BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian Dalam penyusunan tesis ini, penulis menggunakan metode penelitian yang disesuaikan dengan pembahasan permasalahan yang akan dianalisis. Jenis penelitian terdiri dari tiga model, yaitu: Model Penelitian Survei, Model Penelitian Studi Kasus, dan Model Penelitian Eksperimen 1. Penelitian Survei adalah suatu rancangan penelitian dengan tujuan melakukan pengujian cermat terhadap suatu objek berdasarkan kondisi tertentu. 2. Penelitian Studi Kasus adalah penelitian dengan cara observasi secara mendalam terhadap objek penelitian yang dipilih dari beberapa keadaan yang dianggap sama. 3. Penelitian Eksperimen adalah penelitian yang melakukan pengujian suatu obyek dengan kondisi tertentu yang telah terjadi atau sesuai dengan syaratsyarat tertentu, jika diberikan perlakuan. 4.2. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, ada dua variabel yang digunakan yaitu variabel independen atau variabel bebas dan variabel dependen atau variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Jadi variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi.
63
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas Dalam hal ini, variabel bebasnya adalah pelatihan sebagai (X1), kepemimpinan sebagai (X2), budaya organisasi (X3), kinerja karyawan PT. Intraco Penta, Tbk sebagai variabel terikat (Y). Dari masalah ini dapat digambarkan sebagai berikut : 4.2.1. Instrumen Penelitian Alat ukur penelitian ini berbentuk angket, dengan tingkat pengukuran ordinal, kategori jawaban terdiri dari 5 tingkatan. Untuk analisis secara kuantitatif, maka alternatif jawaban tersebut diberi skor 1-5 sebagai berikut : SS
: Sangat setuju, memiliki poin 5
S
: Setuju, memiliki poin 4
KS
: Kurang setuju, memiliki poin 3
TS
: Tidak setuju, memiliki poin 2
STS
: Sangat tidak setuju, memiliki poin 1.
4.2.2. Definisi Operasional Berdasarkan kajian teoritis/landasan teori yang telah dipelajari maka variabel operasional, dimensi variabel, atribut serta skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian. Untuk memperoleh data dan informasi dalam penelitian ini, maka dilakukan pengungkapan sejumlah variabel lengkap dengan konsep, sub variabel, indikator, ukuran dan skalanya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
Variabel independen utama adalah pelatihan, kepemimpinan dan budaya organisasi sedangkan variabel dependennya adalah kinerja karyawan.Variabelvariabel tersebut dapat dijelaskan lagi menjadi sub variabel lengkap dengan konsep, indikator, tolok ukur dan skalanya. Penjelasan rinci mengenai variabel di atas dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Operasionalisasi Variabel Variabel & Konsep
Dimensi
Indikator
Kode K1
Pelatihan (X1) adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sistem pendidikan yang berlaku, dalam jangka waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori (Hasibuan 2007:69)
Analisi kebutuhan (training) pelatihan
Tingkat kesesuaian materi pelatihan dengan pekerjaan terkait
Metode pelaksanaan (Training) pelatihan
Tingkat kesulitan dalam program pelatihan dapat diatasi dengan metode pelatihan. Tingkat kenyamanan ruang kelas membuat suasana pelatihan kondusif Tingkat keterampilan para instruktur yang membuat materi pelatihan mudah dimengerti
Evaluasi (Training) pelatihan
Tingkat kegunaan ilmu yang didapatkan saat pelatihan mudah diterapkan dalam pekerjaan
Kepemimpinan (X2) Adalah kegiatan mempengaruhi orang agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Kartini Kartono, 2011: 57)
Planing
Tingkat seorang pemimpin dapat menjadi planer bagi bawahanya Tingkat seorang pemimpin dapat menjadi inspirator bagi bawahanya
Coordinating
Execution
Cheking
Action
Sumber: Berbagai Literatur
Tingkat seorang pemimpin dapat menjadi koordinator bagi bawahanya Tingkat seorang pemimpin dapat menjadi motivator bagi bawahanya Tingkat seorang pemimpin dapat menjadi instruktur bagi bawahanya Tingkat seorang pemimpin dapat menjadi coach bagi bawahanya Tingkat seorang pemimpin dapat menjadi evaluator bagi bawahanya Tingkat seorang pemimpin dapat menjadi katalisator bagi bawahanya Tingkat seorang pemimpin dapat menjadi problem solver bagi bawahanya Tingkat seorang pemimpin dapat menjadi mentor bagi bawahanya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
K2 K3 K4
K5 K6 K7
K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15
66
Tabel 4.1. Operasionalisasi Variabel lanjutan Variabel & Konsep Budaya Organisasi (X3) adalah suatu kebiasaan yang berlangsung lama dan dipakai serta diterapkan dalam kehidupan aktivitas kerja sebagai salah satu pendorong untuk meningkatkan kualitas kerja para karyawan dan manajer perusahaan (Irham Fahmi 2010: 47)
Dimensi Lingkungan usaha
Nilai-nilai
Pahlawan
Ritual
Jaringan budaya
Kinerja Karyawan (Y) adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai sumber daya manusia persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara 2010: 9)
Indikator
Kode
Tingkat suasana lingkungan kerja yang mendukung karyawan untuk bekerja Tingkat kepatuhan karyawan terhadap peraturan-peraturan yang ada
K16
Tingkat pengaplikasian nilai-care diperusahaan Tingkat pengaplikasian nilai Excellence diperusahaan Tingkat pengaplikasian nilai Synergi diperusahaan Tingkat para pemilik perusahaan dapat menjadi panutan dan idola bagi karyawan Tingkat keseringan perusahaan mengadakan acara acara pemberian tanda terimakasih kepada karyawan berprestasi Tingkat jaringan informasi antar divisi dan departemen
K17 K18 K19 K20
K21
K22
K23
Kualitas
Tingkat hasil produksi sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditentukan
K24
Kuantitas
Tingkat hasil produksi sesuai dengan jumlah yang sudah ditentukan.
