PERANAN ANGGARAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN DALAM KAITANNYA DENGAN REALISASI BIAYA PRODUKSI PADA PT. SIGMA UTAMA (The Role of Production Cost Budget as Control in Connection with Production Cost Realization at PT Sigma Utama) Oleh/By:
David Hasibuan Dosen STIE Kesatuan
ABSTRACT There are ways or methods to reach the goal of a company, one of them is by establishing cost budget. Cost control has a close correlation with work planning measured in money unit. Budget is a plan organized and comprehensive, stated in monetary unit to operate and as resources of a company during a certain period in the next time. The purpose of this research is to find out the role of production budget based on orders in the company that carry out production precess based on job orders. In addition, this research conducted to know whether budget arrangement and its implementation in the company have been appropriate and accurate to support the management in increasing production cost efficiency. This research has been done by the author at PT Sigma Utama located in Jalan Raya Cibinong, West Java. PT Sigma Utama is a paint maker company. The result of this research shows that an accurate production cost budget will support the management in increasing cost control, so that the budget will not deviate in its realization.
aktivitas perusahaan. Pengendalian biaya produksi akan lebih mudah dilakukan jika anggaran disusun secara realistis, sesuai dengan kondisi perusahaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa anggaran biaya produksi memiliki peranan yang cukup besar dalam meningkatkan efisiensi biaya produksi perusahaan.
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara (interview) dan melakukan pengamatan (observatorium). Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif/kualitatif, Melalui metode analisis ini akan diperbandingkan antara anggaran dengan realisasi atas dasar basis kinerja. Dengan demikian dapat diketahui apakah jumlah anggaran yang ditetapkan akan setara dengan realisasi, sehingga dapat menghasilkan informasi untuk menilai kinerja perusahaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keywords: manufacturing budget, production cost efficiency
PENDAHULUAN Tujuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya, adalah untuk memperoleh laba semaksimal mungkin, guna mempertahankan kelangsungan operasional perusahaan dan untuk dapat melakukan ekspansi di masa depan. Bagi perusahaan yang melakukan kegiatan produksi, perusahaan perlu melakukan pengendalian biaya terhadap proses produksi atau pengendalian biaya produksi. Artinya perusahaan harus menyusun anggaran biaya produksi guna memudahkan perusahaan dalam melakukan pengendalian terhadap biaya-biaya produksi yang dikeluarkan. Anggaran merupakan perencanaan keuangan perusahaan yang dapat digunakan sebagai dasar sistem pengendalian keuangan untuk periode saat ini dan yang akan datang. Melalui perencanaan anggaran, perusahaan dapat melakukan perbandingan secara terus-menerus dan melakukan evaluasi hasil terhadap program dan anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran yang disusun dengan baik dan menyeluruh akan memberikan manfaat bagi kelancaran pelaksanaan
A. Proses Penyusunan Anggaran pada PT. Sigma Utama Rencana anggaran dibuat untuk mengetahui tindakan-tindakan apa saja yang harus diambil. Rencana anggaran PT. Sigma Utama pada umumnya dibuat per semester, sedangkan evaluasi realisasi anggaran dilakukan perbulan dan akan diperbaiki apabila terjadi penyimpangan. Kemudian hasil evaluasi dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan anggaran pada periode berikutnya dengan melakukan penyesuaian terhadap perubahan yang ada. Proses penyusunan anggaran dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu: menerbitkan pedoman, menyiapkan proposal anggaran permulaan, negosiasi, melakukan revisi dan pengesahan anggaran perusahaan. B.
