Bab IV Penyelenggaran Operasi Bhakti TNI di Nias Sebagai Bentuk Operasi Bantuan Kemanusiaan TNI Dalam Rangka OMSP
IV.1
Gempa Bumi di Nias
Bencana alam gempa bumi di pulau Nias pada tanggal 28 Maret 2005 pukul 23.10 Wib, yang berkekuatan 8,7 Skala Richter, dengan titik gempa sebelah barat laut daratan Nias, dengan kedalaman titik gempa 30 km di bawah permukaan laut, telah menelan cukup banyak korban jiwa maupun materi. Data pengungsi di Kabupaten Nias hingga 19 April 2005 ± 41.617 orang, meninggal dunia ± 514 orang. Untuk Nias Selatan hingga 25 April 2005, pengungsi ± 276.950 orang, meninggal dunia ± 170 orang, dan ribuan infrastruktur baik instansi pemerintah maupun pemukiman penduduk runtuh hingga tidak dapat difungsikan sebagaimana mestinya.60 Adapun jumlah rumah yang hancur dapat diperlihatkan pada Tabel IV.1. Tabel: IV.1 Kerusakan perumahan yang terjadi di Nias.61
60 Korem 023/KS 61 Data BRR dan World Bank, 2005
51
IV.2
Kondisi Wilayah Pasca Gempa Nias.
a.
Geografi.
1)
Jalur utama jalan yang menghubungkan antar Kabupaten, Kecamatan dan
Desa banyak yang retak dan rusak sehingga jalur transportasi darat terputus, hal ini berpengaruh langsung pada kelancaran perekonomian masyarakat. 2)
Jembatan banyak yang rusak (jembatan miring, pondasi retak dan
beberapa jembatan patah) mengakibatkan jalur transportasi darat terputus sehingga berpengaruh langsung pada kelancaran perekonomian masyarakat. 3)
Turunnya permukaan tanah dari kondisi semula dan naiknya air laut + 1
s/d 2 meter
mengakibatkan beberapa rumah penduduk di desa tepi pantai
terendam air mengakibatkan kerusakan bahan pangan, harta benda dan rawan penyakit. 4)
Rumah penduduk, gedung perkantoran, serta bangunan fasilitas umum
dan fasilitas sosial lainnya banyak yang roboh serta hancur total mengakibatkan, roda pemerintahan, perekonomian, kegiatan belajar mengajar dan aktifitas penduduk lumpuh.
b.
Demografi.
1)
Terjadi pengungsian penduduk terutama yang tinggal di daerah tepi pantai
ke daerah yang lebih tinggi karena takut akan adanya gempa susulan diikuti ombak Tsunami.
Lokasi pengungsian penduduk terpencar dibeberapa tempat
sehingga menimbulkan kesulitan pendataan dan pendorongan bantuan sosial bagi masyarakat tersebut.
2)
Bencana alam gempa bumi menyebabkan korban jiwa dan cedera (luka
ringan dan luka berat) serta meninggal dunia karena tertimpa runtuhan, kondisi pasca bencana alam terjadi rawan pangan, rawan penyakit yang mengakibatkan banyak masyarakat yang terjangkit penyakit malaria, diare dan kulit.
52
c.
Kondisi Sosial.
1)
Banyak penduduk yang masih trauma akibat bencana alam gempa bumi di
pulau Nias dan masih seringnya terjadi gempa susulan yang relatif kecil sehingga perlu
dikoordinasikan
dengan
instansi
terkait
khususnya BMG ( Badan
Meteorologi dan Geofisika ) untuk memberikan penyuluhan serta penerangan kepada penduduk tentang gempa bumi dan
tanda-tanda serta dampak yang
ditimbulkannya.
2)
Roda pemerintahan pasca bencana alam lumpuh disebabkan banyak
fasilitas perkantoran serta alat-peralatan yang mendukung kelancaran roda pemerintahan hancur dan aparatur pemerintah daerah yang mengungsi ke daerah lain yang dirasakan lebih aman.
3)
Perekonomian lemah disebabkan jalur transportasi perdagangan, pasar,
perbankan dan pasokan barang kebutuhan sehari-hari terganggu sirkulasinya, sehingga masyarakat membutuhkan dukungan logistik terutama sembilan bahan pokok, obat-obatan,air bersih dan tenda untuk tempat tinggal sementara.
