BAB IV PERUSAHAAN SEBAGAI OBYEK MODEL KOMPETENSI
4.1.
Gambaran Umum Kondisi Perusahaan Kelompok Kompas Gramedia (KKG) adalah sebuah kelompok dari
beberapa kelompok usaha yang sebagian besar bergerak di bidang media informasi. Dengan dasar asas solidaritas dan kemanusiaan, KKG ikut serta dalam memberikan pencerahan dan memajukan kehidupan bangsa melalui usaha bersih yang memperhatikan kepentingan umum dan kesejahteraan karyawan. Kantor pusat KKG bertempat di Jl. Palmerah Selatan 22-28 Jakarta 10270. Sebagai gambaran dari Kelompok Kompas Gramedia, berikut ini sekilas penjelasan kelompok usaha yang ada diantaranya : •
Kelompok Usaha MEDIOR (Media OlahRaga)
Kelompok usaha Media Olahraga (MEDIOR) diberi tanggung jawab menerbitkan media surat kabar olahraga dan kesehatan dalam bentuk tabloid. Produk dari media tersebut diantaranya adalah tabloid BOLA dan tabloid SENIOR. Pertama kali BOLA dilahirkan pada bulan 3 Maret 1984 yang pada awalnya sebagai tabloid sisipan pada surat kabar KOMPAS yang terbit setiap hari Jumat. Tabloid SENIOR pertama kali diterbitkan pada
31
32
tanggal 6 Juli 1999, dengan tujuan dapat memberikan informasi tentang kesehatan. Karyawan MEDIOR saat ini berjumlah 156 orang. •
Harian Surat Kabar KOMPAS
Dengan Motto: “Amanat Hati Nurani Rakyat”, Kompas terbit pertama kali pada tanggal 28 Juni 1965 diawali oplah sebanyak 7.716 eksemplar. Lima tahun kemudian (1970) mencapai 77.316 eksemplar dan saat ini memproduksi rata-rata 600.000 eksemplar. Sebagian besar pembaca berasal dari
kalangan
masyarakat
ekonomi
berpenghasilan di atas 1,5 juta/bulan).
menengah
ke
atas
(33,2%
Jumlah karyawan pada Harian
KOMPAS ini sebanyak 1.045 karyawan. •
Kompas Cyber Media (KCM)
Kelompok usaha KCM pertama kali terbit pada bulan Agustus 1998, hanya sekedar memindahkan berita yang ada di surat kabar Kompas ke versi web agar dapat diakses via internet.
Tapi dengan bertambahnya usia dan
perkembangan yang terjadi, saat ini KCM telah mandiri dan dapat memiliki wartawan serta staf pendukung sendiri yang terpisah dengan SDM Kompas. Saat ini jumlah karyawan KCM telah mencapai 49 orang. •
Gramedia Kelompok Majalah
Gramedia Kelompok Majalah ini pertama kali diawali oleh majalah Intisari tahun 1963. Saat ini telah berkembang dengan pesat dengan menerbitkan lebih dari 20 produk majalah dan tabloid. dimilikinya sebanyak 1.090 orang.
Dan jumlah karywan yang
33
Produk dari Gramedia Kelompok Majalah ini telah berkembang seperti terlihat pada Gambar 4.1
Media Teknologi & Info Pengetahuan:
Media Otomotif:
Media Wanita:
- Intisari - Komputer Aktif - Seru
- Otomotif - Motor - Otosport - Motor Plus - Top Gear - Jip
- Nova - Star Nova - Citra - Kawanku - Nakita - Sedap Sekejap
Media Pria:
Media Anak:
Komik:
- Hai - Haiklip - Soccer - Hotgame - Angkasa
- Bobo - Bobo Junior - Donal Bebek - Disney Junior - Witch - Princess - Mombi - Ori
- Star wars - Storm - Batman - Trigan - Salad Day - Astro Boy - Pokemon, dll
Gambar 4.1 Produk dari Kelompok Gramedia Majalah •
Kelompok Usaha Televisi
Kelompok usaha TV baru memiliki satu buah stasiun televisi yaitu TV-7, dengan nama PT Duta Visual Nusantara Tivitujuh. Siaran perdana pada tanggal 25 November 2001 dengan frekuensi Jabotabek 49 UHF, Bandung 44 UHF, Yogyakarta dan Solo 46 UHF, Medan 41 UHF, Surabaya 56 UHF. TV-7 mempunyai alamat website www.tv7.co.id. SDM yang berjumlah 440 karyawan.