K25
Ketepatan Waktu
Tingkat waktu pengerjaan setiap pekerjaan sesuai waktu yang sudah ditentukan.
K26
Efektifitas
Tingkat kesesuain penggunaan sumber daya dengan hasil yang dicapai.
K27
Kemandirian
Tingkat kemampuan karyawan menyelesaiakan tugasnya tanpa menggantungkan bantuan dari atasan ataupun karyawan lain
K28
Sumber: Berbagai Literatur
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi . Dalam penelitian ini, populasi yang akan diteliti adalah para karyawan PT Intraco Penta Head Office Jakarta, jumlah populasi yang diteliti adalah sebanyak 244 karyawan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
4.3.2. Sampel Dalam penelitian yang akan dilakukan, metode yang digunakan adalah accidental random sampling. Artinya, cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata atau tingkatan dalam populasi tersebut kepada para karyawan PT Intraco Penta Jakarta. Dalam penelitian ini, penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin, yaitu sebagai berikut :
𝑛=
𝑁
………………................…..…..(4.1)
1+ (𝑁 𝑒 2 )
Dimana: n
: Jumlah sampel
N
: Jumlah populasi
e
: Batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Jumlah populasi 244 dengan tingkat kesalahan 5% dan dihitung menggunakan persamaan 4.1 di atas maka diperoleh sampel sebanyak 152 karyawan. 4.4. Jenis dan Sumber Data Di dalam melakukan penelitian ini, diperlukan data-data yang dapat dipertanggungjawabkan. Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data primer dan data sekunder. 4.4.1. Data primer Data primer yaitu data yang diperoleh melalui observasi secara langsung. Penulis terjun langsung ke lapangan dengan cara :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
1) Peneliti melakukan observasi langsung ke lapangan dan mengamati langsung di PT. Intraco Penta,Tbk 2) Membagikan kuesioner yang berisi pertanyaan yang berkaitan dengan pelatihan, kepemimpinan, budaya kerja dan kinerja karyawan di PT. Intraco penta, Tbk 4.4.2. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan penulis dalam bentuk yang sudah jadi.Sumber data sekunder berupa : 1) Internal data yaitu sumber data berasal dari dalam tempat penelitian berlangsung. 2) Eksternal data yaitu data berasal dari sumber-sumber luar.Misalnya: bukubuku, internet, maupun bahan perkuliahan. 4.5. Teknik Pengumpulan Dana Data kuantitatif dikumpulkan dengan menggunakan alat ukur yang bias langsung memberikan hasil ukur atau dengan diturunkan menggunakan formula matematik yang sesuai dengan variabel yang terlibat dalam pembahasan. Ada empat media untuk mengumpulkan data yaitu kuesioner, observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan yaitu kuesioner dan wawancara.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
4.5.1. Kuesioner Kuesioner merupakan susunan sejumlah pertanyaan yang terstruktur untuk tujuan tertentu. Kuesioner adalah sebuah format wawancara yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh berbagai informasi dari responden. Secara umum ada tiga tujuan dari sebuah kuesioner: Pertama, sebuah kuesioner harus dapat mengumpulkan informasi yang diperlukan melalui bentuk pertanyaan yang dapat dijawab oleh responden. Kedua, kuesioner harus dapat memotivasi responden untuk terlibat, bekerja sama serta menyelesaikan tugasnya. Ketiga, kuesioner harus dapat meminimalisasi terjadinya respon yang salah oleh karena kuesioner dapat menjadi sumber kesalahan sebuah respon yang salah. 4.6. Metode Analisis Data Analisis data merupakan suatu proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dengan menggunakan metode kuantitatif, diharapkan akan didapatkan hasil pengukuran yang lebih akurat tentang respon yang diberikan oleh responden, sehingga data yang berbentuk angka tersebut dapat diolah dengan menggunakan metode statistik. Sebelum dilakukan analisis terhadap indikator yang digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji instrument untuk mengukur validitas dan reliabilitas atas instrumen pelatihan, kepemimpinan, budaya organisasi dan kinerja karyawan yang dilakukan dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Pengukuran validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment pearson, dan rumusnya adalah seperti persamaan 4.2 di bawah ini:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
