120
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa nilai simbolis, nilai afektif, dan nilai tukar pada niat pembelian ulang Viva Cosmetics di komunitas Make Up and Beauty Indonesia yaitu sebagai berikut : 1. Meningkatnya persepsi citra dan pengalaman emosional berpengaruh positif pada persepsi kualitas. Hal ini dikarenakan terciptanya persepsi kualitas yang positif apabila responden yang menyukai suatu merek dengan sangat kuat maka akan sangat terikat dengan merek tersebut sehingga responden meyakini bahwa merek yang disukainya selalu mengkontrol kualitas setiap produknya. Selain itu persepsi kualitas yang positif juga terbentuk karena responden di komunitas Make Up and Beauty Indonesia merasa aman ketika mengkonsumsi Viva Cosmetics. Rasa aman yang dimiliki oleh responden muncul dari kepercayaan responden bahwa Viva Cosmetics pasti mengkontrol kualitas setiap produknya. 2. Semakin tinggi persepsi kualitas maka akan semakin tinggi pula persepsi harga. Hal ini terbukti bahwa responden di komunitas Make Up and Beauty Indonesia meyakini jika Viva Cosmetics selalu mengkontrol setiap tahapan produksi seluruh produknya dengan standarisasi tertentu sehingga dengan keterjaminan kualitas yang ada pada setiap produk Viva Cosmetics membuat responden merasa bahwa harga untuk setiap produk Viva Cosmetics telah tepat dan responden tidak keberatan membayar harga tersebut.
121
3. Meningkatnya persepsi citra dan pengalaman emosional berpengaruh positif pada nilai simbolis. Rasa suka responden di komunitas Make Up and Beauty Indonesia pada merek Viva Cosmetics yang tinggi merupakan indikasi bahwa responden beranggapan jika Viva Cosmetics memiliki reputasi merek yang bagus. Rasa suka yang sangat kuat pada Viva Cosmetics juga akan berpengaruh pada keyakinan responden jika Viva Cosmetics memiliki kemampuan yang baik untuk menyimbolkan identitas sosial responden di lingkungan sosialnya. 4. Pengalaman emosional memiliki pengaruh positif pada nilai afektif. Rasa aman yang dimiliki oleh responden di komunitas Make Up and Beauty Indonesia berpengaruh pada rasa percaya diri responden tersebut setelah mengkonsumsi Viva Cosmetics. Rasa aman yang dimiliki responden di komunitas Make Up and Beauty Indonesia meningkatkan rasa percaya diri responden menjadi yang lebih baik dari sebelum mengkonsumsi Viva Cosmetics. 5. Meningkatnya persepsi citra, pengalaman emosional, persepsi kualitas, dan persepsi harga berpengaruh positif pada nilai tukar. Responden di komunitas Make Up and Beauty Indonesia merasa sangat menyukai Viva Cosmetics, merasa aman saat mengkonsumsi Viva Cosmetics, meyakini bahwa Viva Cosmetics selalu mengkontrol kualitas produkproduknya, dan menilai bahwa harga Viva Cosmetics sudah sangat tepat maka responden akan menyatakan bahwa harga Viva Cosmetics sudah sesuai dengan semua atribut yang ada. Hal inilah yang menyebabkan bahwa semakin tinggi persepsi citra, pengalaman emosional, persepsi kualitas, dan persepsi harga yang dimiliki oleh responden di komunitas Make Up and Beauty Indonesia maka akan semakin tinggi juga nilai tukar Viva Cosmetics.
122
6. Nilai simbolis tidak berpengaruh pada niat pembelian ulang. Nilai afektif dan nilai tukar berpengaruh pada niat pembelian ulang. Jika responden di komunitas Make Up and Beauty Indonesia merasa bahwa Viva Cosmetics tidak mampu meningkatkan reputasi responden serta tidak mencerminkan seseorang memiliki selera tinggi maka hal ini akan berdampak pada rendahnya niat pembelian ulang Viva Cosmetics. Responden merasa bahwa kepercayaan dirinya meningkat setelah menggunakan Viva Cosmetics serta menganggap jika harga Viva Cosmetics sesuai dengan kualitasnya sehingga responden memiliki keinginan kuat untuk membeli Viva Cosmetics di masa datang. 5.2. Implikasi Manajerial Implikasi dari penelitian ini berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya agar responden semakin memiliki niat pembelian ulang yang kuat terhadap merek Viva Cosmetics yaitu sebagai berikut: 5.2.1. Bagi Pemasar Merek Viva Cosmetics Implikasi manajerial untuk pemasar merek Viva Cosmetics yaitu pemasar perlu memiliki filosofi manajemen nilai pembelian merek yang secara eksplisit berkaitan dengan koordinasi dan kerjasama seluruh departemen-departemen manajemen produk dan manajemen pemasaran sebagai elemen yang penting dalam menyusun kebijakan dan strategi manajerial yang berorientasi konsumen dengan memaksimalkan nilai simbolis, nilai afektif, dan nilai tukar untuk meningkatkan nilai pembelian merek yang berpengaruh positif pada niat pembelian ulang Viva Cosmetics. Selanjutnya yaitu pemasar merek Viva Cosmetics
disarankan menggunakan
manajemen nilai pembelian merek secara komprehensif dengan cara semua proses mulai
123
dari penelitian dan pengembangan produk, manufaktur produk, formulasi harga, membangun citra merek, perencanaan distribusi, konstruksi, dan pengiriman pesanan harus diintegrasikan ke dalam sistem holistik yang secara proaktif mampu memenuhi kebutuhan konsumen yang meliputi dimensi nilai simbolis, nilai afektif, dan nilai tukar, mampu memenuhi spesifikasi yang diinginkan konsumen, dan mampu memberikan pengalaman nilai pembelian merek kepada konsumen secara maksimal. Pada saat merencanakan strategi pemsaran maka pemasar merek Viva Cosmetics harus memiliki prinsip pengelolaan nilai pembelian merek yang komprehensif untuk memastikan bahwa persepsi citra, pengalaman emosional, persepsi kualitas, dan persepsi harga dari suatu merek telah terintegrasi sesuai dengan target market. Maka dari itu berdasarkan penjelasan diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa pemasar merek Viva Cosmetics harus menerapkan manajemen total kualitas (total quality management) secara terkait dengan komunikasi pemasaran terpadu sehingga pemasaran merek Viva Cosmetics benar-benar mampu memaksimalkan dampak keseluruhan nilai pembelian merek yang akan berpengaruh besar pada niat pembelian ulang. 5.3. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian ini yaitu : a. Penelitian ini menggunakan metode non probability sampling sehingga tidak semua anggota komunitas Make Up and Beauty Indonesia menjadi subyek penelitian. b. Penelitian ini hanya menggunakan metode analisis yang sangat sederhana yaitu regresi linier tunggal dan regresi linier berganda.
124
c. Peneliti hanya menggunakan persepsi citra, pengalaman emosional, persepsi kualitas dan persepsi harga sebagai variabel pendahulu serta nilai simbolis, nilai afektif, dan nilai tukar
sebagai
variabel
independen
untuk
mengetahui
variabel-variabel
yang
mempengaruhi niat pembelian ulang Viva Cosmetics di komunitas Make Up and Beauty Indonesia padahal banyak sekali variabel lain yang juga berpengaruh pada niat pembelian ulang. d. Penelitian ini memiliki keterbatasan data karena lokasi responden yang menjadi subyek penelitian berada di luar domisili peneliti. e. Jumlah responden dalam penelitian ini hanya berjumlah 347 responden padahal jumlah anggota komunitas Make Up and Beauty Indonesia sebanyak 50.027 orang. f. Penelitian ini hanya terbatas meneliti pecinta kosmetik di komunitas Make Up and Beauty Indonesia padahal banyak sekali komunitas pecinta kosmetik lainnya seperti Indonesian Beauty Blogger, Indonesian Vlogger dan lain lain. g. Kuesioner penelitian hanya disebar melalui sosial media facebook di grup komunitas Make Up and Beauty Indonesia padahal komunitas Make Up and Beauty Indonesia juga memiliki akun sosial media lain yaitu instagram dan twitter. 5.4. Saran Untuk Penelitian Selanjutnya Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu: a. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan variabel independen selain variabel yang telah digunakan di penelitian ini agar bisa mengidentifikasi variabel independen yang juga mempengaruhi niat pembelian ulang. b. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan metode penelitian selain non probability sampling sehingga mendapatkan hasil yang lebih terperinci dan lebih menyeluruh.
125
c. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan metode analisis selain regresi linier tunggal dan regresi linier berganda agar hasil penelitiannya lebih baik. d. Penelitian selanjutnya disarankan agar peneliti memiliki kemampuan untuk mencari subyek penelitian yang bisa dijangkau oleh peneliti sehingga peneliti mengetahui secara jelas apakah responden mengisi kuesioner secara sungguh-sungguh atau tidak. e. Penelitian selanjutnya disarankan responden penelitian lebih dari 347 responden agar peneliti memiliki data yang lebih beragam. f. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti di komunitas pecinta kosmetik selain komunitas Make Up and Beauty Indonesia atau meneliti lebih dari satu komunitas pecinta kosmetik untuk mendapatkan hasil yang lebih detail. g. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menyebar kuesioner tidak hanya melalui sosial media facebook tetapi juga melalui semua sosial media yang dimiliki oleh komunitas pecinta kosmetik agar mendapatkan data yang lebih banyak.