BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain dan Metode Penelitian Desain dalam penelitian ini adalah penelitian kausalitas karena bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kompetensi terhadap kinerja pada Telemarketing PT. Mitra Inti Selaras, Ciputat. Berkaitan dengan metode analisanya, penelitian ini adalah penelitian kuanitatif dengan menggunakan metode statistik sebagai alat analisa yang utama. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Mitra Inti Selaras yang beralamat di Jl. H. Juanda Komplek Ruko Ciputat Indah Blok C 32-35, Ciputat – Tangerang. Perusahaan ini bergerak dalam bidang Jasa Outbond Call Centre yaitu perusahaan Agency Telemarketing yang menyediakan Sumberdaya Telemarketing, Sistem dan Alat kerja serta Data yang menunjang proses kerja dari Telemarketing. Penelitian dimulai dari bulan Februari – Juni 2014, diawali rdari observasi lapangan hingga penyebaran angket penelitian. Untuk mengetahui lebih jelas rancangan waktu penelitian tesis ini, berikut peneliti sertakan waktu penelitian yang peneliti gunakan untuk menyelesaikan penelitian ini :
66
67
Tabel 4.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian Tesis No.
Kegiatan
Februari 3 4
Maret - April Maret April
I.
Tahap Persiapan a. Kepustakaan b. Pembuatan Proposal Penelitian c. Seminar Proposal Penelitian
II.
Tahap Pelaksanaan Penelitian a. Pencarian data penelitian b. Penerimaan dan pengolahan data penelitian c. Analisa data penelitian
III.
Tahap Pelaporan Hasil Penelitian a. Sidang Tesis b. Revisi Tesis (Jika ada) (Sumber : Hasil rangkuman peneliti, 2014)
Mei – Juni Mei Juni
Juli - Agustus Juli Agustus
4.3 Metode Penelitian Metode adalah cara untuk meneliti dengan sahih dan benar. Sedangkan tujuan penelitian adalah memecahkan pokok permasalahan penelitian (irawan, 1999: 173). Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan didalam baba satu, yaitu tentang pengarung motivasi kerja dan kompetensi terhadap kinerja telemarketing maka penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey dengan pendekatan kuantitatif, tipe daya interval dan menggunakan kuesioner
68
sebagai instruemn utama untuk mengumpulkan data. Syarifuddin (2004:5) berpendapat, penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang menekankan analisisnya pada data yang numerik atau angka yang diolah dengan menggunakan metode statistik. Sesuai dengan tujuan dan manfaat yang dihasilkan, penelitian ini merupakan tipe penelitian (eksplanatof research) dengan melakukan pengamatan (non-eksperimen), karena menjelaskan hubungan kausal antara variable melalui pengujian hipotesa tanpa memberikan perlakuan. Rancangan penelitian tingkat eksplanasi, menjelaskan bagaimana variabel melalui pengujian hipotesis tanpa memberikan perlakuan. Rancangan penelitian tingkat eskplanasi, menjelaskan bagaimana variabel yang diteliti itu akan menjelaskan obyek yang diteliti melalui data yang terkumpul 4.4 Variabel Penelitian, Definisi Konseptual, dan Operasional 4.4.1 Variabel penelitian Margono (dalam Zuriah, 2006:144) mengatakan bahwa variabel didefinisikan sebagai konsep yang mempunyai variasi nilai (misal variabel model kerja, keuntungan, biaya promosi, volume penjualan, tingkat pendidikan manajer, dan sebagainya). Variabel juga dapat diartikan sebagai pengelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih.
Menurut Nazir (2005:123) variabel dapat
dibagi menjadi dua yaitu variabel dependen dan variabel bebas. Jadi variabel-variabel penelitian yang akan diteliti dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
69
1. Variabel terikat (DV)
Diberikan simbol huruf Y. Dalam hal ini yang menjadi varibel tidak bebas adalah Kinerja
2. Variabel bebas (IV)
Diberikan simbol huruf X. Dalam hal ini yang menjadi varibel bebasnya adalah Motivasi dan Kompetensi
4.4.2 Definisi konseptual Adapun
definisi konseptual dari variabel penelitian ini dapat
dijabarkan sebagai berikut :
1. Motivasi adalah produktivitas seseorang yang ditentukan dengan kondisi jiwa yang mendorong seseorang untuk mampu mencapai
keberhasilan
dikategorikan
menjadi
dalam 3
proses
Dorongan
kerja. yaitu,
Motivasi
Berprestasi,
kekuasaan dan Afiliasi/interaksi.( David dalam Mangkunegara, 2010). Pada penelitian ini tidak menggunakan keseluruhan dimensi yang digunakan untuk dilakukan penelitian. Dimana peneliti hanya berfokus kesesuaian dengan komponen dari subyek penelitian yaitu Motivasi berprestasi, kekuasaan dan afiliasi. 2. Kompetensi adalah lingkup modal kerja seseorang yang dipengaruhi oleh Pengetahuan, Skill dan Attitude. (Mc. Covey, Roger and Merill, dalam Mangkunegara, 2010).
