BAB IV Pengolahan Data Pada bab ini akan dilakukan pengolahan data untuk perancangan model pengukuran kualitas Jasa Pelayanan Teknis. IV.1 Perancangan model berbasis metode QFD (QFD tahap 1) Pada tahap ini dilakukan penyusunan VOC atau customer needs berupa kriteria persyaratan akreditasi KAN untuk jasa pelayanan teknis. Data berupa dokumen persyaratan umum akreditasi KAN untuk lembaga sertifikasi dan inspeksi, laboratorium dan kalibrasi, sertifikasi sistem mutu, sertifikasi HACCP, sertifikasi sistem manajemen lingkungan, sertifikasi Ekolabel dan sertifikasi personel yang dikeluarkan BSN-KAN. Dari semua kegiatan akreditasi dan sertifikasi yang dapat dilakukan oleh KAN, dipilih salah satu akreditasi KAN yang mewakili jasa pelayanan teknis Balai Besar/Baristand Industri yaitu jasa pengujian dan kalibrasi yang dilakukan oleh laboratorium pengujian dan kalibrasi UPT Dep Perindustrian. Hal ini didukung oleh hasil survei integritas sektor publik yang dilakukan oleh KPK bahwa jasa pengujian dan kalibrasi milik Dep Perindustrian termasuk dalam 15 unit layanan publik dengan skor integritas terendah. Dokumen persyaratan umum akreditasi KAN untuk jasa pengujian dan kalibrasi adalah ISO/IEC 17025 : 2005 tentang ”Persyaratan Umum Kompentensi Laboratorium Penguji dan Kalibrasi”. Elemen dari dokumen ISO/IEC 17025 : 2005 diuraikan menjadi kriteria persyaratan akreditasi KAN sebagai VOC dalam penelitian ini. IV.2 Perancangan model berbasis metode SERVQUAL Variabel penelitian diperoleh dari voice of customer yang berupa kriteria persyaratan akreditasi KAN untuk jasa pengujian dan kalibrasi yang kemudian dikelompokkan berdasarkan dimensi SERVQUAL Parasuraman (1998). Secara lengkap kriteria persyaratan akreditasi KAN untuk jasa pelayanan teknis yang telah dikelompokkan berdasarkan dimensi SERVQUAL dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.
77
Tabel 4.1 Kriteria Persyaratan Akreditasi KAN yang dikelompokkan berdasarkan dimensi SERVQUAL
KRITERIA PERSYARATAN
DESKRIPSI DAN PENJELASAN
DIMENSI SERVQUAL
SUB DIMENSI
KODE
Assurance
Dapat dipercaya (Credibility)
AS1
Assurance
Dapat dipercaya (Credibility)
AS2
Assurance
Dapat dipercaya (Credibility)
AS3
Reliability
Konsistensi Kerja (Performance)
RL1
Tangibles
Perlengkapan
TG2
A.1 Organisasi
-
Secara legal dapat dipertanggung jawabkan
Dapat memenuhi standar ini dan memuaskan pelanggan, - pihak yang berwenang, atau organisasi yang memberikan pengakuan
Apabila merupakan bagian dari organisasi yang besar selain kegiatan pengujian dan/atau kalibrasi, personil inti terhindar dari pertentangan kepentingan
Laboratorium harus telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan di dalam peraturan perundangundangan yang berlaku tentang badan hukum yang diperlukan oleh lembaga pemerintah maupun swasta Standar yang dimaksud adalah ISO/IEC 17025 sebagai standar internasional yang diadopsi KAN sebagai persyaratan akreditasi laboratorium/kalibrasi. Organisasi yang memberikan pengakuan adalah KAN. Struktur organisasi laboratorium yang digunakan sebagai dasar sistem manajemen harus mencakup seluruh unit kerja, dengan fungsi-fungsi mutu, administratif dan teknis yang diperlukan untuk mengoperasikan laboratorium. Jika fungsi-fungsi manajemen dipegang secara rangkap perlu dipastikan bahwa conflict of interest dapat dihindari dan sistem manajemen mutu dapat berjalan secara efektif.
A.2 Sistem Manajemen
-
Menetapkan, menerapkan dan memelihara sistem manajemen sesuai lingkup
Sistem manajemen dari sebuah organisasi dapat mencakup sistem manajemen yang berbeda, seperti sistem manajemen mutu, sistem manajemen lingkungan, sistem manajemen keuangan, dan sebagainya. Sistem manajemen laboratorium harus mencakup seluruh kegiatan mutu
-
Manajemen puncak harus memberikan bukti komitmen tentang pengembangan dan implementasi sistem manajemen dan meningkatkan/menyempur nakan efektivitasnya secara berkelanjutan
Bukti Komitmen harus di nyatakan dalam kebijakan Panduan Mutu dan terdapat bukti objektif komitmen tersebut
78
KRITERIA PERSYARATAN
-
-
DESKRIPSI DAN PENJELASAN
Manajemen puncak harus mengomunikasikan kepada organisasi mengenai pentingnya memenuhi persyaratan customer demikian juga persyaratan perundang-undangan dan peraturan lainnya
panduan mutu menjadi acuan dan menggambarkan struktur dokumentasi dan tanggung jawab manajemen teknis dan manajer mutu ditetapkan dalam panduan mutu
DIMENSI SERVQUAL
SUB DIMENSI
Komunikasi
KODE
EM1
Emphaty
(communication)
Panduan Mutu merupakan sebuah dokumen yang menjelaskan sistem manajemen mutu laboratorium, bukan dokumen yang berisi penulisan ulang persyaratan standar ISO/IEC 17025: 2005, tetapi menjelaskan apa yang dilakukan laboratorium untuk memenuhi persyaratan ISO. Struktur Dokumentasi dalam Panduan mutu (Level 1, 2, 3 ). Uraian tugas dan tanggung jawab dalam Panduan Mutu
Tangibles
Perlengkapan
TG3
Prosedur Pengendalian Dokumen harus memuat mekanisme pengendalian dokumen yang di lakukan. Tujuan Dokumentasi Sistem Manajemen adalah Komunikasi Informasi, Bukti Kesesuaian, Diseminasi Pengetahuan di dalam organisasi. Dokumentasi Sistem Manajemen Mutu harus mencakup Pernyataan kebijakan mutu dan sasaran mutu; • Panduan mutu; dan Prosedur terdokumentasi yang dipersyaratkan.
Reliability
Konsistensi Kerja (Performance)
RL2
Emphaty
Pemahaman kebutuhan konsumen (understanding the customer)
EM2
A.3 Pengendalian Dokumen
-
Menetapkan dan memelihara prosedur pengendalian dokumen, pengesahan, penerbitan dan perubahan dokumen.
