BAB IV PEMBAHASAN
IV.1. Anggaran biaya produksi digunakan sebagai alat perencanaan pada PT Pangansari Utama. IV.1.1 Biaya bahan baku langsung 1. Kondisi Biaya bahan baku langsung PT. Pangansari Utama adalah semua biaya – biaya yang dikeluarkan untuk pembelian segala jenis sumber daya bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi guna memenuhi tujuan perusahaan yaitu menghasilkan produk atau katering yang akan dijual kepada klien PT. Freeport Indonesia. Bahan baku yang dibeli dan digunakan dalam proses produksi dikelompokan menjadi 2 jenis yaitu food & beverage serta bahan special item. PT. Pangansari Utama memperoleh bahan baku untuk menjalankan proyek Freeport yaitu sebesar 70% bahan baku di datangkan dari Surabaya menggunakan fasilitas pengangkutan bahan baku yang telah disediakan oleh klien PT. Freeport Indonesia sehingga PT. Pangansari tidak perlu mengeluarkan biaya pengangkutan tersebut dan sisanya kurang lebih 30% bahan baku didatangakan atau berasal dari daerah lokal papua yang juga difasilitasi pengangkutannya oleh klien PT. Freeport Indonesia. Setelah bahan baku tiba di lokasi Timika Papua, bahan baku dimasukkan ke dalam gudang penyimpanan yang juga telah di fasilitasi oleh PT. Freeport Indonesia.
52
Berikut ini merupakan tabel anggaran dari jumlah dan jenis bahan baku yang digunakan dalam Freeport Project selama tahun 2009 : Tabel 4.1 Anggaran pemakaian bahan baku PT. Pangansari Utama Tahun 2009 (dalam Rupiah)
Dairy Product Meats Poultry Fish Bakery Fruit & Vegetable Juice & Beverage Coffee & Tea Staples & Groceries Packated Sweat & cookies Total Food & Beverage
119,618 936,717 1,894,996 1,138,759 27,282 3,025,550 93,005 19,460 207,759 8,696 7,471,842
Nilai Pemakaian Per Tahun 26,328,000,000 49,749,000,000 44,645,000,000 25,605,000,000 6,006,000,000 70,597,000,000 10,846,000,000 4,619,000,000 39,013,000,000 934,000,000 278,342,000,000
Baby Accecories Suplement & Medicine Cigaretes Toys & Supporting Goods Batteries & Films Stationery Animal Food & Accecories Sport Total Special Item Total
305 101,558 101,863 7,573,705
67,000,000 680,000,000 747,000,000 279,089,000,000
Nama Barang
Volume
Sumber: RKAT PT. Pangansari Utama tahun 2009 (data diolah)
53
Perencanaan anggaran biaya bahan baku tahun 2009 dilakukan oleh General Manager Operation PT. Pangansari Utama yaitu Herman Hartomo. Tahapan dalam penyusunan anggaran biaya bahan baku adalah sebagai berikut : a. Herman Hartomo selaku General Manager Operation menyusun anggaran bahan baku untuk periode tahun 2009 b. Setelah anggaran selesai disusun, di berikan kepada pimpinan perusahaan untuk ditinjau dan disahkan. c. Setelah mendapat pengesahan dari pimpinan perusahaan, anggaran di bagikan kepada bawahan atau karyawan untuk dilaksanakan proses produksi. Dalam menyusun anggaran biaya bahan baku, didasari oleh rumusan perhitungan perencanaan biaya bahan baku yaitu sebagai berikut : Jumlah aktual yang digunakan X Harga aktual
Biaya DM realisasi t-1
+
Besarnya inflasi
= <= 51% dari anggaran penjualan
Dalam perencanaan anggaran, pihak manajemen hanya membuat anggaran dan memperhitungkan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku saja yaitu berdasarkan biaya bahan baku realisasi tahun sebelumnya ( jumlah aktual dikalikan dengan harga aktual ) ditambah dengan besarnya inflasi dan jumlah dari anggaran bahan baku tidak boleh melebihi dari 51 % anggaran penjualan. Prosedur penyusunan anggaran pada PT. Pangansari Utama tidak memperhatikan jumlah persediaan awal dan persediaan akhir dari bahan baku. Karena perusahaan tidak menggunakan metode minimum maksimum dalam menetukan margin aman dari kuantitas bahan baku di persediaan. Selain itu dalam tiap bulannya jumlah katering 54
yang di buat untuk karyawan PT. Freeport Indonesia tidak lah sama jumlahnya karena adanya sistem kerja on off dari karyawan klien tersebut. Sehingga pada tahun 2009 anggaran bahan baku langsung untuk freeport project adalah sebesar Rp. 279.089.000.000. 2. Kriteria Anggaran biaya bahan baku adalah sebuah rencana terperinci yang disusun mengenai jumlah biaya bahan baku yang akan dikeluarkan pada periode tertentu dimasa yang akan datang. Sebagai bagian dari fungsi perencanaan,anggaran merupakan rencana kerja yang menjadi pedoman bagi anggota organisasi dalam bertindak. Anggaran merupakan rencana yang diupayakan untuk direalisasikan. Tanpa memiliki anggaran perusahaan tidak memiliki arah ,sasaran dan target yang harus dicapai dalam satu kurun waktu tertentu. Tujuan dibuatnya anggaran di bidang perencanaan diantaranya adalah untuk: a. Membantu manajemen meneliti dan mempelajari segala masalah yang berkaitan dengan aktivitas yang akan dilaksanakan, b. Membantu mengarahkan seluruh sumber daya yang ada di perusahaan dalam menentukan arah atau aktivitas yang paling menguntungkan, c. Membantu arah atau menunjang kebijaksanaan perusahaan, d. Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia, e. Membantu pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif. Penyusunan perencanaan pembeliaan bahan baku dihitung sebagai berikut:
55
Bahan mentah yang diperlukan untuk proses produksi
XXX
Ditambah persediaan akhir bahan mentah yang diinginkan
XXX
Total bahan mentah yang diperlukan
XXX
Dikurangi persediaan akhir bahan mentah
XXX
Bahan mentah yang akan dibeli
XXX
Biaya –biaya yang umumnya diperhitungkan dalam penyusunan perencanaan biaya bahan baku diantaranya adalah : a. Biaya pembelian bahan baku b. Diskon pembelian c. Beban angkut pembelian d. Biaya penyimpanan atau penggudangan persediaan bahan baku 3. Sebab – Akibat Oleh karena perusahaan menentukan rencana pemakaian biaya bahan baku langsung dengan cara jumlah realisasi biaya bahan baku tahun lalu ditambah besarnya inflasi yaitu maksimal 51% dari anggaran penjualan maka anggaran pemakaian bahan material tidak dapat digunakan sebagai alat perencanaan yang akurat. Ketidak akuratan perencanaan biaya bahan baku tersebut disebabkan karena manajemen tidak membuat anggaran produksi serta anggaran pemakaian bahan baku sehingga perusahaan tidak dapat mengetahui tingkat persediaan awal yang dimiliki perusahaan dan berapa kapasitas bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi. Selain itu ketidak akuratan perencanaan biaya bahan baku juga disebabkan oleh
56
