BAB IV PEMBAHASAN
IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG Pajak penghasilan tangguhan timbul akibat perbedaan temporer yang ada antara aset dan kewajiban atas dasar pajak dengan nilai tercatat aset dan kewajiban dalam laporan keuangan. Aset pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut. Tarif pajak yang berlaku atau yang secara substansial telah berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan tangguhan tersebut. Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan Undang- Undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008. Pajak penghasilan tangguhan PT UG disajikan dengan jumlah penuh dengan menggunakan metode kewajiban. Aktiva pajak tangguhan merupakan saldo aktiva pajak tangguhan yang berasal dari saldo neraca sebelumnya dan akan diperhitungkan pada neraca bulan Desember. Perhitungan aktiva pajak tangguhan dengan menggunakan tarif pajak 28% pada tahun 2009 sedangkan di tahun 2010 dan 2011 menggunakan tarif pajak 25% adalah sebagai berikut :
63
Tabel IV.1 Perhitungan Aktiva Pajak Tangguhan per 31/12/2009 PT UG
Sumber : Data internal PT UG
Saldo aktiva pajak tangguhan 958.767.718 tahun 2009 sama dengan saldo aktiva pajak tangguhan tahun 2008. Angka tersebut diperoleh dari 28% dikalikan beban penyisihan piutang tak tertagih tahun 2008 sebesar 229.456.252 dan ditambah saldo awal aktiva pajak tangguhan per 1/1/2008 sebesar 894.519.967. Tabel IV.2 Perhitungan Aktiva Pajak Tangguhan per 31/12/2010 PT UG
Sumber : Data internal PT UG
Saldo sebesar 343.442.169 diperoleh dari 25% dikalikan dengan 1.373.768.677 yang merupakan cadangan piutang tak tertagih tahun 2010 di tabel IV.4 sedangkan 424.147.765 diperoleh dari 25% dikalikan saldo kewajiban imbalan kerja per tanggal neraca 31/12/2010 di tabel IV.4
64
Tabel IV.3 Perhitungan Aktiva Pajak Tangguhan per 31/12/2011 PT UG
Sumber : Data internal PT UG
Saldo aktiva pajak tangguhan sebesar 3.312.219.890 diperoleh dari 25% dikalikan rugi fiskal 13.248.879.561,75 di tahun 2011 yang dapat dilihat pada tabel IV.8.
65
Tabel IV.4 Neraca PT UG yang Telah Diaudit per 31 Desember 2009, 2010, dan 2011
Sumber : Data internal PT UG 66
Berikut penjelasan dari akun neraca dari tabel IV.4 adalah sebagai berikut : •
Aktiva Real Estate Saldo aktiva real estate sebesar 49.445.674.231 di tahun 2009, 51.462.336.949
di tahun 2010, dan 48.880.552.051 di tahun 2011. Saldo Aktiva real estate merupakan penjumlahan yang terdiri dari : -
Tanah dan bangunan, merupakan rumah toko (ruko) yang terletak di Taman Setia Budi Indah, Medan, Sumatera Utara, yang sudah selesai pekerjaan pembangunannya dan sebagian sudah terjual.
-
Tanah yang sedang dikembangkan, terdiri dari pengembangan tanah yang terletak di desa Gandoang Cileungsi, pekerjaan pembangunan perumahan Geo Asri Bandung, pekerjaan pembangunan perumahan di daerah Songgokerto Batu Malang dan pengembangan tanah di Yogyakarta.
-
Tanah yang belum dikembangkan, merupakan tanah yang berlokasi di Kebon Sari, Surabaya.
•
Aktiva Lancar Lainnya Saldo
aktiva
lancar lainnya
sebesar 8.244.748.189 di tahun 2009,
3.355.419.826 di tahun 2010, dan 2.508.763.106 di tahun 2011. Saldo aktiva lancar lainnya merupakan penjumlahan dari persediaan (material pemeliharaan gedung, alat tulis kantor, dan meterai), pajak dibayar di muka, dan asuransi dibayar di muka. •
Penyertaan Saham Saldo penyertaan saham merupakan penjumlahan dari penyertaan saham pada PT
PIM, PT DIG, dan PT UGL.
67
Penyertaan saham pada PT PIM dicatat dengan metode ekuitas sehingga nilai penyertaan dicatat sebesar nilai tercatat awal ditambah bagian laba dikurangi penerimaan dividen. Untuk penyertaan saham pada PT DIG dicatat sebesar nilai perolehannya (metode biaya). Penyertaan saham pada PT UGL sebesar 55.000.000 dengan prosentase 55%, tetapi laporan keuangan PT UGL tidak dikonsolidasi dengan laporan keuangan PT UG karena sejak awal pendiriannya sampai dengan saat ini tidak melakukan kegiatan dan tidak pernah menyusun laporan keuangan. PT UG akan melakukan divestasi atas saham tersebut. Tabel IV.5 Perhitungan Saldo Penyertaan Saham pada PT UG
Sumber : Data internal PT UG •
Properti Investasi Properti investasi PT UG terdiri dari tanah dan bangunan. Saldo properti
investasi yang disajikan di neraca diperoleh dari nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan (kecuali tanah). Saldo properti investasi tersebut sebesar 19.320.877.431 di tahun 2009, 22.394.518.861 di tahun 2010, dan 22.922.826.357 di tahun 2011 dengan akumulasi penyusutan tahun 2009 sebesar 36.263.108.950, tahun 2010 sebesar 38.413.755.221, dan di tahun 2011 sebesar 39.625.820.432.
68
•
Aktiva Lain-lain Saldo aktiva lain-lain merupakan penjumlahan dari pinjaman karyawan, beban
yang ditangguhkan, dan akumulasi amortisasi beban yang ditangguhkan. Untuk beban yang ditangguhkan merupakan nilai buku dari beban perbaikan gedung dan pembuatan partisi kantor yang jumlahnya signifikan. Saldo aktiva lain-lain pada tahun 2009 sebesar 7.513.216.703, tahun 2010 sebesar 4.319.871.357, dan tahun 2011 sebesar 3.463.749.113. •
Hutang Pajak Saldo hutang pajak di neraca merupakan penjumlahan dari hutang PPN, hutang
PPh, dan hutang PBB. Di bawah ini disajikan rincian perhitungan hutang pajak tersebut : Tabel IV.6 Perhitungan Saldo Hutang Pajak pada PT UG Hutang pajak terdiri dari :
Per 31/12/ 2009
Per 31/12/2010
Per 31/12/2011
-PPN keluaran BM
-
526.500
22.133.250
-PPN Kurang Bayar
297.219.307
881.497.753
1.104.380.530
-PPh Pasal 21
190.343.395
187.747.916
259.977.188
-PPh Pasal 23
37.933.874
29.229.001
32.803.812
-PPh Pasal 25
126.382.602
-PPh Badan pasal 29
-
1. Hutang PPN
2. Hutang PPh
3. Hutang PBB Total hutang pajak
651.879.178
14.939.919
-
369.187
375.209
1.114.310.277
1.419.669.989
Sumber : Data internal PT UG 69
•
Hutang pada Pihak Hubungan Istimewa Hutang pada pihak hubungan istimewa ini merupakan hutang kepada BM atas
sewa gedung untuk pemakaian sendiri dan yang telah dipungut oleh PT UG dari pihak lain tetapi belum disetorkan kepada BM. Jurnal untuk mencatat transaksi PT UG membantu BM melakukan penagihan terhadap penyewa adalah sebagai berikut : Piutang Usaha
XXX
Hutang afiliasi
XXX
PPN keluaran
XXX
Jurnal untuk mencatat pembayaran piutang oleh penyewa adalah sebagai berikut : Kas
XXX Piutang usaha
XXX
Saldo hutang pada pihak hubungan istimewa di neraca periode tahun 2009 sebesar 6.567.987.811, tahun 2010 sebesar 8.370.410.987, dan tahun 2011 sebesar 9.952.359.952.