r= Dimana :
𝑛(𝛴𝑋𝑌)−(𝛴X) (𝛴𝑌)
………..............….(4.2)
√ [ 𝑛 (𝛴𝑋²) – (𝛴𝑋)² ] [ 𝑛 (𝛴𝑌²) – (𝛴𝑌)² ]
r
= Koefisien korelasi
X
= Variabel bebas
Y
= Variabel terikat
ΣX
= Jumlah pengamatan variabel X
ΣY
= Jumlah pengamatan variabel Y
ΣXY
= Jumlah pengamatan variabel X dan variabel Y
4.6.1.1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas, dapat menggunakan rumus Pearson Product Moment (PPM) dengan menggunakan program SPSS Versi 20 for windows. Dengan ketentuan jika rhitung > rtabel, maka dinyatakan valid. 4.6.1.2. Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat pengumpul data yang digunakan. Reliabilitas instrument adalah hasil pengukuran yang dapat dipercaya dan diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran Untuk
menguji
reliabilitas,
dapat
menggunakan
rumus
Alpha
Cronchbanch dengan menggunakan program SPSS Versi 20 for windows. Dengan ketentuan jika rAlpha > rtabel, maka dinyatakan reliabel.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
4.6.2. Pengujian Persyaratan Analisis Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu dipenuhi persyaratan analisis dengan uji normalitas, uji homogenitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. 4.6.2.1. Uji Normalitas Pengujian normalitas bertujuan untuk mengetahui kenormalan distribusi data variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Untuk menguji normal atau tidaknya suatu data, dapat menggunakan rumus Kolmogorov smirnov dengan menggunakan program SPSS Versi 20 for windows. Dengan ketentuan jika probabilitas Asymp.Sig (2-tailed) > 0,05, maka data berdistribusi normal 4.6.2.2. Uji Homogenitas Uji Homogenitas bertujuan untuk untuk mengetahui apakah sebaran data dari setiap variabel tidak menyimpang dari ciri-ciri data yang homogen. Untuk menguji
homogenitas,
dapat
menggunakan
rumus
Chi-Square
dengan
menggunakan program SPSS Versi 20 for windows. 4.6.2.3. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinearitas adalah untuk mengetahui keadaan dimana variabelvariabel independen dalam persamaan regresi mempunyai korelasi yang erat satu sama lain. Uji Multikolinieritas, dapat menggunakan program SPSS Versi 20 for windows. Deteksi terhadap gangguan multikolinieritas adalah dengan menghitung nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance dengan program SPSS versi 20 for windows. Jika nilai VIF dan juga tolerance berkisar 1 (dibulatkan dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
pembulatan terbaik menghasilkan 1) maka model regresi tidak mengalami gangguan multikolinieritas. Sedangkan sebaliknya Jika nilai VIF dan juga tolerance tidak berkisar 1 (dibulatkan dengan pembulatan terbaik tidak menghasilkan 1) maka model regresi mengalami gangguan multikolinieritas 4.6.2.4. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas terjadi karena perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas, dapat dilihat pada gambar scatterplot. Jika gambar tidak membentuk pola, maka tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas. 4.6.3. Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis penelitian maka digunakan analisis korelasi, analisi regresidan uji signifikansi. Teknik analisis data pada model analisis yang ada tersebut, akan dilakukan dengan uji statistik menggunakan perangkat lunak (software) program SPSS 20 for windows. Pengujian hipotesis statistik pada penelitian ini, dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut: 4.6.3.1. Koefisien Determinasi Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dimana dalam penelitian ini variabel bebas (X) variabel bebas adalah pelatihan, kepemimpinan dan budaya organisasi (Y) adalah kinerja karyawan. Hasil analisis determinasi dapat dilihat pada output Model Summary dari hasil analisis regresi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