Saat ini didukung oleh
34
•
Penerbit Multimedia dan Sarana Pendidikan
Produk dari Penerbit Multimedia & Sarana Pendidikan diantaranya adalah: buku elektronik dan komputer, buku sekolah, majalah sains komputer, internet provider, Lembaga Pendidikan Komputer (LPKT, Grasindo), Lembaga Pendidikan Bahasa Inggris (ELTI).
Dan saat ini karyawan
Penerbit Multimedia & Sarana Pendidikan berjumlah 660 orang. •
Kelompok Perdagangan
Kelompok perdagangan ini adalah PT Gramedia Asri Media atau lebih dikenal dengan nama Toko Buku Gramedia. Toko buku ini dirintis sejak 2 Februari 1970,dan saat ini telah memiliki 52 outlet yang tersebar di seluruh nusantara, dengan didukung SDM sebanyak 2.734 karyawan. •
Kelompok Usaha Radio
Kelompok usaha Radio ini dirintis sejak 8 Agustus 1972 dengan nama Radio Sonora. Selain di Jakarta , Radio Sonora mempunyai cabang di luar Jakarta diantaranya : Sonora Yogyakarta (d/h Radio Bikima)
FM 99,85
Sonora Surabaya (d/h Radio Salvatore)
FM 97,75
Sonora Palembang (d/h Radio Atmajaya)
FM 102,3
Sonora Pangkal Pinang (d/h Radio Palupi)
FM 100,9
Sonora Pontianak (d/h Radio Bornera)
FM 96,7
35
•
Kelompok Usaha Industri
PT Graha Kerindo Utama termasuk kelompok usaha industri yang memproduksi tissue dengan merek Tessa, Dynasty, dan Multi. Didirikan sejak tahun 1988 dengan jumlah karyawan sebanyak 389 orang dan mempunyai market share 40%. •
Kelompok Usaha Jasa
Hotel Santika yang pertama kali didirikan adalah hotel Santika Bandung pada tahun 1981 dan terus berkembang hingga mencapai sebelas hotel berkelas dengan rata – rata berbintang tiga atau empat. Hotel tersebut diantaranya adalah: 1.
Hotel Santika Beach Bali
2.
Hotel Santika Villas Bali
3.
Hotel Santika Bandung
4.
Hotel Santika Cirebon
5.
Hotel Santika Jakarta
6.
Hotel Santika Yogyakara
7.
Hotel Santika Semarang
8.
Hotel Graha Santika Semarang
9.
Hotel Santika Surabaya
10.
Hotel Santika Menado
11.
Hotel Santika Pontianak
36
•
Kelompok Percetakan
Percetakan Gramedia didirikan pada tanggal 25 November 1972. Pada mulanya percetakan ini didirikan untuk mendukung kegiatan produksi surat kabar KOMPAS.
Awal tahun 1997 Percetakan Gramedia telah
mengembangkan teknologi cetak jarak jauh yang menyebabkan percetakan dapat berkembang di daerah-daerah diantaranya:
•
1.
Percetakan PT Rambang di Palembang
2.
Percetakan PT Bawen Mediatama di Semarang
3.
Percetakan PT Serambi Prima Grafika di Aceh
4.
Percetakan PT Grafika Wangi Kalimantan di Banjarmasin
5.
Percetakan PT Antar Surya Jaya di Surabaya
6.
Percetakan PT Medan Media Grafikatama di Medan
Pers Daerah
Kelompok usaha Pers Daerah saat ini juga sudah berkembang cukup pesat diantaranya adalah: 1.
Harian Serambi Indonesia di Aceh
2.
Harian Sriwijaya Pos di Palembang
3.
Harian Bangka Pos & Pos Belitung di Babel
4.
Harian Metro Bandung di Bandung
5.
Harian Surya di Surabaya
6.