A.4 Kaji ulang tender/kontrak
-
menetapkan dan memelihara prosedur kaji ulang permintaan, tender dan kontrak, rekaman kaji ulang dipelihara, dan kaji ulang mencakup pekerjaan yang disubkontrakkan
Lembaga harus menyadari bahwa tidak semua pelanggan memahami kebutuhannya. Laboratorium hendaknya dapat memberikan saran kepada pelanggan dan membantunya untuk menentukan kelayakan pengujian/ kalibrasi yang dibutuhkan. Dalam kaji ulang kontrak hendaknya mendiskusikan ketidakpastian pengukuran yang dapat dicapainya untuk memastikan bahwa hasil kalibrasi yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan pelanggannya
79
KRITERIA PERSYARATAN
DESKRIPSI DAN PENJELASAN
A.5 Sub kontrak pengujian dan kalibrasi Diberikan kepada Laboratorium terakreditasi yang subkontraktor yang menggunakan jasa subkontraktor kompeten, memberitahu bertanggungjawab kepada pelanggan, bertanggung pelanggannya untuk menjamin - jawab atas pekerjaan yang bahwa subkontraktornya telah disubkontrakkan memenuhi persyaratan sistem memelihara daftar manajemen dan kompeten untuk subkontraktor dan bukti melakukan pengujian/kalibrasi kesesuaian yang diperlukan. A.6 Pembenjaan jasa dan perbekalan Kebijakan dan prosedur memilih dan membeli jasa Pembelian jasa dan perbekalan di dan perbekalan, verifikasi sini termasuk pembelian bahan jasa dan perbekalan habis pakai dan barang yang tidak sebelum digunakan, tahan lama atau mudah rusak, - dokumen pembelian dikaji serta pembelian jasa kalibrasi alat ulang dan disahkan ukur/alat uji. Untuk pembelian spesifikasi teknisnya, jasa kalibrasi, laboratorium harus mengevaluasi pemasok dan mengacu pada Kebijakan KAN memelihara rekaman evaluasi A.7 Pelayanan pelanggan -
-
Mengupayakan kerjasama dengan pelanggan
Laboratorium harus mencari umpan balik, baik positif maupun negatif dari customer-nya.
Laboratorium hendaknya memandang pengaduan pelanggan sebagai umpan balik negatif, laboratorium harus mencari masukan positif maupun negatif dengan Customer Survei (Perhitungan, Hasil evaluasi, Sasaran) untuk meningkatkan sistem manajemen; dan layanan kalibrasi atau pengujian yang diberikan serta pelayanan customer.
DIMENSI SERVQUAL
SUB DIMENSI
KODE
Emphaty
Pemahaman kebutuhan konsumen (understanding the customer)
EM3
Reliability
Konsistensi Kerja (Performance)
RL3
Komunikasi
EM4
Emphaty
(communication)
Emphaty
(communication)
EM5
Responsiven ess
Daya tanggap
RS1
Reliability
Konsistensi Kerja (Performance)
RL4
Komunikasi
A.8 Pengaduan -
mempunyai kebijakan dan prosedur menyelesaikan pengaduan dan memelihara rekamannya
A.9 Pengendalian pekerjaan pengujian/kalibrasi yang tidak sesuai
-
Mempunyai kebijakan dan prosedur untuk pekerjaan yang tidak sesuai dengan prosedur
Laboratorium hendaknya merekam pekerjaan yang tidak sesuai, termasuk yang ditemukan oleh personel laboratorium dalam implementasi sistem manajemen mutunya
80
KRITERIA PERSYARATAN
-
Melakukan tindakan perbaikan
DESKRIPSI DAN PENJELASAN
DIMENSI SERVQUAL
SUB DIMENSI
KODE
Tindakan perbaikan (corrective action) adalah tindakan untuk menghilangkan penyebab dari ketidaksesuaian yang teramati atau situasi yang tidak diinginkan lainnya.
Assurance
Pengetahuan (competence)
AS4
Peningkatan berkelanjutan dapat dilakukan dengan prinsip : mencari kesempatan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses, tidak hanya menunggu permasalahan yang menyebabkan kesempatan peningkatan, dapat berupa perubahan kecil selangkah maupun perubahan strategis terhadap organisasi, dapat menghasilkan perubahan produk, proses bahkan sistem manajemen mutu, harus terdapat proses untuk mengidentifikasi dan mengelola kegiatan peningkatan. Sehingga harus ada Program, Pelaksanaan, Pengukuran dan Pemantauan serta evaluasi.
Responsiven ess
Daya tanggap
RS2
Tindakan perbaikan sebagai piranti peningkatan, yang bersumber dari Rekaman pekerjaan yang tidak sesuai, Pengaduan pelanggan, Laporan audit, Hasil kaji ulang manajemen, Hasil analisis data, Hasil pengukuran kepuasan pelanggan, Rekaman sistem manajemen mutu yang relevan, Usulan dari personel di dalam organisasi dan hasil penilaian diri sendiri.
Assurance
Pengetahuan (competence)
AS5
Assurance
Pengetahuan (competence)
AS6
A.10 Peningkatan
-
Laboratorium harus meningkatkan efektivitas sistem manajemen secara berkelanjutan melalui penggunaan kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisis data, tindakan perbaikan dan pencegahan serta kaji ulang manajemen
A.11 Tindakan Perbaikan
-
Menetapkan kebijakan dan prosedur tindakan perbaikan
-
Melakukan analisis penyebab, melakukan pemilihan dan pelaksanaan tindakan perbaikan, melakukan pemantauan tindakan perbaikan, melakukan audit tambahan
81
KRITERIA PERSYARATAN
DESKRIPSI DAN PENJELASAN
DIMENSI SERVQUAL
SUB DIMENSI
KODE
Tindakan pencegahan merupakan proses proaktif untuk mengidentifikasi kesempatan peningkatan, bukan merupakan reaksi terhadap permasalahan atau pengaduan yang telah terjadi.
Assurance
Keamanan (Security)
AS7
Rekaman implementasi persyaratan manajemen maupun persyaratan teknis ISO/IEC 17025 harus dipelihara oleh laboratorium dengan prosedur yang memadai, dan dapat disimpan baik dalam bentuk cetakan, rekaman elektronik (termasuk dalam file komputer), atau cara lain sesuai dengan kebutuhan. Dibuat Daftar Rekaman Tehnis yang akan di pelihara, sistim pengendaliannya, waktu kadaluarsa, serta penanggung jawabnya harus jelas.
Reliability
Konsistensi Kerja (Performance)
RL5
Program atau jadwal audit internal harus mencakup seluruh elemen sistem manajemen dalam periode 12 (dua belas) bulan. Audit hendaknya dapat memastikan bahwa Prosedur yang ditetapkan di dalam sistem manajemen diikuti secara konsisten; Sasaran yang ditetapkan di dalam sistem manajemen dapat dicapai; Tugastugas yang diberikan kepada personel laboratorium dijalankan dengan baik.
Reliability
Konsistensi Kerja (Performance)
RL6
Keluaran yang diharapkan : Unjuk kerja pencapaian sasaran produk dan proses; Unjuk kerja peningkatan di dalam organisasi; Penilaian kecukupan sumber daya dan struktur organisasi, Strategi dan inisiataif pemasaran, produk, serta kepuasan pelanggan dan pihak berkepentingan; pencegahan kerugian dan rencana pengurangan resiko; Informasi perencanaan strategis untuk kebutuhan organisasi di masa mendatang.
Reliability
Konsistensi Kerja (Performance)
RL7
A.12 Tindakan Pencegahan
-
Peningkatan yang diperlukan dan penyebab ketidaksesuaian diidentifikasi, prosedur mencakup tahap awal dan penerapan pengendalian
A.13 Pengendalian Rekaman
-
Pengendalian rekaman menetapkan dan memelihara prosedur pengendalian rekaman dan penyimpanan rekaman
A.14 Audit Internal
-
Secara periodik melakukan audit internal oleh personil yang kompeten, melakukan tindakan perbaikan, hasil audit internal direkam, melakukan verifikasi tindak lanjut
A.15 Kaji ulang manajemen
-
Secara periodik menyelenggarakan kaji ulang manajemen, hasil kaji ulang manajemen direkam dan dijamin tindak lanjutnya
82
DIMENSI SERVQUAL
SUB DIMENSI
KODE
Memastikan kompetensi semua personel
Evaluasi personel merupakan bagian utama asesmen laboratorium. Kriteria personel harus dievaluasi berdasarkan cakupan pekerjaan, kompleksitas dan frekuensi pelaksanaan pengujian atau kalibrasi yang tercakup di dalam lingkup yang diakreditasi atau diajukan.