70
3. Kinerja adalah Aspek standar pekerja yang terdiri dari aspek kualitatif dan kuantitatif (Menurut Davis dalam Mangkunegara, 2010).
4.4.3 Defenisi Operasional Variabel Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut (Nazir, 2005:126). Usman dan Akbar (2008:7) menyatakan bahwa definisi operasional ialah petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah motivasi dan kompetensi kerja yang menjadi sebab timbulnya variabel dependen yaitu kinerja pegawai. Adapun pengukuran dari variabelvariabel sikap tersebut adalah dengan menggunakan skala likert. Insturmen yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah kuesionaire yang ditujukan kepada seluruh Telemarketing Asuransi PT. Mitra Inti Selaras tahun 2014, dimana hasil kuesioner tersebut disusun dengan menggunakan skala likert yaitu tiap pernyataan diberikan skor jawaban 5, 4, 3, 2, 1. Skor jawaban tertinggi diberi angka 5 dan skor terendah diberi angka 1. Jawaban atas setiap item insturmen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Dalam penelitian ini, yang menjadi definisi operasionalnya adalah sebagai :
71
1. Defenisi operasional Variabel Motivasi Alat ukur Motivasi juga menggunakan kuesioner yang disusun dengan model Likert dengan 5 kemungkinan jawaban dan terdiri atas 16 Item pertanyaan. Itemitem ini disusun berdasarkan kerangkan teori motivasi yang memuat dimensi berprestasi, motivasi akan kekuasaan dan motivasi untuk berafiliasi (kerjasama). Skor yang diperoleh dari skala motivasi
dapat menunjukkan seberapa besar
motivasi karyawan PT. Mitra Inti Selaras, Ciputat. Semakin tinggi skor yang diperoleh, semakin tinggi pula Motivasi yang dirasakan oleh karyawan dan sebaliknya jika semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah pula motivasi kerja yang dirasakan oleh karyawan. Alternatif jawaban pada kuesioner ini ada 5 (lima) yaitu : 5
Sangat Setuju ( SS)
2
Tidak Setuju ( TS)
4
Setuju (S)
1
Sangat Tidak Setujua (KTS)
3
Kurang Setuju ( KS)
Alternatif jawaban netral dalam penelitian ini ditiadakan, karena tiap individu dianggap memiliki motivasi namun memiliki perbedaan tingkat kekuatan motivasi. 2. Defenisi operasional Variabel Kompetensi Untuk pengukuran Kompetensi menggunakan kuesionaire yang disusun dengan model likert dengan 5 (lima) kemungkinan jawaban dan terdiri atas 18 item pertanyaan. Item-item ini disusun berdasarkan pengetahuan, ketrampilan dan
72
sikap atau perilaku yang tampak pada proses kerja. Alternatif jawaban pada kuesioner ini ada 5 (lima) yaitu : 5
Sangat Setuju ( SS)
2
Tidak Setuju ( TS)
4
Setuju (S)
1
Sangat Tidak Setujua (KTS)
3
Kurang Setuju ( KS)
Alternatif jawaban netral dalam penelitian ini ditiadakan, karena diharapkan respon dapat memberikan penilaian yang akurat dan pasti terhadap adanya peningkatan Kompetensi. 3. Defenisi operasional Variabel Kinerja Untuk pengukuran Kinerja juga menggunakan kuesioner yang disusun dengan menggunakan skala sikap yaitu Likert dengan 5 ( lima) kemungkinan jawaban dan terdiri atas 15 Item pernyataan. Item-item ini disusun berdasarkan aspek kinerja yang dipengaruhi oleh dua aspek yaitu Kualitatif dan kuantitatif , mengingat belum adanya penilaian kinerja dari pihak unit SDM yang ditetapkan oleh PT. Mitra Inti Selaras dalam mengukur kinerja dari pada Telemarketing berdasarkan pada aspek Kualitatif dan Kuantitatif. Alternatif jawaban pada kuesioner ini ada 5 (lima) yaitu : 5
