BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
A. PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis akan membahas mengenai pemberian sari mentimun pada lanjut usia Tn.M dengan hipertensi di Desa Wonolopo RT 01 RW 04 Mijen Semarang yang dilakukan pada tanggal 18 Juli 2014 sampai dengan 22 Juli 2014. Pengkajian dilakukan pada tanggal 18 Juli 2014 dan didapatkan data bahwa klien mengeluh sering merasakan pusing, nggliyeng, mata berkunang-kunang, dan berat di tengkuk. Gejala yang dirasakan Tn.M sesuai dengan teori yang ada bahwa tanda gejala dari hipertensi adalah sakit kepala di tengkuk dan pusing (Nurrahmani, 2012). Selain itu, klien mengatakan bahwa klien telah menderita hipertensi selama 10 tahun tetapi klien tidak pernah mengkonsumsi obat penurun tekanan darah. Klien mengatakan bahwa dalam keluarganya ada yang menderita hipertensi yaitu Ibu dan saudara klien. Klien mengatakan tidak merokok tetapi dalam pola makan tidak teratur, masih mengkonsumsi makanan yang asin. Dari hasil pengkajian yang dilakukan, dapat ditegakkan diagnosa keperawatan
Ketidakefektifan
perfusi
jaringan
otak
(serebral)
berhubungan dengan keluarga tidak mengenal hipertensi dan keluarga
56
57
tidak mampu merawat anggota keluarga dengan hipertensi yang ditandai dengan DS : Keluarga mengatakan Tn. M sering mengalami pusing, nggliyeng, mata berkunang-kunang, pegel di tengkuk, keluarga Tn.M mengatakan jika sakit langsung memeriksakan ke pukesmas atau ke dokter terdekat, keluarga Tn.M mengatakan tidak mengetahui apa itu pengertian hipertensi, keluarga Tn.M mengatakan tidak mengetahui tanda dan gejala hipertensi, keluarga Tn.M mengatakan tidak mengetahui penyebab dari hipertensi, keluarga Tn.M mengatakan tidak mengetahui cara perawatan hipertensi, keluarga Tn.M mengatakan tidak mengetahui akibat dari hipertensi
bila tidak
ditangani
segera,
Tn.M
mengatakan
tidak
mengkonsumsi obat penurun tekanan darah. DO : TD Tn.M = 170/130 mmHg, N= 84 x/menit, RR= 22x/menit. Dari permasalahan yang ada, penulis memfokuskan pada manajemen penurunan tekanan darah dengan tindakan non farmakologis yaitu pengobatan herbal menggunakan tanaman mentimun. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kusnul dan Munir di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jombang, lansia mendapat perlakuan berupa pemberian jus mentimun sebanyak 100 gram yang diblender dengan 100 cc air tanpa tambahan apapun, diberikan sekali sehari pada jam 09.00 pagi dan tekanan darah diukur pada jam 11.00 siang (2 jam setelah perlakuan), jam 15.00 (6 jam setelah perlakuan), dan jam 18.00 (9 jam setelah perlakuan). Hasilnya rata-rata tekanan darah menunjukkan penurunan berkisar 2-3 mmHg pada hari pertama sampai ketiga, penurunan tekanan darah baru menunjukkan
58
penurunan secara bermakna pada hari ke-4 dan ke-5 yaitu terjadi penurunan 9 mmHg. Penulis menggunakan mentimun dikarenakan kandungan air pada mentimun yang tinggi berkhasiat sebagai diuretik. Air mentimun juga menjaga kesehatan ginjal dan aktivitasnya sehingga dapat mengubah aktivitas
sistem
renin-angiotensin.