Assurance
Pengetahuan (competence)
AS8
-
Merumuskan sasaran dan program pendidikan, pelatihan dan ketrampilan
Laboratorium harus memiliki prosedur yang memadai untuk pelatihan personel baru dan untuk mengembangkan keahlian personel teknis di dalam melaksanakan pekerjaan baru atau pekerjaan di dalam lingkup akreditasi yang jarang dilakukan.
Responsiven ess
Daya tanggap
RS3
-
Menggunakan personel yang dikaryakan atau dikontrak
Tangibles
Pegawai
TG4
-
Memberikan kewenangan kepada personel dan memelihara rekaman personel
Assurance
Dapat dipercaya (Credibility)
AS9
KRITERIA PERSYARATAN
DESKRIPSI DAN PENJELASAN
A.16 Persyaratan teknis
-
Penandatangan sertifikat yang disetujui oleh KAN, atau personel yang diajukan sebagai penandatangan sertifikat yang diakui oleh KAN harus memenuhi syarat dan aturan KAN
A.17 Kondisi dan akomodasi lingkungan Fasilitas laboratorium memfasilitasi kebenaran unjuk kerja pengujian
Fasilitas yang digunakan harus di bandingkan dengan persyaratan yang di tetapkan oleh metode uji.
Tangibles
Fasilitas fisik
TG1
-
Memantau, mengendalikan dan merekam kondisi lingkungan
Untuk setiap pekerjaan yang dilakukan di lapangan (di luar lokasi permanen laboratorium/insitu), lokasi pengujian dan/atau kalibrasi harus dipilih sedemikian hingga dapat meminimalkan pengaruh kondisi lingkungan dan kontaminasi terhadap keabsahan hasil uji/kalibrasi.
Assurance
Keamanan (Security)
AS10
-
Ada pemisah yang efektif antar ruangan, akses ke laboratorium dikendalikan, memastikan kerumahtanggaan yang baik
Tangibles
Fasilitas fisik
TG5
-
83
KRITERIA PERSYARATAN
DESKRIPSI DAN PENJELASAN
A.18 Metode pengujian/kalibrasi dan evaluasi metode Laboratorium harus menetapkan dan mengimplementasikan sistem formal untuk menerbitkan, mengkaji ulang dan memutakhirkan metode dan spesifikasi. Bila terdapat Menggunakan metode perubahan publikasi atau standar yang sesuai dan memiliki yang diacu, laboratorium harus instruksi penggunaan melakukan kaji ulang terhadap peralatan kemampuannya untuk menerapkan standar baru tersebut, sebelum memutuskan untuk mengadopsi standar edisi terbaru atau tetap mengacu standar yang lama
-
pengendalian data
Laboratorium harus memiliki dan mengimplementasikan prosedur perhitungan dan pemindahan data sesuai dengan proses perhitungan dan pemeriksaan yang dilakukan oleh laboratorium, diperlukan pengaturan yang memadai bila laboratorium menggunakan komputer dan peralatan otomatis
DIMENSI SERVQUAL
SUB DIMENSI
KODE
Assurance
Pengetahuan (competence)
AS11
Reliability
Konsistensi Kerja (Performance)
RL8
Tangibles
Peralatan
TG6
Reliability
Ketepatan (Accurately)
RL9
Assurance
Pengetahuan (competence)
AS12
Assurance
Keamanan (Security)
AS13
A.19 Peralatan -
Dilengkapi dengan semua peralatan yang diperlukan
-
Akurasi peralatan yang diperlukan dan program kalibrasi
-
Dioperasikan oleh personel yang berwenang, diidentifikasi secara unik, rekaman peralatan dipelihara, prosedur penanganan yang aman
-
Peralatan yang tidak berfungsi dengan baik ditarik dari penggunaan, diberi identifikasi status kalibrasi sebelum digunakan, dijaga kemananan dari penyetelan
Laboratorium harus menetapkan batas-batas akurasi, atau kesalahan terbesar maksimum, atau ketidakpastian dari peralatan yang digunakan yang berpengaruh signifikan terhadap hasil uji dan/atau kalibrasi di dalam lingkupnya Prosedur menguraikan tentang, bahwa bila melaksanakan pengujian/kalibrasi diluar gedung permanen, laboratorium melakukan tindakan, sebelum dibawa dan saat dikembalikan, untuk memastikan kelayakan fungsi dari peralatan ukur yang digunakan. Pengendalian peralatan di luar pengendalian langsung dalam persyaratan klausul ini juga termasuk keadaan tertentu pada saat peralatan untuk sementara berada di luar pengendalian
84
KRITERIA PERSYARATAN
DESKRIPSI DAN PENJELASAN
DIMENSI SERVQUAL
SUB DIMENSI
KODE
Assurance
Pengetahuan (competence)
AS14
Assurance
Pengetahuan (competence)
AS15
Tangibles
Peralatan
TG7
Assurance
Pengetahuan (competence)
AS16
Reliability
Konsistensi Kerja (Performance)
RL10
Assurance
Pengetahuan (competence)
AS17
Emphaty
Komunikasi (communication )
EM6
Assurance
Pengetahuan (competence)
AS18
A.20 Ketelusuran pengukuran
-
Peralatan yang berpengaruh signifikan terhadap hasil uji/kalibrasi harus dikalibrasi
-
Persyaratan khusus laboratorium kalibrasi dan pengujian untuk ketelusuran pengukuran
-
Standar acuan dan bahan acuan
Laboratorium harus memiliki program dan prosedur penanganan kalibrasi untuk alat ukur atau alat uji dan alat bantu yang berpengaruh signifikan terhadap hasil uji dan/atau kalibrasi yang tercakup dalam lingkup pekerjaan uji/kalibrasinya Bila laboratorium memutuskan untuk menetapkan program kalibrasi in-house untuk alat ukur dan alat uji yang digunakan dalam pekerjaannya, laboratorium harus memenuhi persyaratan tentang kalibrasi in-house yang ditetapkan dalam Kebijakan KAN tentang Ketertelusuran. Terdapat beberapa jenis peralatan yang memiliki tingkat kestabilan yang rendah, sehingga peralatan jenis ini harus dikalibrasi/ verifikasi setiap saat sebelum digunakan atau pada interval yang pendek untuk mengetahui unjuk kerjanya
A.21 Pengambilan sampel -
Mempunyai prosedur dan rencana pengambilan sampel
Laboratorium dianjurkan untuk memperoleh akreditasi yang mencakup pengambilan sampel seperti pengujian
Penyimpangan prosedur pengambilan sampel - direkam dan memiliki rekaman pengambilan sampel A.22 Penanganan Barang Uji yang dikalibrasi
-
-
-
Memiliki prosedur penanganan
Abnormalitas dikomunikasikan ke pelanggan Memiliki sistem identifikasi, memiliki prosedur dan fasilitas untuk menghindari deteriorasi
Laboratorium harus memiliki dan mengimplementasikan prosedur penanganan barang yang diuji/dikalibrasi, termasuk perlindungan terhadap integritas, identifikasi, dan juga pemeriksaan dan pemastian cara pengoperasian barang yang diuji/dikalibrasi.