Sangat Setuju ( SS)
2
Tidak Setuju ( TS)
4
Setuju (S)
1
Sangat Tidak Setujua (KTS)
3
Kurang Setuju ( KS)
73
Alternatif jawaban netral dalam penelitian ini ditiadakan, karena diharapkan responden dapat memberikan penilaian yang akurat dan pasti terhadap hasil prestasi kerjanya. Skala dari Variabel diatas terdiri dari 5 dimensi dan jumlah keseluruhan item sebanyak 48 butir, 40 item favourable (item perasaan yang mendukung atau memihak) dan 8 item unfavourable (item perasaan tidak mendukung atau tidak memihak). Pada item favourable, pilihan (SS) mendapat skor 4, (S) mendapat skor 3, (TS) mendapat skor 2, (STS) mendapat skor 1. Pada item unfavourable, pilihan (SS) mendapat skor 1, (S) mendapat skor 2, (TS) mendapat skor 3 (STS) mendapat skor 4. Dari ketiga Instrumen penelitian tersebut diatas, berikut ini penelitian akan memaparkan defenisi Variabel operasional penelitian yang didasarkna atas dimensi yang menggambarkan secara terperinci akan karakteristik dari tiap variabel. Gambaran dimensi dari tiap variabel diuraikan menjadi item pernyataan dari tiap-tiap variabel, yang dikembangkan berasal dari indikator-indikator dari tiap dimensi, sehingg didapatkan rancangan kuesioner yang sesuai dan faktual. Penjabaran terhadap item variabel dapat terlihat pada tabel 4.2, dibawah ini.
74
Tabel 4.2 Operasional Variabel Variabel
Dimensi
Motivasi berprestasi Motivasi
X1
Motivasi akan kekuasaan
( David Mc Clelland)
Motivasi berafiliasi
Pengetahuan
Kompetensi X2 ( Mc. Covey, Roger and Merill)
Keterampilan
Sikap dan Perilaku
Kualitiatif
Kinerja Karyawan X3 ( Davis ) Kualitatif
Indikator Mengatasi Hambatan dalam proses kerja Senang untuk bekerja sesuai keahlian Keinginan kuat untuk berhasil Pemenuhan Target Pribadi Mengendalikan dan mempengaruhi oranglain untuk tujuan pribadi Hubungan dengan atasan, rekan, bawahan, mitra dan aturan Kebutuhan untuk menarik orang lain Menjalankan tugas-tugas untuk peluang yang besar dengan tim Peningkatan pengetahuan Pemahaman akan lingkup kerja dan product konwledge yang dimaksud Penguasaan Tugas pengetahuan yang Pemahaman dibutuhkan oleh seorang telemarketing sejati Ketrampilan dalam penyelesaian tugas dan masalah Penyelesaian tugas secara tepat waktu Penentuan prioritas pekerjaan yang harus diselesaikan kemampuan berkomunikasi dan memebrikan informasi Bekerja dengan kuantitas dan kualitas lebih baik Task Oriented Bertanggungjawab dan mencari solusi Menjalankan tugas-tugas untuk peluang yang besar dengan tim Proses kerja dan kondisi pekerjaan Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan Jumlah pemberian pelayanan dalam bekerja Ketetapan kerja dan kualitas pekerjaan Tingkat kemampuan dalam bekerja Kemampuan menganalisa data / informasi Kemampuan / kegaggalan menggunakan mesin/peralatan Kemampuan mengevaluasi keluhan dan keberatan konsumen
Butir soal
Skala
1, 2 3, 4 5, 6 7, 8 9, 10
likert
likert
12, 13 14
likert
15, 16 1, 2 3, 4 5
likert
6, 7 9, 10 8 10, 13
likert
7, 12 14, 18 15 16
likert
17 1, 3 2, 8 4, 5
likert
6, 7 10, 15 9, 13 11
likert 12 14
75