Harian Pos Kupang di Kupang, NTT
7.
Harian Banjarmasin Pos di Banjarmasin
37
•
8.
Tribun Kaltim di Balikpapan
9.
Tribun Timur di Makasar
10.
TIFA di Irian
Gramedia Pustaka Utama
Kelompok Penerbit Gramedia Pustaka Utama didirikan pada tanggal 25 Maret 1974.
Kelompok ini juga telah berkembang pesat dengan
menerbitkan segala macam buku baik fiksi maupun non fiksi. Buku yang sudah diterbitkan mencapai lebih dari 10.000 judul. Jumlah karyawan telah mencapai 224 orang.
38
PRESIDEN DIREKTUR
Sekretaris Korporat Direktorat Komunikasi Direktorat Keuangan Direktorat PPSU
KOMPAS
MEDIA OLAH RAGA
MULTIMEDIA SARANA PENDIDIKAN
MAJALAH
KCM
Direktorat PSDM
TV-7
PER DAGANGAN
SONORA
INDUSTRI
USAHA JASA
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Kelompok Kompas Gramedia (KKG)
GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA
PER CETAKAN
PERS DAERAH
39
Direktur KELOMPOK MEDIOR
Bagian PSDM
Sektretariat & Staf Pimpinan
Bagian Umum
Supporting
Bagian TI
Bidang BISNIS
Bagian PEMASARAN
EKSPEDISI
Bidang PRODUKSI
Bagian IKLAN
Bagian PROMOSI
TOB
Sirkulasi
Bagian KEUANGAN
Redaksi BOLA
Redaksi BOLA SPORT LINE
Redaksi BY PRODUCT
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Kelompok MEDIOR
Redaksi SENIOR
Bagian PRA CETAK
Bagian PINO
40
Pada struktur organisasi KKG (Gambar 4.2) telah menggambarkan adanya beberapa unit usaha pada KKG yang begitu besar dengan jumlah karyawan lebih dari 11.000 orang. Pihak manajemen kesulitan dalam memberikan penilaian terhadap karyawan secara obyektif. Dari permasalahan tersebut sangat tepat apabila KKG menerapkan model kompetensi dalam sistem sumber daya manusia dengan memilih MEDIOR sebagai proyek percontohan.
Dengan harapan nantinya dapat juga
diterapkan di kelompok-kelompok usaha yang lainnya apalagi didukung oleh infrastruktur sarana teknologi yang memadai. Kelompok MEDIOR dipilih menjadi project percontohan karena kelompok ini tidak terlalu besar (Gambar 4.3) dan cukup kompleks untuk mewakili bidang usaha KKG.
4.2.
Kondisi MEDIOR Tanpa Model Kompetensi MEDIOR saat ini belum menggunakan model kompetensi dalam
Recruitment and Staffing, Training and Career Development, Job and Grading, Career and Succession Planning.
Berikut ini akan dibahas sekilas tentang hal-hal
tersebut diatas.
4.2.1 Recruitment and Staffing Proses seleksi penerimaan karyawan baru (recruitment) tanpa menggunakan model kompetensi hasilnya dirasa kurang tepat. Selain belum mempunyai standar acuan syarat kompetensi yang diharapkan untuk calon karyawan dan kalau hanya
41
tergantung pada tes psikologi terkadang sulit menentukan seseorang apakah memang cocok untuk posisi jabatan tertentu. Tes psikologi terkadang tidak memperhatikan kemampuan dan kecocokan seseorang dengan pekerjaan atau jabatan yang akan ditempatinya. Dalam pengaturan karyawan (staffing) pun, tanpa didukung model kompetensi biasanya pihak manajemen hanya berdasarkan ingatan atau terkadang coba-coba, dan bahkan ada yang berdasarkan karena hubungan baik secara pribadi yang sebenarnya terkadang tidak memiliki kompetensi yang sesuai dengan pekerjaan atau jabatan yang akan ditempatinya. Dengan adanya model kompetensi diharapkan proses penerimaan karyawan baru dan pengaturan karyawan tidak hanya memperhatikan kemampuan seseorang dari segi teknis dan kesanggupan semata, tapi juga memperhatikan kecocokan kompetensi seseorang dengan kompetensi yang ada pada pekerjaan atau jabatan yang akan menjadi tanggung jawabnya. Dengan adanya kecocokan tersebut semangat dan motivasi seseorang dalam mengerjakan tugasnya akan menghasilkan hasil yang optimal dan meningkat.