85
KRITERIA PERSYARATAN
DESKRIPSI DAN PENJELASAN
A.23 Jaminan mutu hasil pengujian dan kalibrasi Laboratorium harus memiliki dan mengimplementasikan prosedur pengendalian mutu yang dapat Mempunyai prosedur menjamin kebenaran dan pengendalian mutu kehandalan hasil uji dan/atau kalibrasi sesuai dengan volume dan jenis pekerjaan di dalam lingkupnya A.24 Pelaporan hasil -
-
Dilaporkan secara akurat, jelas, tidak meragukan dan obyektif
Laporan pengujian dan sertifikat kalibrasi sekurang-kurangnya mencakup informasi
Sertifikat yang mencantumkan simbol akreditasi, sebagai tanda pengakuan formal terhadap kompetensi laboratorium dalam melaksanaan pengujian/kalibrasi yang dilaporkan dalam sertifikat, harus memuat tanda tangan penandatangan sertifikat yang disetujui oleh KAN
DIMENSI SERVQUAL
SUB DIMENSI
KODE
Assurance
Pengetahuan (competence)
AS19
Reliability
Ketepatan (accurately)
RL11
Tangibles
Perlengkapan
TG8
IV.2.1 Hasil Kuisioner Awal Kuisioner awal pada penelitian ini adalah kuisioner yang berisi tingkat kepentingan dan
tingkat kepuasan responden terhadap jasa pengujian dan
kalibrasi di B4T Bandung. Setelah dilakukan penyebaran kuisioner awal, maka kuisioner yang disebar tersebut diperiksa kembali untuk mengecek apakah semua pertanyaan telah memenuhi persyaratan yaitu kuisioner telah terisi semua, tidak ada jawaban lebih dari satu dan konsistensi jawaban atas pertanyaan penjaring. Hasilnya diperoleh kuisioner yang layak adalah 31 buah dari responden B4T Bandung. Kemudian kuisioner yang telah lolos pengecekan tersebut diuji validitas dan reliabilitas item pertanyaannya. Parasuraman et.al (1998) menyatakan bahwa karena konstruk kualitas jasa bersifat multidimensional, koefisien alpha dihitung terpisah untuk masing-masing dimensi untuk memastikan hingga tingkat mana item-item di dalam setiap dimensi memiliki inti yang sama. Dengan menggunakan software SPSS 16.0, maka dilakukan pengujian reliabilitas dan validitas kuisioner.
86
IV.2.2 Uji Reliabilitas Kuisioner Awal Uji reliabilitas adalah proses pengukuran terhadap ketepatan (konsisten) dari suatu instrumen. Pengujian ini untuk menjamin instrumen yang digunakan merupakan instrumen yang handal, konsisten, stabil dan dependibilitas sehingga bila digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang sama. Menurut Ghozali (2005), suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 atau > 60% (Nunnally, 1967 dalam Ghozali, 2005 ). Namun untuk penelitian dasar pada tahap awal / skala baru, nilai Cronbach Alpha antara 0,50 – 0,60 dapat diterima dan dikatakan reliabel (Nunnally, 1967 dalam Booker, Q.E, Rebman, C.M., 2005 ). Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Reliabilitas Tingkat Kepuasan Responden terhadap B4T Bandung Dimensi
Nilai alpha cronbachs
Keterangan
Tangibles
0,604
Reliabel
Reliability
0,544
Reliabel
Responsiveness
0,649
Reliabel
Assurance
0,725
Reliabel
Empathy
0,857
Reliabel
Keseluruhan
0,891
Reliabel
IV.2.3 Uji Validitas Kuisioner Awal Selanjutnya dilakukan uji validitas yang ditujukan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya agar data yang diperoleh bisa relevan/sesuai dengan tujuan diadakannya pengukuran tersebut. Menurut Ghozali (2005), suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tesebut. Pengujian validitas dilakukan dengan cara menghitung korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor variabel.
87
Dengan hipotesis yang diajukan : Ho : skor butir pertanyaan berkorelasi positif dengan total skor variabel H1 : skor butir pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan total skor variabel Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n – 2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Untuk kuisioner awal jumlah sampel (n) = 31 dan besarnya df dapat dihitung 31 – 2 = 29. Dengan df = 29 dan alpha = 0,05, didapat r tabel = 0,301. Selanjutnya untuk menguji apakah masing-masing indikator / variabel valid atau tidak, dari output Correlated Item – Total Correlation hasil pengolahan dengan SPSS 16 dibandingkan dengan hasil perhitungan r tabel = 0,301. Jika jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilainya positif maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid. Hasil uji validitas kuisioner awal dapat dilihat pada LAMPIRAN B. IV.2.4 Tingkat Kepentingan Dimensi Menurut Responden Tingkat kepentingan dari kuisioner awal menunjukkan informasi bahwa setiap responden memiliki pandangan yang berbeda mengenai dimensi mana yang paling penting. Tabel 4.3. Rekapitulasi Rata-rata Tingkat Kepentingan Dimensi Menurut Responden Dimensi
Rata-rata Tingkat Kepentingan Menurut Konsumen B4T
Tangibles
5,067
Reliability
4,961
Responsiveness
5,152
Assurance
5,378
Emphaty
5,217
Rata-rata
5,155
88
Rata-rata Tingkat Kepentingan Konsumen B4T
Rata-rata
5,700 5,400 5,100 4,800 Emphaty
As s uranc e
Res pons iv enes s
R eliability
T angibles
4,500
Dimensi
Gambar 4.1 Gambar Rata-rata Tingkat Kepentingan Dimensi Menurut Responden. IV.2.5 Hasil Kuisioner Lanjutan Setelah kuisioner awal dinyatakan valid dan reliabel, maka selanjutnya dilakukan penyebaran kuisioner lanjutan untuk konsumen B4T. Kuisioner yang disebarkan adalah kuisioner khusus untuk Jasa Pengujian dan Kalibrasi. Skala yang digunakan dalam kuisioner ini adalah Skala Likert, yaitu pilihan jawaban dibuat berjenjang dari jawaban yang paling negatif sampai jawaban yang paling positif untuk keperluan analisis kuantitatif. Gradasi skala jawaban dalam kuisioner untuk tingkat kepentingan adalah 1 = sangat tidak penting, 6 = sangat penting, untuk tingkat kepuasan 1 = sangat tidak memuaskan, 6 = sangat memuaskan. Dipilihnya 6 skala untuk menghindari jawaban ragu-ragu, sehingga responden yang memilih 3 berarti lebih cenderung ke skala 2, dan responden yang memilih 4 berarti lebih cenderung ke skala 5. Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, H., 2004) karena jumlah populasi diketahui.