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah motivasi dan kompetensi kerja yang menjadi sebab timbulnya variabel dependen yaitu kinerja pegawai. Adapun pengukuran dari variabel-variabel tersebut adalah dengan menggunakan skala likert. Dipergunakan alat ukur untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara obyektif. Alat ukur tersebut sering disebut dengan instrumen. Menurut Umar (2010), instrumen pengumpulan data adalah saat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menajdi sistematis dan dipermudah olehnya. Sedangkan Sumadi (2008) mengatakan bahwa instrumen adalah alat yang digunakan untuk merekam pada umumnya secara kuantitatif keadaan dan aktivitas atribut psikologis. Atribut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan non kognitif. Sumadi mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non kognitif perangsangnya adalah pernyataan. Sugiyono (2006) mengemukakan bahwa skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi dari seseorang atau sekelompok orang mengenai fenomena sosial yang ditetapkan secara spesifik oleh penelitian untuk selanjutkan disebut sebaga variabel penelitian. Dengan Skala Likert, maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator varibel dan kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai tolok ukur dalam menyusun item-item insturmen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban atas setiap item insturmen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai
76
sangat negatif. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis menyesuaikan kuesionaire yang disusun dengan penetapan bahwa untuk skor terendah adalah 1 atau berada pada kategori sangat negatif dan skor tertinggi adalah 5 atau berada pada kategori sangat Kuesioner untuk ketiga Variabel diatas menggunkan skala ordinal, yakni skala yang berjenjang dimana sesuatu lebih dan kurang dari yang lain. Penilaiannya dengan menggunakan angka 5, 4, 3, 2, 1. Peniliaian tersebut diinterpretasikan bahwa apabila yang memperoleh nilai 5 peritem soal (dalam kuesioner) maka memperoleh nilai yang lebih tinggi dan semakin kecil nilai yang diperoleh maka nilai semakin rendah. Tabel 4.3 Skala Ordinal Untuk Setiap Variabel Nilai/Variabel
1
2
3
4
5
Variabel Motivasi kerja Variabel Kompetensi Variabel Kinerja
STS
TS
KS
S
SS
STS
TS
KS
S
SS
STS
TS
KS
S
SS
Dalam menginterpretasikan nilai yang diperoleh peneliti berpegang pada defenisi skala ordinal dan asumsi yang sudah lazim digunakan dalam penelitian, yaitu bahwa responden yang memberikan nilai jawaban angka 5 maka dia lebih tinggi nilainya daripada responden yag memberikan nilai 4, 3, 2, 1.
77
4.5 Model Hubungan Variabel Model hubungan antar variabel dalam penelitian ini adalah model ganda dengan dua variabel independen (X1 yaitu pelatihan dan X2 yaitu Motivasi) dan satu variabel dependen (Y yaitu Kinerja Karyawan). Secara teoritis, sebagaimana yang telah dikaji pada bab kajian pustaka, dinyatakan bahwa pelatihan dan motivasi mempengaruhi kinerja karyawan baik secara parsial maupun bersamasama. Maka, bila digambarkan hubungan yang terbentuk dari teori tersebut adalah sebagai berikut:
MOTIVASI (X 1 ) KINERJA ( Y ) KOMPETENSI (X 2 )
Gambar 4.1 Model Penelitian 4.6 Populasi Dan Sampel Penelitian 4.6.1 Populasi Penelitian Populasi adalah sejumlah individu dalam kelompok yang mempunyai karaketeristik umum yag sama serta menjadi suatu fokus dalam ruang lingkup dan waktu yang telah ditentukan. Sugiyono (2001) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atasa objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajarai dan kemudian ditarik kesimpulannya.
