32
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan metoda Fault Tree Analysis (FTA) yang merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian kualitatif untuk menganalisis data sekunder dan data primer yang ada sehingga mengetahui akar penyebab kecelakaan kerja di Unit Produksi IV PT. Semen Padang Tahun 2007.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Unit Produksi IV PT. Semen Padang, Indarung, Sumatra Barat. Waktu penelitian dilaksanakan pada periode bulan April - Mei Tahun 2008.
4.3 Populasi Dalam penelitian ini, dilakukan pengkajian terhadap orang/pekerja yang mengalami kecelakaan kerja berdasarkan kondisi tidak aman (unsafe condition) dan tindakan yang tidak aman (unsafe action) dilihat dari data sekunder kecelakaan kerja di PT. Semen Padang. Selain itu juga digunakan informasi yang diperoleh melalui wawancara yang dilakukan pada pekerja dan tim K3LH Unit Produksi IV.
Identifikasi penyebab..., Febi Patria Okti, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
33
4.4 Metoda Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan merupakan data primer dan data sekunder, antara lain : a. Data Primer Data primer yang digunakan merupakan data yang diperoleh melalui pengamatan (observasi lapangan) dan wawancara kepada ketua tim Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan Hidup (K3LH) di Unit Produksi IV PT. Semen Padang tahun 2007. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari dokumen yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja, yaitu : 1. Data kecelakaan kerja di PT. Semen Padang 2. Format berita acara kecelakaan kerja 3. Format laporan penyelidikan kecelakaan kerja 4. Lembar Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko.
4.5 Metoda Analisis Data Analisis data kecelakaan kerja pada Unit Produksi IV yang di laporkan ke biro K3LH PT. Semen Padang dilakukan dengan menggunakan metoda Fault Tree Analysis (FTA). Metoda FTA menggambarkan tahapan (sequence) penyebab kegagalan (fault) yang terlibat dalam satu kecelakaan (accident) berdasarkan mekanisme proses kejadian tanpa memperhitungkan probabilitas kerugian yang ditimbulkan. Sehingga faktor penyebab kecelakaan kerja dapat dianalisis dan diidentifikasi.
Identifikasi penyebab..., Febi Patria Okti, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
34
Penelitian menggunakan metoda Fault Tree Analysis (FTA) dengan memahami simbol-simbol yang digunakan terlebih dahulu. Fault Tree Analysis dimulai dari kerugian (loss) atau konsekuensi yang tidak diinginkan sebagai top event atau head event kemudian mengidentifikasikan semua faktor dan tahapan kejadian yang mungkin berkontribusi pada top event. Istilah-istilah dalam FTA (Akagamis,1999) Istilah Event
Keterangan
Penyimpangan yang tidak diinginkan/ diharapkan dari suatu keadaan
normal pada suatu komponen dari sistem. Top event
Kejadian yang tidak dikehendaki pada “puncak” yang akan diteliti
lebih lanjut kearah kejadian dasar lainnya dengan menggunakan gerbang-gerbang
logika
untuk
menentukan
penyebab
dan
kekerapannya. Logic gate
Hubungan secara logika antara input (kejadian yang dibawah).
Hubungan logika ini dinyatakan dengan gerbang DAN atau gerbang ATAU. Transferred
Segitiga yang digunakan symbol transfer. Simbol ini menunjukan
Event
bahwa uraian lanjutan kejadian berada di halaman lain.
Undeveloped
Kejadian dasar (basic event) yang tidak akan dikembangkan lebih
event
jauh karena sudah tersediannya informasi.
Basic event
Kejadian yang tidak diharapkan yang dianggap sebagai penyebab
dasar sehingga tidak perlu dilakukan analisa lebih jauh.