89
Rumus Slovin : n=
N 1 + N (e)2
Dengan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi konsumen pada periode waktu awal Kuartal I tahun 2008 s/d akhir Kuartal II tahun 2009 e = tingkat ketelitian Diketahui jumlah populasi (N) selama periode waktu awal Kuartal I tahun 2008 s/d akhir Kuartal II tahun 2009 adalah 1755 konsumen dan e = 10%, maka jumlah sampel minimum adalah : n=
1755 = 94,61 ≈ 95 2 1 + 1755 (0,1)
Kuisioner yang kembali diperiksa untuk mengecek apakah semua pertanyaan telah dijawab oleh responden, tidak ada jawaban yang diisi lebih dari satu oleh responden dan konsistensi pengisian pertanyaan penjaring. Hasilnya didapatkan sebagai berikut : Tabel 4.4 Distribusi Penyebaran Kuisioner Kuisioner Awal Disebar 41
Persentase
Kembali Layak Kembali 36
31
87,8%
Kuisioner Lanjutan
Layak
Disebar
75,6%
205
Kembali Layak 111
102
Persentase Kembali
Layak
54,15%
49,8%
Berikut profil responden yang jawabannya layak : Skala Industri
Jumlah
Persentase
Kecil
12
11,76%
Menengah
33
32,35%
Besar
57
55,88%
102
100%
TOTAL
90
Lama menjadi pelanggan
Jumlah
Persentase
< 1 tahun
15
14,71%
1 – 5 tahun
55
53,92%
> 5 tahun
32
31,37%
102
100%
TOTAL
IV.2.6 Uji Reliabilitas dan Validitas Seperti halnya kuisioner awal, kuisioner lanjutan juga dilakukan uji reliabilitas untuk mengukur apakah kuisioner merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Tabel 4.5 Rekapitulasi Reliabilitas Tingkat Kepuasan Responden terhadap B4T Dimensi
Nilai alpha cronbachs
Keterangan
Tangibles
0,608
Reliabel
Reliability
0,589
Reliabel
Responsiveness
0,621
Reliabel
Assurance
0,766
Reliabel
Empathy
0,690
Reliabel
Keseluruhan
0,625
Reliabel
Selanjutnya dilakukan uji validitas untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Uji signifikasi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n – 2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Untuk kuisioner lanjutan jumlah sampel (n) = 102 dan besarnya df dapat dihitung 102 – 2 = 99. Dengan df = 99 dan alpha = 0,05 didapat r tabel = 0,196. Kemudian untuk menguji apakah masing-masing indikator / variabel valid atau tidak, pada output Correlated Item – Total Correlation dibandingkan dengan hasil perhitungan r tabel = 0,196. Jika jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilainya positif maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid. Hasil uji validitas kuisioner awal dapat dilihat pada LAMPIRAN C.
91
Setelah semua data terkumpul yaitu jawaban dari kuisioner harapan persepsi dan harapan responden, kemudian jawaban dirangkum ke dalam tabel. Tabel data mentah ini dapat dilihat pada LAMPIRAN C. IV.2.7 Assessment of Measure dengan Menggunakan Partial Least Square Structural Equation Modeling (SEM) digunakan untuk memeriksa lebih lanjut alat ukur pada penelitian ini. Untuk menganalisis faktor konfirmatori digunakan Second Order Factor Analysis yang merupakan bagian dari program Partial Least Square (PLS). Second Order Factor Analysis merupakan teknik untuk menguji (konfirmatori) hubungan yang telah dispesifikasikan sejak awal (Ghozali, 2006) dan ditujukan untuk menguji apakah 5 dimensi (Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy) sesuai untuk Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) Bandung. Menurut Ghozali (2006), tujuan analisis konfirmatori untuk konstruk dengan indikator reflektif adalah untuk mengetahui validitas dari masing-masing indikator dan menguji reliabilitas dari konstruk tersebut. Kriteria validitas indikator diukur dengan convergent validity, sedangkan reliabilitas konstruk diukur dengan composite reliability dan Average Variance Extracted (AVE). Konstruk laten pada penelitian ini merupakan konstruk dengan multidimensi. Konstruk Kualitas Jasa Pelayanan Teknis (JPT) khususnya jasa pengujian dan kalibrasi dibentuk (formatif) oleh 5 dimensi yaitu Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy. Masing-masing dimensi dapat diukur dengan indikator-indikator. Jadi kelima dimensi ini merupakan First Order construct dan kualitas JPT merupakan Second Order construct. Pendekatan untuk menganalisis Second Order Factor seperti yang disarankan oleh Wold (cf Lohmoller, 1989 dalam Chin et al, 1996 dalam Ghozali, 2006) adalah menggunakan repeated indicator approach atau juga dikenal dengan hierarchical component model. Pendekatan ini dapat dilihat pada gambar berikut yang juga merupakan path diagram dari penelitian ini.
92
Gambar 4.2. Path Diagram dan atau Repeated Indicators Approach. Seperti terlihat pada gambar di atas, Second Order konstruk laten (Kualitas JPT) dibentuk (formatif) oleh 5 First Order Komponen yaitu Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy. Komponen Tangible diukur dengan indikator TG1 hingga TGn, begitu juga dengan komponen Reliability diukur dengan indikator RL1 hingga RLn dan seterusnya. Dalam pendekatan repeated indicators, ukuran indikator atau item TG1, TGn hingga EMn digunakan dua kali. Pertama untuk mengukur Second Order Konstruk Laten, yang sekaligus diukur oleh First Order Component. Walaupun pendekatan ini mengulang jumlah variabel manifest atau indikator, namun demikian pendekatan ini memiliki keuntungan karena model ini dapat diestimasi dengan algoritma standar PLS (Chin et al, 1996 dalam Ghozali, 2006). Pada penelitian ini First Order Component dibentuk oleh 5 dimensi yaitu Tangible,
Reliability,
Responsiveness,
Assurance,
Empathy.
Dimensi
Tangible memiliki 8 indikator yaitu TG1 hingga TG8, dimensi Reliability memiliki 11 indikator yaitu RL1 hingga RL11. Sedangkan dimensi Responsiveness memiliki 3 indikator yaitu RS1, RS2 dan RS3, dan dimensi Assurance memiliki 19 indikator yaitu AS1 hingga AS19 serta dimensi Empathy memiliki 6 indikator yaitu EM1 hingga EM6. Sehingga Second
93
Order Konstruk memiliki 47 indikator. Penjelasan masing-masing indikator dapat dilihat pada LAMPIRAN E. Selanjutnya dilakukan analisa dengan program Partial Least Square (PLS). Hasilnya sebagai berikut : IV.2.7.1 Analisis Bootstrapping Pertama a. Dimensi Tangible Menurut
Ghozali
(2006),
indikator
yang
telah
dilakukan
bootstrapping akan memperlihatkan nilai factor loading-nya. Apabila nilai factor loading indikator tersebut dibawah 0,50 maka perlu dibuang dari analisis karena memiliki nilai convergent validity yang rendah. Seperti yang kita lihat pada Gambar 4.3 berikut, tidak ada satupun dari dimensi Tangible yang perlu didrop karena nilai factor loading dari indikator-indikatornya di atas 0,50.
Gambar 4.3. Hasil bootstrapping untuk dimensi Tangible.
94
b. Dimensi Reliability
Gambar 4.4. Hasil bootstrapping untuk dimensi Reliability Pada Gambar 4.4 menunjukkan nilai factor loading dari indikator RL2 sebesar 0,475 dan RL 9 sebesar 0,395 (dibawah 0,50), sehingga perlu dibuang dari analisis. Setelah indikator RL2 dan RL9 dibuang dari analisis maka selanjutnya program kita run kembali. c. Dimensi Responsiveness
Gambar 4.5. Hasil bootstrapping untuk dimensi Responsiveness Dari Gambar 4.5 di atas, tidak ada satupun dari dimensi Responsiveness yang perlu dibuang karena nilai factor loading dari indikator-indikatornya di atas 0,50.
95
d. Dimensi Assurance
Gambar 4.6. Hasil bootstrapping untuk dimensi Assurance Pada Gambar 4.6 di atas menunjukkan bahwa nilai factor loading dari indikator AS10 dan AS12 sebesar 0,0 (dibawah 0,50), sehingga perlu dibuang dari analisis. Setelah indikator AS10 dan AS12 dibuang dari analisis maka selanjutnya program kita run kembali. e. Dimensi Empathy Seperti yang dapat kita lihat dari Gambar 4.7 berikut, tidak ada satupun dari dimensi Assurance yang perlu dibuang karena nilai factor loading dari indikator-indikatornya di atas 0,50.