78
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Telemarketing Asuransi PT. Mitra Inti Selaras yang berpartner dengan CIGNA yang tentunya telah memiliki kapasitas kemampuan yang mumpuni dibidangnya. Sejumlah 65 orang. Maka, karena jumlah Telemarketing Asuransi tersebut hanya 65 orang, maka kesemuanya dijadikan sumber bagi data penelitian. 4.6.2 Sampel penelitian Reksoatmodjo (2007:4) mendefinisikan sampel sebagai sekelompok objek yang dikaji atau diuji, yang dipilih secara acak (random) dari kelompok objek yang lebih besar yang memiliki karakteristik yang sama. Harinaldi (2005:2) sampel adalah sebagian, atau subset (himpunan bagian), dari suatu populasi. Sesuai dengan penjelasan tersebut, maka karakteristik sampel dari penelitian ini adalah sebagai berikut ; 1. Karyawan PT. Mitra Inti Selaras 2. Memiliki ID Card dari AAJI dengan status Green 3. Usia 25 – 30 Tahun 4. Pengalaman kerja sebagai Sales Telemarketing diatas 1 Tahun 5. Pendidikan Minimal D – 3, dengan berbagai Jurusan. 4.6.3 Teknik Sampling Metode Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Probability Sampling dengan teknik Sampling Jenuh. Hal ini dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel
79
jenuh adalah sensus, di mana semua anggota populasi dijadikan sampel. ( J. Supranto dan Nandan L, 2012) Alasan metode pemilihan sample ini adalah untuk mengetahui keadaan sesungguhnya dari populasi yang ada, karena hasil penelitan ini akan dijadikan salah satu masukin pada unit kerja Human Resource Departement dalam menentukan kebijakan yag akan diambil dalam mengevaluasi motivasi dan kompetensi sehingga setiap Telemarketing menunjukkan kinerja unggul dan siap menghadapi tantangan perusahaan kedepan sebagai Agency Asuransi Cigna sebagai Asuransi ternama. 4.7 Jenis dan Sumber Data Pengumpulan data disini diajukan untuk memperoleh skor yang berfungsi sebagai arah hubungan Motivasi dan Kompetensi dan kinerja karyawan Telamarketing PT. Mitra Inti Selaras. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer Data Primer diperoleh dari seorang peneliti untuk tujuan tertentu dalam rangka menyelesaikan masalah yang ada (Malhotra dan Birks, 2003). Data primer diperoleh secara langsung melalui penyebaran kuesioner kepada responden yang dilakukan melalui, antara lain : a. Tatap muka (wawancara) dengan telemarketing, dilakukan pada saat studi pendahuluan untuk menentukan masalah yang dihadapi pada identifikasi
masalah
yang
ditemukan
pada
responden
secara
80
mendalam. Dilakukan dengan wawancara dengan manajemen dan karyawan perusahaan b. Media Angket dilakukan dengan memberikan pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Yang nantinya data tersebut diberikan penilaian dengan menggunakan skala ordinal
dengan
pemenuhan syarat skala Likert. c. Observasi dilakukan dengan cara mengamati bagaimana perliaku telemarketing dalam proses kerjanya, bagaimana kemampuan dalam proses kerja, handling objection dan product knowledge dari Asuransi 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan untuk tujuantujuan selain penyelesaian masalah. Menurut Umar (2005) menyebutkan bawah data sekunder merupakan data primer yang telah dioleh lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Data sekunder diperoleh dengan cara mengumpulkan artikel-artikel yag bersumber dari media elektronik dan referensi buku dan penelitian. 4.8 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini melalui dua langkah yaitu: 1. Studi Kepustakaan (Library Research) Studi kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan data sekunder dari perusahaan, dasar teori dan informasi yang berhubungan dengan penelitian ini dikumpulkan dengan cara dokumentasi. Studi dilakukan antara lain dengan
81
mengumpulkan data yang bersumber dari buku, jurnal, dan hasil penelitian lainnya yang ada hubungannya dengan objek penelitian. 2. Studi Lapangan (Field Research) Dalam studi lapangan, peneliti mengumpulkan data yang dibutuhkan melalui pengamatan langsung pada perusahaan yang hendak diteliti, baik itu melalui observasi, penyebaran angket kepada karyawan, maupun wawancara. Penelitian lapangan sendiri dilakukan dengan tiga cara seperti di bawah ini : a. Wawancara yaitu metode mendapatkan data melalui tanya jawab langsung dengan karyawan guna mendapatkan data dan keterangan yang menunjang analisa penelitian. b. Observasi yaitu metode mendapatkan data dengan cara pengamatan langsung pada obyek yang diteliti sehingga diperoleh informasi yang jelas mengenai masalah yang diteliti. Kuesioner yaitu metode mendapatkan data dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada karyawan yang dijadikan sebagai sampel penelitian. 4.9 Teknik Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda, dengan sebelumnya dilakukan uji instrumen dan mengelompokkan data dengan analisis deskriptif presentase. 4.9.1 Analisis Deskriptif Persentase Metode analisa deskriptif digunakan untuk mengetahui dan menganalisis data mengenai analisis pengaruh motivasi dan kompetensi terhadap kinerja
82