Kandungan
kalium
(potasium)
membantu mengatur saraf perifer dan sentral yang mempengaruhi tekanan darah. Cara kerja kalium berbeda dengan natrium, kalium (potasium) merupakan ion utama di dalam cairan intraseluler. Cara kerja kalium adalah kebalikan dari natrium. Konsumsi kalium yang banyak akan meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan intraseluler sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan menurunkan tekanan darah (Amran Y dkk, 2010). Penelitian-penelitian klinis memperlihatkan bahwa pemberian suplemen kalium dapat menurunkan tekanan darah dengan suplementasi diet kalium 60-120 mmol/hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik 4,4 dan 2,5 mmHg pada penderita hipertensi dan 1,8 serta 1,0 mmHg pada orang normal (Saraswati, 2009). Dari hasil implementasi yang telah dilakukan maka dapat dievaluasi sebagai berikut: melakukan pengkajian tentang pengetahuan klien dan keluarga mengenai hipertensi serta perawatannya, dan memberikan pendidikan kesehatan serta perawatan hipertensi dengan menggunakan sari mentimun selama 5 hari dengan frekuensi pemberian 2
59
kali sehari, pagi dan sore hari dengan dosis 150 gram sekali minum tanpa tambahan apapun. Ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Kusnul dan Munir di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jombang, penelitian dilakukan selama 6 hari, hari pertama tekanan darah diukur untuk mendapatkan tekanan darah rata-rata sebelum perlakuan, selanjutnya selama 5 hari setiap lansia diberi perlakuan berupa jus mentimun sebanyak 100 gram dan diukur tekanan darahnya dan terjadi penurunan terbesar setelah perlakuan hari 4 dan 5. Penulis menambahkan dosis menjadi 150 gram berbeda dengan jurnal penelitian yaitu 100 gram, penulis berharap dengan penambahan dosis tersebut dapat terjadi penurunan tekanan darah lebih banyak. Tabel 4.1: Rata-rata Tekanan Darah Diastol Sebelum dan Sesudah Perlakuan diastol sebelum
diastol sesudah
5
5
Mean
132.00
112.00
Median
130.00
110.00
Std. Deviation
4.472
13.038
Minimum
130
100
Maximum
140
130
N
Valid
Dari tabel di atas, rata-rata tekanan darah diastolik Tn.M sebelum pemberian sari mentimun adalah 132 mmHg dan yang paling sering adalah 130 mmHg, dan tekanan darah Tn.M setelah pemberian sari mentimun
60
rata-rata tekanan darah diastoliknya adalah 112 mmHg dan yang paling sering adalah 110 mmHg.
Tabel 4.2: Pengaruh sari mentimun terhadap penurunan tekanan darah diastolik
Pair 1
diastol sebelum - diastol sesudah
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
20.000
12.247
5.477
Sig. (2-tailed)
.022
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji Paired t-test didapatkan ada pengaruh pemberian sari mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada lanjut usia Tn.M yaitu sig. (2-tailed) 0,022 untuk tekanan darah diastolik. Rata-rata penurunan adalah 20 mmHg untuk tekanan darah diastolik. Tabel 4.3: Rata-rata tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah perlakuan Sistol sebelum
Sistol Sesudah
5
5
Mean
170.00
162.00
Median
170.00
160.00
Std. Deviation
.000
4.472
Minimum
170
160
Maximum
170
170
N
Valid
61
Rata-rata tekanan darah sistolik sebelum pemberian sari mentimun adalah 170 mmHg dan yang paling sering adalah 170 mmHg. Sedangkan rata-rata tekanan darah sistolik Tn.M setelah pemberian sari mentimun adalah 162 mmHg dan yang paling sering adalah 160 mmHg.
Tabel 4.4: Pengaruh Sari Mentimun terhadap Penurunan Tekanan Darah Sistolik
Pair 1
Sistol sebelum – Sistol sesudah
Std.
Std. Error
Mean
Deviation
Mean
Sig. (2-tailed)
8.000
4.472
2.000
.016
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji Paired t-test didapatkan ada pengaruh pemberian sari mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada lanjut usia Tn.M dengan hasil sig. (2-tailed) 0,016 pada tekanan darah sistolik. Rata-rata penurunan 8 mmHg pada tekanan darah sistolik.