96
Gambar 4.7. Hasil bootstrapping untuk dimensi Empathy IV.2.7.2
Analisis Bootstrapping Kedua
Setelah indikator-indikator yang memiliki nilai factor loading dibawah 0,05 telah dibuang, maka dilakukan bootstrapping kembali. Hasilnya sebagai berikut:
97
Gambar 4.8. Hasil bootstrapping kedua untuk kelima dimensi.
98
Setelah dilakukan bootstrapping kedua, maka factor loading untuk First Order sudah memenuhi convergent validity yaitu nilainya semua di atas 0,05. Langkah selanjutnya adalah penilaian kesesuaian model (goodness of fit). Tahap ini untuk menilai apakah model yang dibuat telah sesuai dengan data yang diperoleh. Pengujian goodness of fit (GOF) dilakukan dalam beberapa tingkatan, pertama untuk model secara keseluruhan, kemudian untuk measurement model dan structural model secara terpisah. Pada metode PLS, goodness of fit dilakukan pada outer model dan inner model. Untuk model pengukuran atau outer model, GOF dievaluasi berdasarkan nilai convergent dan discriminant validity dan composite realibility. Nilai loading Convergent validity dengan 0.5 sampai 0.6 dianggap cukup, untuk jumlah indikator dari variabel laten berkisar antara 3 sampai 7. Nilai discriminant validity direkomendasikan dengan nilai AVE lebih besar dari 0.50 dan nilai batas yang diterima untuk tingkat composite realibility adalah ≥ 0.7, walaupun bukan merupakan standar absolut. Hasil goodness of fit untuk outer model dapat dilihat pada Tabel 4.6, 4.7 dan 4.8 berikut. Tabel 4.6 Nilai Composite Reliability Composite Reliability
Composite Reliability
AS
0.821783
EM
0.876098
Kualitas JPT
0.814865
RL
0.733214
RS
0.77576
TG
0.720941
Dari nilai Composite Reliability seperti pada Tabel 4.6 di atas dapat disimpulkan bahwa Second Order Konstruk (Kualitas JPT) memiliki nilai Composite Reliability yang cukup tinggi yaitu 0,8148. Sedangkan untuk First Order semua konstruk memiliki nilai Composite Reliability yang tinggi yaitu dimensi Empathy sebesar 0,876, dimensi Tangible sebesar 0,7209, dimensi
99
Assurance sebesar 0,8214, dimensi Reliability sebesar 0,7332 dan dimensi sebesar Responsiveness sebesar 0,7757. Tabel 4.7 Nilai discriminant validity (AVE) AVE
AVE
AS
0.622132
EM
0.529698
Kualitas JPT
0.681454
RL
0.591352
RS
0.545373
TG
0.614192
Dari Tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa nilai discriminant validity memiliki nilai AVE lebih besar dari 0.50. Tabel 4.8 Nilai factor loading pada outer loadings
Dari Tabel 4.8 di atas, dapat kita lihat bahwa semua nilai factor loading baik pada Second Order maupun First Order signifikan pada 0,05, hal ini ditunjukkan oleh semua nilai T statistic di atas 1,96. Sehingga dapat dikatakan bahwa semua indikator bersifat valid. Sedangkan untuk model struktural atau inner model, GOF dievaluasi dengan melihat presentase variance yang dijelaskan yaitu dengan melihat nilai R2 untuk konstruk laten dependen dengan menggunakan ukuran Stone Geisser Q
100
Squares Test dan juga melihat besarnya koefisien jalur strukturalnya. Hasil goodness of fit untuk inner model dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.9 Nilai R-square R Square
R Square
AS
0.838901
EM
0.908872
RL
0.645541
RS
0.663748
TG
0.883214
Dari nilai R-square pada tabel di atas, tampak bahwa hubungan dimensi Assurance memberikan nilai estimasi parameter 0,8347 dan signifikan pada 0.05. Nilai R-square sebesar 0,8389 yang berarti variabilitas dimensi Assurance yang dapat dijelaskanoleh Kualitas JPT sebesar 83,89%. Demikian juga pada dimensi Empathy menunjukkan nilai estimasi parameter 0,9088 dan signifikan pada 0.05 yang berarti variabilitas dimensi Empathy yang dapat dijelaskan oleh Kualitas JPT sebesar 90,88%. Pada dimensi Tangible menunjukkan nilai estimasi parameter 0,8832 dan signifikan pada 0.05 yang berarti variabilitas dimensi Tangible yang dapat dijelaskan oleh Kualitas JPT sebesar 88,32%. Sedangkan pada dimensi Reliability dan Responsiveness menunjukkan nilai parameter yang sedang yaitu 0,6455 dan 0,6637 dan signifikan pada 0.05 yang berarti variabilitas dimensi Reliability dan Responsiveness yang dapat dijelaskan oleh Kualitas JPT hanya sebesar 64,55 % dan 66,37%. Dari hasil goodness of fit pada model struktural dan model pengukuran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kesesuaian model dengan data terpenuhi.
101
IV.3 Penyusunan HOQ (QFD tahap 2) IV.3.1 Penentuan Planning Matrix Langkah selanjutnya adalah menyusun planning matrix yang berisi tingkat kepentingan, tingkat kepuasan saat ini, target, improvement ratio (IR), adjusted importance dan % importance untuk masing-masing atribut/kriteria persyaratan akreditasi KAN. Planning matrix dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut. Tabel 4.10 Planning matrix KRITERIA PERSYARATAN
Kode
Tgkt Kptgn
Tingkat kepuasan saat ini
Target
IR
Adjusted Importance
% Importance
A.1 Organisasi -
Secara legal dapat dipertanggung jawabkan
AS1
5.871
5.259
6
1.141
6.699
1.94%
-
Dapat memenuhi standar ini dan memuaskan pelanggan, pihak yang berwenang, atau organisasi yang memberikan pengakuan
AS2
5.873
4.712
6
1.273
7.479
2.17%
-
Apabila merupakan bagian dari organisasi yang besar selain kegiatan pengujian dan/atau kalibrasi, personil inti terhindar dari pertentangan kepentingan
AS3
5.032
3.832
6
1.566
7.878
2.29%
A.2 Sistem Manajemen -
Menetapkan, menerapkan dan memelihara sistem manajemen sesuai lingkup
RL1
5.710
4.236
6
1.417
8.088
2.35%
-
Manajemen puncak harus memberikan bukti komitmen tentang pengembangan dan implementasi sistem manajemen dan meningkatkan/menyempurnakan efektivitasnya secara berkelanjutan
TG2
5.871
4.455
6
1.347
7.906
2.30%
-
Manajemen puncak harus mengomunikasikan kepada organisasi mengenai pentingnya memenuhi persyaratan customer demikian juga persyaratan perundang-undangan dan peraturan lainnya
EM1
5.806
4.513
6
1.329
7.719
2.24%
-
panduan mutu menjadi acuan dan menggambarkan struktur dokumentasi dan tanggung jawab manajemen teknis dan manajer mutu ditetapkan dalam panduan mutu
TG3
5.871
4.686
6
1.280
7.517
2.18%
102
Kode
Tgkt Kptgn
Tingkat kepuasan saat ini
Target
IR
Adjusted Importance
% Importance
RL2
5.871
5.183
6
1.158
6.796
1.97%
EM2
5.645
5.157
6
1.163
6.568
1.91%
EM3
5.548
4.550
6
1.319
7.317
2.12%
RL3
5.548
4.681
6
1.282
7.112
2.06%
EM4
5.976
4.939
6
1.215
7.259
2.11%
EM5
5.548
4.356
6
1.377
7.642
2.22%
A.8 Pengaduan mempunyai kebijakan dan prosedur menyelesaikan RS1 5.871 4.058 pengaduan dan memelihara rekamannya A.9 Pengendalian pekerjaan pengujian/kalibrasi yang tidak sesuai
6
1.479
8.681
2.52%
KRITERIA PERSYARATAN A.3 Pengendalian Dokumen Menetapkan dan memelihara prosedur pengendalian dokumen, pengesahan, penerbitan dan perubahan dokumen. A.4 Kaji ulang tender/kontrak menetapkan dan memelihara prosedur kaji ulang permintaan, tender dan kontrak, rekaman kaji ulang dipelihara, dan kaji ulang mencakup pekerjaan yang disubkontrakkan A.5 Sub kontrak pengujian dan kalibrasi Diberikan kepada subkontraktor yang kompeten, memberitahu pelanggan, bertanggung jawab - atas pekerjaan yang disubkontrakkan memelihara daftar subkontraktor dan bukti kesesuaian A.6 Pembenjaan jasa dan perbekalan Kebijakan dan prosedur memilih dan membeli jasa dan perbekalan, verifikasi jasa dan perbekalan sebelum digunakan, dokumen pembelian dikaji ulang dan disahkan spesifikasi teknisnya, mengevaluasi pemasok dan memelihara rekaman evaluasi A.7 Pelayanan pelanggan Mengupayakan kerjasama dengan pelanggan -
Laboratorium harus mencari umpan balik, baik positif maupun negatif dari customer-nya.