Telemarketing Asuransi PT. Mitra Inti Selaras. Untuk mengetahui secara tepat tingkat persentase skor jawaban digunakan rumus sebagai berikut: % = × 100% di mana : n = Nilai yang diperoleh , N = Jumlah seluruh nilai dan % = Presentase Analisis deskriptif adalah teknik yang digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel bebas, yaitu variabel lokasi, persepsi harga dan kualitas pelayanan terhadap keputusan konsumen menginap di Hotel Puri Denpsar Jakarta. Variabel tersebut terdiri dari beberapa indikator yang sangat mendukung dan kemudian indikator tersebut dikembangkan menjadi instrumen. Langkah-langkah menggunakan rumus deskriptif persentase adalah sebagai berikut: 1. Mengumpulkan angket yang telah diisi responden dan mengisi kelengkapan 2. Mengubah skor kualitatif menjadi skor kuantitatif 3. Membuat tabel distribusi jawaban angket 4. Menjumlah skor jawaban yang diperoleh dari tiap responden 5. Memasukkan skor dalam rumus deskriptif persentase 6. Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel kategori Untuk penskoran dari tiap jawaban yang diberikan oleh responden, peneliti menentukan sebagai berikut : 1. Untuk jawaban Sangat Setuju dengan skor 5 2. Untuk jawaban Setuju dengan skor 4 3. Untuk jawaban Kurang Setuju dengan skor 3
83
4. Untuk jawaban Tidak Setuju dengan skor 2 5. Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju dengan skor 1
Alternatif jawaban netral dalam penelitian ini ditiadakan, karena diharapkan responden dapat memberikan penilaian yang akurat dan pasti terhadap hasil prestasi kerjanya. 4.9. 2 Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk menentukan ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam mengukur sesuai dengan tujuan pengukuran. Dengan kata lain, uji validitas digunakan untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data. Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment dengan persamaan sebagai berikut (Umar, 2009:166). Uji Validitas digunakan rumus korelasi Product Moment, rumus yang digunakan sebagai berikut :
rxy =
n(∑ XY ) − (∑ X )(∑ Y )
[n(∑ X
2
) − (∑ X ) 2 n (∑ Y 2 ) − (∑ Y ) 2
rxy :
Koefisien korelasi suatu butir/item
N
:
Jumlah subyek
X
:
Skor suatu butir/item
]
84
Y
:
Skor total
Nilai r hitung kemudian dikonsultasikan dengan r
tabel
(rkritis). Bila r
hitung
dari
rumus di atas lebih besar dari r tabel maka butir tersebut valid, dan sebaliknya. Selanjutnya, uji signifikansi dilakukan dengan uji-t (taraf signifikansi 5%) dengan rumusan kriteria validitas insterumen adalah sebagai berikut (Umar, 2009:132): T hitung > t tabel = Valid T hitung < t tabel = Tidak Valid Dalam pelaksanaannya uji validitas ini menggunakan alat bantu statistik SPSS 16.00 for windows yakni dengan membandingkan nilai correlated item – total correlation pada setiap butir pernyataan denagn nilai rtabel product moment (tingkat kepercayaan 95%). Jika nilai correlated item – total correlation (rhitung) lebih besar dari pada nilai r tabel, maka butir pernyataan pada setiap variabel penelitian dinyatakan valid, demikian juga sebaliknya (Umar, 2009:174). Maka dapat dirumuskan kriteria validitas instrumen adalah sebagai berikut: r hitung > t tabel : Valid r hitung < r tabel : Tidak Valid Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS 16.0 for Windows. 2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dan disusun dalam bentuk quesioner (Gumilar, 2007:24). Reliabilitas sebenarnya mengacu pada konsistensi
85
atau kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Pengukuran yang tidak reliabel akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan skor yang terjadi diantara individu lebih ditentukan oleh faktor error (kesalahan) dari pada pada faktor perbedaan yang sesungguhnya. Pengukuran yang tidak reliabel tentu tidak akan konsisten pula dari waktu ke waktu. Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (rxx) yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya (Azwar, 2008:83). Dalam penelitian ini, pengukuran reliabilitas instrumen menggunakan cara One Shot atau pengukuran sekali saja dan untuk pengujian reliabilitasnya digunakan statistik Cronbach Alpha dengan rumus sebagai berikut (Umar, 2009:170): Adapun rumus reliabilitas adalah sebagai berikut : 2 k ∑σ b r11 = 1 − V 2 k − 1 t
Dimana: k
∑σ Vt 2
r11
: Reliabilitas instrumen : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2 b
: Jumlah varian butir/item : Varian total
Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6. Dalam pelaksanaan perhitungan nilai validitas dan Reliabilitas serta perhitungan pengaruh dari
86
masing-masing
variabel
akan
digunakan
dengan
bantuan
program
komputerisasi. 4.9.3 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Menurut Santoso (2010:43), tujuan dari uji Normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng (bell shaped). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tidak melenceng ke kiri atau ke kanan. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov Smirnov yaitu dengan cara membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Dengan ini menguji apakah pada model regresi, vairabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Cara menentukan data berdistribusi normal atau tidak adalah dengan membandingkan nilai signifikan dengan kriteria di bawah ini : a. Jika Sig.(p) > 0,05 maka data berdistribusi normal. b. Jika Sig.(p) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal Uji Normalitas dinyatakan dalam Jarque-Bera (JB) dalam rumus : =
− 6
1 + ( − 3) 4
Berdasarkan pada rumus tersebut, Jika JB hitung > 9,2 maka berarti data berdistribusi normal. 2. Uji Multikolinieritas Multikolinieritas yaitu adanya hubungan linier yang pasti antara peubah-peubah bebasnya (Purwoto, 2007:97). Korelasi antar variabel independen (IV) sebaiknya kecil.