Faktor-faktor dalam penyusunan anggaran Biaya Produksi PT. Sigma Utama Dalam penyusunan anggaran perlu diperhatikan faktor-faktor yang akan mempengaruhi anggaran, yang dinyatakan dengan asumsi. Asumsi digunakan agar anggaran yang disusun dapat bersifat fleksibel dalam mengikuti perubahan dalam tahun anggaran. Adapun asumsi-asumsi yang menjadi pertimbangan PT. Sigma Utama dalam menyusun anggaran biaya produksi, adalah:
HASIBUAN. Peranan Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengendalian Dalam Kaitannya dengan Realisasi Biaya Produksi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Dampak inflasi Target anggaran Bahan baku Peralatan Produksi Sumber Air Alat Transportasi Kegiatan Produksi Biaya Produksi Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan (Job Order costing atau job costing), dibedakan menjadi: a. biaya produksi langsung, seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, b. biaya produksi tidak langsung, seperti : biaya bahan tidak langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung, dan c. biaya overhead pabrik
Tindakan pengendalian terhadap program yang telah ditetapkan dilakukan melalui : Pengendalian Preventif, Yaitu pengendalian terhadap pengeluaran, seperti : 1. Dokumen pendukung, kartu stock barang, surat permintaan produk, dan dokumen pendukung lainnya yang terkait dengan biaya produksi 2. Pejabat yang mengesahkan 3. Prosedur pengendalian Preventif Pengendalian Korektif, Yaitu pengendalian yang dilakukan dengan cara penerbitan laporan perbandingan antara jumlah yang dianggarkan dengan realisasinya, untuk selanjutnya diambil tindakan perbaikan atau koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi. Tindakan pengawasan terhadap koreksi ini dilakukan oleh Direktur Utama, melalui pengendalian terhadap : a. dokumen pendukung, seperti : laporan data realisasi anggaran tahun berjalan yang meliputi realisasi penjualan produk, realisasi biaya bahan baku,
realisasi biaya tenaga kerja langsung, dan realisasi biaya overhead pabrik. b. metode pengendalian Metode pengendalianyang digunakan adalah metode pengendalian umpan balik/feedback. Adanya pengendalian korektif akan memudahkan manajer puncak untuk melakukan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi sehingga tidak terjadi pemborosan biaya. Penetapan harga pokok produk (estimasi) a. Taksiran Biaya Bahan Baku. Kebutuhan bahan baku untuk memenuhi pesanan dihitung berdasarkan formula produksi standar yaitu formula produksi yang dalam proses produksi menghasilkan output berupa cat dengan satuan kilo gram sebanyak (100) seratus kilogram cat. Selanjutnya untuk perencanaan jumlah produksi cat yang diinginkan disesuaikan dengan kebutuhan pesanan dari pelanggan (PO). Kemudian dibuat formula produksi untuk setiap pesanan oleh bagian perencanaan produksi dengan menghitung kebutuhan bahan baku, yang didasarkan pada formula standar yaitu dengan membagi jumlah pesanan dengan seratus kilogram dan hasilnya dikalikan dengan kebutuhan bahan baku formula produksi standar. Untuk mendapatkan hasil produk dengan satuan unit liter adalah dengan cara membagi hasil produk berdasarkan kilogram (kg) dengan berat jenis (SG). b. Taksiran Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Overhed Pabrik. Taksiran biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik dihitung dan dibebankan berdasarkan rencana produksi, rencana biaya tenaga kerja langsung dan rencana biaya overhead pabrik yang telah direncanakan dalam rencana kerja anggaran tahunan tahun 2007.