-
Mempunyai kebijakan dan prosedur untuk pekerjaan yang tidak sesuai dengan prosedur
RL4
5.871
4.691
6
1.279
7.509
2.18%
-
Melakukan tindakan perbaikan
AS4
5.806
4.539
6
1.322
7.675
2.23%
RS2
5.871
4.571
6
1.313
7.707
2.24%
A.10 Peningkatan
-
Laboratorium harus meningkatkan efektivitas sistem manajemen secara berkelanjutan melalui penggunaan kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisis data, tindakan perbaikan dan pencegahan serta kaji ulang manajemen
103
KRITERIA PERSYARATAN
Kode
Tgkt Kptgn
Tingkat kepuasan saat ini
Target
IR
Adjusted Importance
% Importance
AS5
5.710
5.021
6
1.195
6.823
1.98%
AS6
5.710
4.398
6
1.364
7.790
2.26%
AS7
5.871
4.958
6
1.210
7.105
2.06%
RL5
5.871
4.859
6
1.235
7.250
2.10%
RL6
5.871
4.654
6
1.289
7.568
2.20%
RL7
5.871
5.026
6
1.194
7.008
2.03%
AS8
5.194
4.010
6
1.496
7.770
2.26%
RS3
5.419
5.079
6
1.181
6.403
1.86%
TG4
5.129
4.126
6
1.454
7.459
2.17%
AS9
5.871
4.890
6
1.227
7.204
2.09%
TG1
5.032
5.042
6
1.190
5.989
1.74%
AS10
5.516
4.738
6
1.266
6.985
2.03%
TG5
5.710
5.031
6
1.193
6.809
1.98%
A.11 Tindakan Perbaikan -
-
Menetapkan kebijakan dan prosedur tindakan perbaikan Melakukan analisis penyebab, melakukan pemilihan dan pelaksanaan tindakan perbaikan, melakukan pemantauan tindakan perbaikan, melakukan audit tambahan
A.12 Tindakan Pencegahan
-
Peningkatan yang diperlukan dan penyebab ketidaksesuaian diidentifikasi, prosedur mencakup tahap awal dan penerapan pengendalian
A.13 Pengendalian Rekaman -
Pengendalian rekaman menetapkan dan memelihara prosedur pengendalian rekaman dan penyimpanan rekaman
A.14 Audit Internal
-
Secara periodik melakukan audit internal oleh personil yang kompeten, melakukan tindakan perbaikan, hasil audit internal direkam, melakukan verifikasi tindak lanjut
A.15 Kaji ulang manajemen Secara periodik menyelenggarakan kaji ulang - manajemen, hasil kaji ulang manajemen direkam dan dijamin tindak lanjutnya A.16 Persyaratan teknis -
Memastikan kompetensi semua personel Merumuskan sasaran dan program pendidikan, pelatihan dan ketrampilan Menggunakan personel yang dikaryakan atau dikontrak Memberikan kewenangan kepada personel dan memelihara rekaman personel
A.17 Kondisi dan akomodasi lingkungan -
-
Fasilitas laboratorium memfasilitasi kebenaran unjuk kerja pengujian Memantau, mengendalikan dan merekam kondisi lingkungan Ada pemisah yang efektif antar ruangan, akses ke laboratorium dikendalikan, memastikan kerumahtanggaan yang baik
104
KRITERIA PERSYARATAN
Kode
Tgkt Kptgn
Tingkat kepuasan saat ini
Target
IR
Adjusted Importance
% Importance
A.18 Metode pengujian/kalibrasi dan evaluasi metode -
Menggunakan metode yang sesuai dan memiliki instruksi penggunaan peralatan
AS11
5.806
5.459
6
1.099
6.382
1.85%
-
pengendalian data
RL8
5.871
4.812
6
1.247
7.321
2.13%
TG6
5.871
4.639
6
1.293
7.594
2.20%
RL9
5.950
4.936
6
1.216
7.233
2.10%
AS12
5.645
4.955
6
1.211
6.835
1.98%
AS13
5.871
4.513
6
1.329
7.805
2.27%
AS14
5.419
4.764
6
1.259
6.825
1.98%
AS15
5.548
4.183
6
1.434
7.958
2.31%
TG7
5.323
4.555
6
1.317
7.011
2.04%
AS16
5.548
5.312
6
1.130
6.267
1.82%
RL10
5.871
4.550
6
1.319
7.742
2.25%
A.19 Peralatan -
-
-
Dilengkapi dengan semua peralatan yang diperlukan Akurasi peralatan yang diperlukan dan program kalibrasi Dioperasikan oleh personel yang berwenang, diidentifikasi secara unik, rekaman peralatan dipelihara, prosedur penanganan yang aman Peralatan yang tidak berfungsi dengan baik ditarik dari penggunaan, diberi identifikasi status kalibrasi sebelum digunakan, dijaga kemananan dari penyetelan
A.20 Ketelusuran pengukuran -
-
Peralatan yang berpengaruh signifikan terhadap hasil uji/kalibrasi harus dikalibrasi Persyaratan khusus laboratorium kalibrasi dan pengujian untuk ketelusuran pengukuran Standar acuan dan bahan acuan
A.21 Pengambilan sampel -
-
Mempunyai prosedur dan rencana pengambilan sampel Penyimpangan prosedur pengambilan sampel direkam dan memiliki rekaman pengambilan sampel
A.22 Penanganan Barang Uji yang dikalibrasi -
Memiliki prosedur penanganan
AS17
5.774
4.681
6
1.282
7.402
2.15%
-
Abnormalitas dikomunikasikan ke pelanggan
EM6
5.871
4.283
6
1.401
8.225
2.39%
-
Memiliki sistem identifikasi, memiliki prosedur dan fasilitas untuk menghindari deteriorasi
AS18
5.806
4.539
6
1.322
7.675
2.23%
AS19
5.871
4.597
6
1.305
7.663
2.22%
RL11
5.710
4.555
6
1.317
7.521
2.18%
TG8
5.710
4.691
6
1.279
7.303
2.12%
A.23 Jaminan mutu hasil pengujian dan kalibrasi -
Mempunyai prosedur pengendalian mutu
A.24 Pelaporan hasil -
Dilaporkan secara akurat, jelas, tidak meragukan dan obyektif Laporan pengujian dan sertifikat kalibrasi sekurang-kurangnya mencakup informasi
105
IV.3.2 Penentuan Technical Response Technical response merupakan usaha-usaha atau langkah yang dapat dilakukan oleh pihak B4T Bandung sebagai lembaga penyedia jasa pengujian dan kalibrasi untuk memenuhi persyaratan akreditasi KAN yang tercantum dalam bagian Customer Needs & benefits. Tabel 4.11 Technical Response No
Technical Response
1
Kualitas fasilitas laboratorium pengujian dan kalibrasi
2
Kualitas peralatan uji dan kalibrasi
3
Panduan mutu, standar acuan dan bahan acuan
4
Laporan pengujian dan sertifikat kalibrasi