4)
Gedung-gedung sekolah banyak yang hancur mengakibatkan kegiatan
belajar mengajar terhenti hal ini akan berpengaruh kepada mutu pendidikan bagi anak usia sekolah di Kab. Nias dan Nisel dikarenakan tertinggalnya mata pelajaran yang seharusnya diterima.
5)
Terjadinya penjarahan oleh masyarakat di titik-titik bekal dan gudang
penampungan logistik. Pada saat awal kejadian gempa bumi banyak sarana jalan dan jembatan rusak dan putus yang menyebabkan logistik terhambat
pendistribusian bantuan
berdampak bagi masyarakat kurang bahan makanan dan
melakukan penjarahan di gudang-gudang penampungan serta kecenderungan masyarakat yang dalam menerima bantuan logistik mementingkan diri sendiri, tetapi setelah jalur transportasi lewat darat mulai normal dan bantuan logistik ke seluruh daerah dapat didistribusikan dengan lancar, Satgas TNI berkoordinasi
53
dengan pihak Kepolisian untuk menjaga gudang-gudang penampungan logistik guna mencegah terjadinya penjarahan oleh masyarakat.
IV.3
Gambaran Umum Mekanisme Penanganan Bencana Nias
Ketika terjadi gempa di Nias, 2005, Pemerintah menyatakan Nias sebagai Bencana daerah. Menindaklanjuti kebijakan pemerintah saat itu Bakornas PBP berdasarkan Keppres
No. 3 tahun 2001, sebagai koordinator nasional dalam
Penanggulangan Bencana Alam dan Penanganan Pengungsi melalui Satkorlak melaksanakan tanggap darurat di mana TNI sebagai salah satu unsur pelaksana. Dalam hal ini Pangdam I/BB Sumut, sebagai anggota Satkorlak Sumut. Kemudian untuk tingkat Daerah, Pangdam sebagai penanggungjawab operasional penanggulangan bencana melalui operasi Bhakti TNI, sedangkan Danrem 023/KS ditunjuk sebagai Komandan Pelaksana Operasi. Kegiatan Satgas Bhakti TNI memiliki tugas mengkoordinasikan, mendukung serta membantu Satkorlak PBP Provinsi
Sumatera
Utara
guna
memperlancar
pendistribusian
bantuan
sosial/logistik, evakuasi dan pencarian korban sekaligus mendata korban jiwa dan kerugian materiil, melaksanakan pelayanan medis dan perbaikan sarana transportasi secara terbatas serta membantu mengaktifkan infrastruktur secara darurat di Kab. Nias dan Nias Selatan. Pelaksanaan Tugas di atas dilaksanakan di bawah koordinasi dan pengendalian pihak Pemda Sumut dalam hal ini adalah Gubernur Sumut sebagai Ketua Koordinator Satkorlak.
Sedangkan Korem 023/KS melaksanakan koordinasi
dengan Pemda Nias. Dalam hal distribusi bantuan logistik TNI AU mengerahkan pesawat Hercules untuk mengangkut bantuan logistik dari pusat ke Medan kemudian di distribusikan ke Sibolga melalui jalur darat, untuk TNI AL melakukan angkutan bantuan logistik dari pusat ke pelabuhan Belawan di Medan serta angkutan bantuan dari Satlak melalui pelabuhan Sibolga ke daerah bencana Nias.
54
Aceh Kodam IM SATKORLAK
SATKORLAK Kodam I/BB Medan SATLAK
Nias
Korem 023/KS Dansatlak Bhakti TNI
Gambar: IV.7 Disposisi Satkorlak, Satlak dan TNI dalam penanggulangan bencana Nias Sumber: Diolah sendiri
IV.4
Operasi Bhakti TNI: Bentuk Operasi Bantuan Kemanusiaan TNI
dalam Rangka Operasi Militer Selain Perang di Nias Pada tanggal 31 Maret 2005 Presiden Republik Indonesia dan rombongan meninjau lokasi bencana alam serta Posko Satgas Bhakti TNI Darurat di Kodim 0213/NS, Presiden menyatakan bencana alam gempa bumi di Kabupaten Nias dan Nias Selatan sebagai “Bencana Daerah” sehingga penanganan rehabilitasi akibat bencana alam diserahkan kepada Gubernur Sumatera Utara. Dasar Operasi Bhakti TNI di Nias yaitu Surat Keputusan Panglima Kodam I/BB No. Sprin/325/III/2005 tanggal 30 Maret 2005 tentang Perintah Pemberian Bantuan Kemanusiaan di Pulau
Nias,
kemudian
menyusul
Surat
Perintah
Panglima
TNI
No.