87
Korelasi antar IV (r < 0.8), lebih baik lagi kalau (r < 0.5). Makin kecil korelasi antar IV makin baik untuk model regresi yang dipergunakan. Adapun deteksi adanya multikolinieritas adalah seperti keterangan di bawah ini : 1. Nilai R2 sangat tinggi, tetapi secara sendiri-sendiri regresi antar variabelvariabel independen (IV) dengan dependen (DV) tidak signifikan. 2. Korelasi antar variabel-variabel independen (IV) sangat tinggi (di atas 0.80) Hal yang perlu diingat adalah bahwa pada model regresi diisyaratkan tidak terjadinya multikolinieritas. 3. Uji Heterokedastisitas Uji Heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah data (group) mempunyai variansi yang berbeda diantara data (group) tersebut (Nisfiannor, 2009 : 92). Adapun deteksi adanya heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik Plots antar nilai prediksi variabel terikat (dependen), yaitu ZPRED (sumbu X) dengan residualnya SRESID (sumbu Y). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang
teratur
(bergelombang,
melebar
kemudian
menyempit),
maka
mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas atau teratur, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. 4. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi digunakan untuk mengetahui kerandoman hubungan antar variabel. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW) dengan kriteria nilai sebagai berikut :
88
Tabel 4.4 Dasar Pengambilan Keputusan Nilai Durbin – Watson Test < 1.08 1.08 – 1.66 1.66 – 2.34 2.34 – 2.93 > 2.93 Sumber : Algifari (2000)
Keputusan Ada autokorelasi Tanpa kesimpulan Tidak ada autokorelasi Tanpa kesimpulan Ada autokorelasi
Menghitung nilai Durbin Watson harus disesuaikan jumlah sampel (n) dan jumlah variabel (k) pada saat analisis interpretasi.
4.10. Rancangan Uji Hipotesis Pada penelitian ini, ada tiga hipotesis yang perlu diuji, yaitu: 1). Motivasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja telemarketing 2). Kompetensi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja Telemarketing. 3). Motivasi dan kinerja secara bersama-sama berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja Telemarketing. Untuk menguji ke tiga hipotesis di atas, selanjutnya dilakukan beberapa langkah sebagai berikut: 4.10.1 Analisa Regresi Linier Berganda Analisa regresi digunakan untuk mempelajari dan mengukur hubungan statistik yang terjadi antara dua atau lebih variabel. Dalam regresi sederhana dikaji dua variabel sedangkan dalam regresi majemuk dikaji lebih dari dua variabel. (Harinaldi, 2005:206). Adapun analisa regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa regresi linier
89
berganda karena terdapat lebih dari dua variabel dalam penelitian. Adapun rumus dari regresi berganda adalah sebagai berikut : Y1
= a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana : Y^
Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan dalam hal ini
:
Kinerja karyawan a
:
Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b
:
Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.