kegagalan manajemen dalam meramalkan kondisi pasar yang menyangkut jumlah atau harga bahan baku di pasaran sehingga perusahaan mengeluarkan biaya yang lebih besar dengan jumlah yang telah dianggarkannya. 4. Rekomendasi Bagian operasional perusahaan yang membuat perencaan terhadap anggaran bahan baku sebaiknya membuat rincian mengenai anggaran produksi dan anggaran pemakaian bahan baku selama periode berjalan. Karena dengan adanya anggaran produksi dan anggaran pemakaian bahan baku perusahaan menjadi memiliki patokan atau ukuran dalam pembelian jumlah bahan baku. IV.1.2. Biaya tenaga kerja langsung 1. Kondisi Biaya tenaga kerja langsung PT. Pangansari Utama adalah semua biaya yang dikeluarkan terkait dengan pembayaran terhadap gaji atau upah karyawan yang berhubungan langsung dengan proses produksi untuk tujuan menghasilkan produk atau Katering yang akan dijual kepada PT. Freeport Indonesia. Asal dari tenaga kerja dalam melakukan proyek Freeport sebesar kurang lebih sebesar 72% berasal dari putera daerah (Lokal Papua), sebesar 19% berasal dari luar Papua dan sisanya para karyawan yang berasal dari Jakarta. Perusahaan memberikan gaji kepada karyawan berdasarkan jabatan dimana jabatan tertinggi mendapatkan gaji Rp. 17.100.000 per bulan sedangkan untuk jabatan terendah sebesar Rp. 3.003.000 per bulan. Jumlah karyawan di Freeport Project berjumlah sebanyak 1982 orang. Waktu kerja para karyawan adalah 6 hari waktu kerja dan 1 hari libur yaitu hari
57
Minggu. PT. Pangansari Utama dalam pengadaan tenaga kerja bekerja sama dengan PJTKI setempat selaku badan yang menaungi pengadaan tenaga kerja lokal. Tabel 4.2 Jumlah Karyawan Berdasarkan Jabatan Tahun 2009
Jabatan Koki dan Asisten koki Staff (Manajer,supervisor admin) Non Staff ( pekerja kasar)
Jumlah 380 orang 103 orang 1499 orang
Sumber : PT. Pangansari Utama Perencanaan anggaran biaya tenaga kerja tahun 2009 dilakukan oleh General Manager Operation PT. Pangansari Utama yaitu Herman Hartomo. Tahapan dalam penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung sama dengan tahapan pada penyusunan biaya bahan baku langsung yang sudah diuraikan diatas. Rumus perhitungan perencanaan anggaran biaya gaji tenaga kerja :
Jumlah karyawan berdasarkan jabatan X tarif gaji sesuai jabatan
Biaya DL realisasi t-1
+
Besarnya inflasi
= <= 19% dari anggaran penjualan
Manajemen menyusun anggaran tenaga kerja langsung yaitu berdasarkan jumlah biaya realisasi gaji karyawan tahun lalu
(jumlah karyawan berdasarkan
jabatan dikalikan dengan tarif gaji sesuai jabatan) ditambahan komponen biaya tenaga kerja lainnya dan juga ditambah dengan besarnya inflasi dan jumlah dari
58
anggaran biaya tenaga kerja langsung tidak boleh melebihi dari 19% anggaran penjualan. Perencanaan menggunakan asumsi-asumsi dasar sebagai berikut : a. Tingkat pertumbuhan nasional
: 6,2%
b. Laju Inflasi
: 6,5% Tabel 4.3
Anggaran biaya tenaga kerja PT. Pangansari Utama Tahun 2009 (dalam Rupiah)
Deskripsi Biaya Gaji Biaa Tunjangan Jabatan Biaya Transport Biaya Tunjangan Daerah Biaya Tunjangan Khusus Biaya Tunjangan Lapangan Biaya Lembur Biaya Insentif Biaya Makan Biaya Pengobatan Biaya Astek Biaya Pensiun Biaya THR Biaya Jasa Produksi Biaya Cuti Biaya Pesangon Biaya Asuransi Karyawan Biaya Pegawai lain-lain Total Biaya Gaji & Tunjangan
Anggaran 43,888,000,000 584,000,000 1,874,000,000 1,861,000,000 1,861,000,000 2,954,000,000 51,614,000,000 2,252,000,000 2,805,000,000 7,000,000 4,124,000,000 765,000,000 2,673,000,000 1,608,000,000 253,000,000 3,000,000 119,126,000,000
Sumber: RKAT PT. Pangansari Utama tahun 2009
59
Dalam penyusunan anggaran tenaga kerja langsung, perusahaan tidak melakukan perhitungan dengan menggunakan tarif jam tenaga kerja langsung diakrenakan perusahaan telah membuat patokan atau ukuran tarif gaji dan tarif lembur berdasarkan jabatan para karyawan. Dalam pemotongan upah perusahaan hanya mengenakan potongan sebesar 2% dari gaji kotor untuk pembayaran asuransi tenaga kerja. Untuk tahun 2009 total anggaran biaya tenaga kerja langsung untuk freeport project adalah sebesar Rp. 119.126.000.000. 2. Kriteria Anggaran biaya tenaga kerja langsung adalah sebuah rencana terperinci mengenai jumlah biaya yang tenaga kerja langsung yang akan digunakan pada periode tertentu di masa yang akan datang. Sedangkan biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai penggunaan tenaga kerja (manusia) dalam proses produksi. Sebagai bagian dari fungsi perencanaan,anggaran merupakan rencana kerja yang menjadi pedoman bagi anggota organisasi dalam bertindak. Anggaran merupakan rencana yang diupayakan untuk direalisasikan. Tanpa memiliki anggaran perusahaan tidak memiliki arah ,sasaran dan target yang harus dicapai dalam satu kurun waktu tertentu Penyusunan perencanaan biaya tenaga kerja langsung dihitung sebagai berikut:
Permintaan produksi
XXX
Dikalikan jam tenga kerja langsung
XXX
Total jam tenaga kerja langsung yang dibutuhkan
XXX
Dikalikan biaya tenaga kerja langsung per jam
XXX
Total biaya tenaga kerja langsung
XXX 60
Pengaturan akuntansi untuk biaya tenaga kerja langsung mencakup : a. Sejarah kerja dari setiap pekerja ,seperti tanggal dipekerjakan, tingkat upah, penugasan awal, promosi, kenaikan gaji dan waktu cuti untuk liburan atau karena sakit b. Informasi yang diperlukan untuk memenuhi kontrak serikat kerja, hukum jaminan sosial, peraturan upah dan jam kerja, pajak penghasilan yang dipungut, dan persyaratan pemerintah. c. Waktu kerja dan biaya standar d. Jam kerja setiap karyawan,tingkat upah, dan total pendapatan untuk setiap periode penggajian e. Perhitungan potongan dari upah kotor untuk setiap karyawan f. Output atau pencapaian dari setiap karyawan 3. Sebab – Akibat Oleh karena perusahaan menentukan rencana biaya tenaga kerja langsung dengan cara
jumlah realisasi biaya tenaga kerja langsung tahun lalu ditambah
besarnya inflasi yaitu maksimal 19% dari anggaran penjualan maka anggaran biaya tenaga kerja langsung tidak dapat digunakan sebagai alat perencanaan yang akurat. Ketidakakuratan perencanaan biaya tenaga kerja tersebut disebabkan karena manajemen tidak membuat waktu kerja standar yang diperlukan dalam proses produksi hingga menjadi sebuah produk sehingga tidak dapat dinilai apakah kinerja karyawan telah efektif dan efisien. Tidak hanya itu, ketidak akuratan anggaran biaya tenaga kerja sebagai alat perencanaan juga dikarenakan perusahaan dalam 61
