4. Kepada siswa SMA Muhammadiyah 1 Palembang, sebagai generasi penerus bangsa, penulis sarankan agar terus meningkatkan kerukunan dengan memberdayakan segenap kemampuan dan kreatifitas yang dimilikinya, melalui proses pembelajaran sejarah lokal dengan cara mengikuti kegiatan sekolah. Selain itu diharapkan bagi siswa lebih membiasanya berbahasa Indonesia dengan baik dan benar agar penyampaian dan pemahaman siswa sama dan tidak ada yang dirugikan, serta peduli dengan kondisi masyarakat saat ini melalui aktivitas yang mencerminkan patriotisme serta memiliki rasa bangga sebagai warga negara Indonesia. 5. Kepada peneliti, selanjutnya yang tertarik dengan permasalahan tersebut direkomendasikan
untuk
secara
spesifik
mengkaji
dan
menelaah
permasalahan pembelajaran sejarah lokal oleh guru yang kualifikasinya sebagai guru sejarah, hal ini dimaksudkan untuk memberikan rangsangan
145
kepada guru-guru untuk mencoba menimplementasikan pembelajaran sejarah lokal dengan mengintegrasikan nilai-nilai patriotisme untuk menjawab tantangan pendidikan saat ini dengan melihat kondisi bangsa kita. Hasil temuan penelitian ini perlu dikembangkan lebih lanjut melalui penelitian yang lebih baik dari sisi metodologi maupun teori.