BAB IV PEMBAHASAN PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk merupakan sebuah perusahaan PMA bergerak dibidang manufaktur yang kegiatan utamanya adalah memproduksi Polyester Chips, Filament Yarn dan Staple Fibre. Untuk penjualannya PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk menjual produk yang diproduksinya di dalam dan juga di luar negeri. Saat pajak terutang PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk adalah pada saat penyerahan Barang Kena Pajak, sedangkan tempat terutang adalah sesuai dengan tempat di mana pengusaha dikukuhkan sebagai berikut : 1. Memungut Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10% (sepuluh persen) atas penyerahan Barang Kena Pajak (BKP). 2. Membuat Faktur Pajak untuk setiap penyerahan Barang Kena Pajak (BKP). 3. Melakukan setoran pajak yang terutang ke Kas Negara selambat-lambatnya tanggal 15 (lima belas) hari setelah Masa Pajak. 4. Menyampaikan Laporan Perhitungan pajak dengan Surat Pemberitahuan Masa dalam jangka waktu 20 (dua puluh) hari setelah akhir Masa Pajak. 5. Menyimpan Faktur Pajak dengan rapih dan tertib. 6. Menyelenggarakan pencatatan dalam pembukuan perusahaan mengenai perolehan dan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP). 7. Melampirkan Daftar Ringkasan Pembelian dan Daftar Ringkasan Penjualan pada Surat Pemberitahuan Masa apabila diminta.
34
IV.1 Mekanisme Tata Cara Perhitungan dan Pencatatan Pajak Pertambahan Nilai . Pajak Masukan adalah PPN yang seharusnya dibayar oleh PKP karena perolehan BKP atau penerimaan JKP dan atau pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean dan atau pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean dan atau impor. Pajak Masukan terdiri dari 2 (dua) kategori, yakni : 1. Pajak Masukan yang bisa dikreditkan 2. Pajak Masukan yang tidak bisa dikreditkan Pajak Masukan yang bisa dikreditkan, ada beberapa persyaratan, diantaranya : •
Syarat formil : -
Tercantum dalam Faktur Pajak Standar dan dalam dokumen yang dilakukan sebagai Faktur Pajak Standar dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
-
Belum dilakukan pemeriksaan sebagaimana diatur dalam pasal 9 ayat (2) dan ayat (9) UU PPN tahun 1984 Jo Pasal 12 ayat (3) PP No. 143 Tahun 2000 Jo PP No. 24 Tahun 2002.
•
Syarat Materiil : -
Berhubungan langsung dengan kegiatan usaha, melakukan penyerahan kena pajak sebagaimana diatur dalam pasal 9 ayat (5) Jo ayat (8) huruf b UU PPN tahun 1984.
-
Belum dibebankan sebagai biaya
Pajak keluaran yang dipungut oleh perusahaan berasal dari Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan Barang Kena Pajak. Penyerahan Barang Kena Pajak dilakukan dalam bentuk penjualan produk. Penyerahan barang digolongkan sebagai penyerahan Barang
35
Kena Pajak karena memenuhi syarat yang ditetapkan dalam pasal 1 ayat 4 UndangUndang No. 18 Tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai. IV.1.1. Perhitungan dan Pencatatan Pajak Pertambahan Nilai
Masa Januari 2006 Pembelian pada
CV.
Jaya Sakti Chrome
yang mempunyai NPWP
02.288.320.1-411.000 dengan dan no. seri faktur pajak 010.000-06.00000275 pada tanggal 25 Januari 2007 sebesar : DPP
: Rp. 6,300,000
Uang Muka Pajak (PM) : Rp.