menentukan komponen biaya tenaga kerja hanya didasari pada tinggi atau rendahnya jabatan karyawan tersebut. Selain itu ketidak akuratan perencanaan biaya tenaga kerja juga disebabkan oleh kegagalan manajemen dalam meramalkan kondisi lingkungan di area proyek Freeport. Dengan ketidakakuratan perencanaan anggaran tersebut mengakibatkan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk biaya tenaga kerja langsung meningkat dan mengurangi profit perusahaan. 4. Rekomendasi Bagian operasional perusahaan yang membuat perencaan terhadap anggaran tenaga kerja sebaiknya membuat waktu kerja dan biaya standar dalam proses produksi. Selain itu manajemen juga lebih memperhatikan mengenai sejarah kerja dari setiap pekerja ,seperti tanggal dipekerjakan, tingkat upah, penugasan awal, promosi, kenaikan gaji dan waktu cuti agar dapat menempatkan sumber daya manusia sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.
IV.1.3. Biaya overhead 1. Kondisi Biaya overhead PT. Pangansari Utama adalah biaya yang dikeluarkan atau berhubungan dengan proses produksi Freeport Project diluar dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. PT. Pangansari Utama hanya mengeluarkan biaya variabel overhead dikarenakan biaya fix overhead telah dibebankan ke klien PT. Freeport Indonesia. Perencanaan anggaran biaya overhead atau biaya tidak langsung PT. Pangansari Utama tahun 2009 dilakukan oleh General Manager Operation yaitu Herman Hartomo. Tahapan dalam penyusunan anggaran biaya overhead
sama
62
dengan tahapan pada penyusunan biaya bahan baku langsung yang sudah diuraikan diatas. Pada perusahaan industrial catering seperti PT. Pangansari utama , komponen overhead lebih banyak disediakan oleh klien PT. Freeport Indonesia. Berikut ini merupakan tabel anggaran biaya overhead yang digunakan dalam
Freeport Project selama tahun 2009 : Tabel 4.4 Anggaran Biaya Overhead PT. Pangansari Utama Tahun 2009 (dalam Rupiah)
Deskripsi Perlengkapan & Linen Biaya Peningkatan SDM Biaya Mobilisasi Biaya Perjalanan Dinas Biaya Pajak Biaya Service & Pemeliharaan Biaya Penyusutan Biaya Amortisasi
Biaya Asuransi Biaya Sewa Biaya Leasing Biaya Kantor Biaya Project Handling Expenses Biaya Tidak Langsung Lain-lain Total
Anggaran 35,385,000,000 257,000,000 176,000,000 58,000,000 128,000,000 43,000,000 504,000,000 36,000,000 443,000,000 37,030,000,000
Sumber: RKAT PT. Pangansari Utama tahun 2009 (data diolah) Rumus perhitungan perencanaan anggaran biaya overhead :
63
Jumlah biaya aktual yang dikeluarkan
Biaya OH realisasi t-1
+
Besarnya inflasi
= <= 12% dari anggaran penjualan
Dalam perencanaan anggaran, pihak manajemen hanya membuat dan memperhitungakan biaya variabel overhead saja dengan rumusan jumlah biaya overhead aktual yang dikeluarkan tahun sebelumnya ditambah dengan besarnya inflasi dan jumlah dari anggaran overhead tidak boleh melebihi dari 12% anggaran penjualan. Prosedur penyusunan anggaran overhead PT. Pangansari Utama hanya menggunakan tarif tunggal dan tidak memasukan biaya fix overhead.Untuk tahun 2009 anggaran biaya overhead untuk freeport project adalah sebesar Rp. 37.030.000.000. 2. Kriteria Anggaran biaya overhead manufaktur adalah suatu rencana terperinci mengenai jumlah biaya overhead yang akan dikeluarkan pada periode tertentu dimasa yang akan datang. Penuyusunan perencanaan biaya overhead dihitung sebagai berikut :
Anggaran jam tenaga kerja langsung
XXX
Dikalikan tarif overhead variabel
XXX
Overhead manofaktur variabel
XXX
Ditambah overhead manufaktur tetap
XXX
Total overhead manufaktur
XXX
Dikurangi depresiasi
XXX
Pengeluaran kas untuk overhead manufaktur
XXX
64
faktor –faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan tarif biaya overhead adalah : a. Dasar yang digunakan Output fisik,biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, jam tenaga kerja langsung, jam mesin. b. Pemilihan tingkat aktifitas Kapasitas teoritis, kapasitas praktis, kapasitas aktual yang diperkirakan, kapasitas normal, dampak kapasitas terhadap tarif overhead, kapasitas mengganggur versus kelebihan kapasitas. c. Memasukan atau tidak memasukan overhead tetap Perhitungan biaya penyerapan penuh, perhitungan biaya langsung d. Menggunakan tarif tunggal atau beberapa tarif Tarif tingkat pabrik, tarif departemental, tarif subdepartemental dan aktivitas. e. Menggunakan tarif yang berbeda untuk aktifitas jasa Cara basis alokasi yang digunakan untuk menghitung tarif overhead ditentukan dimuka :
Tarif overhead yang ditentukan di muka
= Estimasi biaya overhead pabrik total Estimasi unit produk total
65
Rumus untuk membebankan biaya overhead ke produk atau pekerjaan adalah sebagai berikut :
overhead yang ditetapkan untuk pekerjaan tertentu
=
tarif overhead yang Jumlah jam kerja yang X ditentukan di muka dibutuhkan dalam suatu pekerjaan
3. Sebab – Akibat Oleh karena perusahaan menentukan rencana biaya overhead dengan cara jumlah realisasi tahun sebelumnya ditambah besarnya inflasi yatitu maksimal 12% dari anggaran penjualan maka anggaran biaya overhead tidak dapat digunakan sebagai alat perencanaan yang akurat. Ketidakakuratan perencanaan biaya overhead tersebut disebabkan karena manajemen dalam menentukan biaya overhead dengan menggunakan tarif tunggal dan manajemen dalam melakukan proses produksi juga tidak menetapkan tingkatan aktifitas produksi . 4. Rekomendasi Bagian operasional perusahaan yang melakukan penyusunan anggaran sebaiknya dalam pembebanan biaya overhead menggunakan cara basis alokasi untuk menghitung biaya tarif dimuka dengan rumusan estimasi biaya overhead pabrik total dibagi dengan estimasi unit produk total
66
IV.2
Anggaran biaya produksi digunakan sebagai alat pengendalian pada PT
Pangansari Utama IV.2.1 Biaya bahan baku 1. Kondisi Pengendalian anggaran biaya material langsung PT. Pangansari Utama tahun 2009 dapat dilakukan oleh tingkatan manajemen yang terkait dengan aktifitas produksi perusahaan. Dalam anggaran biaya bahan baku perusahaan tidak menetapkan standar keperluan bahan baku yang diperlukan dan perusahaan lebih mengarah kepada metode just in time. Perusahaan tidak menggunakan metode minimum maksimum sehingga tidak adanya kisaran ukuran aman mengenai jumlah standar bahan baku yang diperlukan. Anggaran yang telah disahkan oleh pimpinan perusahaan dapat dibandingkan dengan kondisi fisik maupun biaya yang dikeluarkan dalam biaya bahan baku langsung selama proses produksi berlangsung. Analisa penyimpangan dari biaya bahan baku langsung dilakukan dengan cara membandingkan jumlah biaya yang telah dianggarkan dengan jumlah biaya realisasi yang dikeluarkan.