70
Tabel IV.7 Perhitungan Pajak Penghasilan PT UG
Sumber : Data internal PT UG
71
Dalam tabel tersebut dapat dilihat yang termasuk beda tetap terdiri dari penghasilan yang telah dikenakan pajak final, penghasilan yang dikecualikan dari objek pajak, dan biaya-biaya yang tidak dapat dikurangkan. Sedangkan beda waktu terdiri dari biaya penyisihan piutang tak tertagih dan penyisihan manfaat karyawan. Penyisihan piutang tak tertagih tahun 2009 tidak menimbulkan beda waktu karena tidak ada pencadangan, sedangkan penyisihan manfaat karyawan diperoleh dari selisih saldo awal kewajiban imbalan pasca kerja 778.961.308 dengan saldo akhir hasil perhitungan aktuaris 1.192.920.165. Untuk beda waktu penyisihan piutang tak tertagih di tahun 2010 sebesar 1.086.548.406 dapat dilihat di tabel IV.7 sedangkan nilai penyisihan manfaat karyawan diperoleh dari selisih dari saldo awal kewajiban imbalan pasca kerja 1.192.920.165 ditambah pencadangan di pembukuan 404.005.320 dengan saldo akhir hasil perhitungan aktuaris 1.696.591.058. Dan untuk tahun 2011 tidak ada beda waktu dari penyisihan piutang tak tertagih dan penyisihan manfaat karyawan. Berdasarkan tabel IV.7 pada tahun 2009 PT UG mengalami rugi fiskal sebesar 1.081.759.553 sehingga mengakibatkan lebih bayar sebesar 1.513.534.488 dan pada tahun 2011 juga mengalami rugi fiskal sebesar 13.248.879.561 yang mengakibatkan lebih bayar sebesar 85.904.410.
72
Tabel IV.8 Laporan Laba Rugi PT UG yang Telah Diaudit per 31 Desember 2009, 2010, dan 2011
Sumber : Data internal PT UG 73
Dari tabel IV.8 di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2009 hanya beban pajak kini (final) sebesar 3.582.286.203 diakui sebagai manfaat (beban) pajak penghasilan. Beban (manfaat) pajak tangguhan nihil karena saldo awal pajak tangguhan per 1/1/2009 sama dengan saldo akhir pajak tangguhan per 31/12/2009. Pada tahun 2010 manfaat (beban) pajak penghasilan terdiri dari beban pajak kini (tidak final) sebesar 446.536.250 yang merupakan PPh badan yang terutang dan diperoleh dari tabel IV.7, beban pajak kini (final) sebesar 4.789.855.634 yang merupakan biaya PPh pasal 4 (2), dan beban pajak tangguhan sebesar 191.177.784 yang merupakan selisih saldo awal aktiva pajak tangguhan per 1/1/2010 sebesar 958.767.718 dengan saldo akhir aktiva pajak tangguhan per 31/12/2010 sebesar 767.589.934. Sedangkan manfaat (beban) pajak penghasilan tahun 2011 terdiri dari beban pajak kini (final) sebesar 4.813.328.608 yang merupakan biaya PPh pasal 4 (2) dan beban (manfaat) pajak tangguhan sebesar 2.544.629.957 yang merupakan selisih saldo awal aktiva pajak tangguhan per 1/1/2011 sebesar 767.589.934 dengan saldo akhir aktiva pajak tangguhan per 31/12/2011 sebesar 3.312.219.891.
74
IV.2. Analisis Akun Perbedaan Temporer pada PT UG a. Aset Tetap dan Penyusutannya PT UG menggunakan metode penyusutan yang sama yaitu garis lurus dalam laporan keuangan komersial maupun laporan keuangan fiskal. Estimasi yang digunakan juga sama antara komersial dan fiskal yaitu 4 tahun. Berikut disajikan estimasi umur dan metode penyusutan aset tetap yang digunakan PT UG untuk laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal, yaitu :
Tabel IV.9 Metode Penyusutan dan Estimasi Umur Aset Tetap PT UG
Sumber : Data internal PT UG Namun berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 96/PMK.03/ 2009, ada beberapa taksiran masa manfaat aset tetap PT UG yang tidak seharusnya 4 tahun yaitu : -
Peralatan pemeliharaan gedung Peralatan pemeliharaan gedung terdiri dari Air Condition, exhaust fan, dan peralatan logam lainnya. Peralatan pemeliharaan gedung termasuk golongan II dengan masa manfaat 8 tahun. 75
-
Mesin pemeliharaan gedung Mesin pemeliharaan gedung terdiri dari mesin pembersih kaca, gondola, mesin bor, mesin PABX, mesin ketam, dan mesin pemeliharaan lainnya. Peralatan pemeliharaan gedung termasuk golongan II dengan masa manfaat 8 tahun.
-
Mobil Mobil termasuk golongan II dengan masa manfaat 8 tahun.