630.000
Jurnal pada saat transaksi Dr. Pembelian
Rp. 6.300.000
Uang Muka Pajak (PM)
Rp. 630.000
Cr. Kas / Bank
Rp. 6.930.000
Pada akhir masa Januari 2006, diketahui bahwa PT. TEIJIN INDONESIA FIBER,Tbk mengalami Lebih Bayar, karena terbukti pada masa Januari 2006 Pajak Masukan lebih besar dari Pajak Keluaran, yaitu : Hutang Pajak (PK)
: Rp. 14.534.217.828
Uang Muka Pajak (PM)
: Rp. 27.402.620.060
Jurnal Lebih Bayar pada akhir masa Januari 2006 Dr. Hutang Pajak (PK) Lebih Bayar Cr Yang Muka Pajak (PM)
Rp. 14.534.217.828 Rp. 12.868.402.232 Rp. 27.402.620.060
36
Untuk masa Januari 2006 yang ternyata Lebih Bayar, oleh PT. TEIJIN INDONESIA FIBER ,Tbk direstitusikan atau dimintakan kembali. Jurnal pada saat restitusi Dr. Kas / Bank
Rp. 12.868.402.232
Cr. Lebih Bayar
Rp. 12.868.402.232
Masa Februari 2006 Penjualan Polyester Chips pada PT. KUKUH TANGGUH SANDANG MILLS dengan NPWP 01.000.600.5-057.000 dan no seri faktur pajak 010.000-06.00000405 pada tanggal 25 Februari 2006 adalah sebagai berikut : DPP
: Rp. 1,164,399,468
Hutang Pajak (PK)
: Rp.
116.439.946
Jurnal pada saat transaksi Dr. Kas / Bank
Rp. 1.280.839.414
Cr. Penjualan
Rp. 1.164.399.468
Hutang Pajak (PK)
Rp.
116.439.946
Pada akhir masa Februari 2006,diketahui bahwa PT. TEIJIN INDONESIA FIBER,Tbk mengalami Lebih Bayar, karena terbukti pada masa Februari 2006 Pajak Masukan lebih besar dari Pajak Keluaran, yaitu : Hutang Pajak (PK)
: Rp. 13.063.506.682
Uang Muka Pajak (PM)
: Rp. 22.397.529.584
Jurnal Lebih Bayar pada akhir masa Februari 2006
37
Dr. Hutang Pajak (PK) Lebih Bayar Cr. Uang Muka Pajak (PM)
Rp. 13.063.506.682 Rp. 9.334.022.902 Rp. 22.397.529.584
Untuk masa Februari 2006 yang ternyata Lebih Bayar, oleh PT. TEIJIN INDONESIA FIBER ,Tbk direstitusikan atau dimintakan kembali. Jurnal pada saat restitusi Dr. Kas / Bank Cr. Lebih Bayar
Rp. 9.334.022.902 Rp. 9.334.022.902
38
Tabel 4.1.1.1 Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk Tahun 2006 MasaPajak Tahun 2006 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Pajak Keluaran yang dipungut DPP PPN 145,575,340,930 14,557,534,093 130,635,066,820 13,063,506,682 145,727,740,320 14,572,774,032 123,407,364,010 12,340,736,401 145,128,578,150 14,512,857,815 144,205,691,330 14,420,569,133 153,752,813,810 15,375,281,381 176,878,114,300 17,687,811,430 124,646,333,450 12,464,633,345 120,638,102,190 12,063,810,219 161,371,409,400 16,137,140,940 161,568,047,730 16,156,804,773
PPN Masukan 27,402,620,060 22,397,529,584 19,845,328,794 22,706,391,520 21,690,474,421 18,851,671,503 23,939,900,616 23,503,268,218 23,386,558,391 20,646,617,754 24,210,736,206 18,577,356,342
Kurang bayar / (Lebih Bayar) (2,420,551,569) (9,334,022,902) (5,272,554,762) (10,365,655,119) (7,177,616,606) (4,431,102,370) (8,564,619,235) (5,815,456,788) (10,921,925,046) (8,582,807,535) (8,073,595,266) (2,420,551,569)
Sumber : SPT PPN Januari – Desember 2006 PT. Teijin Indonesia Fiber,Tbk
39
Masa Mei 2007 Pembelian pada PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDUSTRIES dengan NPWP 01.543.132.3-092.000 dan no seri dan kode faktur pajak 010.000-07.00000905 pada tanggal 29 Mei 2007 adalah sebesar : DPP
: Rp.
82.124.689.730
Uang Muka Pajak (PM) : Rp.