ESTIMASI BEBAN OPERASIONAL / Liter Form Anggaran BOP untuk tahun 2007 ( Bulan Januari s.d. Desember ) Atas Dasar Kapasitas Normal 840.000 Liter
Jenis Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya
Tetap / Variabel
Packing & Pengiriman Listrik Tenaga Kerja Tidak Langsung Kesejahteraan Karyawan Pemeliharaan Bangunan & Pabrik Pemeliharaan Mesin & Peralatan Pabrik Asuransi Gedung Depresiasi Amortisasi Jumlah
Jumlah
V V T T V V T T T
448.876.000,00 231.035.000,00 1.517.588.000,00 148.290.000,00 66.214.000,00 107.000.000,00 36.370.000,00 453.016.000,00 65.752.000,00
V T
853.125.000,00 2.221.016.000,00
Total
3.074.141.000,00
Perhitungan Tarif BOP Tarif BOP Variabel
Rp
853.125.000,00 : 840.000
=
1.015,63
per liter
Tarif BOP Tetap
Rp 2.221.016.000,00 : 840.000
=
2.644,07
per liter
3.659,69
per liter
123,79
per liter
-
per liter
123,79
per liter
Rp Perhitungan Beban Tenaga Kerja Langsung Harian
Rp
Borongan
Rp
103.979.549,00 : 840.000 -
: 840.000 Rp
c. Taksiran Biaya Administrasi.
28
Penjualan
dan
Biaya
Umum
Taksiran biaya penjualan dan biaya umum administrasi, dihitung dan dibebankan berdasarkan
Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 2 Volume 12, Oktober 2010
HASIBUAN. Peranan Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengendalian Dalam Kaitannya dengan Realisasi Biaya Produksi rencana produksi, rencana biaya penjualan dan biaya umum administrasi sesuai dengan rencana kerja anggaran tahunan untuk tahun 2007. a. Biaya Bahan Baku Sesuai Formula Realisasi Adalah biaya bahan baku yang dibebankan atas pemakaian bahan baku untuk satu proses produksi pesanan pelanggan, jadi formula standar disesuaikan karena adanya penambahan atau pengurangan bahan baku dalam proses produksi. b. Penetapan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Actual Cost System Pengklasifikasian Perilaku Biaya Pengelompokkan dilakukan atas dasar biaya langsung (Direct Costing) atau atas tingkah laku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume produksi, yaitu : biaya tetap dan biaya variabel. Dalam perhitungan harga pokok penjualan, PT Sigma Utama telah melakukan pengelompokkan biaya menjadi biaya tetap dan variabel atas analisis sebagai berikut: Biaya tetap, antara lain : Biaya gaji
Biaya pemeliharaan Biaya asuransi Biaya transportasi bisnis Biaya konsumsi dan rumah tangga
Biaya variabel, antara lain : Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya bahan bakar Biaya pemakaian listrik Biaya reparasi Biaya ATK Biaya telepon Biaya entertainment Biaya tunjangan kesehatan Biaya semi variabel, antara lain : Biaya pelanggan tetap PLN Biaya reparasi dan pemeliharaan Biaya telepon
Tabel
PT. SIGMA UTAMA LAPORAN BIAYA PENJUALAN TAHUN 2007 Realisasi 2007 Biaya Variable : Biaya Perjalanan Dinas Biaya Telephone Biaya Pemeliharaan Kendaraan Biaya Pengobatan Biaya Penagihan Biaya Presentasi Biaya Pelatihan Biaya Negosiasi Penjualan/Entertaint Biaya Penyelesaian Komplain Biaya Lain-lain Total Biaya Variable
117.244.000,00 137.450.000,00 38.469.000,00 24.189.000,00 9.425.000,00 135.553.000,00 64.999.000,00 123.882.000,00 26.123.000,00 165.000,00 677.499.000,00
Biaya Tetap : Biaya Gaji Karyawan THR Total Biaya Tetap
738.310.000,00 48.030.000,00 786.340.000,00
Total Biaya Penjualan
Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 2 Volume 12, Oktober 2010
1.463.839.000,00
29
HASIBUAN. Peranan Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengendalian Dalam Kaitannya dengan Realisasi Biaya Produksi
PT. Sigma Utama Laporan Biaya Produksi tahun 2007 Realisasi 2007 Bahan Baku + Kaleng periode Januari s/d Desember
13.316.596.000,00
Total Biaya Material ( Harga Pokok Material)
13.316.596.000,00
Biaya Produksi : Biaya Variabel : Upah Langsung (Borongan) Lembur Produksi Pemeliharaan Mesin & Perl Pabrik Listrik Biaya Bunga Pinjaman Total Biaya Variable Biaya Tetap Upah Tidak Langsung Honorarium THR + Pengobatan Administrasi Penyusutan Lain-lain (Perjalanan Dinas) Total Biaya Tetap Produksi
C.