67
Tabel 4.5 Anggaran dan Realisasi Biaya Bahan Baku PT. Pangansari Utama Januari- juni 2009 (dalam Rupiah) PT. PANGANSARI UTAMA VARIANCE DIRECT MATERIAL LOCATION : FREEPORT Januari - Juni 2009 (Rupiah) Deskripsi Anggaran Jan-Jun Realisasi Jan-jun Selisih F atau UF Dairy Produce 12,934,000,000 14,966,920,734 (2,032,920,734) UF Meats 24,354,000,000 21,790,973,710 2,563,026,290 F Poultry 21,470,000,000 26,473,881,294 (5,003,881,294) UF Fish 12,400,000,000 18,742,156,124 (6,342,156,124) UF Bakery 2,563,000,000 2,459,697,841 103,302,159 F Fruit & vegetable 36,977,000,000 37,105,093,489 (128,093,489) UF Juice & Baverage 5,373,000,000 5,531,439,672 (158,439,672) UF Coffe & Tea 2,298,000,000 2,405,633,535 (107,633,535) UF Staples & Groceries 18,333,000,000 20,658,172,776 (2,325,172,776) UF Packed Sweat & Cookies 406,000,000 293,828,357 112,171,643 F Food & Beverage 137,108,000,000 150,427,797,532 (13,319,797,532) UF Baby Accesories Suplement & Medicine Cigarettes 24,000,000 22,281,022 1,718,978 F Toys & Supporting Goods Batteries & Film Stationary ( Stamp & Duties ) 356,000,000 356,000,000 F Special Item 380,000,000 22,281,022 357,718,978 F Total 137,488,000,000 150,450,078,554 (12,962,078,554) UF
Sumber : Laporan Biaya Bahan Baku PT. Pangansari Utama tahun 2009 (data diolah) Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat penyimpangan biaya bahan baku tahun 2009 yaitu : Total anggaran
: Rp. 137.448.000.000
Total realisasi
: Rp. 150.450.078.554
Selisih/Varians
: Rp. 12.962.078.554 atau 9% 68
Dengan rincian penyimpangan sebagai berikut : Penyimpangan yang tidak menguntungkan (Unfavorable Variance) : Food and Beverage
Rp. 13.319.797.532
Penyimpangan yang menguntungkan (favorable Variance) : Special item
Rp. 357.718.978
Tabel 4.6 Anggaran dan Realisasi Biaya Bahan Baku PT. Pangansari Utama Juli- Desember 2009 (dalam Rupiah) PT. PANGANSARI UTAMA VARIANCE DIRECT MATERIAL LOCATION : FREEPORT Juli- Desember 2009 (Rupiah) Deskripsi Anggaran Jul-Des Realisasi Jul-Des Selisih Dairy Produce 13,394,000,000 14,298,791,117 (904,791,117) Meats 25,393,000,000 21,106,216,407 4,286,783,593 Poultry 23,174,000,000 28,256,639,277 (5,082,639,277) Fish 13,206,000,000 22,655,052,840 (9,449,052,840) Bakery 3,443,000,000 2,875,271,147 567,728,853 Fruit & vegetable 33,620,000,000 27,579,141,231 6,040,858,769 Juice & Baverage 5,473,000,000 5,728,498,031 (255,498,031) Coffe & Tea 2,320,000,000 3,078,869,624 (758,869,624) Staples & Groceries 20,680,000,000 22,466,743,967 (1,786,743,967) Packed Sweat & Cookies 528,000,000 590,489,885 (62,489,885) Food & Beverage 141,231,000,000 148,635,713,526 (7,404,713,526) Baby Accesories Suplement & Medicine Cigarettes 44,000,000 74,252,539 (30,252,539) Toys & Supporting Goods Batteries & Film Stationary ( Stamp & Duties ) 325,000,000 325,000,000 Special Item 369,000,000 74,252,539 294,747,461 TOTAL 141,600,000,000 148,709,966,065 (7,109,966,065)
F atau UF UF F UF UF F F UF UF UF UF UF
UF
F F UF
Sumber : Laporan Biaya Bahan Baku PT. Pangansari Utama tahun 2009 (data diolah) 69
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat penyimpangan biaya bahan baku tahun 2009 yaitu : Total anggaran
: Rp. 141.600.000.000
Total realisasi
: Rp. 148.709.966.065
Selisih/Varians
: Rp. 7.109.966.065 atau 5%
Dengan rincian penyimpangan sebagai berikut : Penyimpangan yang tidak menguntungkan (Unfavorable Variance) : Food and Beverage
Rp. 7.404.713.526
Penyimpangan yang menguntungkan (favorable Variance) : Special item
Rp. 294.747.461
Selisih sebesar Rp. 20.072.044.619 merupakan unfavorable variance karena jumlah realisasi lebih besar dari jumlah biaya yang sudah dianggarkan oleh perusahaan. 2. Kriteria Metode pengendalian bahan baku yaitu : a. Metode siklus pesanan Dilakukan dengan cara memeriksa secara periodik status jumlah bahan baku yang tersedia untuk setiap item atau kelas.Perusahaan yang berbeda menggunakan periode waktu yang berbeda (misalnya 30, 60, 90 hari)
70
b. Metode minimum maksimum Dilakukan dengan didasarkan pada pernyataan bahwa jumlah dari sebagian besar item persediaan berada pada kisaran tertentu, dimana jumlah maksimum untuk setiap item ditetapkan dan tingkat minimun sudah memasukan margin pengaman yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kehabisan persediaan selama siklus pemesanan kembali. c. Just in time Filosofi yang dipusatkan pada pengurangan biaya melalui eliminasi persediaan, semua bahan baku dan komponen sebaiknya tiba di lokasi kerja pada saat dibutuhkan – tepat waktu. 3. Sebab – Akibat Oleh karena perusahaan dalam pengendalian biaya bahan baku tidak mempunyai standar dalam memenuhi kebutuhan bahan baku maka anggaran biaya bahan baku langsung tidak memberikan peranan yang besar dalam proses pengendalian biaya produksi dikarenakan terjadinya penyimpangan atau variance yang besar. Penyimpangan atau varians untuk realisasi dari biaya bahan bahan baku disebabkan oleh : a. Perbedaan kuantitas bahan baku = ( kuantitas aktual – kuantitas standar) X harga standar = (7.763.677 – 7.573.705) X 38.533 = 7.320.191.076 ( Unfavorable variance) b. Perbedaan harga bahan baku = ( Harga aktual – Harga standar) X Kuantitas aktual 71