8.212.468.973
Jurnal pada saat transaksi Dr. Pembelian
Rp. 82.124.689.730
Uang Muka Pajak (PM)
RP. 8.212.468.973
Cr. Kas / Bank
Rp. 90.337.158.703
Pada akhir masa Mei 2007, diketahui bahwa PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk mengalami Lebih Bayar, karena terbukti pada masa Mei 2007 Pajak Masukan lebih besar dari Pajak Keluaran, yaitu : Hutang Pajak (PK)
: Rp. 15,185,510,469
Uang Muka Pajak (PM)
: Rp. 19,292,039,365
Jurnal Lebih Bayar pada akhir masa Mei 2007 Dr.
Hutang Pajak (PK)
Rp. 15,185,510,469
Lebih Bayar
Rp. 4,106,528,896
Cr. Uang Muka Pajak (PM)
Rp. 19,292,039,365
Untuk masa Mei 2007 yang ternyata Lebih Bayar, oleh PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk direstitusikan atau dimintakan kembali.
40
Jurnal pada saat restitusi Dr. Kas / Bank
Rp. 4,106,528,896
Cr. Lebih Bayar
Rp. 4,106,528,896
Masa Juni 2007 Penjualan Polyester Chip pada PT. Central Georgette Nusantara dengan NPWP 01.280.548.7-421.000 serta no.seri dan kode faktur pajak 010.000-07.00001302 pada tanggal 21 Juni 2007 adalah sebagai berikut : DPP
: Rp. 9.893.514.431
Hutang Pajak (PK)
: Rp. 989.351.443
Jurnal pada saat transaksi Dr. Kas / Bank
Rp. 10.882.865.874
Cr. Penjualan
Rp. 9.893.514.431
Hutang Pajak (PK)
Rp.
989.351.443
Pada akhir masa Juni 2007,diketahui bahwa PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk mengalami Lebih Bayar, karena terbukti pada masa Juni 2007 Pajak Masukan lebih besar dari Pajak Keluaran, yaitu : Hutang Pajak (PK)
: Rp. 17,775,480,179
Uang Muka Pajak (PM)
: Rp. 21,479,606,549
Jurnal Lebih Bayar pada akhir masa Juni 2007 Dr. Hutang Pajak (PK)
Rp. 17,775,480,179
Lebih Bayar
Rp. 3,704,126,370
Cr. Uang Muka Pajak (PM)
Rp. 21,479,606,549
41
Untuk masa Juni 2007 yang ternyata Lebih Bayar, oleh PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk direstitusikan atau dimintakan kembali. Jurnal pada saat restitusi Dr. Kas / Bank Cr. Lebih Bayar
Rp. 3,704,126,370 Rp. 3,704,126,370
42
Tabel 4.1.1.2 Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk Tahun 2007 Masa Pajak Tahun 2007
Pajak Keluaran yang dipungut PPN Masukan
Kurang bayar / (Lebih Bayar)
DPP
PPN
Januari
137,188,479,535
13,718,847,954
21,947,040,251
(8,228,192,298)
Februari
146,419,490,563
14,641,949,056
24,728,388,742
(10,086,439,686)
Maret
147,806,679,566
14,780,667,957
22,974,322,991
(8,193,655,034)
April
118,727,903,989
11,872,790,399
14,093,565,592
(2,220,775,193)
Mei
151,855,104,688
15,185,510,469
19,292,039,365
(4,106,528,896)
Juni
177,754,801,793
17,775,480,179
21,479,606,549
(3,704,126,370)
Juli
163,213,793,874
16,321,379,387
20,132,131,664
(3,810,752,277)
Agustus
165,364,155,084
16,536,415,508
24,457,191,686
(7,920,776,178)
September
164,369,733,572
16,436,973,357
22,872,678,266
(6,435,704,909)
Oktober
147,275,152,884
14,727,515,288
20,423,406,822
(5,695,891,534)
November
163,024,276,021
16,302,427,602
24,770,603,525
(8,468,175,923)
Desember
171,571,433,165
17,157,143,317
19,411,978,716
(2,254,835,400)
Sumber : SPT PPN Januari – Desember 2007 PT.Teijin Indonesia Fiber, Tbk
43