Sprin/1134/VI/2005 tanggal 22 Juni 2005 tentang Perintah Melaksanakan Kegiatan Bantuan Kemanusian Kerjasama TNI-USPACOM di Pulau Nias. IV.4.1
Perencanaan
Operasi militer yang dilakukan TNI dalam penanganan gempa di Nias disebut dengan Operasi Bhakti TNI yang dilaksanakan oleh Korem 023/Kawal Samudera, Kolonel Inf Edi Siswanto selaku Komandan Satgas operasi Bhakti TNI. Dalam operasi ini Korem 023/Kawal Samudera bekerjasama dengan beberapa pihak yaitu 55
Kodam I/Bukit Barisan, Pemda Nias Selatan dan Instansi Polri Kabupaten Nias Selatan.
Tugas pokok operasi ini adalah mendistribusikan bantuan logistik,
melaksanakan pembersihan kota, melakukan evakuasi korban serta membantu melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana umum di Nias. Operasi ini bertujuan membantu menanggulangi akibat bencana alam dan memulihkan kembali kehidupan sosial kemasyarakatan.
Dalam operasi ini direncanakan ada empat tahap pelaksanaan, yaitu 1) Tahap perencanaan selama 60 hari; 2) Tahap persiapan selama 30 hari, dimulai dengan melakukan pengurukan tanah tanah pertapakan SDN 1 dan 2 mulai tanggal 15 Oktober sampai dengan 16 November 2005; 3) Tahap pelaksanaan selama 128 hari; dan 4) Tahap pengakhiran selama 143 hari dari akhir tahap pelaksanaan.
Dalam operasi ini pusat Komando ada di Satgas, walaupun kemudian dibagi menjadi Sub Satgas. Tetapi secara umum, Komando Satgas ini mempunyai tugas untuk 1) Memfasilitasi, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan operasi bhakti; 2) Memberikan dukungan bantuan fasilitas; 3) Memberikan laporan tentang perkembangan situasi kepada Panglima TNI; dan 4) Memberikan bantuan pengamanan.
Masing-masing Sub Satgas mempunyai tugas yang dideskripsikan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk Sub Satgas 1 tugasnya adalah membangun dan memperbaiki SDN 1 dan 2 Teluk Dalam. Sementara Sub Satgas 2 tugasnya adalah membangun jembatan Sungai Otua Km. 18 (24 m). Sub Satgas 3 tugasnya adalah membangun jembatan Sungai Eho Km. 22 (36 m). Selain tiga Sub Satgas tersebut juga ada Cadangan yang bisa bergerak membantu sewaktu-waktu berdasarkan perintah. Semua Sub Tugas tersebut di atas diharuskan berkoordinasi dan bekerjasama dengan institusi yang terkait dengan tugas yang dilakukannya.
56
SASARAN
Gambar: IV.8. Peta Sasaran Operasi Bhakti TNI Nias62 Sumber: Korem 023/KS IV.4.2
Pengorganisasian
Secara struktur Satgas tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
KOORDINATOR SATGAS
DAN SATGAS BHAKTI TNI
USPACOM
ST AF INT
OPS
MINLOG
SUB SATGAS 1
SUB SATGAS 2
Gambar: IV.9. Struktur Organisasi Satgas Korem 023/KS63 Sumber : Korem 023/KS Keterangan : Garis Komando Garis Koordinasi 62 Sumber : Korem 023/KS 63 Sumber : Korem 023/KS
57
SUB SATGAS 3
Berdasarkan struktur organisasi di atas, pelaksanaan operasi Bhakti TNI di bawah kendali dan komando Dansatgas dalam hal ini adalah Danrem 023/KS berkoordinasi dengan koordinator Satgas dan pihak USPACOM. IV.4.3 Pelaksanaan Pelaksanaan Operasi Bhakti TNI dimulai dengan pembentukan Posko. Posko Satgas Bhakti TNI terbentuk tanggal 29 Maret 2005 bertempat di Markas Kodim 0213/NS Gunung Sitoli, Kabupaten Nias dengan kekuatan pasukan berjumlah 1.576 orang, dapat di lihat pada Tabel IV.2.