= (38.533 – 36.850 ) X 7.763.667 = 13.066.251.561 (unfavorable variance) Perbedaan kuantitas bahan baku tersebut disebabkan dengan adanya perbedaan jumlah kuantitas bahan yang dianggarkan dibandingkan dengan jumlah bahan baku yang digunakan. Selisih tidak menguntungkan ini dikarenakan adanya ketidak efisiensian dalam penggunanaan bahan baku serta adanya perbedaan jumlah orderan katering dikarenakan sistem day off karyawan PT. Freeport Indonesia yaitu 4 bulan kerja mendapat libur 2 minggu. Sedangkan perbedaan harga bahan baku disebabkan dengan adanya kenaikan harga bahan baku pada saat realisasinya, dan juga disebabkan karena penetapan harga dalam anggaran bahan baku langsung hanya didasari pada biaya tahun lalu dan tidak mempertimbangkan kemungkinan terjadinya inflasi atau kenaikan harga. Varians berdasarkan flexible budget : 1. Aktual pemakaian bahan baku = Jumlah aktual yang dipakai X Harga aktual = 38.533 X 7.763.667 = Rp. 299.157.380.511 2. Flexible Budget = Jumlah aktual yang dipakai X harga Standar = 38.533 X 7.573.705 = Rp. 291.837.574.765
72
3. Varians Bahan baku = Rp. 291.837.574.765 – Rp. 299.157.380.511 = Rp. (7.319.805.746) - Unfavorable variance Dengan adanya selisih yang tidak menguntungkan tersebut mengakibatkan perusahaan mengeluarkan biaya lebih besar untuk bahan baku dan anggaran biaya bahan baku tidak berperan dengan baik dalam pengendalian biaya produksi perusahaan PT. Pangansari Utama. 4. Rekomendasi Bagian divisi operasional perusahaan perlu melakukan analisis dan evaluasi terhadap penyimpangan biaya yang tidak menguntungkan ( Unfavorable variance) untuk perbedaan kuantitas bahan baku yang digunakan serta perbedaan harga bahan baku yang terjadi selama proses produksi bahan baku tersebut. Bagian divisi operasional perusahaan juga sebaiknya menggunakan standarisasi baik dalam penggunaan maupun pembelian bahan baku. Perusahaan juga harus membuat langkah antisipasi guna menghadapi terjadinya kenaikan harga bahan baku dengan cara mencari produsen pemasok bahan baku di beberapa wilayah di pulau Jawa lainnya selain Surabaya dan juga perusahaan dapat membandingkan jumlah potongan harga atau diskon yang diberikan oleh para pemasok bahan baku. Selain itu divisi yang terkait dengan proses produksi bahan baku diharapkan menggunakan bahan baku dengan seefisien mungkin agar tidak terjadi pemborosan bahan baku.
IV.2.2 Biaya tenga kerja
73
1. Kondisi Pengendalian anggaran biaya tenaga kerja langsung PT. Pangansari Utama tahun 2009 dilakukan oleh tingkatan manajemen yang terkait dengan tenaga kerja di perusahaan yaitu departement HR&Administration yang mengurusi administrasi kepegawaian & umum dan bagian departement finance untuk mengurusi pembayaran gaji para tenaga kerja. Manajemen menyusun anggaran tenaga kerja langsung dengan memperhitungkan anggaran untuk biaya gaji dan biaya lembur secara terpisah dengan tujuan mengontrol jam kerja karyawan.Anggaran yang telah disahkan oleh pimpinan perusahaan dapat dibandingkan dengan kondisi maupun biaya yang dikeluarkan dalam biaya tenaga kerja langsung selama proses produksi berlangsung. Analisa penyimpangan dari biaya tenaga kerja langsung dilakukan dengan cara membandingkan jumlah biaya yang telah dianggarkan dengan jumlah biaya realisasi yang dikeluarkan. Pada tahun 2009 perseroan telah melakukan perundingan Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) dengan para karyawan PT. Pangansari Utama mengenai tuntutan kenaikan gaji karyawan proyek Freeport.
74
Tabel 4.6 Anggaran dan Realisasi Biaya Tenaga Kerja PT. Pangansari Utama Jan-Jun 2009 (dalam Rupiah) PT. PANGANSARI UTAMA VARIANCE SALARIES & ALLOWANCES LOCATION : FREEPORT Januari - Juni 2009 (Rupiah)
Description Biaya Gaji Biaa Tunjangan Jabatan Biaya Transport Biaya Tunjangan Daerah Biaya Tunjangan Khusus Biaya Tunjangan Lapangan Biaya Lembur Biaya Insentif Biaya Makan Biaya Pengobatan Biaya Astek Biaya Pensiun Biaya THR Biaya Jasa Produksi Biaya Cuti Biaya Pesangon Biaya Asuransi Karyawan Total Biaya
Anggaran Jan- Jun Realisasi Jan-jun Selisih 21,942,000,000 49,626,754,949 (27,684,754,949) 294,000,000 294,000,000 936,000,000 599,100,000 336,900,000 930,000,000 930,000,000 930,000,000 58,650,777 871,349,223 1,476,000,000 1,476,000,000 25,806,000,000 25,806,000,000 16,337,600 (16,337,600) 1,128,000,000 636,262,670 491,737,330 1,404,000,000 1,550,641,241 (146,641,241) 6,000,000 81,781,415 (75,781,415) 1,608,705,420 (1,608,705,420) 384,000,000 3,750,904,168 (3,366,904,168) 1,338,000,000 1,434,699,109 (96,699,109) 1,262,000,000 2,156,769,896 (894,769,896) 126,000,000 126,000,000 57,962,000,000
61,520,607,245
F atau UF UF F F F F F F UF F UF UF UF UF UF UF F
(3,558,607,245) UF
Sumber : Laporan Biaya Tenaga Kerja PT. Pangansari Utama tahun 2009 (data diolah) Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat penyimpangan biaya tenaga kerja bulan Januari sampai dengan Juni tahun 2009 yaitu : Total anggaran
: Rp.57.962.000.000
Total realisasi
: Rp. 61.520.607.245
Selisih/Varians
: Rp.