224.458.000,00 229.150.000,00 827.433.000,00 1.367.043.000,00 823.539.000,00 166.648.000,00 71.599.000,00 84.692.000,00 203.330.000,00 232.276.000,00 1.582.084.000,00
Total Biaya Produksi
2.949.127.000,00
Total Biaya Material + Biaya Produksi
16.265.723.000,00
Perhitungan Harga Pokok Produk Per Unit (Dalam Satuan Liter) a. Biaya Bahan Baku Langsung (Direct Materials) Bahan baku dicatat sebesar harga beli ditambah dengan biaya lainnya yang terjadi dalam rangka perolehan bahan tersebut sampai bahan baku siap dipakai dalam proses produksi. Untuk bahan baku yang cacat/ rusak dan tidak layak dipakai menurut bagian quality control, maka barangbarang tersebut dikembalikan (retur) ke supplier untuk ditukar kembali. Untuk akumulasi perhitungan harga pokok produksi bahan baku dicatat secara riil sesuai pemakaian bahan baku formula produksi. b. Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead) Pembebanan biaya overhead pabrik per unit dihitung berdasarkan realisasi biaya tahun 2007,
30
50.503.000,00 35.499.000,00
dengan melibatkan variabel-variabel sebagai berikut : 1. Hasil produk tahun 2007 berdasarkan jenis cat. 2. Menentukan harga jual rata-rata untuk masing-masing jenis cat, menentukan harga jual masing-masing jenis cat maupun nilai penjualan secara keseluruhan. Selanjutnya menetapkan prosentase biaya untuk masingmasing jenis produk cat terhadap nilai total penjualan, kemudian mengalikan dengan nilai penjualan untuk masing-masing jenis cat yang menghasilkan angka biaya untuk masingmasing jenis cat. Biaya overhead pabrik per unit dihitung dari total biaya overhead pabrik per jenis cat dibagi dengan total produk cat per jenis cat.
Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 2 Volume 12, Oktober 2010
HASIBUAN. Peranan Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengendalian Dalam Kaitannya dengan Realisasi Biaya Produksi
Tabel Perhitungan Pembebanan Biaya Overhead Pabrik per Unit Berdasarkan Realisasi Biaya Tahun 2007 No 1 2 3 4 5 6 7 8
Jenis Cat Epoxy IOZ PU HR Alkyd Acrylic Water Base Thinner
Q-ty
Harga Jual
155.738 46.841 58.634 21.857 146.443 47.573 83.331 71.506
631.923
Jumlah
35.000 95.000 55.000 80.000 25.000 35.000 15.000 17.500
5.450.830.000 4.449.895.000 3.224.870.000 1.748.560.000 3.661.075.000 1.665.055.000 1.249.965.000 1.251.355.000
22.701.605.000
c. Biaya Penjualan Pembebanan biaya penjualan per unit dihitung berdasarkan realisasi biaya tahun 2007, dengan melibatkan variabel sebagai berikut : 1. Hasil produk tahun 2007 berdasarkan jenis cat. 2. Menentukan harga jual rata-rata untuk masing-masing jenis cat, menentukan harga jual masing-masing jenis cat maupun nilai penjualan secara keseluruhan. Selanjutnya menetapkan prosentase biaya untuk masingmasing jenis produk cat terhadap nilai total penjualan, kemudian mengalikan dengan nilai penjualan untuk masing-masing jenis cat yang menghasilkan angka biaya untuk masingmasing jenis cat. Biaya penjualan per unit dihitung dari total biaya penjualan per jenis cat dibagi dengan total produk cat per jenis cat. d. Biaya Umum dan Administrasi Pembebanan biaya umun dan administrasi per unit dihitung berdasarkan realisasi biaya tahun 2007, dengan melibatkan variabel sebagai berikut: 1. Hasil produk tahun 2007 berdasarkan jenis cat. 2. Menentukan harga jual rata-rata untuk masing-masing jenis cat, menentukan harga jual masing-masing jenis cat maupun nilai penjualan secara keseluruhan. Selanjutnya menetapkan prosentase biaya untuk masingmasing jenis produk cat terhadap nilai total penjualan, kemudian mengalikan dengan nilai penjualan untuk masing-masing jenis cat yang menghasilkan angka biaya untuk masingmasing jenis cat. Biaya penjualan per unit dihitung dari total biaya umum dan administrasi per jenis cat dibagi dengan total produk cat per jenis cat.
Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 2 Volume 12, Oktober 2010
% 24,01% 19,60% 14,21% 7,70% 16,13% 7,33% 5,51% 5,51%
Total Biaya FOH
Biaya FOH Per Unit
724.687.756,12 591.613.464,83 428.746.411,84 232.471.022,37 486.739.859,20 221.369.034,03 166.182.825,57 166.367.626,04
4.653,25 12.630,25 7.312,25 10.636,00 3.323,75 4.653,25 1.994,25 2.326,62
3.018.178.000,00
Tabel Biaya Harga Pokok Produksi/Liter Untuk Jenis Cat Alkyd/Cute Primer Red Oxide PT Sigma Utama Tahun 2007 KETERANGAN JUMLAH Biaya bahan baku langsung Rp. 8.301,46 Biaya overhead pabrik Rp. 3.323,75 Hargapokok produksi/unit Rp. 11.625.21 D. Kendala-kendala Dalam Penerapan Job Order Costing Pada PT Sigma Utama. 1. Fluktuasi harga bahan baku yang disebabkan oleh kondisi ekonomi yang tidak stabil saat ini, mengingat sebagian besar dari bahan baku cat menggunakan bahan baku import, hal ini berdampak pada perhitungan harga pokok produksi 2. Keterlambatan datangnya bahan baku. 3. Keterlambatan datangnya bahan baku sangat berpengaruh terhadap skedul perencanaan produksi dan akan berakibat pada keterlambatan penyelesaian pesanan, sehingga pesanan tidak dapat diserahkan tepat pada waktunya. 4. Salah satu dari karakteristik perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, adalah produk yang dihasilkan harus sesuai dengan spesifikasi pemesan. Hal ini sangat berisiko terhadap adanya komplain, apabila produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi pemesan, pesanan akan dikembalikan sehingga peluang untuk merugi cukup besar. E.
Peran Anggaran Biaya produksi sebagai alat perencanaan dan pengendalian biaya produksi pada PT. Sigma Utama Perhitungan Harga Pokok Produksi Taksiran Dalam proses penentuan harga pokok produksi untuk menentukan harga jual produk sebelum pesanan diproduksi, PT Sigma Utama melakukan perhitungan
31
HASIBUAN. Peranan Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengendalian Dalam Kaitannya dengan Realisasi Biaya Produksi perkiraan yang didasarkan pada informasi biaya periode sebelumnya. Akumulasi biaya untuk perhitungan harga pokok produk adalah job order costing, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa PT Sigma Utama belum melaksanakan sistem perhitungan harga pokok produk (estimasi) berdasarkan metode job order costing dengan benar, seperti : a. Metode pengumpulan biaya belum dilakukan sebagaimana mestinya menurut metode job order costing b. Penetapan biaya harga pokok (estimasi) berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka, dalam hal ini perusahaan belum menentukan tarif dimuka berdasarkan pengelompokan biaya, namun berdasarkan suatu parameter tertentu c. Pembebanan tarif biaya tenaga kerja langsung untuk setiap pesanan belum dibebankan secara langsung
d. Belum diterapkan kartu harga pokok pesanan sebagai kartu pembantu yang berfungsi untuk mengakumulasi biaya per pesanan dalam perhitungan harga pokok produksi. Perhitungan Harga Pokok Produksi Taksiran (Yang seharusnya) Dalam proses penentuan estimasi harga pokok produksi, perkiraan biaya bahan baku dihitung sesuai pemakaian bahan baku formula standar. Perkiraan biaya tenaga kerja langsung, perkiraan tarif overhead dan perkiraan tarif biaya umum dihitung berdasarkan informasi biaya yang telah direncanakan dalam rencana kerja anggaran perusahaan. Analisis Comparatif (Analisa perbandingan) Analisis ini membandingkan hasil perhitungan harga pokok produksi (estimasi) dengan hasil perhitungan harga pokok produksi (estimasi) yang seharusnya, dan hasil perhitungan harga pokok yang sesungguhnya.