Tabel: IV.2. Kesatuan dan Jumlah Personel dalam Operasi Bhakti TNI di Nias64 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Kesatuan Kosatgas (Rem 023/KS) Unsur Kodam I/BB Unsur Kodim 0213/NS Yonif 123/RW Yon Zipur-2 Yon Zipur-4 Yon Zipur-5 Yon Zipur-10 Yon Zikon-11 Kesdam I/BB Puskes TNI POM Bekangdam I/BB Den Zibang-4/I Penerbad TNI AL TNI AU USPACOM
Jumlah Personel 52 orang 4 orang 184 orang 322 orang 452 orang 7 orang 5 orang 5 orang 359 orang 7 orang 37 orang 10 orang 14 orang 10 orang 18 orang 65 orang 31 orang 5 orang
Pada tanggal 29 Maret 2005 Kosatgas sudah tiba di Gunung Sitoli. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh Kosatgas begitu tiba di Gunung Sitoli, Nias. 64 Sumber : Korem 023/KS
58
IV.4.3.1 Pendataan orang-orang asing. Pasca bencana alam banyak relawan yang datang ke Pulau Nias termasuk dari luar negeri, menyikapi hal ini Satkorlak Provinsi Sumatera Utara membentuk tim pengawasan orang asing yang bertugas untuk melakukan pendataan, pendaftaran dan memonitor secara terus-menerus kegiatan orang asing mulai dari datang, kegiatan yang dilakukan sampai kembali ke negara asalnya. Tim pengawas orang asing ini terdiri dari unsur TNI, Polri dan Keimigrasian. Tim ini membentuk posko-posko pengawasan di pintu keluar-masuk dari/ke Nias. Hasil pendataan orang asing yaitu jumlah 668 orang, kembali 584 orang dan yang tinggal 84 orang.65 Tim pengawasan orang asing terdiri dari unsur TNI, POLRI dan petugas Imigrasi dengan membuat pos-pos pengawasan dibeberapa tempat sebagai berikut:66
1.
Pos Pelabuhan Angin ( laut ) Kec. G. Sitoli oleh Marinir TNI AL
2.
Pos Pelabuhan Lagundri Kec. T. Dalam oleh Marinir TNI AL
3.
Pos Bandara Binaka ( udara ) Kec. G. Sitoli oleh Paskhas TNI AU
4.
Pos Lapangan Pelita ( udara ) Kec. G. Sitoli, oleh Paskhas TNI AU
5.
Pos Lapangan T. Dalam ( udara ) oleh Paskhas TNI AU
IV.4.3.2
Evakuasi korban dan jenazah. Korban yang tertimbun reruntuhan
bangunan diambil berdasarkan data dari Babinsa bekerja sama dengan Polres/Polsek serta Pemda/Kecamatan yang diperoleh dari masyarakat baik pihak keluarga korban atau warga yang mengetahui lokasi korban, Satlak PBP segera menghimpun data korban dan melaporkan ke Satkorlak untuk selanjutnya upaya evakuasi dilaksanakan Satuan Tugas TNI dengan menurunkan tim khusus dari personel Batalyon jajaran Satgas TNI yang terdiri dari beberapa tim.
Pada
pelaksanaan tugasnya tim evakuasi dan penyelamat korban menemui kendala karena korban tertimbun tembok maka alat yang tersedia berupa pahat dan palu 65 Data Korem 023/KS 66 ibid
59
kurang efektif, dibutuhkan waktu yang lama guna menerobos dan membuat lorong untuk menyelamatkan orang tersebut.
Dengan demikian lebih baik bila tim ini
dilengkapi dengan alat pemotong dan bor tembok sehingga waktu akan lebih cepat.
Hasil pencarian korban dan evakuasi korban dari runtuhan bangunan :
1)
Korban hidup
:
3 org
2)
Korban meninggal : 240 org
Gambar: IV.10 Evakuasi korban bencana Nias Sumber: Korem 023/KS
IV.4.3.3 Pengobatan.
Kosatgas melakukan beberapa kegiatan yang terkait dengan pengobatan ini. Salah satunya adalah melaksanakan pengobatan massal di lapangan kantor DPRD Kabupaten Nias, Lapangan Pelita dan Bandara Binaka serta Pelayanan Kesehatan keliling di Kabupaten Nias dan membuka Posko Kesehatan
dibeberapa
kecamatan dan desa di Kabupaten Nias Selatan antara lain di desa Bintang Laut, desa Bawo Ganowo, desa Hilijinoho dan desa Hilisataro kecamatan Teluk Dalam, dan di desa Gomo kecamatan Gomo oleh PUSKES TNI.