4.2.2 Training and Career Development Di dalam melakukan pendidikan dan pelatihan untuk pengembangan karyawan tanpa didukung dengan model kompetensi sangat sulit mendapatkan hasil yang optimal dan biaya serendah mungkin.
Karena sulit mengetahui kebutuhan
pendidikan dan pelatihan setiap karyawan yang seharusnya mereka butuhkan dalam
42
mendukung pengembangan mereka berkaitan dengan pekerjaan atau jabatan yang ditempatinya.
Justru sering terjadi pengeluaran anggaran yang tidak sedikit untuk
biaya pendidikan dan pelatihan karyawan, tapi hasil yang didapat tidak sebanding karena ketidakcocokan dalam memberikan pendidikan dan pelatihan karyawan. Dengan adanya model kompetensi, manajemen akan terbantu dalam menentukan modul-modul pendidikan dan pelatihan apa yang berguna bagi masingmasing karyawan dalam bagian tersebut. Dari kompetensi masing-masing karyawan akan terlihat apa saja yang kurang sehingga perlu diberikan pendidikan dan pelatihan. Jadi dengan demikian tidak harus semua karyawan dalam satu bagian dikirim untuk mengikuti pendidikan, tapi hanya orang-orang tertentu yang memang kurang dan harus diberikan pendidikan, sehingga selain hasil lebih optimal, juga terjadi penghematan biaya.
4.2.3 Grading or Job Evaluation Di dalam melakukan penilaian atau melakukan evaluasi hasil pekerjaan seorang karyawan tanpa didukung model kompetensi, hanya data-data kuantitatif saja yang paling sering dipakai untuk menentukan dasar penilaian prestasi kerja seorang karyawan.
Sebagai contoh bagaimana kualitas tulisan seorang wartawan,
berapa banyak tulisannya sering dimuat di media, berapa banyak karyawan sering terlambat masuk kerja dan karyawan sering absen kerja dan sebagainya. Dengan adanya model kompetensi pada penilaian hasil pekerjaan seorang karyawan tidak hanya dilihat dari sudut pandang data-data kuantitatif saja, tetapi juga
43
diperhatikan dari kemampuan atau kompetensi karyawan tersebut. Sehingga hasil evaluasi tidak hanya berupa data kuantitas dan kualitas hasil kerja semata, tetapi adanya penjelasan yang lebih kepada suatu keputusan yang perlu diambil untuk meningkatkan kompetensi karyawan tersebut.
Dengan demikian
pada semester
berikutnya karyawan akan lebih termotivasi dan dapat menghasilkan kuantitas dan kualitas hasil kerja yang meningkat, dengan begitu akhirnya akan menguntungkan perusahaan dalam meningkatkan target.
4.2.4 Career and Succession Planning Di dalam Career and Succession Planning tanpa didukung model kompetensi sering keputusan manajemen hanya berdasar data-data kuantitatif, misalkan masa kerja yang dimiliki calon penerus, berapa besar calon penerus tersebut memberikan kontribusi terhadap perusahaan, berapa banyak para manajemen yang mendukung calon penerus tersebut, dan sebagainya. Jarang bagi perusahaan yang secara khusus menyiapkan beberapa calon penerus yang memang sangat berprestasi dan membekalinya dengan berbagai macam kemampuan untuk menjadi calon pemimpin di masa mendatang karena adanya kekuatiran calon tersebut meninggalkan perusahaan sehingga anggaran yang telah dikeluarkan menjadi sia-sia. Dengan adanya model kompetensi memudahkan manajemen perusahaan dalam menentukan siapa saja yang memang pantas dan cocok untuk ditunjuk menjadi calon penerus pimpinan. Dan apa saja yang harus dipersiapkan bagi masing-masing calon yang berprestasi tersebut sebagai bekal mereka pada saatnya nanti.