Masa Oktober 2008 Pembelian pada PT. KEMILAU INDAH dengan NPWP 01.444.7-890.526.000 dan no.seri serta kode Faktur Pajak 010.000-08..00001504 pada tanggal 23 Oktober 2008 adalah sebesar : DPP
: Rp. 1,225,000
Uang Muka Pajak (PM) : Rp. 122.500 Jurnal pada saat transaksi Dr. Pembelian
Rp. 1.225.000
Uang Muka Pajak (PM)
RP. 122.500
Cr. Kas / Bank
Rp. 1.347.500
Pada akhir masa Oktober 2008,diketahui bahwa PT. TEIJIN
INDONESIA
FIBER, Tbk mengalami Lebih Bayar, karena terbukti pada masa Oktober 2008 Pajak Masukan lebih besar dari Pajak Keluaran, yaitu : Hutang Pajak (PK)
: Rp. 10,810,407,253
Uang Muka Pajak (PM)
: Rp. 22,026,924,358
Jurnal Lebih Bayar pada akhir masa Oktober 2008 : Dr. Hutang Pajak (PK)
Rp. 10,810,407,253
Lebih Bayar
Rp. 11.216.517.105
Cr. Uang Muka Pajak (PM) Untuk masa Oktober
Rp. 22,026,924,358
2008 yang ternyata Lebih Bayar, oleh PT. TEIJIN
INDONESIA FIBER, Tbk direstitusikan atau dimintakan kembali. Jurnal pada saat restitusi
44
Dr.
Kas / Bank
Rp. 11.216.517.105
Cr. Lebih Bayar
Rp. 11.216.517.105
Masa November 2008 Penjualan PT. UNITEX dengan NPWP 01.000.654.2-054.000 dan no. seri serta kode
faktur Pajak 010.000-08.00001703 pada tanggal 11 November 2008 adalah
sebagai berikut : DPP
: Rp. 716,041,868
Hutang Pajak (PK)
: Rp. 71.604.186
Jurnal pada saat transaksi : Dr. Kas / Bank
Rp. 787.646.054
Cr. Penjualan
Rp. 716.041.868
Hutang Pajak (PK)
Rp.
71.604.186
Pada akhir masa November 2008,diketahui bahwa PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk mengalami Lebih Bayar, karena terbukti pada masa November 2008 Pajak Masukan lebih besar dari Pajak Keluaran, yaitu : Hutang Pajak (PK)
: Rp. 9,670,146,078
Uang Muka Pajak (PM)
: Rp. 15,647,002,966
Jurnal Lebih Bayar pada akhir masa November 2008 Dr. Hutang Pajak (PK) Lebih Bayar Cr. Uang Muka Pajak (PM)
Rp. 9,670,146,078 Rp. 5.976.856.888 Rp. 15,647,002,966
Untuk masa November 2008 yang ternyata Lebih Bayar, oleh PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk direstitusikan atau dimintakan kembali.
45
Jurnal pada saat restitusi Dr. Kas / Bank Cr. Lebih Bayar
Rp. 7.539.048.387 Rp. 7.539.048.387
46
Tabel 4.1.1.3 Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk Tahun 2008 Masa Pajak Tahun 2008 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Pajak Keluaran yang dipungut DPP PPN 177,262,042,460 162,175,722,845 168,186,288,701 155,416,670,029 158,569,514,197 191,406,248,231 150,978,695,806 134,993,009,140 106,891,472,320 108,104,072,527 96,701,460,783 107,066,509,755
17,726,204,246 16,217,572,285 16,818,628,870 15,541,667,003 15,856,951,420 19,140,624,823 15,097,869,581 13,499,300,914 10,689,147,232 10,810,407,253 9,670,146,078 10,706,650,976
PPN Masukan
Kurang bayar / (Lebih Bayar)
26,548,892,264 23,756,620,600 28,225,903,838 28,993,534,137 24,819,149,465 23,626,905,709 31,512,974,123 20,377,002,651 20,109,988,604 22,026,924,358 15,647,002,966 14,718,287,694
(8,822,688,018) (7,539,048,316) (11,407,274,968) (13,451,867,134) (8,962,198,045) (4,486,280,886) (16,415,104,542) (6,877,701,737) (9,420,841,372) (11,216,517,105) (5,976,856,888) (4,011,636,719)
Sumber : SPT PPN Januari – Desember 2008 PT.Teijin Indonesia Fiber, Tbk
47