60
RSUD MEDAN/RST TK. II PUTRI HIJAU RSUD MEDAN/RST TK. II PUTRI HIJAU RSUD SIBOLGA RSUD GUNUNGSITOLI
POSKES TNI Hal DPRD G Sitoli
POSKES PELITA
RSUD TELUK
KES YON ZIPUR
POSKES TNI TELUK
POS KES LAIN-LAIN
Gambar: IV.11. Alur Evakuasi dan Penanganan Korban67 Sumber : Korem 023/KS
Gambar: IV.12 Korban Bencana Nias yang dirawat di tenda darurat IV.4.3.4
Pendataan korban dan kerusakan materiil.
Kegiatan ini dilakukan oleh Staf Teritorial Satgas dengan memberdayakan Komando Kewilayahan (personel Babinsa) yang terjun langsung ke desa-desa bekerjasama dengan instansi terkait (Polsek dan Kecamatan) yang kemudian di himpun, diolah dan dikoordinasikan Staf Satkorlak. Adapun hasil pendataan
67 Sumber Korem 023/KS
61
sebagai berikut :68 Total korban jiwa di Nias Luka Ringan 3.956 jiwa, Luka Berat 2.323 jiwa, Meninggal Dunia 849 jiwa, Pengungsi sementara 21.708 jiwa, Pengungsi tetap 82.260 jiwa adapun data kerusakan materil sebagai berikut : Rumah Rusak Berat 28.665 unit, Rusak Total 15.635 unit; Gedung Pemerintah Rusak Berat 613 unit, Mesjid Rusak Berat 85 unit, Gereja Rusak Berat 1.678 unit, Sekolah Rusak Berat 805 unit, Jembatan Rusak Berat 178 unit, Jalan Rusak Ringan 33.325 m, Rusak Berat 2.590 m. Dampak kerusakan yang ditimbulkan Gempa Nias 2005 seperti pada gambar di bawah:69
Gambar: IV.13 Dampak kerusakan akibat gempa di Nias 2005 IV.4.3.5
Pembongkaran dan pembangunan infrastruktur yang rusak.
Kondisi kota Gunung Sitoli Ibukota Kabupaten Nias mengalami kerusakan paling parah disusul kerusakan kota di Teluk Dalam Ibukota Kabupaten Nias Selatan. Satgas TNI mengerahkan personel Batalyon Infanteri dan Batalyon Zeni guna melaksanakan tugas pembersihan kota
dengan pembagian sektor daerah
tanggung jawab masing-masing didukung alat berat berupa exavator, dozer dan dump truk untuk membongkar, meratakan serta mengangkut bongkaran puingpuing ke tempat pembuangan. Pelaksanaan pembongkaran dan pembersihan puing-puing bangunan diprioritaskan untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial setelah mendapat persetujuan ataupun berdasarkan permohonan pemilik bangunan melalui Satkorlak.
68 Sumber : Kodim 0213/N 69 Sumber : Korem 023/KS
62
Tabel: IV.3. Data Perbaikan Jalan dan Jembatan dalam Operasi Bhakti TNI di Nias70 No Kegiatan Deskripsi A. Perbaikan Jalan 1 Jalan Gunung Sitoli-Sirombu 85 km 2 Jalan Gunung Sitoli-Lahewa 98 km 3 Pembuatan badan jalan desa Gahano Dawu-dawu 75m 4 Penyempurnaan jalan dari Km 7 hingga Kota G. Sitoli 5 Penimbunan badan jalan di jalan Langundri kabupaten Nias 6 Penimbunan jalan di desa Bawo Matalou kecamatan Teluk, kabupaten Nias Selatan 7 Penimbunan jalan di jalan Lolowau dan Lolomatua Kabupaten Nisel 8 Penimbunan badan jalan yang rusak km 37 jurusan Lahewa – Sirombu 9 Pekerjaan jalan di jalur alternatif Km. 31 s.d Km. 37 Kec. Idano Gawo B. Perbaikan Jembatan 1 Pekerjaaan jembatan jurusan Gunung Sitoli sampai dengan Lahewa 2 Pekerjaaan jembatan jurusan Lolowau s.d Sirombu 3 Pekerjaan jembatan Bailley C. Lain-lain 1 Pelaksanaan penyudetan sungai Nou Gunung Sitoli 85 m
70 Sumber : Korem 023/KS
63
Gambar: IV.14 Pembangunan jalan dan Jembatan Pasca Bencana Nias Sumber: Korem 023/KS IV.4.3.6
Pendistribusian Logistik.
