BAB 5 KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL
5.1
Kesimpulan Kesimpulan untuk maskapai Indonesia AirAsia dalam penelitian ini dapat
diuraikan sebagai berikut: 1. Variabel harga (X1) -
Adanya korelasi antara harga dan keputusan pembelian tiket secara signifikan dan pengaruh yang cukup kuat. Dimana sumbangan variabel harga dengan keputusan pembelian tiket adalah sebesar 27,35% dan sisanya yaitu sebesar 72,65% ditentukan oleh variabel lain.
-
Jika variabel harga (X1) sama dengan nol (tidak ada perubahan), maka keputusan pembelian tiket Indonesia AirAsia (Y) sebesar 6.766 dan setiap penambahan (karena +) satu skor atau nilai harga akan memberikan kenaikan skor sebesar 0,123.
2. Variabel kualitas pelayanan (X2) -
Adanya korelasi antara harga dan keputusan pembelian tiket secara signifikan dimana sumbangan variabel harga dengan keputusan pembelian tiket adalah sebesar 2,78% dan sisanya yaitu sebesar 97,22% ditentukan oleh variabel lain.
139
140
-
Jika variabel kualitas pelayanan (X2) sama dengan nol (tidak ada perubahan), maka keputusan pembelian tiket Indonesia AirAsia (Y) sebesar 6,392 dan setiap penambahan (karena +) satu skor atau nilai kualitas pelayanan akan memberikan kenaikan skor sebesar 0,167.
3. Variabel keamanan (X3) -
Adanya korelasi antara harga dan keputusan pembelian tiket secara signifikan dan pengaruh yang cukup kuat dimana sumbangan variabel harga dengan keputusan pembelian tiket adalah sebesar 18,57% dan sisanya yaitu sebesar 81,43% ditentukan oleh variabel lain.
-
Jika variabel keamanan (X3) sama dengan nol (tidak ada perubahan), maka keputusan pembelian tiket Indonesia AirAsia (Y) sebesar 5,376 dan setiap penambahan (karena +) satu skor atau nilai keamanan akan memberikan kenaikan skor sebesar 0,331.
4. Variabel harga (X1), kualitas pelayanan (X2), dan keamanan (X3) terhadap keputusan pembelian tiket maskapai Indonesia AirAsia (Y) -
Korelasi atau hubungan antara keputusan pembelian tiket maskapai Indonesia AirAsia dengan semua variabel dependen (harga, kualitas pelayanan, dan keamanan) adalah rendah karena nilai R (0,337) < 0,5.
-
Pengaruh variabel X terhadap variabel Y adalah 11,3%, sedangkan 88,7% dipengaruhi oleh faktor lain.
-
Jika variabel X1, X2 dan X3 sebesar nol atau tidak ada kenaikan, maka nilai variabel Y sebesar 5,214.
141
Kesimpulan untuk maskapai Garuda Indonesi dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Variabel harga (X1) -
Adanya korelasi antara harga dan keputusan pembelian tiket secara signifikan. Dimana sumbangan variabel harga dengan keputusan pembelian tiket adalah sebesar 9,06% dan sisanya yaitu sebesar 90,945% ditentukan oleh variabel lain.
-
Jika variabel harga (X1) sama dengan nol (tidak ada perubahan), maka keputusan pembelian tiket Garuda Indonesia (Y) sebesar 9,293 dan setiap pengurangan (karena -) satu skor atau nilai harga akan memberikan penurunan skor sebesar 0,301.
2. Variabel kualitas pelayanan (X2) -
Adanya korelasi antara harga dan keputusan pembelian tiket secara signifikan dan pengaruh yang kuat, dimana sumbangan variabel harga dengan keputusan pembelian tiket adalah sebesar 37,82% dan sisanya yaitu sebesar 62,18% ditentukan oleh variabel lain.
-
Jika variabel kualitas pelayanan (X2) sama dengan nol (tidak ada perubahan), maka keputusan pembelian tiket Garuda Indonesia (Y) sebesar 5,545 dan setiap penambahan (karena +) satu skor atau nilai kualitas pelayanan akan memberikan kenaikan skor sebesar 0,209.
142
3. Variabel keamanan (X3) -
Adanya korelasi antara harga dan keputusan pembelian tiket secara signifikan, dimana sumbangan variabel harga dengan keputusan pembelian tiket adalah sebesar 6,81% dan sisanya yaitu sebesar 93,19% ditentukan oleh variabel lain.