IV.1.2. Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai PT. TEIJIN INDONESIA FIBER,Tbk Pengusaha Kena Pajak atau Wajib Pajak, wajib melaporkan seluruh kegiatan usahanya dalam Surat Pemberitahuan Masa PPN sesuai dengan sistem self assesment yang terdapat dalam undang-undang yang telah diberikan kepercayaannya oleh pemerintah kepada Wajib Pajak sendiri. Dalam hal ini PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk wajib melaporkan dan mempertanggung jawabkan pajak yang terutang serta melaporkan pengkreditan Pajak Masukan
terhadap Pajak Keluaran dengan
menggunakan Surat Pemberitahuan dalam bentuk formulir 1195 dan 1107, lengkap beserta dengan lampirannya. Surat Pemberitahuan
Masa PPN Ini
disampaikan secara langsung oleh
PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk di mana perusahaan terdaftar sebagai Pengusaha Kena Pajak paling lambat tanggal
20 bulan berikutnya setelah Masa Pajak yang
bersangkutan, diperiksa dan ditanda tangani oleh
yang bertugas di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama tersebut. Apabila tanggal jatuh tempo pada hari Minggu atau hari libur, maka SPT Masa PPN tersebut harus disampaikan pada hari kerja sebelum tanggal 20 bulantersebut.Sewaktu penelitian dilakukan oleh penulis, PT.Teijin Indonesia Fiber,Tbk tidak pernah terlambat melaporkan SPT Masa PPN dalam tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 sehingga tidak pernah dikenakan sanksi baik sanksi administrasi maupun sanksi lainnya. Untuk pelaporan SPT Masa PPN PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk apakah sudah sesuai dengan Undang-Undang Pajak dapat dilihat pada tabel dibawah ini
48
Tabel IV.1.2.1 Pelaporan SPT Pajak Pertambahan Nilai PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk Tahun 2006 Masa Pajak Tahun 2006 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Kurang bayar / (Lebih Bayar) (2,420,551,569) (9,334,022,902) (5,272,554,762) (10,365,655,119) (7,177,616,606) (4,431,102,370) (8,564,619,235) (5,815,456,788) (10,921,925,046) (8,582,807,535) (8,073,595,266) (2,420,551,569)
Tanggal Lapor 20-Mar-06 20-Mar-06 20-Apr-06 19-May-06 20-Jun-08 26-Jul-07 16-Aug-06 20-Sep-06 20-Oct-06 20-Nov-06 20-Dec-06 2-Mar-07
Keterangan Sesuai dengan UU PPN Tidak Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Tidak Sesuai
Sumber : SPT PPN Januari – Desember 2006 PT.Teijin Indonesia Fiber, Tbk
49
Tabel IV.1.2.2 Pelaporan SPT Pajak Pertambahan Nilai PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk Tahun 2007 Masa Pajak Tahun 2007 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Kurang bayar / (Lebih Bayar)
Tanggal Lapor
(8,228,192,298) (10,086,439,686) (8,193,655,034) (2,220,775,193) (4,106,528,896) (3,704,126,370) (3,810,752,277) (7,920,776,178) (6,435,704,909) (5,695,891,534) (8,468,175,923) (2,254,835,400)
20-Feb-07 20-Mar-07 20-Apr-07 16-May-07 20-Jun-07 20-Jul-07 22-Aug-07 20-Sep-07 20-Oct-07 20-Nov-07 19-Dec-07 18-Jan-08
Keterangan Sesuai dengan UU PPN Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
Sumber : SPT PPN Januari – Desember 2007 PT.Teijin Indonesia Fiber, Tbk
50