Perbedaan estimasi masa manfaat dari ketiga aset tetap tersebut yang menyebabkan timbul perbedaan temporer. Berikut disajikan jumlah nilai perolehan dan total akumulasi penyusutan aset tetap PT UG yang menimbulkan beda temporer sebagai berikut : Tabel IV.10 Nilai Perolehan dan Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang Menimbulkan Beda Temporer Nilai Perolehan Nilai Perolehan Akum. Penyusutan Komersial Akum. Penyusutan Fiskal
Tahun 2009 6.217.100.106 5.232.151.822 3.810.030.103
Tahun 2010 6.532.537.736 5.293.369.206 4.412.905.078
Tahun 2011 6.483.216.836 5.686.570.509 5.004.147.393
Sumber : Data PT UG diolah Dari tabel IV.10 dapat dilihat bahwa nilai perolehan aset tetap yang menimbulkan beda temporer pada tahun 2009 sebesar 6.217.100.106, tahun 2010 sebesar 6.532.537.736, dan tahun 2011 sebesar 6.483.216.836. Nilai akumulasi penyusutan komersial pada tahun 2009 sebesar 5.232.151.822, tahun 2010 sebesar 5.293.369.206, dan tahun 2011 sebesar 5.686.570.509. Sedangkan nilai akumulasi fiskal pada tahun 2009 sebesar 3.810.030.103, tahun 2010 sebesar 4.412.905.078, dan tahun 2011 sebesar 5.004.147.393. 76
Tabel IV.11 Beban Penyusutan Komersial dan Fiskal Tahun 2009-2011 Tahun 2009 771.862.276 453.328.021
Beban Penyusutan Komersial Fiskal
Tahun 2010 61.217.384 602.874.975
Tahun 2011 393.201.303 591.242.315
Sumber : Data PT UG diolah
Dari tabel IV.11 dapat dilihat bahwa nilai beban penyusutan komersial tahun 2009 sebesar 771.862.276 diperoleh dari selisih saldo akumulasi penyusutan komersial tahun 2008 sebesar 4.460.289.546 dengan saldo akumulasi penyusutan komersial tahun 2009 sebesar 5.232.151.822. Sedangkan nilai beban penyusutan fiskal tahun 2009 sebesar 453.328.021 diperoleh dari selisih saldo akumulasi penyusutan fiskal tahun 2008 sebesar 3.356.702.082 dengan saldo akumulasi penyusutan fiskal tahun 2009 sebesar 3.810.030.103. Begitu seterusnya cara untuk menghitung beban komersial dan fiskal untuk tahun 2010 serta 2011.
Tabel IV.12 Perhitungan Beda Temporer dan Beda Waktu Akun Aset Tetap dan Penyusutan URAIAN A. Analisis Akun Neraca 1. Akuntansi (GL, 4thn) a. Hrg perolehan b. Akum. Penyusutan 1) Saldo awal 2) Penambahan 3) Saldo Akhir c. Nilai sisa buku
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
6.217.100.106
6.532.537.736 6.483.216.836
4.460.289.546 771.862.276 5.232.151.822 984.948.284
5.232.151.822 5.293.369.206 61.217.384 393.201.303 5.293.369.206 5.686.570.509 1.239.168.530 796.646.327
77
2. Pajak (GL, 8 thn) a. Hrg perolehan b. Akum. Penyusutan 1) Saldo awal 2) Penambahan 3) Saldo Akhir c. Nilai sisa buku
6.217.100.106
6.532.537.736 6.483.216.836
3.356.702.082 453.328.021 3.810.030.103 2.407.070.003
3.810.030.103 4.412.905.078 602.874.975 591.242.315 4.412.905.078 5.004.147.393 2.119.632.658 1.479.069.443
3. Selisih / beda temporer
1.422.121.719
880.464.128
682.423.116
398.194.081
220.116.032
170.605.779
771.862.276
61.217.384
393.201.303
453.328.021
602.874.975
591.242.315
4. Pajak tangguhan B.Analisis Akun Laba Rugi 1. Akuntansi Biaya penyusutan 2. Pajak Biaya penyusutan 3. Beda waktu [koreksi positif (negatif)] 4. Pajak tangguhan a. Saldo awal b. Penambahan (penurunan) c. Saldo akhir
318.540.255
(541.657.591) (198.041.021)
309.002.810
355.530.430
220.116.032
89.191.271 398.194.081
(135.414.398) 220.116.032
(49.510.253) 170.605.779
Sumber : Data PT UG diolah Dari tabel IV.12 yang disajikan tampak bahwa pada analisis akun neraca dari tahun 2009-2011 nilai buku aset tetap komersial lebih kecil dari nilai buku aset tetap fiskal. Perbedaan ini akan menimbulkan perbedaan temporer dapat dikurangkan sebesar 1.422.121.719 di tahun 2009, 880.464.128 di tahun 2010, dan 682.423.116 di tahun 2011. Oleh karena itu, harus dilakukan
pengakuan aset pajak tangguhan
sebesar perbedaan temporer dapat dikurangkan dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku. Pada analisis laba rugi, baris penambahan (penurunan) pajak tangguhan diperoleh dari beda waktu dikalikan tarif pajak yang berlaku. Untuk saldo awal pajak tangguhan tahun 2010 tidak sama dengan saldo akhir pajak tangguhan di tahun 2009 78
karena dilakukan koreksi akibat perubahan tarif di tahun 2010 dari 28% menjadi 25%. Angka 355.530.430 diperoleh dari 25% dibagi 28% dikali 398.194.081.
b.
Kewajiban Imbalan Pasca Kerja Perusahaan mencatat kewajiban yang terkait dengan biaya pesangon,
penghargaan masa depan dan penggantian hak berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.24 yang sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13 tahun 2003. Penghitungan kewajiban imbalan kerja dilakukan oleh PT Rynest International. Sesuai PSAK No.24 (Revisi 2004), metode perhitungan aktuaria yang harus dipergunakan adalah Projected Unit Credit. Berdasarkan metode ini, manfaat/imbalan diakui secara prorata sesuai periode jasa, atau dengan kata lain manfaat/imbalan dibagi total masa kerja. Metode ini menganggap setiap periode jasa akan menghasilkan satu unit tambahan manfaat/imbalan dan mengukur setiap unit secara terpisah untuk menghasilkan kewajiban final. Asumsi- asumsi utama yang digunakan adalah sebagai berikut : Tabel IV.13 Asumsi dalam Perhitungan Kewajiban Imbalan Pasca Kerja Asumsi
Per 31/12/2009
Per 31/12/2010
Per 31/12/2011
Tingkat diskonto
11% per tahun
11% per tahun
6,5%per tahun
Ekspektasi tingkat pengembalian aktiva pensiun
N/A
N/A
N/A
Tingkat kenaikan gaji
8% per tahun
8% per tahun
8% per tahun
Usia pensiun
55 tahun
55 tahun
56 tahun
Table mortalita
TMI-II
TMI-II
TMI-II
Sumber : Data internal PT UG 79
Estimasi kewajiban imbalan pasca kerja pada tanggal neraca yang terdiri dari : Tabel IV.14 Saldo Kewajiban Imbalan Pasca Kerja 2009-2011 Kewajiban
Per 31/12/2009
Per 31/12/2010
Per 31/12/2011
Cadangan Pesangon
859.924.102
1.216.720.535
1.725.773.535
Ganti Cuti Besar
332.996.063
479.870.523
327.211.000
Total
1.192.920.165
1.696.591.058
2.052.984.535
Sumber : Data internal PT UG PT UG setiap bulan melakukan penjurnalan untuk pencadangan hutang pesangon sebagai berikut : Biaya pesangon Hutang pesangon
XXX XXX
Pencadangan hutang pesangon dilakukan setiap bulan berdasarkan nilai kewajiban imbalan pasca kerja hasil perhitungan aktuaris tahun sebelumnya. Di akhir tahun akan dilakukan kembali penghitungan nilai kewajiban imbalan pasca kerja oleh aktuaris. Apabila terdapat selisih atas akun imbalan kerja dalam pembukuan dengan perhitungan aktuaris, maka akan dilakukan jurnal koreksi untuk menyesuaikannya. Realisasi pembayaran kewajiban imbalan pasca kerja tahun 2009, 2010, dan 2011 adalah sebagai berikut :
80
Tabel IV.15 Realisasi Pembayaran Kewajiban Imbalan Pasca Kerja 2009-2011 Realisasi Pesangon
Tahun 2009
Tahun 2011
29.226.744
2.244.679
9.637.000
-
-
149.029.922,66
29.226.744
2.244.679
158.666.922,66
Ganti Cuti Besar Total
Tahun 2010
Sumber : Data internal PT UG Dari tabel di atas dapat dilihat realisasi pembayaran pesangon serta ganti cuti besar 2009-2011. Di tahun 2009 dan 2010 tidak ada pembayaran ganti cuti besar karena adanya Program Perampingan Tenaga Kerja di tahun 2006. Perubahan kebijakan bahwa masa kerja semua karyawan dimulai dari awal lagi dan pembayaran cuti besar setiap 3 tahun sekali. Di tahun 2009 seharusnya dibayarkan uang cuti besar, namun karena Surat Edaran belum keluar. Maka uang cuti besar baru dibayarkan pada tahun 2011 setelah Surat Edaran dikeluarkan.