-
Jika variabel keamanan (X3) sama dengan nol (tidak ada perubahan), maka keputusan pembelian tiket Garuda Indonesia (Y) sebesar 5,280 dan setiap penambahan (karena +) satu skor atau nilai keamanan akan memberikan kenaikan skor sebesar 0,261.
4. Variabel harga (X1), kualitas pelayanan (X2), dan keamanan (X3) terhadap keputusan pembelian tiket maskapai Garuda Indonesia (Y) -
Korelasi atau hubungan antara keputusan pembelian tiket maskapai Indonesia AirAsia dengan semua variabel dependen (harga, kualitas pelayanan, dan keamanan) adalah rendah karena nilai R (0,431) < 0,5.
-
Pengaruh variabel X terhadap variabel Y adalah 18,6%, sedangkan 80,4% dipengaruhi oleh faktor lain.
-
Jika variabel X1, X2 dan X3 sebesar nol atau tidak ada kenaikan, maka nilai variabel Y sebesar 6,628.
Berdasarkan tabel korelasi sederhana, diperoleh hasil bahwa masing-masing variabel harga dan keamanan tanpa dipengaruhi variabel lainnya berpengaruh cukup kuat terhadap keputusan pembelian tiket pada maskapai Indonesia AirAsia, sedangkan variabel kualitas pelayanan hanya memiliki pengaruh yang sangat rendah.
143
Sebaliknya, pada maskapai Garuda Indonesia, variabel harga dan keamanan berpengaruh rendah terhadap keputusan pembelian tiket, sedangkan variabel kualitas pelayanan memiliki pengaruh yang kuat dalam keputusan pembelian tiket. Namun jika ketiga variabel tersebut digabungkan dengan menggunakan hasil dari korelasi berganda atau koesfisien determinasi, ternyata variabel harga, kualitas pelayanan, dan keamanan hanya berpengaruh sebesar 11,3% terhadap keputusan pembelian tiket pada maskapai Indonesia AirAsia dan sisanya sebesar 88,7% dipengaruhi oleh variabel lain. Tidak jauh berbeda pada maskapai Garuda Indonesia dimana variabel harga, kualitas pelayanan, dan keamanan hanya berpengaruh sebesar 18,6% dan sisanya sebesar 80,4% dipengaruhi oleh variabel lain. Secara keseluruhan, ternyata ketiga variabel harga, kualitas pelayanan, dan keamanan secara bersamasama memiliki pengaruh yang tidak jauh berbeda bagi konsumen masing-masing maskapai dalam membeli tiket. Koefisien variabel Y, X1, X2 dan X3 pada maskapai penerbangan Indonesia AirAsia, yaitu Y = 5,214 + 0,054 X1 – 0,045 X2 + 0,345 X3 mengartikan bahwa apabila harga dan keamanan mengalami kenaikan dan kualitas pelayanan mengalami penurunan, maka akan menyebabkan kenaikan keputusan pembelian tiket. Sedangkan koefisien variabel Y, X1, X2 dan X3 pada maskapai penerbangan Garuda Indonesia, yaitu Y = 6,628 – 0,344 X1 + 0,045 X2 + 0,280 X3 mengartikan bahwa keputusan pembelian tiket akan naik apabila harga mengalami penurunan diikuti dengan naiknya kualitas pelayanan dan keamanan penerbangan.