Tabel IV.1.2.3 Pelaporan SPT Pajak Pertambahan Nilai PT. TEIJIN INDONESIA FIBER, Tbk Tahun 2008 Masa Pajak Tahun 2008 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Kurang bayar / (Lebih Bayar) (8,822,688,018) (7,539,048,316) (11,407,274,968) (13,451,867,134) (8,962,198,045) (4,486,280,886) (16,415,104,542) (6,877,701,737) (9,420,841,372) (11,216,517,105) (5,976,856,888) (4,011,636,719)
Tanggal Lapor 18-Feb-08 20-Mar-08 20-Apr-08 21-May-08 19-Jun-09 20-July-08 20-Aug-08 20-Sept-08 18-Okt-08 17-Nov-08 19-Dec-08 20-Jan-09
Keterangan Sesuai dengan UU PPN Sesuai Sesuai Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
Sumber : SPT PPN Januari – Desember 2008 PT.Teijin Indonesia Fiber, Tbk
51
IV.2. Pembahasan Hasil Temuan Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh penulis terhadap penerapan Pajak Pertambahan Nilai yang dilakukan oleh PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk diperoleh temuan-temuan sebagai berikut: 1. Pada Faktur Pajak Gabungan tahun 2007 ada beberapa Faktur Pajak yang cacat, yaitu dengan tidak mencoret yang seharusnya perlu dicoret. Contoh : Penjualan Polyester Chips pada H. ZAENAL.MT dengan NPWP 07.908.500.7402.000 dengan no. seri dan kode faktur pajak 010.000-07.00000174 pada tanggal 26 January 2007 sebesar Rp. 36.865.772. Penulisan pada Faktur Pajaknya adalah : Harga Jual / Penggantian / Uang Muka / Termijn **)
36.865.772
**)Coret yang tidak perlu Seharusnya kita perlu mencoret agar dapat diketahui bahwa jumlah yang tertera pada faktur pajak tersebut adalah salah satu diantara keempat hal tersebut, yaitu sebagai berikut : Harga Jual / Penggantian / Uang Muka / Termijn **)
36.865.772
**) Coret yang tidak perlu Dengan melakukan pencoretan tersebut maka dapat diketahui bahwa jumlah yang tertera tersebut merupakan Harga Jual. Penulisan Faktur Pajak diatas merupakan penulisan yang sesuai dengan UU No.18 Tahun 2000. 2. Pada Faktur Pajak Gabungan Tahun 2007 terdapat beberapa faktur pajak cacat yang mengakibatkan Pajak Masukannya tidak dapat dikreditkan karena penulisannya
52
tidak lengkap, yaitu dengan tidak mencantumkan alamat dan NPWP. Seharusnya dalam Faktur Pajak Gabungan itu paling sedikit harus memuat : a. Nama, alamat, Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak. b. Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak. c. Jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga. d. Pajak
Pertambahan
Nilai
yang dipungut.
e. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang dipungut f. Kode nomor seri dan tanggal pembuatan Faktur Pajak g. Nama jabatan dan tanda tangan
yang berhak menandatangani Faktur Pajak.
3. Pada SPT Masa PPN tahun 2006 sampai dengan 2008 ada beberapa yang telat dilaporkan oleh PT. Teijin Indonesia Fiber,Tbk. Jadi dengan kata
lain.
PT. Teijin Indonesia Fiber,Tbk belum sepenuhnya melaporkan sesuai dengan UU No.18 Tahun 2000, yang perlu diperhatikan adalah bahwa : a. Setiap Pemungut PPN wajib mengisi dan menyampaikan SPT Masa PPN dengan benar, lengkap, jelas dan menandatanganinya serta melaporkannya sesuai tanggal yang telah ditentukan, yaitu setiap tanggal 20 bulan berikutnya.