5
7
Sistem Manajemen sesuai lingkup Prosedur pengujian dan kalibrasi mulai dari sampel hingga penanganan barang Prosedur pengendalian dokumen dan rekaman
8
Prosedur memilih dan membeli jasa dan perbekalan
9
Prosedur tender dan sub kontrak
10
Prosedur tindakan perbaikan
11
Sistem identifikasi, prosedur untuk menghindari deteriorasi
12
Kaji ulang manajemen secara periodik
13
Audit internal secara periodik
14
Keterbukaan menerima dan menyelesaikan keluhan pelanggan
15
Program pendidikan, pelatihan dan ketrampilan
16
Organisasi Balai legal dan memenuhi standar ISO 17025
17
Kemampuan personel melakukan pengujian dan kalibrasi
18
Kemampuan Balai bekerjasama
19
Kemampuan komunikasi Balai
20
Peningkatan efektifitas sistem manajemen berkelanjutan
6
IV.3.3 Penentuan Correlation Matrix Correlation matrix merupakan suatu matrix yang menggambarkan hubungan antara whats (customer needs) dengan hows (technical response). Pada bagian ini dilakukan penilaian mengenai hubungan antara masing-masing whats (customer needs) dengan hows (technical response). Terdapat empat jenis relationship yang digunakan untuk mengisi matrix yaitu :
106
a. Strong relationship memiliki skor 9, artinya antara technical response dengan customer needs terdapat hubungan yang sangat erat. b. Medium relationship memiliki skor 3, artinya antara technical response dengan customer needs terdapat hubungan yang sangat sedang (moderate). c. Weak relationship memiliki skor 1, artinya antara technical response mempunyai hubungan dengan customer needs namun hanya sekilas. d. No relationship memiliki skor 0, artinya tidak ada hubungan antara technical response dengan customer needs. Gambar dari corelation matrix dapat dilihat pada Lampiran F. IV.3.4
Penentuan Technical Matrix
Technical matrix merupakan bagan yang akan digunakan untuk melihat prosentase gap atau surplus antara pemenuhan kriteria persyaratan akreditasi KAN oleh Balai Besar/Baristand Industri. Dimana nilai ini diperoleh dengan rumus sebagai berikut : Gap/surplus = raw akreditasi KAN – raw tingkat kepuasan saat ini Raw akreditasi KAN
= ∑ (korelasi VOC dan technical response X nilai minimum untuk dapat diakreditasi KAN X normalized raw weight
Raw tingkat kepuasan = ∑ (korelasi VOC dan technical response X tingkat kepuasaan X normalized raw weight
Technical response dan besar gap pemenuhan persyaratan akreditasi KAN dapat dilihat pada tabel berikut.
107
Tabel 4.12 Technical response dalam pemenuhan akreditasi KAN No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Technical Response Kualitas fasilitas laboratorium pengujian dan kalibrasi Kualitas peralatan uji dan kalibrasi Panduan mutu, standar acuan dan bahan acuan Laporan pengujian dan sertifikat kalibrasi Sistem Manajemen sesuai lingkup Prosedur pengujian dan kalibrasi mulai dari sampel hingga penanganan barang Prosedur pengendalian dokumen dan rekaman Prosedur memilih dan membeli jasa dan perbekalan Prosedur tender dan sub kontrak Prosedur tindakan perbaikan Sistem identifikasi, prosedur untuk menghindari deteriorasi Kaji ulang manajemen secara periodik Audit internal secara periodik Keterbukaan menerima dan menyelesaikan keluhan pelanggan Program pendidikan, pelatihan dan ketrampilan Organisasi Balai legal dan memenuhi standar ISO 17025 Kemampuan personel melakukan pengujian dan kalibrasi Kemampuan Balai bekerjasama Kemampuan komunikasi Balai Peningkatan efektifitas sistem manajemen berkelanjutan
Raw Akreditasi KAN
Raw Tingkat Kepuasan
%Gap
4.436
3.478
21.60%
5.286 2.277 2.324 2.882
4.184 1.755 1.790 2.122
20.85% 22.96% 22.97% 26.37%
4.953
4.136
16.48%
11.010
8.738
20.63%
1.115
0.870
21.99%
2.177 6.260
1.755 4.848
19.38% 22.56%
7.856
5.979
23.89%
3.646 2.019
2.982 1.509
18.21% 25.29%
2.559
1.790
30.04%
3.408
2.584
24.18%
2.634
2.104
20.13%
5.823
4.212
27.66%
4.118 9.058
3.076 6.609
25.30% 27.03%
4.926
3.764
23.60%
Apabila diurutkan dari prosentase gap pemenuhan kriteria persyaratan akreditasi KAN besar ke gap paling kecil, dapat dijelaskan lebih detail pada tabel berikut ini.
108
Tabel 4.13 Urutan Gap menurut besarnya nilai Gap Technical Response
%Gap
Keterbukaan menerima dan menyelesaikan keluhan pelanggan
30.04%
Kemampuan personel melakukan pengujian dan kalibrasi
27.66%
Kemampuan komunikasi Balai
27.03%
Sistem Manajemen sesuai lingkup
26.37%
Kemampuan Balai bekerjasama
25.30%
Audit internal secara periodik
25.29%
Program pendidikan, pelatihan dan ketrampilan
24.18%
Sistem identifikasi, prosedur untuk menghindari deteriorasi
23.89%
Peningkatan efektifitas sistem manajemen berkelanjutan
23.60%
Laporan pengujian dan sertifikat kalibrasi
22.97%
Panduan mutu, standar acuan dan bahan acuan
22.96%
Prosedur tindakan perbaikan
22.56%
Prosedur memilih dan membeli jasa dan perbekalan
21.99%
Kualitas fasilitas laboratorium pengujian dan kalibrasi
21.60%
Kualitas peralatan uji dan kalibrasi
20.85%
Prosedur pengendalian dokumen dan rekaman
20.63%
Organisasi Balai legal dan memenuhi standar ISO 17025
20.13%
Prosedur tender dan sub kontrak
19.38%
Kaji ulang manajemen secara periodik
18.21%
Prosedur pengujian dan kalibrasi mulai dari sampel hingga penanganan barang
16.48%
109