Tabel IV.16 Perhitungan Beda Temporer dan Beda Waktu Akun Kewajiban Imbalan Pasca Kerja URAIAN A. Analisis Akun Neraca 1. Akuntansi- Penyisihan Pesangon a. Saldo Awal b. Penambahan (penurunan) c. Pembayaran d. Saldo akhir
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
778.961.308 443.185.601
1.192.920.165 1.696.591.058 505.915.572 515.060.400
(29.226.744) 1.192.920.165
(2.244.679) (158.666.923) 1.696.591.058 2.052.984.535
81
2. Pajak- Penyisihan Pesangon 3. Selisih / beda temporer 4. Pajak tangguhan B. Analisis Akun laba/rugi 1. Akuntansi Biaya penyisihan pesangon 2. Pajak Biaya pesangon 3. Beda waktu [koreksi positif (negatif)] 4. Pajak tangguhan a. Saldo awal b. Penambahan (penurunan) c. Saldo akhir
-
1.192.920.165
-
-
1.696.591.058 2.052.984.535
334.017.646
424.147.765
513.246.134
443.185.601
505.915.572
515.060.400
29.226.744
2.244.679
158.666.923
413.958.857
503.670.893
356.393.477
218.109.166
298.230.042
424.147.765
115.908.480 334.017.646
125.917.723 424.147.765
89.098.369 513.246.134
Sumber : Data PT UG diolah
Nilai pada analisis akun neraca baris penambahan (penurunan) dan pada analisis akun laba rugi biaya penyisihan pesangon diperoleh dari tabel IV.8 yang termasuk di dalam biaya gaji, upah, dan tunjangan. Dari tabel IV.16 tampak bahwa nilai buku kewajiban imbalan pasca kerja secara komersial lebih besar dari nilai buku kewajiban imbalan pasca kerja secara fiskal. Hal ini akan menimbulkan perbedaan temporer dapat dikurangkan di masa yang akan datang sebesar 1.192.920.165 di tahun 2009, 1.696.591.058 di tahun 2010, dan 2.052.984.535 di tahun 2011. Sehingga harus dilakukan pengakuan aset pajak tangguhan sebesar perbedaan temporer dapat dikurangkan dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku.
82
c. Penyisihan Piutang Tak Tertagih Metode pencatatan piutang usaha yang dilakukan di PT UG yaitu dengan menggunakan metode pencadangan. Penyisihan piutang tak tertagih ditetapkan berdasarkan analisis kolektibilitas masing-masing piutang pada akhir tahun. PT UG mencatat penyisihan piutang tak tertagih dengan melakukan penjurnalan sebagai berikut : Beban penyisihan piutang tak tertagih
XXX
Cadangan piutang tak tertagih
XXX
Sedangkan jurnal untuk mencatat penghapusan piutang tak tertagih adalah : Cadangan piutang tak tertagih
XXX
Piutang usaha
XXX Tabel IV.17
Perhitungan Beda Temporer dan Beda Waktu Akun Penyisihan Piutang Tak Tertagih URAIAN A. Analisis Akun Neraca 1. Akuntansi a. Piutang usaha b. Penyisihan piutang tak tertagih 1) Saldo awal 2) Penambahan (penurunan) 3) Penghapusan piutang 4) Saldo Akhir c. Nilai sisa buku
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
10.722.615.021
11.589.453.881
10.866.482.848
3.260.088.796 -
3.260.088.796 1.086.548.406
1.373.768.677 -
(2.972.868.525)
(145.634.001)
1.373.768.677 10.215.685.204
1.228.134.676 9.638.348.172
3.260.088.796 7.462.526.225
83
2. Pajak a. Piutang usaha b. Penyisihan piutang tak tertagih c. Piutang usaha neto
10.722.615.021 -
11.589.453.881 -
10.866.482.848 -
10.722.615.021
11.589.453.881
10.866.482.848
3. Selisih / beda temporer
3.260.088.796
1.373.768.677
1.228.134.676
912.824.863
343.442.169
307.033.669
4. Pajak tangguhan B. Analisis Akun laba/rugi 1. Akuntansi Biaya penyisihan piutang tak tertagih 2. Pajak Biaya penyisihan (penghapusan) piutang tak tertagih 3. Beda waktu [koreksi positif (negatif)] 4. Pajak tangguhan a. Saldo awal b. Penambahan (penurunan) c. Saldo akhir
-
1.086.548.406
-
2.972.868.525
145.634.001
-
(1.886.320.119)
(145.634.001)
815.022.199
343.442.169
(471.580.050) 912.824.863 343.442.169 Sumber : Data PT UG diolah
(36.408.500) 307.033.669
912.824.863
-
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa di tahun 2009 perusahaan tidak melakukan pencadangan di tahun 2009 dan 2011 karena manajemen berkeyakinan bahwa jumlah penyisihan piutang tak tertagih cukup untuk menutup kemungkinan tidak tertagihnya piutang usaha. Beban penyisihan piutang tak tertagih dalam laporan laba rugi digabungkan ke dalam akun biaya umum lainnya. Penghapusan piutang tak tertagih sebesar 2.972.868.525 di tahun 2010 dan 145.634.001 di tahun 2011 telah memenuhi persyaratan yang ditentukan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
84
57/PMK.03/2010 sehingga merupakan biaya yang dapat dikurangkan (deductible expenses). Dalam laporan keuangan komersial nilai piutang usaha disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasi. Yaitu nilai piutang usaha kotor dikurangi dengan cadangan piutang tak tertagih, sedangkan dalam laporan keuangan fiskal nilai piutang usaha disajikan sebesar piutang usaha kotor, karena tidak ada pencadangan piutang tak tertagih yang boleh diakui. Maka berdasarkan tabel di atas nilai buku piutang usaha komersial lebih kecil daripada nilai buku piutang usaha fiskal sehingga timbul perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dimasa yang akan datang sebesar 3.260.088.796 di tahun 2009, 1.373.768.677 di tahun 2010, dan 1.228.134.676 di tahun 2011. Perbedaan temporer tersebut dilaporkan dalam tahun terjadinya dalam bentuk aset pajak tangguhan sebesar perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku. d. Biaya yang Masih Harus Dibayar Saldo akun biaya yang masih harus dibayar di neraca merupakan penjumlahan dari akun di bawah ini : -
Hutang jasa produksi outsourcing;
-
Hutang pada rekanan;
-
Gaji, upah, dan jasa produksi;
-
Umum dan administrasi.
