BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan, analisis dan pengujian yang dilakukan pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Masyarakat mengenal transaksi saham di pasar modal, tidak hanya transaksi yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI), tetapi juga terdapat transaksi di luar bursa. Transaksi ini dikenal sebagai transaksi Over The Counter (OTC) melalui sistem di PT KSEI yang berfungsi sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) di pasar modal Indonesia. Pelaku pasar menggunakan transaksi OTC ini untuk berbagai keperluan antara lain adalah untuk proses penyelesaian transaksi bursa itu sendiri yang jatuh tempo pada hari ke-3 setelah transaksi bursa atau pada (T+3). Dalam penyelesaian transaksi bursa Bank Kustodian dan Perusahaan Efek, dimana nasabah menggunakan jasa penyimpanan saham. Nasabah yang menyimpan sahamnya di Bank Kustodian maka Bank Kustodian harus menyerahkan saham kepada Perusahaan Efek dalam rangka penyelesaian transaksi bursa tersebut. Tujuan lainnya adalah untuk penyelesaian transaksi selain transaksi bursa sebagaimana diatur dalam peraturan KSEI V-D tentang Instruksi Free of Payment. Transaksi di luar bursa ini memang diperbolehkan dalam pasar modal sesuai dengan ketentuan UU Pasar Modal, peraturan OJK maupun peraturan KSEI selaku LPP.
70
2) Data penelitan menunjukkan bahwa volume transaksi OTC relatif lebih besar dibandingkan dengan volume transaksi saham yang terjadi dibursa. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat penggunaan transaksi OTC yang tinggi dilakukan oleh pelaku pasar yaitu Perusahaan Efek dan Bank Kustodian. Jumlah total volume OTC yang lebih besar dibandingkan dengan total volume dibursa juga sejalan dengan mekanisme pemindahbukuan yang terjadi di sistem KSEI. Selain untuk penyelesaian transaksi bursa, OTC juga untuk keperluan penyelesaian transaksi diluar bursa seperti yang disebutkan dalam butir 1. Untuk data frekuensi transaksi efek terdapat perbedaan yang cukup jauh antara frekuensi transaksi di bursa dibandingkan dengan transaksi OTC. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat aktifitas transaksi bursa jauh lebih tinggi dibandingkan dengan transaksi OTC. Kombinasi dari kedua fakta ini menggambarkan bahwa karakteristik dari transaksi OTC secara total mempunyai frekuensi transaksi rendah. Akan tetapi, jumlah volume saham yang ditransaksikan besar hingga melampaui total volume harian transaksi bursa. 3) Hasil uji kausalitas antara volume transaksi bursa dengan volume transaksi OTC dengan lags = 3 ternyata memiliki pola hubungan kausalitas dua arah (bi-directional causality), dimana volume transaksi bursa mempengaruhi transaksi OTC secara signifikan dan begitu pula sebaliknya transaksi OTC mempengaruhi transaksi bursa. Hasil ini diperkuat dengan hasil pengujian kausalitas antara perubahan harian volume transaksi bursa dengan perubahan 71
harian volume transaksi OTC. Hasil pengujian ini juga menunjukkan bahwa perubahan volume transaksi bursa mempengaruhi perubahan volume transaksi OTC, begitu pula sebaliknya perubahan volume transaksi OTC juga mempengaruhi perubahan volume transaksi bursa. 4) Demikian pula hasil uji kausalitas antara frekuensi transaksi bursa dengan frekuensi transaksi OTC dengan lags = 3 juga menunjukkan adanya hubungan kausalitas dua arah atau saling mempengaruhi secara signifikan diantara keduanya. Kondisi ini diperkuat oleh hasil pengujian kausalitas Granger terhadap perubahan harian frekuensi transaksi antara perubahan harian frekuensi transaksi bursa dan perubahan transaksi OTC, yang menyatakan bahwa terdapat hubungan kausalitas dua arah yaitu perubahan frekuensi transaksi bursa mempengaruhi perubahan frekuensi transaksi OTC dan begitu pula sebaliknya perubahan frekuensi transaksi OTC mempengaruhi perubahan frekuensi transaksi bursa. 5) Dari hasil pengujian kausalitas di atas, kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa terdapat hubungan kausalitas yang kuat antara transaksi bursa dengan transaksi OTC. Besar kecilnya transaksi OTC dipengaruhi oleh transaksi yang terjadi sebelumnya di Bursa Efek, khususnya terjadi pada tiga hari sebelumnya. Hasil regresi yang menjelaskan hubungan kausalitas antara volume maupun frekuensi dengan OTC sama-sama menunjukkan bahwa transaksi bursa tiga hari yang lalu mempengaruhi transaksi OTC pada hari ini, demikian pula sebaliknya transaksi bursa dipengaruhi oleh transaksi OTC. 72
Hasil ini sesuai dengan teori atau mekanisme penyelesaian transaksi bursa yang diterapkan, yaitu menggunakan siklus tiga hari bursa atau dengan tanggal penyelesaian pada (T+3). Artinya, transaksi OTC yang terjadi pada sistem LPP lebih banyak bersifat pendukung atau pelangkap (complementary) bagi transaksi di Bursa Efek Indonesia dibandingkan sebagai kompetitor. Namun demikian transaksi OTC dapat berpotensi sebagai kompetitor jika dilihat dari tujuan atau alasan lain dilakukannya transaksi OTC, akan tetapi faktor ini tidak memberikan pengaruh besar terhadap transaksi bursa.
5.2. Keterbatasan
Beberapa keterbatasan pada penelitian ini adalah bahwa penelitian hanya terbatas pada transaksi OTC yang terjadi melalui sistem Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian di KSEI. Peneliti tidak mempertimbangkan pengaruh lain, seperti pengaruh pertumbuhan ekonomi, perdagangan bursa negara-negara lain dan adanya perubahan kebijakan pemerintah.
5.3. Saran 1
Investor dapat mempergunakan hasil penelitian ini untuk bahan analisis lebih lanjut dalam rangka melakukan investasi.
2
Bagi regulator dapat mempergunakan hasil penelitian ini untuk bahan analisis lebih lanjut dalam rangka pengembangan regulasi di pasar modal Indonesia.
73
3
Untuk mengembangkan aktifitas pasar modal Indonesia yang wajar, teratur dan efisien khususnya transaksi di luar bursa, perlu dipertimbangkan oleh KSEI sebagai regulator pasar modal memiliki fungsi pengawasan yang handal.
4
Untuk menunjang pengawasan yang handal KSEI perlu memiliki aplikasi pangawasan yang efektif dan efisien berbasis otomatisasi komputer berbentuk alert. Fungsi aplikasi ini dapat menangkap dan memberikan peringatan dini bagi regulator dalam rangka pengawasan terhadap transaksi OTC yang tidak wajar guna meminimalisir pelanggaran dibidang pasar modal.
5
Penelitian selanjutnya diharapkan juga meneliti pengaruh pertumbuhan ekonomi, transaksi bursa negara-negara lain dan perubahan kebijakan pemerintah terhadap transaksi OTC.
74