3.558.607.245 atau 6 %
Dengan rincian penyimpangan sebagai berikut : 75
Penyimpangan yang menguntungkan (Favorable Variance) : Biaya tunjangan jabatan
Rp. 294.000.000
Biaya Transport
Rp. 336.900.000
Biaya tunjangan daerah
Rp. 930.000.000
Biaya tunjangan khusus
Rp.
Biaya tunjangan lapangan
Rp. 2.954.000.000
Biaya lembur
Rp.25.806.000.000
Biaya pengobatan
Rp.
491.737.330
Biaya Asuransi Karyawan
Rp.
126.000.000
Total Favorable Variance
Rp. 30.331986.553
871.349.223
Penyimpangan yang tidak menguntungkan (Unfavorable Variance) : Biaya gaji
Rp. 27.684.754.949
Biaya Insentif
Rp.
16.337.600
Biaya Astek
Rp.
146.641.241
Biaya pensiun
Rp.
75.781.415
Biaya THR
Rp.
1.608.705.420
Biaya jasa produksi
Rp.
6.700.000.000
Biaya cuti
Rp.
Biaya pesangon
Rp.
96.699.109 2.685.000.000 76
Total Unfavorable Variance
Rp. 33.890.593.798
Tabel 4.7 Anggaran dan Realisasi Biaya Tenaga Kerja PT. Pangansari Utama Jul-Des 2009 (dalam Rupiah) PT. PANGANSARI UTAMA VARIANCE SALARIES & ALLOWANCES LOCATION : FREEPORT Juli- Desember 2009 (Rupiah)
Description Biaya Gaji Biaa Tunjangan Jabatan Biaya Transport Biaya Tunjangan Daerah Biaya Tunjangan Khusus Biaya Tunjangan Lapangan Biaya Lembur Biaya Insentif Biaya Makan Biaya Pengobatan Biaya Astek Biaya Pensiun Biaya THR Biaya Jasa Produksi Biaya Cuti Biaya Pesangon Biaya Asuransi Karyawan Total Biaya
Anggaran Jan- Jun Realisasi Jan-jun Selisih F atau UF 21,942,000,000 49,409,794,341 (27,467,794,341) UF 294,000,000 294,000,000 F 936,000,000 630,760,000 305,240,000 F 930,000,000 930,000,000 F 930,000,000 12,347,800 917,652,200 F 1,476,000,000 1,476,000,000 F 25,806,000,000 25,806,000,000 F 5,214,057,594 (5,214,057,594) UF 1,128,000,000 623,720,913 504,279,087 F 1,404,000,000 1,520,092,608 (116,092,608) UF 6,000,000 109,903,042 (103,903,042) UF 4,124,000,000 1,985,605,194 2,138,394,806 F 384,000,000 95,092,909 288,907,091 F 1,338,000,000 857,751,152 480,248,848 F 348,000,000 2,137,754,425 (1,789,754,425) UF 126,000,000 126,000,000 F 61,172,000,000
62,596,879,978
(1,424,879,978) UF
Sumber : Laporan Biaya Tenaga Kerja PT. Pangansari Utama tahun 2009 (data diolah) Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat penyimpangan biaya tenaga kerja bulan Juli sampai dengan Desember tahun 2009 yaitu :
77
Total anggaran
: Rp.61.172.000.000
Total realisasi
: Rp. 65.596.879.978
Selisih/Varians
: Rp.
1.424.879.978 atau 2 %
Dengan rincian penyimpangan sebagai berikut : Penyimpangan yang menguntungkan (Favorable Variance) : Biaya tunjangan jabatan
Rp. 294.000.000
Biaya Transport
Rp. 305.240.000
Biaya tunjangan daerah
Rp. 930.000.000
Biaya tunjangan khusus
Rp.
Biaya tunjangan lapangan
Rp. 1.476.000.000
Biaya lembur
Rp.25.806.000.000
Biaya pengobatan
Rp.
Biaya THR
Rp. 2.138394.806
Biaya jasa produksi
Rp.
288.907.091
Biaya cuti
Rp.
480.248.848
Biaya asuransi karyawan
Rp.
127.000.000
Total Favorable Variance
Rp. 33.266.722.032
917.652.200
504.279.087
Penyimpangan yang tidak menguntungkan (Unfavorable Variance) : Biaya gaji
Rp. 27.467.794.341 78
Biaya Insentif
Rp. 5.214.957.594
Biaya Astek
Rp.
116.092.608
Biaya pensiun
Rp.
103.903.042
Biaya pesangon
Rp. 1.789.754.425
Total Unfavorable Variance
Rp. 34.691.602.010
Selisih sebesar Rp. 4.983.487.223 merupakan unfavorable variance karena jumlah realisasi lebih besar dari jumlah biaya yang sudah dianggarkan oleh perusahaan.