Salah satu contoh jurnal untuk mencatat biaya yang masih harus dibayar di PT UG adalah sebagai berikut : 85
Beban tenaga ahli
XXX
Biaya yang masih harus dibayar
XXX
Tabel IV.18 Perhitungan Beda Temporer dan Beda Waktu Akun Biaya yang Masih Harus Dibayar URAIAN A. Analisis Akun Neraca 1. Akuntansi- Biaya YMD a. Saldo Awal b. Penambahan (penurunan) c. Pembayaran d. Saldo akhir 2. Pajak- Biaya YMD
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
5.524.838.619 2.028.778.430
6.761.632.644 1.475.263.030
7.557.178.470 391.431.412
(791.984.405) 6.761.632.644
(679.717.204) (2.914.377.476) 7.557.178.470 5.034.232.406
-
-
-
3. Selisih / beda temporer
6.761.632.644
7.557.178.470
5.034.232.406
4. Pajak tangguhan
1.893.257.140
1.889.294.618
1.258.558.102
2.028.778.430
1.475.263.030
391.431.412
791.984.405
679.717.204
B. Analisis Akun laba/rugi 1. Akuntansi Beban yang telah diakui 2. Pajak Pembayaran kas 3. Beda waktu [koreksi positif (negatif)] 4. Pajak tangguhan a. Saldo awal b. Penambahan (penurunan) c. Saldo akhir
1.236.794.025
2.914.377.476
795.545.826 (2.522.946.064)
1.546.954.813
1.690.408.161
1.889.294.618
346.302.327 1.893.257.140
198.886.457 1.889.294.618
(630.736.516) 1.258.558.102
Sumber : Data PT UG diolah 86
Berdasarkan tabel di atas nilai buku biaya yang masih harus dibayar komersial lebih besar daripada nilai buku biaya yang masih harus dibayar fiskal sehingga timbul perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dimasa yang akan datang. Jumlah perbedaan temporer yang dapat dikurangkan adalah selisih dari nilai buku komersial dengan nilai buku fiskal (Dasar Pengenaan Pajak) yaitu sebesar 6.761.632.644 di tahun 2009, 7.557.178.470 di tahun 2010, dan 5.034.232.406 di tahun 2011. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengakuan aset pajak tangguhan sebesar perbedaan temporer dapat dikurangkan dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku. e. Rugi Fiskal yang Belum Dikompensasi Manajemen memprediksikan bahwa laba kena pajak masa depan akan memadai untuk dimanfaatkan dengan rugi pajak belum dikompensasi karena PT UG akan memperluas bidang usahanya selain usaha sewa gedung dan jasa pengelolaan yaitu • Menjalankan usaha dalam bidang jasa penyewaan mesin ATM dan usaha terkait; • Menjalankan usaha bidang ATM dalam pengertian seluas-luasnya; • Menjalankan usaha jasa pengiriman dokumen, jasa pengambilan, dan pengantaran uang tunai dalam arti luas. Oleh karena itu, aset pajak tangguhan diakui untuk akumulasi rugi fiskal yang belum dikompensasi. Kerugian fiskal dikompensasikan dengan penghasilan mulai tahun pajak berikutnya berturut-turut sampai dengan 5 (lima) tahun. Berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit tahun 2005-2008, PT UG tidak terdapat rugi fiskal. Dan menurut perhitungan penulis di tabel IV.23 dan IV.24, pada tahun 2010 terdapat rugi fiskal sebesar 528.829.454 dan pada tahun 2011 sebesar 15.759.107.161. 87
Aset pajak tangguhan yang diakui sebesar akumulasi rugi fiskal yang belum dikompensasi dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku. f. Pendapatan Diterima Dimuka Pendapatan diterima dimuka terdiri dari pendapatan diterima dimuka kurang dari setahun dan pendapatan diterima dimuka lebih dari setahun. Pendapatan diterima dimuka kurang dari setahun berasal dari transaksi sewa gedung dan uang muka sewa ruang parkir, sedangkan pendapatan diterima dimuka lebih dari setahun berasal dari transaksi sewa gedung dan sewa ruangan antena. Contoh jurnal untuk mencatat pendapatan diterima dimuka di PT UG adalah sebagai berikut : Kas
XXX Uang muka sewa ruang parkir
XXX
(Jurnal untuk mencatat penerimaan kas atas uang muka sewa) Uang muka sewa ruang parkir Pendapatan sewa ruang parkir
XXX XXX
(Jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan setelah penyediaan jasa) Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa akun pendapatan diterima dimuka terdiri dari transaksi yang dikenakan pajak penghasilan final. Sehingga berdasarkan PSAK No. 46 paragraf 50 maka perbedaan tersebut tidak terdapat perbedaan temporer dan tidak diakui adanya aset atau kewajiban pajak tangguhan.
88
IV.3. Pengukuran dan Penyajian Pajak Tangguhan Sesuai PSAK No.46 IV.3.1. Pengukuran Pajak Tangguhan Sesuai PSAK No.46 Berikut ini disajikan perhitungan pajak tangguhan PT UG untuk tahun 2009, 2010, dan 2011 dengan menggunakan pendekatan neraca dan pendekatan laba rugi berdasarkan pembahasan sebelumnya mengenai akun-akun yang menimbulkan perbedaan temporer : IV.3.1.1.