Identifikasi penyebab..., Febi Patria Okti, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
35
Simbol-simbol dalam FTA yang menguraikan suatu kejadian (Akagamis,1999) Simbol Keterangan Top Event Kejadian puncak yang harus dijelaskan lebih rinci / incident yang terjadi. Gerbang OR (Or Gate) Kejadian di atas symbol muncul jika “input event” meskipun
OR
hanya salah satu dapat menyebabkan kejadian diatasnya. Logic gate (AND Gate) Kejadian di atas symbol muncul jika semua “input event”
&
bersama-sama menyebabkan kejadian di atasnya. Transferred event Segitiga digunakan “sebagai symbol transfer”. Garis dari puncak
In
segitiga menunjukan “transfer in”, dan garis dari samping menunjukan “transfer out”. Biasanya digunakan untuk menjamin Out
bahwa perkembangan “sub tree” ada di halaman lain atau pada bagian diagram yang cocok. Undeveloped Event (Basic Event) : Suatu kejadian yang tidak perlu diuraikan lagi karena sudah tersedia informasi yang cukup. Basic Event Suatu kejadian yang tidak membutuhkan pengembangan lebih lanjut atau tidak perlu diuraikan lagi, biasanya berasal dari data empiris atau analisa fisik kegagalan. Simbol elips Simbol kondisi yang disisipkan disamping event untuk menunjukan event itu hanya akan terjadi apabila kondisi tersebut dapat dipenuhi.
Identifikasi penyebab..., Febi Patria Okti, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
36
Kondisi yang berbahaya atau kondisi tidak selamat berdasarkan SK. Dirjen Binawas No. Kep. 84/BW/1998 : KODE
Kondisi yang berbahaya atau
Keterangan
kondisi tidak selamat D1
Pengaman yang tidak sempurna
Sumber kecelakaan tanpa alat pengaman, atau dengan alat pengaman yang tidak mencukupi atau rusak atau tidak berfungsi, dan lain-lain.
D2
Peralatan/bahan yang tidak
Mesin, pesawat, peralatan atau bahan
seharusnya
yang tidak sesuai atau berbeda dari keharusan, faktor lainnya, dan lainlain.
D3
Kecacatan, ketidaksempurnaan
Kondisi atau keadaan yang tidak semestinya, seperti : kasat, licin, tajam, timpang, aus, retak, rapuh dan lainlain.
D4
Pengaturan, prosedur tidak aman
Pengaturan prosedur yang tidak aman pada atau sekitar sumber kecelakaan, misalnya : penyimpanan, peletakan yang tidak aman, di luar batas kemampuan, pembebanan lebih, faktor psikososial dan lain-lain.
D5
Penerapan tidak sempurna
Kurang cahaya, silau, dan lain-lain.
D6
Ventilasi tidak sempurna
Pergantian udara segar yang kurang, sumber udara segar yang kurang, dan lain-lain.
Identifikasi penyebab..., Febi Patria Okti, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
37
D7
Iklim kerja yang tidak aman
Suhu udara yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, kelembaban udara yang berbahaya, faktor biologi dan lain-lain.
D8
Tekanan udara yang tidak aman
Tekanan udara yang tinggi dan yang rendah, dan lain-lain.
D9
Getaran yang berbahaya
Getaran frekuensi rendah, dan lainlain.
D10
Bising (suara melebihi NAB)
Suara yang intensitasnya melebihi nilai ambang batas.
D11
Pakaian, kelengkapan yang tidak
Sarung tangan, respirator, kedok
aman.
sepatu keselamatan, pakaian kerja, dan lain-lain. Tidak tersedia atau tidak sempurna/cacat/rusak, dan lain-lain.
D12
Kejadian berbahaya lainnya
Bergerak atau berputar terlalu lambat, peluncuran benda, konstruksi retak, korosi dan lain-lainnya.
Identifikasi penyebab..., Febi Patria Okti, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
38
Tindakan yang berbahaya atau tindakan tidak selamat berdasarkan SK. Dirjen Binawas No. Kep. 84/BW/1998 : KODE E1
Tindakan yang berbahaya atau tindakan tidak selamat Melakukan pekerjaan tanpa wewenang lupa mengamankan memberi tanda/peringatan
E2
Bekerja dengan kecepatan berbahaya
E3
Membuat alat pengaman tidak berfungsi(melepaskan, mengubah, dan lain-lain)
E4
Memakai peralatan yang tidak aman, tanpa peralatan.
E5
Memuat, membongkar, menempatkan, mencampur, menggabungkan dan sebagainya dengan tidak aman (proses produksi).
E6
Mengambil posisi atau sikap tubuh yang tidak aman (ergonomi).
E7
Bekerja pada objek yang berputar atau berbahaya (misalnya) : membersihkan, mengatur, memberi pelumas dan lain-lain.
E8
Mengalihkan perhatian, menggangu, sembrono/dakar, mengagetkan dan lain-lain.
E9
Melalaikan penggunaan alat pelindung diri yang ditentukan
E10
Lain-lain
Identifikasi penyebab..., Febi Patria Okti, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia