94
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan responden pemukiman elite seluruhnya memiliki bak tempat sampah sendiri sedangkan responden pemukiman kumuh sebagian besar tidak memiliki bak sampah. Ratarata membuang sampah dalam seminggu pemukiman kumuh hampir setengahnya membuang sampah 1 kali sedangkan pemukiman elite sebagian besar
1-3 kali. seluruh responden pemukiman kumuh
membayar retribusi sampah Rp.2000-Rp.3000 sedangkan pemukiman elite seluruhnya membayar >RP.4000 untuk pengelolaan sampah pemukiman kumuh hampir seluruhnya dikelola oleh swadaya sedangkan pemukiman elite seluruhnya dikelola oleh pemkot yang berkerjasama dengan pengembang realestate. pemukiman kumuh hampir seluruhnya tidak menyediakan wadah terpisah untuk sampah organic dan anorganik sedangkan pemukiman elite sebagian besar menyediakan. Untuk jenis sampah yang sering dibuang pemukiman kumuh sebagian besar jenis sampah organic sedangkan pemukiman elite hampir seluruhnya sampah anorganik. Jenis sampah organic yang sering dibuang pemukiman kumuh dan elite adalah sampah sisa
94
95
dapur/sisa makanan sedangkan jenis sampah anorganik pemukiman kumuh sebagian besar sampah plastik untuk pemukiman elite sampah kaca. Untuk pengetahuan resiko membuang sampah sembarangan pemukiman kumuh sebagian tidak tahu sama sekali untuk pemukiman elite sebagian responden mengetahui dari aparat/dinas kebersihan. Pemukiman kumuh hampir seluruhnya tidak pernah sama sekali mengikuti penyuluhan membuang sampah
sedangkan pemukiman
elite seluruhnya pernah mengikuti penyuluhan resiko membuang sampah 2. Timbulan sampah pemukiman kumuh didominasi sampah organik terutama sampah rumah tangga seperti sampah sisa dapur sebesar 20135 gr/hari, sampah tepung
365 gr/hari, sampah sayuran 5910
gr/hari dan sampah buah-buahan 1374 gr/hari sedangkan timbulan sampah anorganiknya
didominasi sampah berbahan kertas
2543
gr/hari, sampah plastik 2269 gr/hari, sampah berbahan kaca 2006 gr/hari, sampah berbahan logam 1813 gr/hari, sampah karet
615
gr/hari, sampah kayu 353 gr/hari. Untuk jumlah total sampah pemukiman kumuh hasil pengukuran timbulan sampah 37164 gr/hari. sedangkan timbulan sampah pemukiman elite
didominasi sampah
anorganik terutama sampah kaca (botol beling makanan-minuman ringan, gelas) sebesar 7425 gr/hari , sampah logam ( kaleng, sisa batere dan lain-lain) 5319 gr/hari, sampah plastic (botol plastik shampo, botol kecap, botol saos, botol pembersih ruangan, ember, pipa dan
96
lain-lain) 5145 gr/hari, sampah berbahan kertas (sampah surat kabar, majalah, sampah kertas bekas alat tulis, kardus, tisu, kemasan makanan dan minuman ringan) 4905 gr/hari ,sampah kayu 730 gr/hari , sampah karet 696 gr/hari dan sampah kain 200 gr/hari sedangkan timbulan sampah organiknya
didominasi sampah
dapur
(nasi,tulang
ayam,tulang ikan,sampah bumbu dll.) 10972 gr/hari, sampah buahbuahan
3505 gr/hari, sampah
sayuran (daun, batang
dan kulit
sayuran) 2872 gr/hari dan sampah tepung (terigu,sagu dan lain-lain) 215 gr/hari . Untuk jumlah total sampah pemukiman elite hasil pengukuran timbulan sampah 41580 gr/hari 3.
Pengelolaan sampah pemukiman kumuh belum melakukan
prinsip
Reduce, Reuses dan Recycle sedangkan pengelolaan pemukiman elite sudah prinsip Reuse. hal ini pemukiman kumuh diakibatkan masih rendahnya kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam menjaga kebersihan, diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu dalam masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan yang menunjukan dengan keengganan mereka dalam mengurangi sampah maupun limbah yang mereka hasilkan seharihari
B. REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis mengemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut:
97
1. Bagi penduduk yang bermukim di pemukiman kumuh Kecamatan Coblong penulis berharap kepeduliaan terhadap sampah untuk lebih ditingkatkan dan mengurangi kebiasaan buruk dalam membuang sisa limbah rumah tangga ( sampah ) yang tidak sesuai dengan tempatnya 2. Badan pengelolaan sampah setempat melakukan inisiatif atau bantuan dalam membuat bak sampah terutama di pemukiman kumuh untuk menampung sampah organik atau anorganik 3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti partisipasi dalam pengelolaan sampah di pemukiman kumuh dan pemukiman elite wilayah kecamatan coblong seperti partisipasi buah pikiran/ide, partisipasi keterampilan dan kemahiran, partisipasi tenaga, partisipasi harta benda dan partisipasi sosial. 4. Bagi pemerintah setempat ataupun daerah perlu adanya tindakan aktif dan dukungan menyeluruh terkait dengan hal pengelolaan sampah, hal tersebut berupa sosialisasi, penyuluhan, diklat, pembinaan dan pengontrolan secara kontinu. Terhadap program–program pengelolaan, yang diadakan pemerintah untuk masyarakat dan melibatkan masyarakat dengan porsi yang lebih banyak. Selain itu juga kebijakan pemerintah daerah terhadap yang berkaitan dengan pencemaran lingkungan terutama masalah sampah, harus lebih ditekankan lagi.
98