Hasil evaluasi menyatakan bahwa keluarga mengatakan sudah membuatkan sari mentimun 150 gram setiap satu kali konsumsi, Tn.M mengatakan sudah meminum sari mentimun saat berbuka dan sahur, keluarga mengatakan sudah teratur memberikan sari mentimun dengan frekuensi pemberian 2 kali sehari pagi dan sore, dengan dosis 150 gram selama 5 hari Tn.M mengatakan tidak mengeluh pusing. Pengukuran tekanan darah pada hari ke-5 pemberian sari mentimun adalah 160/100
62
mmHg. Ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Kusnul dan Munir di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jombang, terjadi penurunan terbesar setelah perlakuan hari 4 dan 5. Dalam penelitian hari pertama tekanan darah 161/81 mmHg dan setelah perlakuan 5 hari, tekanan darah menjadi 148/78 mmHg. Terjadi penuruan 13 mmHg pada tekanan darah sistolik dan 3 mmHg pada tekanan darah diastolik. Selama 5 hari perlakuan pemberian sari mentimun pada Tn.M, tekanan darah awal Tn.M yaitu 170/130 mmHg dan selama 5 hari perlakuan pemberian sari mentimun dengan frekuensi 2 kali sehari, pagi dan sore dengan dosis 150 gram, terjadi penurunan 10 mmHg pada tekanan darah sistolik, dan 30 mmHg pada tekanan darah diastolik. Hasil penurunan ini lebih banyak daripada penelitian yang dilakukan Kusnul dan Munir di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jombang yang hanya dengan dosis 100 gram. Hasil penerapan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, menunjukkan bahwa terbukti secara empiris ada pengaruh dari pemberian sari mentimun pada penurunan tekanan darah, hal ini dimungkinkan kandungan mineral kompleks dalam mentimun seperti potassium, magnesium juga fosfor menjadikan sayuran yang satu ini berkhasiat untuk menurunkan darah tinggi atau hipertensi (Dewi & Familia, 2010). Potassium atau kalium ini meningkatkan keteraturan denyut jantung, mengaktifkan kontraksi otot, mengatur pengiriman zat-zat gizi lainnya ke sel-sel tubuh, mengendalikan keseimbangan cairan pada jaringan sel
63
tubuh, serta menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi). Tetapi setelah penerapan pemberian sari mentimun ini, penulis menemukan kelemahan yaitu penulis tidak mengontrol diet yang dikonsumsi oleh Tn.M selama pemberian sari mentimun ini, sehingga penurunan tekanan darah yang terjadi kurang berarti.
B. SIMPULAN Dari hasil pemberian asuhan keperawatan yang dilakukan secara langsung tanggal 18 Juli 2014 pada Tn.M di keluarga Tn.M Desa Wonolopo Kecamatan Mijen Semarang, dengan memfokuskan pada pemberian sari mentimun pada lanjut usia dengan hipertensi di keluarga yang
meliputi
pengkajian,
perumusan
masalah,
perencanaan,
implementasi, dan evaluasi, maka penulis dapat merumuskan kesimpulan sebagai berikut: Hasil pengkajian, pengukuran tekanan darah pada Tn.M sebelum diberikan sari mentimun adalah 170/130 mmHg, sering merasakan pusing, nggliyeng, dan mata berkunang-kunang. Keluarga mengatakan hipertensi adalah suhu/tekanan darah diatas normal, keluarga tidak mengetahui cara perawatan menggunakan herbal, kemudian untuk mengatasi ketidaktahuan keluarga dan klien tentang hipertensi dan perawatannya, penulis memberikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi serta perawatannya salah satunya memberikan sari mentimun pada Tn.M untuk menurunkan tekanan darah. Setelah memberikan implementasi pemberian sari
64
mentimun 150 gram pada Tn.M selama 5 hari dan dilakukan sehari 2 kali, tekanan darah mengalami penurunan. Rata-rata penurunan 8 mmHg untuk sistolik dan 20 mmHg untuk diastolik. Berdasarkan hasil statistik uji Paired t-test didapatkan ada pengaruh pemberian sari mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada lanjut usia Tn.M dengan hasil Sig.(2-tailed) 0,016 pada tekanan darah sistolik dan Sig. (2-tailed) 0,022 pada tekanan darah diastolik. Hasil implementasi diatas menunjukkan bahwa terbukti ada pengaruh bermakna dari pemberian sari mentimun terhadap penurunan tekanan darah.