Untuk pendistribusian logistik diatur
sebagai berikut : a)
Donatur yang memberikan bantuan sosial akan di data oleh
Satkorlak dalam hal ini koordinator logistik dan dilaporkan ke sekretaris Satkorlak. b)
Selanjutnya bansos tersebut digudangkan di gudang Satkorlak.
c)
Adapun permintaan kebutuhan masyarakat dilaporkan ke Kepala
Desa, selanjutnya kepada Camat setempat.
64
d)
Camat mengajukan kebutuhan ke Satlak dan diteruskan ke
Satkorlak,
dimana
Sekretaris
Satkorlak
akan
memberikan
nota
pengeluaran barang kepada koordinator logistik. e)
Berdasarkan nota tersebut maka koordinator memerintahkan
penjaga gudang untuk mengeluarkan logistik sesuai nota persetujuan tersebut dan mendorong ke kecamatan dimaksud dengan menggunakan sarana angkutan laut dan angkutan udara (daerah yang tidak dapat di jangkau dengan angkutan darat).
Angkutan udara dilaksanakan oleh
Penerbad. Adapun data bantuan logistik terlampir. IV.4.3.7
Melaksanakan perbaikan Runway Bandara Binaka
Perbaikan pertama yang dilakukan oleh Kosatgas adalah perbaikan atas Runway Bandara Binaka. Hal ini mengingat sangat pentingnya Bandara Binaka sebagai pintu keluar-masuk logistik dan bantuan. Akibat yang ditimbulkan dari gempa terhadap Bandara Binaka adalah kerusakan dibeberapa titik yaitu Run Way 27 retak selebar 30 m, Run Way 9 retak selebar 30 m, Over Run Way 27 turun 2 cm dan Avron retak 50 m yang sangat membahayakan kegiatan penerbangan dan menghambat kegiatan bantuan kemanusiaan. Perbaikan kedua adalah jalan dan jembatan di daerah jalur Gunung Sitoli menuju Teluk Dalam dan jalur Gunung Sitoli menuju Lahewa dilaksanakan mulai dari penimbunan badan jalan, pembukaan jalan serta perbaikan jembatan menggunakan batang kelapa, pemasangan jembatan Bailley. Ini juga dilakukan dengan tujuan untuk membuka akses terhadap daerah-daerah terpencil yang terisolasi. IV.4.3.8 Pengamanan. Satgas Bhakti TNI selain melaksanakan tugas bantuan kemanusiaan juga tetap melaksanakan pengamanan personel dan materiil selama berlangsungnya kegiatan
serta pengamanan Bandara Binaka (TNI AU), pengamanan dermaga
(TNI AL), pengamanan gudang Logistik dan pengamanan pendorongan logistik, dari kemungkinan aksi sabotase dan pencurian.
65
IV.4.4
Permasalahan yang Dihadapi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Komandan Korem 023/Kawal Samudera71, bahwa ada beberapa hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan program Operasi Bhakti TNI. 1.
Belum adanya aturan tentang mekanisme bantuan serta pentunjuk
lapangan yang dijadikan pedoman dalam pelaksanaan operasi Bhakti TNI.
2.
Belum adanya organisasi operasional di tingkat Brigade dan Batalyon
yang mengatur mekanisme hubungan kerja dengan instansi-instansi terkait.
3.
Terbatasnya tenaga bongkar muat sehingga memperlambat kegiatan
pendistribusian logistik. Hal ini karena semua sumber daya manusia lebih banyak termobilisasi untuk menangani wilayah masing-masing, selain itu juga karena masih banyak masyarakat yang trauma dan belum mempunyai semangat beraktifitas.
4.
Terbatasnya sarana angkutan untuk
pendistribusian bantuan logistik
sehingga terjadi penumpukan barang di gudang-gudang penyimpanan dan terhambatnya penyaluran bantuan logistik ke daerah-daerah yang membutuhkan.
5.
Terbatasnya
material
bangunan
yang
dibutuhkan
mengakibatkan
kelancaran perbaikan jalan dan jembatan serta fasilitas umum lainnya tidak lancar.
6.