2. Kriteria Pengendalian biaya tenaga kerja dimulai dengan desain produk dan terus berlanjut sampai waktu penjualan dan pelayanan purna jual. Departemen yang terlibat dalam perhitungan biaya tenaga kerja adalah : a. Departemen personalia Fungsi utama dari departemen personalia adalah untuk menyediakan tenaga kerja yang efisien dan memastikan bahwa seluruh organisasi mengikuti kebijakan personalia yang sesuai. Fungsi utama departemen personalia meliputi
perekrutan,pelatihan,penilaian,konseling
pensiun,
pemutusan
hubungan kerja dan penempatan ke luar. b. Departemen perencanaan produksi
79
Departemen perencanaan produksi bertanggung jawab untuk menjadwalkan pekerjaan dan memberikan perintah kerja ke departemen produksi. Pemberian perintah kerja umumnya disertai dengan permintaan bahan baku dan kartu jam tenaga kerja yang mengindikasikan operasi yang akan dilakukan atas produk tersebut. c. Departemen pencatatan waktu Departemen pencataan waktu memastikan adanya catatan yang akurat atas waktu kerja setiap karyawan adalah langkah pertama dalam perhitungan biaya tenaga kerja. d. Departemen penggajian Data penggajian diproses dalam dua tahap yaitu menghitung dan menyiapkan gaji, serta mendistribusikan biaya gaji ke pesanan dan departemen. Langkahlangkah ini dilakukan oleh departemen penggajian yang bertanggung jawab untuk mencatat klasifikasi pekerjaan, departemen, dan tingkat upah untuk setiap karyawan. e. Departemen biaya Departemen biaya mencatat biaya tenaga kerja langsung pada kartu biaya pesanan atau laporan produksi departemental, serta mencatat baiya tenaga kerja tidak langsung pada catatan overhead departemental yang terinci. 3. Sebab – Akibat Oleh karena dalam mengendalikan anggaran biaya tenaga kerja langsung bagian yang dilibatkan hanya bagian finance dan bagian HR&Administration maka
80
anggaran biaya tenaga kerja langsung tidak memberikan peranan yang besar dalam proses pengendalian biaya produksi dikarenakan terjadinya penyimpangan atau variance yang besar. Selain itu dikarenakan perusahaan tidak memiliki jam kerja atau jam standar terhadap proses produksi sehingga varians tarif tenaga kerja dan varians tarif efisiensi tidak bisa dihitung secara detail. Penyimpangan atau varians untuk realisasi dari biaya tenaga kerja langsung disebabkan oleh : a. Adanya kenaikan biaya gaji Kenaikan biaya gaji disebabkan adanya demo mogok kerja oleh buruh dengan tuntutan agar tingkat upahnya disamakan atau mendekati upah karyawan freeport yang akhirnya disetujui oleh manajemen perusahaan dan perusahaan tidak menganalisis dampak yang akan diakibatkan. b. Adanya kenaikan biaya insentif Kenaikan biaya insentif ini juga disebabkan karena perusahaan menyetujui tuntutan dari para buruh yang menginginkan kenaikan insentif bagi para pekerja proyek freeport. c. Adanya kenaikan biaya astek Kenaikan biaya astek merupakan salah satu dampak dari kenaikan gaji, diakrenakan perusahaan membayar beban biaya asuransi tenaga kerja sebesar 3,4% dari gaji kotor para tenaga kerja, sehingga jika nominal gaji tenaga kerja naik maka biaya astek yang dikeluarkan juga meningkat. d. Adanya kenaikan biaya pensiun Kenaikan biaya pensiun ini juga disebabkan karena perusahaan menyetujui
81
tuntutan dari para buruh yang juga menginginkan kenaikan jumlah tunjangan pensiun. e. Adanya kenaikan biaya jasa produksi Kenaikan biaya jasa produksi disebabkan karena adanya kenaikan pembayaran royalti atas pengadaan tenaga kerja oleh PJTKI (outsourcing) setempat. f. Adanya kenaikan biaya pesangon Kenaikan biaya pesangon yang terjadi dikarenakan turn over karyawan serta tunjangan pesangon bagi karyawan yang meninggal di lokasi kerja. Dengana adanya varians tarif tenaga kerja yang tidak menguntungkan yang disebabkan oleh penyesuaian tarif gaji tenaga kerja yang dilakukan perusahaan mengakibatkan jumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan menjadi meningkat. 4. Rekomendasi Bagian divisi operasional perusahaan perlu melakukan analisis dan evaluasi terhadap penyimpangan biaya yang tidak menguntungkan ( Unfavorable variance) untuk perbedaan tarif tenaga kerja yang digunakan selama proses produksi bahan baku tersebut. Selain itu sebaiknya anggaran produksi perusahaan dibuat secara berkala atau periodesasi angar apabila terjadi kasus seperti ini perusahaan dapat langsung melakukan tindakan perbaikan di bulan selanjutnya. Tidak hanya itu bagian departement HR&Administration harus menjalankan perannya dengan lebih maksimal, yaitu dengan benar-benar menseleksi atas penempatan karyawan sesuai dengan keahliannya agar tidak terjadi turn over karyawan yang tinggi. Selain itu sebaiknya perusahaan menambahkan beberapa bagian untuk melakukan pengawasan terhadap jam kerja para karyawan.
82
IV.2.3 Biaya overhead 1. Kondisi Pengendalian anggaran biaya overhead atau biaya tidak langsung PT. Pangansari Utama tahun 2009 dapat dilakukan oleh tingkatan manajemen yang terkait dengan operasional produksi perusahaan Anggaran yang telah disahkan oleh pimpinan perusahaan dapat dibandingkan dengan kondisi maupun biaya yang dikeluarkan dalam biaya overhead atau biaya tidak langsung selama proses produksi berlangsung. Analisa penyimpangan dari biaya overhead dilakukan dengan cara membandingkan jumlah biaya yang telah dianggarkan dengan jumlah biaya realisasi yang dikeluarkan.
Tablel 4.8 Anggaran dan Realisasi Biaya Overhead PT. Pangansari Utama Jan-Jun 2009 (dalam Rupiah) PT. PANGANSARI UTAMA VARIANCE OVERHEAD LOCATION : FREEPORT Januari- Juni 2009 (Rupiah) Deskripsi Anggaran Jan- Jun Realisasi Jan-Jun Selisih Perlengkapan & Linen 17,971,000,000 17287738444 683,261,556 Biaya Peningkatan SDM 126,000,000 0 126,000,000 Biaya Mobilisasi 0 Biaya Perjalanan Dinas 84,000,000 139541066 (55,541,066) Biaya Pajak 0 Biaya Service & Pemeliharaan 30,000,000 109615289 (79,615,289) Biaya Penyusutan 0 Biata Amortisasi 0 Biaya Asuransi 66,000,000 217052360 (151,052,360) Biaya Sewa 24,000,000 43193000 (19,193,000) Biaya Leasing 0 Biaya Kantor 260,000,000 349698572 (89,698,572) Biaya Project 0 Handling Expenses 18,000,000 15997950 2,002,050 Biaya Kerugian Persediaan 0 Potongan Pembelian 0 Biaya Tidak Langsung Lain-lain 222,000,000 242942500 (20,942,500) TOTAL 18,801,000,000 18,405,779,181 395,220,819
Uf atau F F F UF UF
UF UF UF F
UF F
Sumber : Laporan Biaya Overhead PT. Pangansari Utama tahun 2009 (data diolah) 83
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat penyimpangan biaya overhead pada bulan Januari sampai dengan Juni 2009 yaitu : Total anggaran
: Rp. 18.801.000.000
Total realisasi
: Rp. 18.405.779.181
Selisih/Varians
: Rp.
395.220.819
Dengan rincian penyimpangan sebagai berikut : Penyimpangan yang menguntungkan (Favorable Variance) : Biaya perlengkapan & linen
Rp. 683.261.556
Biaya peningkatan SDM
Rp. 126.000.000
Handlling expenses
Rp.
Total
Rp. 811.263.606
2.002.050
Penyimpangan yang tidak menguntungkan (Unfavorable Variance) : Biaya perjalanan dinas
Rp.
55.541.066
Biaya service & pemeliharaan
Rp.
79.615.289
Biaya asuransi
Rp.
151.052.360
Biaya sewa
Rp.
19.193.000
Biaya Kantor
Rp.
89.698.572
Biaya tidak langsung lain-lain
Rp.