Tabel Perbandingan Hasil Perhitungan Harga Pokok Produksi Produk Untuk Estimasi Realisasi Perusahaan Bahan baku Rp 8.162 Rp 8.301,46 Faktor Risk BTKL Rp 124 Biaya FOH Rp 3.660 Rp 3.323,75 Total Biaya Produksi Rp 11.946 Rp 1.625.21
Tabel Selisih Hasil Perhitungan Harga Pokok Produksi Produk Untuk Satuan Unit/liter Selisih Harga Pokok Produksi ( Estimasi ) Dengan Realisasi Estimasi Perusahaan
Realisasi
Selisih
Rp. 11.946
Rp. 11.625.21
320.79
Selisih antara hasil perhitungan harga pokok estimasi menurut perusahaan dengan perhitungan harga pokok sesungguh lebih kecil. Dari analisa diatas maka dapat dilihat bahwa anggaran untuk bahan baku tidak menguntungkan atau inefisiensi, dengan demikian perusahaan dapat melakukan analisa pasar dalam mempertimbangkan harga bahan baku, dan fluktuasinya. Sehingga pada kurun waktu anggaran tidak terjadi selisih tidak menguntungkan (unfav). Untuk biaya tenaga kerja langsung dapat dilihat bahwa anggaran yang disusun telah efisien, karena tidak ada perubahan upah ataupun kenaikan tarif upah, sehingga anggaran yang disusun memberikan manfaat yang dapat membantu manajemen dalam meningkatkan efisiensi biaya tenaga kerja langsung, karena terdapat selisih yang menguntungkan (fav). Untuk biaya FOH yang lebih kecil dari estimasi, sehingga memberikan manfaat yang dapat membantu manajemen dalam meningkatkan efisiensi biaya tersebut, karena terdapat selisih yang menguntungkan (fav). Untuk mengetahui penyebab terjadinya varians tersebut, manajemen perlu melakukan evaluasi terhadap anggaran dan tindakan koreksi untuk pembuatan anggaran tahun berikutnya.