Pendekatan Neraca (Balance Sheet Liability Method)
Langkah-langkah mengidentifikasi aset atau kewajiban pajak tangguhan dan beban (penghasilan) pajak tangguhan : 1. Hitung perbedaan temporer untuk akun-akun yang dikategorikan sebagai unsur beda temporer dengan membandingkan nilai buku menurut akuntansi dan dasar pengenaan pajaknya. 2. Bila akun yang memiliki unsur beda temporer adalah kelompok aset, maka : -
Nilai buku akuntansi lebih besar dari dasar pengenaan pajak akan menghasilkan kewajiban pajak tangguhan
-
Nilai buku akuntansi lebih kecil dari dasar pengenaan pajak akan menghasilkan aset pajak tangguhan
Sedangkan jika akun yang memiliki unsur beda temporer adalah kelompok kewajiban, maka : -
Nilai buku akuntansi lebih besar dari dasar pengenaan pajak akan menghasilkan aset pajak tangguhan 89
-
Nilai buku akuntansi lebih kecil dari dasar pengenaan pajak akan menghasilkan kewajiban pajak tangguhan
3. Hitung pajak tangguhan dengan cara menerapkan tarif pasal 17 UU PPh dikali selisih yang dihasilkan oleh langkah no.1 4. Bandingkan saldo aset pajak tangguhan atau kewajiban pajak tangguhan sesuai langkah no.3 dengan saldo awal tahun sebelumnya. Jika saldo aset pajak tangguhan menurun akan menghasilkan beban pajak tangguhan, sedangkan jika saldo aset pajak tangguhan meningkat akan menghasilkan penghasilan pajak tangguhan. Dan jika saldo kewajiban pajak tangguhan menurun akan menghasilkan penghasilan pajak tangguhan, sedangkan jika saldo kewajiban pajak tangguhan meningkat akan menghasilkan beban pajak tangguhan.
90
Tabel IV.19 Perhitungan Pajak Tangguhan Tahun 2009 dengan Pendekatan Neraca
Sumber : Data PT UG diolah 91
Angka pada kolom nilai buku akuntansi diambil dari tabel IV.4 tahun 2009. Sedangkan nilai pada kolom DPP sama dengan nilai tercatat akuntansi, kecuali akunakun yang menimbulkan perbedaan temporer yang terdiri dari piutang usaha, aset tetap, biaya yang masih harus dibayar, dan kewajiban imbalan kerja. Nilai kolom DPP untuk akun-akun yang menimbulkan perbedaan temporer, nilai kolom perbedaan temporer, dan kolom DTA/ DTL diperoleh dari pembahasan tabel IV.12, IV.16, IV.17, dan IV.18 pada kolom tahun 2009. Berdasarkan tabel di atas, maka perhitungan pajak tangguhan 2009 berdasarkan pendekatan neraca adalah sebagai berikut: Total Perbedaan Temporer 2009
12.636.763.324
Total
12.636.763.324
Tarif
28%
Pajak Tangguhan : - Aset pajak tangguhan (28% x 12.636.763.324)
3.538.293.731
Aset pajak tangguhan 31/12/2009
3.538.293.731
Aset (kewajiban ) pajak tangguhan 1/1/2009
2.986.891.653
Beban (Penghasilan) pajak tangguhan tahun 2009
(551.402.078)
Dari perhitungan di atas diperoleh penghasilan pajak tangguhan dan aset pajak tangguhan pada tahun 2009 sebesar 551.402.078 dan 3.538.293.731. Sedangkan nilai aset pajak tangguhan di neraca tahun 2009 di tabel IV.4 sebesar 958.767.718 sehingga kurang saji (understated) sebesar 2.579.526.013. Penghasilan pajak tangguhan dan aset pajak tangguhan hasil perhitungan di atas akan disajikan di laporan laba rugi dan neraca periode tahun 2009.
92
Tabel IV.20 Perhitungan Pajak Tangguhan Tahun 2010 dengan Pendekatan Neraca
Sumber : Data PT UG diolah 93
Angka pada kolom nilai tercatat akuntansi diambil dari tabel IV.4 kolom tahun 2010. Sedangkan nilai pada kolom DPP sama dengan nilai tercatat akuntansi, kecuali akun-akun yang menimbulkan perbedaan temporer yang terdiri dari piutang usaha, aset tetap, biaya yang masih harus dibayar, dan kewajiban imbalan kerja. Nilai kolom DPP untuk akun-akun yang menimbulkan perbedaan temporer, nilai kolom perbedaan temporer, dan kolom DTA/ DTL diperoleh dari pembahasan tabel IV.12, IV.16, IV.17, dan IV.18 pada kolom tahun 2010. Berdasarkan tabel di atas, maka perhitungan pajak tangguhan 2010 berdasarkan pendekatan neraca adalah sebagai berikut: Total Perbedaan Temporer Kerugian Fiskal 2010
11.508.002.334 528.829.454
Total
12.036.831.788
Tarif
25%
Pajak Tangguhan : - Aset pajak tangguhan (25% x 11.508.002.334) - DTA- Rugi fiskal 2010 (25% x 528.829.454)
2.877.000.583 132.207.364
Aset pajak tangguhan 31/12/2010
3.009.207.947
Aset (kewajiban) pajak tangguhan 1/1/2010
3.538.293.731
Beban (Penghasilan) pajak tangguhan tahun 2010
529.085.784
Nilai kerugian fiskal 2010 diperoleh dari tabel IV.23. Pada tahun 2010 diperoleh beban pajak tangguhan sebesar 529.085.784 sedangkan aset pajak tangguhan sebesar 3.009.207.947. Sedangkan nilai aset pajak tangguhan di neraca tahun 2010 di tabel IV.4 sebesar 767.589.934 sehingga kurang saji (understated)
94
sebesar 2.241.618.013. Beban pajak tangguhan dan aset pajak tangguhan hasil perhitungan di atas akan disajikan di laporan laba rugi dan neraca periode tahun 2010. Tabel IV.21 Perhitungan Pajak Tangguhan Tahun 2011 dengan Pendekatan Neraca
Sumber : Data PT UG diolah 95
Angka pada kolom nilai tercatat akuntansi diambil dari tabel IV.4 kolom tahun 2011. Sedangkan nilai pada kolom DPP sama dengan nilai tercatat akuntansi, kecuali akun-akun yang menimbulkan perbedaan temporer yang terdiri dari piutang usaha, aset tetap, biaya yang masih harus dibayar, dan kewajiban imbalan kerja. Nilai kolom DPP untuk akun-akun yang menimbulkan perbedaan temporer, nilai kolom perbedaan temporer, dan kolom DTA/ DTL diperoleh dari pembahasan tabel IV.12, IV.16, IV.17, dan IV.18 pada kolom tahun 2011. Perhitungan pajak tangguhan 2011 sebagai berikut berdasarkan pendekatan neraca : Perbedaan Temporer
8.997.774.733
Kerugian Fiskal 2010
528.829.454
Kerugian Fiskal 2011
15.759.107.161
Total
25.285.711.348
Tarif
25%
Pajak Tangguhan : - Aset pajak tangguhan (25% x 8.997.774.733)
2.249.443.683
- DTA- rugi fiskal 2011 (25% x 16.287.936.615)
4.071.984.154
Aset pajak tangguhan 31/12/2011
6.321.427.837
Aset (kewajiban) pajak tangguhan 1/1/2011
3.009.207.947
Beban (Penghasilan) pajak tangguhan tahun 2011
(3,312,219,890)
Nilai kerugian fiskal 2010 diperoleh dari tabel IV.23 sedangkan nilai kerugian fiskal 2011 diperoleh dari tabel IV.24. Penghasilan pajak tangguhan dan aset pajak tangguhan pada tahun 2011 sebesar 3.312.219.890 dan 6.321.427.837. Sedangkan nilai aset pajak tangguhan di neraca tahun 2011 di tabel IV.4 sebesar 3.312.219.891 sehingga kurang saji (understated) sebesar 3.009.207.946. Penghasilan pajak 96
tangguhan dan aset pajak tangguhan hasil perhitungan di atas akan disajikan di laporan laba rugi dan neraca periode tahun 2011.
