BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM
72
BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM
5.1 Kalibrasi Pengertian kalibrasi menurut ISO adalah seperangkat operasi dalam kondisi tertentu yang bertujuan untuk menentukan hubungan antara nilai-nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur atau sistem pengukuran atau nilai yang ditunjukkan material ukur dengan nilai measurand yang telah diketahui. Pengertian kalibrasi menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain, kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mamputelusur (traceable) ke standar nasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional. Tujuan kalibrasi adalah untuk mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar primer nasional dan / internasional), melalui rangkaian perbandingan yang tak terputus.
BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM
73
Manfaat kalibrasi adalah sebagai berikut : •
untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada peralatan laboratorium dan produksi yang dimiliki.
•
Dengan melakukan kalibrasi, bisa diketahui seberapa jauh perbedaan (penyimpangan) antara harga benar dengan harga yang ditunjukkan oleh alat ukur.
Untuk sensor yang digunakan pada sistem yang dibangun ini, kalibrasi dilakukan dengan membandingkan nilai suhu sensor dengan nilai suhu termometer digital pada waktu dan posisi yang sama.
Gambar 5.1 Termometer yang digunakan untuk kalibrasi
BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM
74
Kalibrasi dilakukan pada delapan sensor yang digunakan. Untuk sensor 4 dan 5 hasil kalibrasi diperoleh grafik dibawah ini:
Data Termometer
Kalibrasi Sensor 4 37 36 35 34 33 32 31 30 29 28 27 26 25 24
y = 1,2828x - 8,1268 R2 = 0,9974
24
25
26
27
28
29
30 31 32 Data Sensor
33
34
35
36
37
Gambar 5.2 Kalibrasi sensor4 LM35
Data Termometer
Kalibrasi Sensor 5 37 36 35 34 33 32 31 30 29 28 27 26 25 24
y = 1,3731x - 11,332 R2 = 0,9963
24
25
26
27
28
29
30 31 Data Sensor
32
33
Gambar 5.3 Kalibrasi sensor5 LM35
34
35
36
37
BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM
75
Berikut adalah tabel persamaan regresi dan koefisien korelasi untuk delapan sensor:
Sensor
Persamaan regresi
Koefisien korelasi ( R2 )
1
y = 1,3123 x – 9,3003
0,9967
2
y = 1,3203 x – 8,7819
0,9967
3
y = 1,3545 x – 10,323
0,9969
4
y = 1,2828 x – 8,1268
0,9974
5
y = 1,3731 x – 11,332
0,9963
6
y = 1,252 x – 6,3843
0,9982
7
y = 1,3708 x – 10,833
0,9958
8
y = 1,3493 x – 10,819
0,9970
Tabel 5.1 Hasil kalibrasi sensor
5.2 Pengujian Sistem 5.2.1 Respon Sistem Loop Terbuka Percobaan respon sistem loop terbuka dilakukan dengan empat kondisi bukaan valve yaitu :
a. Valve input dibuka sebasar 25 % b. Valve input dibuka sebesar 50 % c. Valve input dibuka sebesar 75 % d. Valve input dibuka sebesar 100 %
BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM
76
Respon Sistem Open Loop Posisi 12 Layer 3 40 38
Tem peratur ( C )
36 25
34
50 32
75 100
30 28 26 24 0
200
400
600
Waktu ( s )
Gambar 5.4 Respon sistem open loop posisi 12 layer 3
Dari gambar 5.4 terdapat perbedaaan laju kenaikan antara ke empat kondisi bukaan valve tadi untuk tiap detiknya. Terlihat bahwa bukaan valve sebesar 75 % memberikan kenaikan temperatur yang paling tinggi diantara keempat kondisi bukaan valve. Sedangkan kondisi bukaan 25 % memberikan kenaikan temperatur yang paling kecil. Dari hasil percobaan open loop ini, terlihat bahwa plant memenuhi syarat keterkontrolan dengan adanya perbedaaan kenaikan temperatur untuk tiap bukaan.
BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM
77
5.2.2 Respon Sistem Loop Tertutup a. Set point 32,5 posisi 12 layer 3
Gambar 5.5 Settingan awal Sp 32.5 Posisi 12 Layer 3
Percobaan respon sistem loop terbuka dimulai dengan menentukan settingan awal. Posisi sensor, posisi layer, bukaan valve awal, dan besarnya set point akan menentukan record yang memberikan waktu dan referensi cek point agar sesuai dengan basis data temperatur yang telah dibangun. Dari gambar 5.5 terlihat bahwa pada cek point 1 error yang terjadi karena perbedaan set point dengan temperatur aktual sebesar 0.5. besarnya error ini mengindikasikan bahwa besarnya supply udara panas yang mengakibatkan kenaikan temperatur aktual pada waktu cek point 1 masih harus ditingkatkan lagi. Pengujian untuk kondisi awal diatas dilakukan selama 2000 detik memberikan grafik temperatur aktual terhadap waktu seperti pada gambar 5.6. Dari
BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM
78
kecenderungan grafik temperatur terhadap waktu pada gambar 5.6 terlihat bahwa osilasi terjadi pada waktu setelah set point tercapai namun lama kelamaan respon sistem dapat dikatakan stabil dengan error sistem ini sekitar ±0.26.
Error steady state =
=
amplitudo osilasi error pada saat steady state x 100 % set po int
32.75 − 32.5 x 100 % 32.5
= 0.77 % Error steady state sebesar 0.25 atau 0.77 % masih lebih kecil dari persentase error absolut yang diperbolehkan yaitu sebesar 2 % atau 5 %. Hal ini mengindikasikan bahwa sistem dapat dikatakan stabil. Grafik error yang terjadi dapat dilihat pada gambar 5.8. sedangkan tampilan software pada saat settingan tersebut dapat dilihat dari gambar 5.9.
Data Kontrol Sp 32,5 Posisi 12 Layer 3 40 38
T em p eratu r ( C )
36 34 32 30 28 26 24 0
500
1000
1500
Waktu ( s )
Gambar 5.6 Grafik data kontrol untuk sp 32.5 posisi 12 layer 3
2000
BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM
79
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 5.7 Temperatur pada termometer saat pengujian lup tertutup set point 32,5 posisi 12 layer 3. (a) saat cek point 1 (b) saat cek point 2 (c) saat cek point 3 (d) saat detik ke 2000.
BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM
80
Gambar Error untuk Sp 32,5 Posisi 12 Layer 3 7 6
Erro r T em p eratu r
5 4 3 2 1 0 0
500
1000
1500
-1
Waktu ( s )
2000
Gambar 5.8 Grafik error yang terjadi untuk sp 32.5 posisi 12 layer 3
Gambar 5.9 Tampilan di software
BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM
81
Pada sistem yang dibangun ini dilengkapi dengan fasilitas untuk mengetahui sebaran temperatur yang terjadi pada tiap posisi yang ada pada line yang sama. Fasilitas ini akan membandingkan sebaran temperatur yang telah direkam dalam basis data pengetahuan dengan temperatur aktual pengontrolan. User dapat melihat apakah sebaran temperatur refensi sesuai dengan temperatur aktual. Dari gambar 5.10 terlihat untuk beberapa posisi sensor temperatur aktual tidak sesuai dengan referensi yang telah ada. Hal ini dapat dimengerti karena bentuk aliran udara panas yang disemburkan sumber panas dapat tidak sama pada setiap kondisi kontrol. Hal ini dikarenakan aliran yang terjadi tidak hanya aliran laminar tetapi juga terdapat aliran turbulen yang tidak dapat diprediksi arah alirannya. Namun, dalam sistem ini dilengkapi juga fasilitas untuk mengubah besarnya nilai sebaran referensi yang ada pada basis data sebaran temperatur yang ada.
Gambar 5.10 Sebaran temperatur yang terjadi
BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM
82
Gambar 5.11 Aturan yang dipakai
b. Set point 34,26 posisi 12 layer 3
Percobaan sistem loop tertutup yang kedua dilakukan pada kondidi awal yang sama namun dengan set point yang berbeda yaitu sebesar 34.26. Gambar 5.12 memperlihatkan pada saat cek point 1 nilai temperatur aktual melebihi nilai temperatur referensi yang diberikan. Hal ini mengakibatkan aksi pengontrolan terhadap valve agar mengurangi bukaannya sebesar 25 %. Kondisi serupa terjadi pada saat cek point 2 sehingga hasilnya pada set point 3 nilai temperatur aktual dapat sesuai dengan yang direferensikan.
BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM
83
Gambar 5.12 Settingan awal Sp 34.26 posisi 12 layer 3
Dari grafik temperatur terhadap waktu pada gambar 5.13 terlihat bahwa over shoot terjadi pada saat waktu 185 s sebesar 34.51. Osilasi terjadi pada waktu setelah set point tercapai namun lama kelamaan respon sistem dapat dikatakan stabil dengan error sistem ini sekitar ±0.26. Maksimum persen overshoot untuk sistem ini sebesar: Maximum percent overshoot =
=
c(t p ) − c(∞) c (∞ )
x 100 %
34.51 − 34.26 x 100 % 34.26
= 0.73 %
BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM
Error steady state =
=
84
amplitudo osilasi error pada saat steady state x 100 % set po int 34.26 − 34 x 100 % 34.26
= 0.73 %
Error steady state sebesar 0.25 atau 0.73 % masih lebih kecil dari persentase error absolut yang diperbolehkan yaitu sebesar 2 % atau 5 %. Hal ini mengindikasikan bahwa sistem dapat dikatakan stabil. Grafik error yang terjadi dapat dilihat pada gambar 5.14 sedangkan tampilan pada software dapat dilihat pada gambar 5.15.
Data Kontrol Sp 34.26 Posisi 12 Layer 3 40 38
Temperatur ( C )
36 34 32 30 28 26 24 0
500
1000
1500
Waktu ( s )
Gambar 5.13 Grafik data kontrol untuk sp 34.26 posisi 12 layer 3
2000
BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM
85
Gambar Error Untuk Sp 34.26 Posisi 12 Layer 3 7 6
Error Temperatur
5 4 3 2 1 0 0
500
1000
1500
Waktu ( s ) 2000
-1
Gambar 5.14 Grafik error yang terjadi untuk sp 32.5 posisi 12 layer 3
Gambar 5.15 Tampilan di software
BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM
86
5.2.3 Respon Sistem Jika Aturan Tidak Tepat
Ketepatan memilih aturan sangat penting dalam sistem kontrol yang dikembangkan ini. Hal ini terlihat pada percobaan yang dilakukan. Aturan diberikan pada sistem sesuai dengan gambar 5.16. Aturan ini diterapkan untuk kondisi setting awal yang sama seperti pada gambar 5.5.
Gambar 5.16 Aturan yang dipakai
Respon kontrol yang dihasilkan dengan kondisi aturan seperti gambar 5.16 dapat dilihat pada gambar 5.17. Grafik temperatur terhadap waktu mengindikasikan bahwa respon sistem akan berosilasi sebesar 32.5 ± 0.26. Osilasi ini terjadi selama proses pengontrolan terjadi. Bila dibandingkan dengan kondisi yang sama namun dengan aturan yang tepat. Kondisi ini jelaslah tidak diinginkan karena kestabilan sistemnya dapat dikatakan kurang bagus karena adanya osilasi. Grafik error terhadap waktu dapat dilihat pada gambar 5.18.
BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM
87
Data Kontrol Sp 32.5 Posisi 12 Layer 3 40 38
Temperatur ( C )
36 34 32 30 28 26 24 0
500
1000
1500
Waktu ( s )
2000
Gambar 5.17 Grafik data kontrol untuk sp 32.5 posisi 12 layer 3 aturan tidak tepat
Gambar Error Untuk Sp 32.5 Posisi 12 Layer 3 4 3.5
Error Temperatur
3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 -0.5
0
500
1000
1500
Waktu ( s )
2000
Gambar 5.18 Grafik error yang terjadi untuk sp 32.5 posisi 12 layer 3 aturan tidak tepat
BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM
88
5.2.4 Respon Sistem Kontrol On-Off Untuk membandingkan dengan sistem kontrol konvensional, respon sistem akan dicoba dengan menggunakan teknik kontrol on-off dengan set point 34.26. dari gambar 5.19 sistem dengan jenis kontrol ini mengalami osilasi setiap saat dan akan berosilasi antara 34.26 ± 0.26. gambar tampilan pada software dapat dilihat di gambar 5.20. sedangkan grafik error terhadap waktu yang terjadi dapat dilihat pada gambar 5.21.
Grafik Kontol On Off untuk Sp 34.26 Posisi 12 Layer 3 40 38
Temperatur ( C )
36 34 32 30 28 26 24 0
400
800
Waktu ( s )
Gambar 5.19 Data kontrol on-off sp 34.26 posisi 12 layer 3
1200
BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM
89
Gambar 5.20 Tampilan di software
Grafik Error Kontrol On Off Sp 34.26 Posisi 12 Layer 3 7 6
Error Temperatur
5 4 3 2 1 0 0
400
800
Waktu ( s )
-1
Gambar 5.21 Data error kontrol on-off sp 34.26 posisi 12 layer 3
1200