Beberapa contoh Faktur Pajak Cacat yang ada pada PT. Teijin Indonesia Fiber,Tbk pada tahun 2007 beserta penyebab Faktur Pajak tersebut bisa dikategorikan Faktur Pajak
Cacat,
dapat
dilihat
pada
Tabel
4.2.1
53
Tabel 4.2.1 Klasifikasi Faktur Pajak Gabungan Cacat Tahun 2007
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Pembeli BKP / Penerima JKP PT Bina Teknik Rekayasa
H.ZAENAL . M PT. Kurnia Damai Sejahtera PT. Maju Jaya Agung Labelindo
PT. Ikeda Indonesia PT. IndonesiaTeijin Dupont Films PT.Central Georgette Nusantara PT. Vastex Prima Industries PT. Multi Spunindo Jaya PT. Putranta Adi Mandiri PT. Kasen Indonesia PT. Caraka Jaya Abadi
No.Seri FP 010.000-07.00000075 010.000-07.00000174 010.000-07.00000189 010.000-07.00000312 010.000-07.00000250 010.000-07.00000215 010.000-07.00000354 010.000-07.00000458 010.000-07.00000478 010.000-07.00001454 010.000-07.00001784 010.000-07.00001795
Masa FP Januari Januari Febuary Febuary Febuary Febuary Maret Maret Maret Agustus Oktober Oktober
Tanggal Pelaporan FP 11 Januari 2007 26 Januari 2007 19 Febuari 2007 19 Febuari 2007 19 Febuari 2007 19 Febuari 2007 22 Maret 2007 26 Maret 2007 29 Maret 2007 25 Agustus 2007 31 Oktober 2007 31 Oktober 2007
Alasan cacat Alamat tidak ada tidak dicoret tidak dicoret Alamt tidak ada tidak dicoret tidak dicoret tidak dicoret tidak dicoret NPWP dan alamat tidak ada tidak dicoret tidak dicoret NPWP tidak ada
Sumber : Faktur Pajak Januari – Desember 2007 PT.Teijin Indonesia Fiber, Tbk
54
IV.3. Pengisian SPT Masa PPN PT. Teijin Indonesia Fiber,Tbk Pada pembahasan skripsi ini penulis membatasi untuk analisis perhitungan PPN tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Untuk masa pajak tahun yang bersangkutan, maka PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk mengunakan formulir SPT PPN seri 1195 dan 1107. Pada SPT Masa PPN tahun 2006 sampai PT. Teijin Indonesia Fiber,Tbk ada beberapa SPT yang dilaporkan tidak sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku mengenai penulisan SPT.dengan 2008 Diantaranya ada beberapa SPT yang kurang lengkap dicantumkan, antara lain tanggal pelaporan tidak dicantumkan, kemudian ada beberapa bagian yang seharusnya diberi tanda silang tetapi tidak dilakukan, hal ini perlu dilakukan agar dapat diketahui bagian tersebut masuk di dalam kelompok yang mana seperti contoh Pada SPT Masa PPN Maret 2008 dinyatakan lebih bayar, akan tetapi kelebihan bayar tersebut tidak di silang sehingga disini akan terlihat membingungkan karena kelebihan tersebut akan dialokasikan kemana. Pada SPT Masa PPN Maret 2008 tertera : PPN lebih dibayar pada : Butir II.D (Diisi dalam hal SPT Bukan Pembetulan)
Butir II.D atau
Butir II.F
(Diisi dalam hal SPT Pembetulan
Dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya
Dikompensasikan ke Masa Pajak ………………………
Dikembalikan (Restitusi)
Dokumen terlampir
Kegiatan Tertentu
Dokumen disusulkan
Gambar 4.3.1. Kesalahan penulisan SPT PT. Teijin Indonesia Fiber,Tbk
Seharusnya kolom tersebut harus diberi tanda silang sesuai dengan yang seharusnya. Karena pada Masa Maret 2008 trjadi lebih bayar dan kelebihan tersebut akan direstitusi, maka seharusnya dalam SPT Masa Maret adalah sebagai berikut :
55
PPN lebih dibayar pada : x Butir II.D (Diisi dalam hal SPT Bukan Pembetulan) Dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya
x Dikembalikan (Restitusi)
Kegiatan Tertentu
Butir II.D atau
Butir II.F
(Diisi dalam hal SPT Pembetulan
Dikompensasikan ke Masa Pajak ……………………… Dokumen terlampir Dokumen disusulkan
Gambar 4.3.2.Penulisan SPT yang sudah sesuai dengan UU PPN