IV.3.1.2
Pendekatan Laba Rugi (Income Statement Liability Method)
Langkah-langkah mengidentifikasi aset atau kewajiban pajak tangguhan dan beban (penghasilan) pajak tangguhan : 1. Perhatikan rekonsiliasi fiskal yang telah dibuat dan identifikasi akun-akun di laba rugi yang termasuk beda waktu 2. Identifikasi koreksi fiskal yang dihasilkan dari akun-akun di atas dan tentukan apakah koreksi fiskal tersebut termasuk koreksi positif atau negatif. Koreksi positif akan menghasilkan penghasilan pajak tangguhan, sedangkan koreksi negatif akan menghasilkan beban pajak tangguhan. 3. Hitung pajak tangguhan dengan cara menerapkan tarif pasal 17 UU PPh dikali koreksi fiskal yang dihasilkan oleh langkah di atas 4. Tentukan aset pajak tangguhan atau kewajiban pajak tangguhan dengan cara merujuk pada saldo aset pajak tangguhan atau kewajiban pajak tangguhan tahun sebelumnya
97
Tabel IV.22 Perhitungan Pajak Tangguhan Tahun 2009 dengan Pendekatan Laba Rugi
Sumber : Data PT UG diolah
98
Peredaran bruto PT UG pada tahun pajak 2009 sebesar 46.953.552.693, sehingga dalam menghitung pajak penghasilan yang terutang menggunakan Pasal 31E UU PPh. Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan 50.000.000.000 mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif 50% dari tarif Pasal 17 yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan 4.800.000.000. Penghitungan Pajak Penghasilan yang terutang : 1. Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang memperoleh fasilitas : (4.800.000.000: 46.953.552.693) x 473.575.000 = 48.412.950 2. Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang tidak memperoleh fasilitas : 473.575.000 - 48.412.950 = 425.162.050 Pajak penghasilan yang terutang : -
(50% x 28%) x 48.412.950
=
-
28% x 425.162.050
= 119.045.374 (+)
Jumlah Pajak Penghasilan yang terutang
6.777.813
125.823.187
Kredit pajak PT UG tahun 2009 sebesar 1.513.534.488 sehingga terdapat lebih bayar sebesar 1.387.711.301. Nilai item-item beda waktu diperoleh dari tabel IV.12, IV.16, IV.17, dan IV.18 pada kolom tahun 2009. Nilai mutasi DTA/ L dari beda waktu diperoleh dari total beda waktu 1.969.293.137 dikalikan tarif pajak 28% sehingga 99
diperoleh 551.402.078 yang diakui sebagai penghasilan pajak tangguhan karena total beda waktu tersebut merupakan koreksi positif. Maka pada tahun 2009 diperoleh penghasilan pajak tangguhan sebesar 551.402.078. Jurnal untuk mencatat penghasilan pajak tangguhan akibat koreksi positif dari beda waktu adalah sebagai berikut : Aset pajak tangguhan
551.402.078
Penghasilan pajak tangguhan
551.402.078
Sedangkan jurnal untuk mengakui Pajak Penghasilan terutang pada tahun 2009 yaitu : Beban pajak kini
125.823.187
Hutang pajak penghasilan
125.823.187
Sehingga kedua jurnal diatas seandainya digabung menjadi 1 jurnal adalah : Aset pajak tangguhan
551.402.078
Beban pajak penghasilan
425.578.891
Hutang pajak penghasilan
125.823.187
100
Tabel IV.23 Perhitungan Pajak Tangguhan Tahun 2010 dengan Pendekatan Laba Rugi
Sumber : Data PT UG diolah
101
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 PT UG mengalami rugi fiskal sebesar 528.829.454 sehingga PPh badan terutang nihil dan terdapat lebih bayar sebesar 431.596.331. Nilai item-item beda waktu diperoleh dari tabel IV.12, IV.16, IV.17, dan IV.18 pada kolom tahun 2010. Nilai mutasi DTA/ L dari beda waktu diperoleh dari total beda waktu 1.128.760.991 dikalikan tarif pajak 28% sehingga diperoleh 316.053.077 yang diakui sebagai beban pajak tangguhan karena total beda waktu tersebut merupakan koreksi negatif. Sedangkan nilai DTA/ L dari akumulasi rugi pajak 148.072.247 diperoleh dari rugi fiskal tahun 2010 dikalikan tarif pajak 28% yang diakui sebagai penghasilan pajak tangguhan. Maka pada tahun 2010 diperoleh penghasilan pajak tangguhan sebesar 167.980.830. Karena tarif pajak tahun 2010 berbeda dengan tahun 2009 yaitu dari 28% turun menjadi 25% maka ada koreksi perubahan tarif sebesar 361.104.954 yang diperoleh dari 3/28 dari saldo aset pajak tangguhan 1/1/2010 3.538.293.731 dikurangi penghasilan pajak tangguhan 167.980.830. Sehingga diperoleh beban pajak tangguhan sebesar 529.085.784 di tahun 2010. Jurnal untuk mencatat aset pajak tangguhan dari manfaat rugi fiskal dengan tarif 28% adalah sebagai berikut : Aset pajak tangguhan
148.072.247
Penghasilan pajak tangguhan
148.072.247
Jurnal untuk mencatat beban pajak tangguhan akibat koreksi negatif dari beda waktu dengan tarif 28% adalah sebagai berikut : Beban pajak tangguhan Aset pajak tangguhan
316.053.077 316.053.077 102
Jurnal untuk mencatat beban pajak tangguhan akibat penurunan tarif pajak dari koreksi perubahan tarif 28% ke 25% adalah sebagai berikut : Beban pajak tangguhan
361.104.954
Aset pajak tangguhan
361.104.954
Sehingga kedua jurnal diatas seandainya digabung menjadi 1 jurnal adalah : Beban pajak tangguhan