144
Menurut hasil analisa penulis, harga tiket maskapai Indonesia AirAsia yang naik dapat menaikkan keputusan pembelian tiket, mungkin dapat disebabkan oleh brand image yang baik yang dimiliki oleh maskapai, sehingga harga tiket yang naik masih dinilai terjangkau jika dikaitkan dengan keamanan maskapai yang belum pernah mencatat insiden maupun kecelakaan di Indonesia. Jika dilihat profil responden kedua maskapai penerbangan, terlihat bahwa mayoritas penumpang maskapai penerbangan Indonesia AirAsia adalah karyawan yang berusia produktif muda yaitu 18-29 tahun dan 30-45 tahun. Sedangkan pada maskapai Garuda Indonesia terlihat bahwa mayoritas penumpangnya adalah usia produktif yang tergolong muda, sukses, dan professional atau golden age yang memilih penerbangan yang dirasa lebih nyaman dengan kualitas pelayanan yang lebih baik. Karena keterbatasan penelitian ini, hanya faktor harga, kualitas pelayanan, dan keamanan yang dibahas. Namun ternyata aktor-faktor yang peneliti gunakan dalam penelitian ini bukan menjadi semata-mata faktor yang menyebabkan keputusan pembelian tiket pada kedua maskapai Indonesia AirAsia dan Garuda Indonesia. Masih banyak faktor lainnya yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian tiket, kemungkinan faktor lainnya adalah siapa yang membayar tiket perjalanan dan tujuan konsumen bepergian, yaitu tujuan bisnis atau liburan atau mungkin mengunjungi kerabat. Pada tujuan perjalanan dinas, konsumen dengan jumlah relatif sedikit, umumnya diberikan kesempatan untuk memilih maskapai yang diinginkan, sehingga konsumen pada umumnya memilih maskapai dengan layanan full service dimana
145
pada hal ini maskapai Garuda Indonesia lebih umum digunakan. Sedangkan pada perjalanan dalam jumlah grup atau kelompok ataupun wisata keluarga, umumnya konsumen bepergian dengan menggunakan maskapai low fare mengingat hal biaya yang lebih rendah dan terjangkau. Selain itu, kemudahan dalam pembelian tiket maskapai juga dapat berpengaruh pada keputusan pembelian tiket. Konsumen cenderung memilih maskapai yang mudah diakses, dimana dalam hal ini langsung menggunakan sistem online booking atau reservasi melalui internet. Masih banyak faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian seperti pendapatan per bulan konsumen atau bahkan iklan dan banyak faktor yang dapat dimasukkan pada penelitian selanjutnya.
5.2 Implikasi Manajerial Dewasa ini, sudah semakin banyak pesaing yang muncul di Indonesia, sehingga harga tiket yang lebih rendah sudah bukan lagi menjadi sebuah keunggulan yang bisa ditawarkan sebuah maskapai penerbangan. Namun maskapai-maskapai tersebut juga harus dapat menawarkan value lain pada kualitas pelayanan yang diberikan, dan memberikan jaminan keamanan pada saat terbang sampai di tempat tujuan. Saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan hasil penelitian ini: -
Bagi maskapai Indonesia AirAsia, masih mungkin untuk menaikkan harga tiket dengan tetap memelihara kualitas pelayanan dan keamanan penerbangan. Harga tiket yang masih mungkin naik ini mungkin disebabkan oleh penumpang Indonesia AirAsia yang menganggap harga tiket maskapai ini
146
masih terbilang relatif murah jika dilihat kualitas pelayanan dan keamanannya yang baik. Selain itu, sebaiknya lebih memperhatikan kualitas pelayanan, contohnya dalam hal ketepatan waktu keberangkatan dan tibanya pesawat di tempat tujuan. Dengan adanya perubahan ketepatan waktu, bukanlah merupakan sesuatu hal yang mustahil bahwa Indonesia AirAsia akan terus menguasai penerbangan internasional dalam beberapa tahun ke depan mengalahkan maskapai lainnya, baik yang sejenis (low fare airlines) maupun full service airlines. -
Bagi maskapai Garuda Indonesia, tetap harus tetap menaikkan kualitas pelayanan dan keamanannya dengan tetap memelihara harga tiket agar tidak tidak dinilai tertalu tinggi. Mungkin salah satunya dengan mengadakan promosi tiket pada saat low season. Selain itu juga harus lebih memperhatikan segi keamanan agar tidak terjadi kembali insiden dan kecelakaan seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Yaitu dengan lebih menyeleksi kompetensi para pilot yang akan dipekerjakan dan juga lebih memperhatikan keadaan pesawat yang layak terbang sesuai dengan standard internasional.
5.3 Penelitian Selanjutnya Pada penelitian ini peneliti menggunakan 2 (dua) jenis maskapai pembanding yaitu Garuda Indonesia sebagai full service airline dan Indonesia AirAsia sebagai low fare airline. Faktor harga, kualitas pelayanan, dan keamanan mempengaruhi
147
keputusan pembelian tiket masing-masing maskapai dapat dikatakan hampir sama. Hal ini mungkin dikarenakan maskapai Indonesia AirAsia memiliki record keamanan yang lebih baik, dimana Indonesia AirAsia belum pernah mengalami kecelakaan besar seperti yang pernah dialami Garuda Indonesia.
Untuk penelitian selanjutnya, disarankan: -
Membandingkan Garuda Indonesia sebagai maskapai full service dengan low fare airline lain selain Indonesia AirAsia.
-
Membandingkan antara Indonesia AirAsia dengan low fare airlines lain di Indonesia.