Dengan diberi tanda tersebut, maka dapat diketahui bahwa kelebihan tersebut akan direstitusi dan SPT tersebut bukanlah SPT pembetulan melainkan SPT normal. Tetapi memang kadang hal-hal seperti ini sering terlewatkan. Untuk formulir SPT PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk pada masa pajak tahun 2006 menggunakan SPT masa PPN 1195 dengan uraian sebagai berikut : Formulir 1195 : Kolom A : Berisi mengenai Identitas PKP Kolom B : Berisi mengenai Penyerahan yang terutang PPN, penyerahan tidak terutang PPN dan jumlah penyerahan. Kolom C : Pajak Keluaran Kolom D : Pajak yang dapat diperhitungkan Kolom E : Pajak yang kurang / Lebih Bayar Kolom F : Jumlah Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan Kolom G : Pembetulan ( hanya diisi jika terdapat pembetulan) Kolom H : Kompensasi /Pengembalian (Restitusi) Kolom I : Kegiatan membangun sendiri dan penyerahan aktiva yang menurut Tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan Kolom J : Lampiran Kolom K : Pernyataan Kolom L : Diisi oleh Dinas 56
Formulir 1195 A1 : Daftar Pajak Keluaran dan PPnBM Formulir 1195 A2 : Daftar Pajak Keluaran dan PPnBM yang tidak dipungut / ditunda / Ditangguhkan / dibebaskan/ ditanggung pemerintah (DTP) Formulir 1195 A3 : Daftar Pajak Keluaran dan PPnBM kepada pemungut PPN Formulir 1195 B1 : Daftar Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan Formulir 1195 B2 : Daftar pajak Masukan dan PPnBM yang memperoleh pembayaran Pendahuluan dari BAPEKSTA keuangan Formulir 1195 B3 : Hasil perhitungan kembali Pajak Masukan yang telah dikreditkan / Tidak dipungut / ditangguhkan / dibebaskan Formulir 1195 B4 : Daftar Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan
Sedangkan untuk masa pajak 2007 dan 2008 PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk sudah menggunakan SPT masa PPN yang baru yaitu 1107 dengan uraian sebagai berikut : Formulir 1107
:
Kolom I
: Penyerahan barang dan jasa
Kolom II
: Penghitungan PPN kurang bayar
Kolom III : PPN Terutang atas kegiatan membangun sendiri Kolom IV Formulir 1107 A
: Pajak Penjualan atas Barang Mewah : Daftar Pajak Keluaran dan PPnBM
Kolom I
: Ekspor
Kolom II
: Penyerahan Dalam Negeri dengan Faktur Pajak
Kolom III : Penyerahan dalam Negeridengan faktur pajak sederhana
57
Kolom IV : Penyerahan yang PPN atau PPnBM nya harus dipungut sendiri Kolom V
: Penyerahan yang PPN atau PPnBM nya dipungut oleh pemungut PPN
Kolom VI : Penyerahan yang PPN atau PPnBM nya tidak dipungut Kolom VII : Penyerahan yang dibebaskan dari pengenaan PPN atauPPnBM Formulir 1107 B
: Daftar Pajak Masukan dan PPnBM
Kolom I
: Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dan PPnBM
Kolom II
: Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan dan Pajak masukan Atas impor atau perolehannya mendapat fasilitas
58
IV.4. Perencanaan Pajak Pertambahan Nilai PT. Teijin Indonesia Fiber,Tbk PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk
pada dasarnya sudah hampir sepenuhnya
menerapkan Pajak Pertambahan Nilai sesuai dengan UU PPN No. 18 tahun 2000 baik dari segi pencatatan, pemungutan, maupun pelaporan. Akan tetapi masih terdapat kesalahan-kesalahan yang terjadi yang disebabkan oleh pelbagai hal. Oleh karena hal tersebut, maka PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk melakukan perencanaan pajak diantaranya, yaitu : •
Menerbitkan Faktur Pajak pada batas jatuh tempo Jika sebelumnya PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk selalu membuat Faktur Pajak pada saat
terjadinya transaksi
penyerahan BKP, maka untuk
PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk
perencanaannya
akan menerbitkan Faktur Pajak ketika Faktur
Pajak tersebut jatuh tempo, yaitu setiap akhir bulan pada bulan berikutnya setelah penyerahan BKP. •
Mengoptimalisasi Pajak Masukan yang dapat dikreditkan Untuk menghindari Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan akibat faktur pajak yang cacat, maka PT. Teijin Indonesia Fiber, Tbk melakukan perencanaan, yaitu untuk setiap bagian yang bertugas menangani Faktur Pajak agar lebih teliti jika menerima Faktur Pajak dari PKP atas penerimaan BKP / JKP, jika terdapat adanya kecacatan maka petugas tersebut wajib untuk mengkonfirmasikannya dan meminta Faktur Pajak pembetulan kepada PKP yang bersangkutan.
59