linier sederhana. Untuk pengukuran digunakan Adjusted R2 sebagai koefisien determinasi. 4.6.3.2.Uji F : Menguji koefisien regresi secara simultan atau bersama-sama. Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Langkah-langkah pengujian: 1) Menentukan hipotesis nihil dan hipotesis alternatif a. Ho, artinya variabel pelatihan, kepemimpinan, dan budaya organisasi bersama-sama atau simultan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. b. Ha, artinya variabel pelatihan, kepemimpinan, dan budaya organisasi secara bersama-sama atau simultan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. 2) Level of significance α = 0,05 Derajat kebebasan (dk) : k; n-1-k Nilai F tabel : F 0,05 ;(k);(n-1-k) 3) Kriteria dan aturan pengujian a. Ho diterima apabila F hitung > F tabel b. Ho ditolak apabila F hitung < F tabel 5) Kesimpulan Membandingkan antara F hitung dengan F tabel, maka dapat ditentukan apabila Ho ditolak atau diterima.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
74
4.6.3.3.Uji t : Pengujian setiap koefisien regresi secara parsial. Uji ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut: 1) Menetukan Hipotesis Nihil dan Hipotesis Alternatif a. H0, artinya variabel pelatihan, kepemimpinan, dan budaya organisasi secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. b. Ha, artinya variabel pelatihan, kepemimpinan, dan budaya organisasi secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. 2) Level Of Significance α = 0,05 Derajat kebebasan (dk) : n-1-k t tabel = t (α/2;n-1-k) 3) Kriteria dan aturan pengujian a. Ho diterima apabila = t hitung > t tabel dan -t hitung < -t tabel b. Ho ditolak apabila = -t hitung >-t tabel dan t hitutng< t tabel 4) Kesimpulan Membandingkan antara t hitung dengan t tabel, maka dapat ditentukan apakah Ho ditolak atau diterima.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
75
4.6.3.4. Korelasi Korelasi tidak menunjukkan hubungan sebab akibat, namun korelasi menjelaskan besar tingkat hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain Untuk dapat menilai ada tidaknya hubungan antara variabel bebas (X) seperti variabel pelatihan, kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap variabel terikat (Y) kinerja karyawan, maka dapat digunakan pedoman seperti pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi No 1 2 3 4 5
Interval Koiofisien 0,00-0,199 0,20-3,99 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1.00
Tingkat Hubungan Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2014:287) 4.6.4. Analisis Dimensi Analisis Dimensi tujuannya adalah untuk mengetahui hubungan dimensi variabel bebas terhadap dimensi variabel tidak bebas atau terikat. Untuk itu diperlukan matrik korelasi dimensi antar variabel bebas dan variabel terikat sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
76
Tabel 4.3. Matriks Korelasi Antar Dimensi Dimensi
Kinerja Karyawan (Y) Kualitas
Pelatihan (X1)
Kepemim pinan (X2)
Budaya Organisa si (X3)
Analisis Kebutuhan pelatihan Pelaksanaan metode pelatihan Evaluasi pelatihan Smart Plan Smart Coordination Smart Execution Smart Checking Smart Action Lingkungan usaha Nilai-Nilai Pahlawan Ritual Jaringan budaya
Sumber : Berbagai literatur (2015)
Kuantitas
rX11Y1
rX11Y2
Ketepata n waktu rX11Y3
rX12Y1
rX12Y2
rX12Y3
rX12Y4
rX12Y5
rX13Y1 rX21Y1 rX22Y1 rX23Y1 rX24Y1 rX25Y1 rX31Y1 rX32Y1 rX33Y1 rX34Y1 rX35Y1
rX13Y2 rX21Y2 rX22Y2 rX23Y2 rX24Y2 rX25Y2 rX31Y2 rX32Y2 rX33Y2 rX34Y2 rX35Y2
rX13Y3 rX21Y3 rX22Y3 rX23Y3 rX24Y3 rX25Y3 rX31Y3 rX32Y3 rX33Y3 rX34Y3 rX35Y3
rX13Y4 rX21Y4 rX22Y4 rX23Y4 rX24Y4 rX25Y4 rX31Y4 rX32Y4 rX33Y4 rX34Y4 rX35Y4
rX13Y5 rX21Y5 rX22Y5 rX23Y5 rX24Y5 rX25Y5 rX31Y5 rX32Y5 rX33Y5 rX34Y5 rX35Y5
Keterangan : -1 ≤ r ≤ 1, dimana : r ~ 1 menunjukkan korelasi positif kuat r ~ -1 menunjukkan korelasi negatif kuat r ~ 0 menunjukkan tidak berkorelasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Efektifi tas rX11Y4
Kemandi rian rX11Y5