Terbatasnya alat peralatan yang dibutuhkan untuk pencarian dan evakuasi
korban yang berada dalam reruntuhan bangunan.
71 Wawancara dengan Kolonel CZI Aditya Warman, Danrem 023/KS, tanggal 31 Januari 2008 bertempat di Makorem 023/KS Sibolga.
66
7.
Kurang dinamisnya Pemda dalam menyikapi perkembangan daerah
khususnya menghadapi situasi pasca bencana alam gempa bumi.
8.
Terbatasnya alat berat untuk kegiatan pembersihan kota serta perbaikan
jalan dan jembatan.
9.
Terbatasnya sarana komunikasi yang dimiliki sehingga menyulitkan
pendataan korban dan kerusakan serta pengendalian kegiatan Satgas di daerah yang terpencil dan terisolir.
IV.4.5 Hasil Capaian Operasi Bhakti TNI di Nias Dari dokumen yang didapat, Operasi Bhakti TNI ini mendapatkan beberapa hasil capaian. Penanganan awal telah mampu menghidupkan kembali pemerintahan di Nias. Roda pemerintahan daerah sudah berjalan kembali ini dapat dilihat dari aktifitas aparat pemerintah daerah sudah bekerja kembali, kegiatan pelayanan masyarakat diperkantoran pemerintah sudah berjalan, mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan, kabupaten dan instansi pemerintahan lainnya.72 Dengan hidupnya kembali aktifitas pemerintahan dan masyarakat, sektor ekonomi juga mulai hidup kembali dengan ditandai adanya aktifitas jual beli yang dilakukan di pasar-pasar darurat yang di bangun oleh Kosatgas. Hal ini juga kemudian menstimulasi berjalannya aktifitas beberapa toko dan bank-bank swasta di kabupaten Nias dan Nias Selatan. Ini mendukung aktifitas persekolahan yang sudah mampu berjalan walaupun baru sebatas di tenda-tenda darurat yang di bangun oleh Kosatgas.
Perbaikan jalan telah membuka kembali jalur transportasi darat. Sehingga lalu lintas transportasi darat yang menghubungkan antar daerah atau daerah dengan pelabuhan dan/atau bandara. Ramai aktifitas transportasi baik yang dilakukan oleh 72 Catatan Lapangan dari Laporan Pelaksanaan Bhakti TNI di Kabupaten Nias dan Nias Selatan.
67
pribadi maupun lembaga-lembaga yang hendak memberikan bantuan cukup terbantu. Kondisi jalan yang sudah diperbaiki ini mendukung tersalurkannya bantuan logistik ke masyarakat sesuai dengan sasaran yang ditentukan. Sementara perbaikan Runway Bandara Binaka juga sudah dilakukan dengan baik, sehingga jika semula bandara tersebut hanya bisa didarati Cassa tetapi sekarang sudah bisa di pakai untuk mendarat pesawat CN-235.
Hasil yang secara fisik dapat dilihat adalah terbangunnya atau terperbaikinya 1) jembatan Sungai Otua Km 18 dengan panjang 24 meter; 2) jembatan Sungai Eho Km 22 dengan panjang 36 meter; 3) SD Negeri 1 Teluk Dalam dan 4) SD Negeri 2 Teluk Dalam. Selain itu masih banyak hasil yang terkait dengan perbaikan kondisi hidup dan keberlanjutan kehidupan masyarakat setelah Operasi Bhakti TNI. IV.4.6
Manfaat yang Dirasakan Masyarakat Nias
Dari hasil wawancara dengan masyarakat yang ada di Nias pada tanggal 13 Pebruari 2008 diperoleh:73
a.
Bahwa kegiatan Bhakti TNI melalui pengobatan terhadap korban, dapur
umum, bagi penampungan para pengungsi sangat membantu warga Nias yang telah mengalami trauma dan korban akibat bencana gempa.
b.
Bahwa dengan kehadiran TNI di Nias melalui Operasi
Bhaktinya
memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat di Nias, manfaat yang dapat dirasakan langsung seperti : Pembangunan jalan, jembatan serta perbaikan sekolah dan tempet-tempat ibadah. c.
Bahwa anggota TNI cukup bersahabat dengan warga di daerah Nias, ini
bisa di lihat dari interaksi masyarakat Nias dan anggota TNI yang cukup kuat serta adanya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan operasi Bhakti TNI di Nias. 73 Hasil wawancara tanggal 13 Februari 2008
68