529.085.784
Aset pajak tangguhan
529.085.784
Jurnal untuk mencatat Pajak Penghasilan Lebih Bayar Pasal 28A adalah sebagai berikut : Piutang PPh Pasal 28A Pajak di bayar dimuka
431.596.331 431.596.331
103
Tabel IV.24 Perhitungan Pajak Tangguhan Tahun 2011 dengan Pendekatan Laba Rugi
Sumber : Data PT UG diolah
Pada tahun 2011 mengalami rugi fiskal sebesar 15.759.107.161 sehingga PPh badan terutang nihil dan terdapat lebih bayar sebesar 85.904.410. Nilai item-item beda waktu diperoleh dari tabel IV.12, IV.16, IV.17, dan IV.18 pada kolom tahun 2011. Nilai mutasi DTA/ L dari beda waktu diperoleh dari total beda waktu 104
2.510.227.600 dikalikan tarif pajak 25% sehingga diperoleh 627.556.900 yang diakui sebagai beban pajak tangguhan karena total beda waktu tersebut merupakan koreksi negatif. Sedangkan nilai DTA/ L dari akumulasi rugi pajak sebesar 3.939.776.790 diperoleh dari rugi fiskal tahun 2011 dikalikan tarif pajak 25% yang diakui sebagai penghasilan pajak tangguhan. Sehingga pada tahun 2011 diperoleh penghasilan pajak tangguhan sebesar 3.312.219.890. Jurnal untuk mencatat aset pajak tangguhan dari manfaat rugi fiskal adalah sebagai berikut : Aset pajak tangguhan
3.939.776.790
Penghasilan pajak tangguhan
3.939.776.790
Jurnal untuk mencatat beban pajak tangguhan akibat koreksi negatif dari beda waktu sebagai berikut : Beban pajak tangguhan
627.556.900
Aset pajak tangguhan
627.556.900
Sehingga kedua jurnal diatas seandainya digabung menjadi 1 jurnal adalah : Aset pajak tangguhan
3.312.219.890
Penghasilan pajak tangguhan
3.312.219.890
Jurnal untuk mencatat Pajak Penghasilan Lebih Bayar Pasal 28A adalah sebagai berikut : Piutang PPh Pasal 28A Pajak di bayar dimuka
85.904.410 85.904.410 105
IV.3.2. Penyajian Pajak Tangguhan Sesuai PSAK No.46 IV.3.2.1. Penyajian di Neraca Tabel IV.25 Penyajian Pajak Tangguhan di Neraca per 31 Desember 2009 (Sesuai PSAK No.46) Aset tidak lancar Aset pajak tangguhan
3,538,293,731
Liabilitas lancar Hutang pajak penghasilan
125,823,187
Sumber : Data PT UG diolah
Tabel IV.26 Penyajian Pajak Tangguhan di Neraca per 31 Desember 2010 (Sesuai PSAK No.46) Aset lancar Piutang PPh Pasal 28A
431,596,331
Aset tidak lancar Aset pajak tangguhan
3,009,207,947
Sumber : Data PT UG diolah
Tabel IV.27 Penyajian Pajak Tangguhan di Neraca per 31 Desember 2011 (Sesuai PSAK No.46) Aset lancar Piutang PPh Pasal 28A
85,904,410
Aset tidak lancar Aset pajak tangguhan
6,321,427,837
Sumber : Data PT UG diolah 106
IV.3.2.2.
Penyajian di Laba Rugi Tabel IV.28 Penyajian Pajak Tangguhan di Laporan Laba Rugi per 31 Desember 2009 (Sesuai PSAK No.46) 13,419,691,027
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN Beban (Manfaat) Pajak Beban pajak kini tidak final
125,823,187
Beban pajak kini final
3,582,286,203
Beban (penghasilan) pajak tangguhan
(551,402,078)
3,156,707,312 10,262,983,715
LABA (RUGI) BERSIH SETELAH PAJAK
Sumber : Data PT UG diolah Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa komponen beban (manfaat) pajak pada laporan laba rugi tahun 2009 terdiri dari beban pajak kini tidak final 125.823.187 diperoleh dari tabel IV.22, beban pajak kini final 3.582.286.203 diperoleh dari tabel IV.8, dan penghasilan pajak tangguhan sebesar 551.402.078 diperoleh dari tabel IV.22. Laba bersih setelah pajak tahun 2009 sebesar 10.262.983.715. Tabel IV.29 Penyajian Pajak Tangguhan di Laporan Laba Rugi per 31 Desember 2010 (Sesuai PSAK No.46) 14,424,784,379
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN Beban (Manfaat) Pajak Beban pajak kini tidak final Beban pajak kini final
4,789,855,634
Beban (penghasilan) pajak tangguhan
529,085,784
LABA (RUGI) BERSIH SETELAH PAJAK
5,318,941,418 9,105,842,961
Sumber : Data PT UG diolah 107
Untuk tahun 2010 komponen beban (manfaat) pajak terdiri dari beban pajak kini tidak final nihil karena terjadi rugi fiskal, beban pajak kini final 4.789.855.634 diperoleh dari tabel IV.8, dan beban pajak tangguhan 529.085.784 diperoleh dari tabel IV.23. Laba bersih setelah pajak tahun 2010 sebesar 9.105.842.961.
Tabel IV.30 Penyajian Pajak Tangguhan di Laporan Laba Rugi per 31 Desember 2011 (Sesuai PSAK No.46) 7,240,098,519
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN Beban (Manfaat) Pajak Beban pajak kini tidak final Beban pajak kini final
4,813,328,608
Beban (penghasilan) pajak tangguhan
(3,312,219,890)
LABA (RUGI) BERSIH SETELAH PAJAK
1,501,108,718 5,738,989,801
Sumber : Data PT UG diolah Sedangkan komponen beban (manfaat) pajak tahun 2011 terdiri dari beban pajak kini tidak final nihil karena terjadi rugi fiskal, beban pajak kini final 4.813.328.608 diperoleh dari tabel IV.8, dan penghasilan pajak tangguhan 3.312.219.890 diperoleh dari tabel IV.24. Laba bersih setelah pajak tahun 2011 sebesar 5.738.989.801.
108