Total
Rp.
20.942.500 416.042.787
84
Tablel 4.9 Anggaran dan Realisasi Biaya Overhead PT. Pangansari Utama Jul- Des 2009 (dalam Rupiah)
PT. PANGANSARI UTAMA VARIANCE OVERHEAD LOCATION : FREEPORT Juli- Desember 2009 (Rupiah) Deskripsi Anggaran Jul- Des Realisasi Jul- Des Selisih Uf atau F Perlengkapan & Linen 17,415,000,000 20,204,501,839 (2,789,501,839) UF Biaya Peningkatan SDM 126,000,000 126,000,000 F Biaya Mobilisasi Biaya Perjalanan Dinas 84,000,000 66,617,980 17,382,020 F Biaya Pajak Biaya Service & Pemeliharaan 30,000,000 106,130,673 (76,130,673) UF Biaya Penyusutan Biata Amortisasi Biaya Asuransi 66,000,000 (15,383,547) 81,383,547 F Biaya Sewa 24,000,000 33,810,000 (9,810,000) UF Biaya Leasing Biaya Kantor 238,000,000 336,971,128 (98,971,128) UF Biaya Project Handling Expenses 18,000,000 18,000,000 F Biaya Kerugian Persediaan Potongan Pembelian Biaya Tidak Langsung Lain-lain 222,000,000 199,430,000 22,570,000 F TOTAL 18,223,000,000 20,932,078,073 (2,709,078,073) UF Sumber : Laporan Biaya Overhead PT. Pangansari Utama tahun 2009 (data diolah) Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat penyimpangan biaya overhead pada bulan Juli sampai dengan Desember 2009 yaitu : Total anggaran
: Rp. 18.223.000.000
Total realisasi
: Rp. 20.932.078.073
Selisih/Varians
: Rp. 2.709.078.073 85
Dengan rincian penyimpangan sebagai berikut : Penyimpangan yang menguntungkan (Favorable Variance) : Biaya peningkatan SDM
Rp. 126.000.000
Biaya perjalanan dinas
Rp. 17.382.020
Biaya asuransi
Rp. 81.383.547
Handlling expenses
Rp.
18.000.000
Biaya tidak langsung lain-lain
Rp.
22.570.000
Total
Rp. 265.335.5567
Penyimpangan yang tidak menguntungkan (Unfavorable Variance) : Biaya perlengakapan & linen
Rp. 2.789.501.839
Biaya service & pemeliharaan
Rp.
76.130.673
Biaya sewa
Rp.
9.810.000
Biaya Kantor
Rp.
98.971.128
Total
Rp.
2.974.413.640
Selisih sebesar Rp. 2.313.857.254 merupakan unfavorable variance karena jumlah realisasi lebih besar dari jumlah biaya yang sudah dianggarkan oleh perusahaan. 2. Kriteria Pembebanan biaya overhead terbagi dua jenis yaitu :
86
a. Overhead pabrik dibebankan terlalu rendah (underapplied) Yaitu keadaan dimana jumlah biaya overhead pabrik aktual lebih besar dari pada overhead yang dianggarkan b. Overhead pabrik dibebankan terlalu tinggi (overapplied) Yaitu keadaan dimana jumlah biaya overhead pabrik aktual lebih kecildari pada overhead yang dianggarkan 3. Sebab – Akibat Oleh karena dalam pembebanan anggaran overhead terjadi underapplied atau jumlah realisasi biaya overhead pabrik lebih besar dari pada jumlah biaya overhead yang dianggarkan maka anggaran biaya overhead tidak memberikan peranan yang besar
dalam
proses
pengendalian
biaya
produksi
dikarenakan
terjadinya
penyimpangan atau variance yang besar. Menurut pihak manajemen dari PT. Pangansari Utama penyebab dari selisih antara realisasi dengan anggaran biaya overhead atau biaya tidak langsung tahun 2009 dikarenakan oleh : a. Adanya kenaikan biaya untuk perlengkapan dan linen Kenaikan biaya perlengkapan dan linen ini disebabkan adanya pengeluaran biaya untuk penggantian dari peralatan yang sudah haus pemakaiannya dan adanya kenaikan dari harga chemical atas penambahan area kerja. b. Adanya kenaikan biaya perjalanan dinas Kenaikan biaya perjalanan dinas ini dikarenakan adanya peningkatan biaya untuk memberikan uang transport terhadap par akaryawan yang melakukan 87
perjalanan dinas baik dalam negri maupun luar negri c. Adanya kenaikan biaya servis dan pemeliharaan Kenaikan biaya servis dan pemeliharaan disebabkan adanya pengeluaran biaya untuk perbaikan canopi bangunan akibat kejatuhan pohon tumbang dilokasi freeport project dan untuk biaya servis kendaraan yang rusak atau yang telah berumur lebih dari 5 tahun. d. Adanya kenaikan biaya asuransi Kenaikan biaya asuransi disebabkan adanya kebijakan dr PT. Freeport untuk asuransi pertanggungan (Liability automobile insurance) terhadap kendaraan yang digunakan oleh PT. Pangansari Utama. e. Adanya kenaikan biaya sewa Kenaikan biaya sewa ini disebabkan adanya peningkatan jumlah pinjaman kaset dan video kepada pihak luar untuk diputar dalam ruang rekreasi dengan tujuan menghibur klien yang sedang makan. f. Adanya kenaikan biaya kantor Kenaikan biaya kantor ini disebabkan adanya penggantian sewa mesin fotokopi dari hitam putih menjadi warna. Dapat diketahui terdapat controllable variance atau varians terkendali yang tidak menguntungkan hal ini disebabkan jumlah perhitungan biaya overhead aktual lebih besar dibandingkan dengan anggaran biaya overhead. Penyimpangan ini terjadi disebabkan dengan adanya ketidakefisiensian dalam penggunaan komponen overhead dan juga adanya kenaikan harga dari komponen tersebut. Dengan adanya
88
penyimpangan tersebut menagkibatkan perusahaan mengeluarkan biaya yang lebih besar selama proses produksi tahun 2009 tersebut. 4. Rekomendasi Bagian divisi operasional perusahaan perlu melakukan analisis dan evaluasi terhadap penyimpangan biaya yang tidak menguntungkan ( Unfavorable variance) untuk perbedaan varians terkendali. Bagian divisi operasional harus lebih tanggap dalam mengevaluasi semua peralatan yang telah berumur lebih dari 5 tahun, agar bisa diperhitungkan perkiraan dalam biaya pemeliharaannya,selain itu penggunaan peralatan-peralatan yang terkait dengan proses produksi harus digunakan seefektif dan seefisien mungkin agar tidak terjadi pemborosan. Peranan pengawasan oleh bagian manager atau supervisor juga sangat disarankan kepada perusahaan agar tidak ada lagi kelalaian dalam memeriksa perlengkapan-perlengkapan komponen overhead.
89