X1
:
variabel independen, yaitu Motivasi Kerja
X2
:
variabel independen, yaitu Kompetensi
e
:
Standar Error
Jika ditransformasikan kedalam penelitian ini, Maka persamaan yang dibangun adalah
sebagai berikut : Kin = a + bı motı + b2Kom2+ e
Dimana : Kin
= Kinerja
Mot
= Motivasi
Kom
= Kompetensi
bı ; b2
= Koefisien Variabel
e
= Standar Error
90
4.10. 2. Rancangan Uji Signifikansi 1. Uji Siginifikansi Parsial (Uji T) Ketepatan parameter penduga diuji denga uji t (t test) yang dihitung dengan formula sebagai berikut :
=
ßı (ß)
Dimana ßı= Koefisien Regresi (ß) = Standar error koefisien
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial, maka dibutuhkan tahap uji signifikansi parsial dengan langkah sebagai berikut: a). Merumuskan hipotesis nul (H0) dan hipotesis alternatif (H1) H0: βi = 0 atau βi < 0, artinya tidak terdapat pengaruh secara positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. H1: βi > 0, artinya terdapat pengaruh secara positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. b). Menghitung nilai t hitung (dengan taraf signifikansi 5%) dengan rumus sebagai berikut (Supramono dan Sugiarto, 1993:216): 2. Uji Signifikansi Simultan ( Uji F) Untuk mengetahui apakah suatu koefisien korelasi dapat digeneralisasikan atau tidak, maka harus diuji signifikansinya dengan rumus:
=
R2/k (1 − R2)/ (−k − 1)
91
Keterangan: : koefisien korelasi ganda : jumlah variabel bebas : jumlah anggota sampel Kriteria pengambilan keputusan : H0 ditolak , Jika F hitung < F tabel pada α = 5 % H0 diterima , Jika F hitung > F tabel pada α = 5 % Dari perhitungan diatas maka nantinya akan diketahui, aspek mana yang nantinya dapat saling mempengaruhi
serta aspek mana yang paling mempengaruhi dan paling
berhubungan antara motivasi karyawan, kompetensi terhadap kinerja karyawan di PT. Mitra Inti Selaras, Tangerang. 3. Uji Ketepatan Model (Koefisien Determinasi) Ketepatan model dapat diuji dengan menggunakan koefisien determinasi untuk mendeteksi ketapatn yang paling baik dalm analisis regresi ini, yaitu dengan membandingkan besarnya nilai koefisien nilai determinan. Jika R² semakin besar mendekati 1 (satu) maka model semakin tepat. Berdasarkan persamaan regresi yang telah dijelaskan sebelumnya dapat ditentukan nilai R² yang menunjukkan kinerja karyawan. Dengan membandingkan nilai R pada variabel Motivasi dan Kompetensi, dapat diketahui variabel mana yang paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan telemarketing. Jika R² semakin besar, maka dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas semakin besar terhadap variabel terikat. Sederhanyanya adalah, Jika R² >, motivasi dan kompetensi secara simultan berpengaruh positif terhadap kinerja.
92
4. 10. 3 Matrik Korelasi Antar Aspek Dependen Dengan Independen Matrik korelasi antar aspek dependen dengan independen berguna untuk mengetahui indikator mana yang paling kuat hubungannya dari aspek variabel independen terhadap variabel dependen. Hal-hal yang ingin diteliti yaitu : a. Aspek motivasi kerja karyawan yang mana yang paling kuat hubungannya (pengaruhnya) terhadap aspek kinerja karyawan di PT. Mitra Inti Selaras. b. Aspek Komptensi yang mana yang paling kuat hubungannya (pengaruhnya) terhadap kinerja Karyawan PT. Mitra Inti Selaras.
Untuk lebih memudahkan pembaca dalam melihat skema hubungan antar dimensi variabel depende dengan independen, oleh sebab itu penulis akan sajikan tabel yang dapat disimulasikan sebagai korelasi antar dimensi dalam penelitian ini sebagai berikut :
93
Tabel 4.5. Matriks korelasi dimensi antar Dimensi (bebas dan terikat) Kinerja (Y) Kualitatif Variabel
Kuantitatif
Dimensi 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Motivasi berprestasi
Motivasi (X1)
Motivasi akan kekuasaan
Motivasi berafiliasi
Pengetahuan
Kompetensi (X2)
Ketrampilan
Sikap dan Perilaku
(Sumber:Hasil Rangkuman Peneliti, 2014) Dari tabel di atas akan diketahui, dimensi mana yang nantinya paling berhubungan antara Motivasi kerja dan kompetensi kerja terhadap kinerja karyawan telemaketing di PT. Mitra Inti Selaras, Ciputat. Dari perhitungan diatas maka nantinya akan diketahui, aspek mana yang nantinya dapat saling mempengaruhi serta aspek mana yang paling mempengaruhi dan paling berhubungan antara motivasi karyawan, kompetensi terhadap kinerja karyawan di PT. Mitra Inti Selaras, Tangerang.
14
15