32
Satuan Unit/liter Selisih
Analisis
Rp (139,46)
Inefisiensi
Rp 124,00 Rp 336,25
Efisien Efisien
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Dari hasil pembahasan yang dilakukan, dapat ditarik beberapa simpulan yaitu : 1. PT Sigma Utama selama lima tahun terakhir mengalami perkembangan apabila ditinjau dari data yang ada yaitu Rencana Anggaran Perusahaan tahun 2007 dan Laporan Keuangan per 31 Desember 2007, dalam hal ini posisi keuangan perusahaan dalam lima tahun terakhir sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. Dalam bidang penelitian dan pengembangan (R & D), selama periode akuntansi yaitu dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2007 perusahaan telah melakukan berbagai pengujian dan riset yang telah menghasilkan inovasi berbagai jenis cat produk baru ataupun cara perbaikan kwalitas produk cat yang ada. 2. Perhitungan Harga Pokok Produksi dihitung berdasarkan pesanan yang diterima (menggunakan metode Job Order Costing). Namun dalam pelaksanaannya pengumpulan biaya dan akumulasi biaya, belum dilaksanakan sebagaimana mestinya. Dalam hal ini PT Sigma Utama tidak melakukan penjurnalan pengakuan beban produksi. 3. Estimasi Perhitungan Penetapan Harga Jual Produk yang dilaksanakan oleh PT Sigma Utama merupakan kebijakan tersendiri dari perusahaan, yaitu dengan menerapkan suatu parameter tertentu. 4. Selisih antara hasil perhitungan harga pokok estimasi menurut perusahaan dengan perhitungan harga pokok sesungguh lebih kecil. Dari analisa diatas maka dapat dilihat bahwa anggaran untuk bahan baku tidak menguntungkan atau inefisiensi,
Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 2 Volume 12, Oktober 2010
HASIBUAN. Peranan Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengendalian Dalam Kaitannya dengan Realisasi Biaya Produksi dengan demikian perusahaan dapat melakukan analisa pasar dalam mempertimbangkan harga bahan baku, dan fluktuasinya. Saran Berdasarkan simpulan di atas, dapat disarankan sebagai berikut : 1. Sebaiknya ada pencatatan terhadap pembebanan biaya bahan baku maupun biaya overhead pabrik ke dalam rekening buku besar barang dalam proses agar fungsi kontrol dapat lebih optimal 2. Sebaiknya perusahaan mengidentifikasi beban tenaga kerja langsung dan beban overhead secara lebih cermat.
DAFTAR PUSTAKA Asiyanto. 2005 :Manajemen Produksi untuk Jasa Konstruksi. PT. Pradya Paramita, Jakarta. Anthony N Robert&Vijay Govindarajan. 2005: Sistem Pengendalian Manajemen. Salemba Empat. Jakarta. M Manulang. 2004: Dasar-dasar Manajemen. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Agus Ahyari. 2002: Anggaran Perusahaan pendekatan Kuantitatif. BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta. Carter Usry. 2006: Cost Accounting :Akuntansi Biaya buku. edisi 13 Daft L Richard 2006. Penerjemah Diana Angelica: Manajemen. Salemba Empat, Jakarta.
Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 2 Volume 12, Oktober 2010
R. A. Supriyono 1999: Akuntansi Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya bab Penentuan Harga Pokok. BPFE, Yogyakarta. Mamduh M. Hanafi, 2003: Manajemen Edisi Revisi. Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta. Horngern T. Charles, Srikant M. Datar, George Foster 2008, Alih Bahasa Desi Andhariani : Akuntansi Biaya : Penekanan Manajerial. PT. Indeks, Jakarta. Mulyadi, 2000 : Akuntansi Biaya. Edisi 5, Aditya Media, Yogyakarta. Sofyan Syafri harahap, 2001. Budgeting Penganggaran Perencanaan Lengkap. edisi kedua. PT. Raya Grafindo Persada, Jakarta. Supriyono R.A 1999: Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok. edisi dua. Cet ke12 BPFE, Yogyakarta. Mulyadi. 2005 : Akuntansi Biaya. Edisi lima Cet ke-7. Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta. A.O. Simangunsong, E Parulian Simangunsong, Johanes Rindang, 2004, Akuntansi Biaya. FE UI, Jakarta. M. Nafarin. 2000: Penganggaran Perusahaan. Edisi satu. Salemba Empat, Jakarta. Rudianto. 2006: Akuntansi Manajemen. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta. M. Munandar. 1997. Budgeting. BPFE, Yogyakarta. Welsc A. Glenn, Ronald W. Hilton, Paul N. Gordon. 1995: Budgeting (Penyusunan Anggaran Perusahaan): Perencanan dan Pengendalian Laba. Purwatiningsih, Maudi Marouw. Bumi aksara.
33
HASIBUAN. Peranan Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengendalian Dalam Kaitannya dengan Realisasi Biaya Produksi
34
Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 2 Volume 12, Oktober 2010