24
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Pre and Post Test Control Group Design (Pocock, 2008). Masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang. Semua kelompok diberikan tes awal. Antara perlakuan satu dengan perlakuan lainnya diberikan pelatihan bersamaan, kemudian masing-masing perlakuan diobservasi.
P1
RA
O1
O2
R P
S O3
PP2 1
O4
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian Keterangan: P = populasi R = randomisasi S = sampel P.1 = kelompok perlakuan I, pelatihan double leg box bound P.2 = kelompok perlakuan II, pelatihan squat jump 01 = pengukuran vertical jump Kelompok I sebelum pelatihan(double leg box bound) 02 = pengukuran vertical jump Kelompok I setelah 6 minggu pelatihan(double leg box bound)
24
25
03 = pengukuran vertical jump Kelompok II sebelum pelatihan(squat jump) 04 = pengukuran vertical jump Kelompok II setelah 6 minggu pelatihan(squat jump) RA = random alokasi
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di lapangan SMA Negeri 1 Kupang Timur, Kabupaten Kupang. 4.2.2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari sampai dengan April 2015. Dalam pelaksanaan latihan, kedua kelompok eksperimen dilatih pada hari yang berbeda yaitu Kelompok 1 hari senin, rabu, jumat dan Kelompok 2 hari selasa, kamis, sabtu. Pelaksanaan latihan dimulai pada jam dan tempat yang sama yakni jam 15.30 – 17.00 Wita, bertempat di halaman SMA Negeri 1 Kupang Timur. 4.3. Penentuan Sumber Data 4.3.1. Populasi a. Populasi Target
: Siswa SMA
b. Populasi Terjangkau : Siswa SMA se Kecamatan Kupang Timur Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 10 pada SMA Negeri 1 Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. 4.3.2. Sampel Sampel diambil dari populasi penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria yang ditetapkan untuk dapat dipilih sebagai sampel adalah sebagai berikut:
26
a. Kriteria Inklusi Kriteria sampel inklusi adalah : 1. Jenis kelamin laki-laki 2. Umur 15-17 Tahun 3. Siswa kelas 10 4.Sehat tidak ada penyakit atau kelainan fisik 5. Dilakukan test lari 2,4 km untuk mengetahui tingkat kebugaran fisik, berdasarkan tabel kebugaran jasmani. 6. Bersedia
sebagai
subjek
penelitian
dari
awal
sampai
selesai
dengan
menandatangani surat persetujuan kesediaan sebagai sampel. b. Kriteria Eksklusi Kriteria sampel eksklusi adalah : 1. Ada riwayat patah tulang 2. Berdomisili di luar Kecamatan Kupang Timur dan sekitarnya. 3. Menarik diri dari subjek peneliti 4.3.3. Besar Sampel Sampel penelitian adalah sebagian siswa putra SMA Negeri 1 Kupang Timur yang mewakili populasi sebanyak 20 orang sebagai anggota sampel dan dibagi menjadi 2 kelompok masing-masing 10 orang dengan cara menggunakan bilangan radom. Penentuan besaran sampel digunakan rumus Pocok (2008), Yaitu: 2σ2 n = ----------------------------------- x f (α,β ) ( µ2 - µ1)2
27
Keterangan : n
= Besaran sampel
σ
= Standar deviasi
f (α,β )
= Konstanta berdasarkan tabel (α =0,05 dan β = 0,1)
µ1
= Rata-rata vertical jump sebelum pelatihan
µ2
= Haparan peningkatan sesudah pelatihan (5% dari 63)
Berdasarkan perhitungan dengan rumus di atas diperoleh hasil sebagai berikut : µ1
= 63,00
µ2
= 66,15
f (α,β )
= 10,5
α
= 1,76
( (
) )
= 6,57 (dibulatkan menjadi 7) Untuk mengantisipasi subjek drop out dari penelitian ini, maka jumlah sampel untuk tiap kelompok ditambah 30% dari jumlah n (7,764 x 30% = 1,55 dibulatkan menjadi 3), sehingga jumlahnya 10 orangsetiap kelompoknya.
28
4.4. Variabel Penelitian 4.4.1. Variabel bebas (dependent variabel) yang akan diteliti adalah latihan double leg box bound dan squat jump 4.4.2. Variabel tergantung (dependent variable) Variabel tergantung adalah kemampuan vertical jump atlet bola voli. 4.4.3. Variabel kendali (kontrol) Variabel
penganggu
yang
akan
dikontrol
adalah
umur,
jenis
kelamin,tinggi badan, panjang tungkai, berat badan, kesegaran jasmani, motivasi, suhu lingkungan dan kelembaban relatif lingkungan. 4.5. Definisi Operasional Variabel 1.
Pelatihan double leg box bound adalah gerakan meloncat
ke atas dengan
tumpuan pada ke dua kaki dari posisi jongkok dibantu dengan ayunan lengan dan mendarat di atas box dengan menjaga keseimbangan kemudian meloncat lagi sambil menjulurkan ke dua tangan ke atas setinggi dan sejauh mungkin. Setelah ke dua kaki mendarat dilanjutkan dengan loncatan berikutnya tanpa istirahat. Gerakan dilakukan sebanyak 10 repetisi 3 set, istirahat antar set 1-2 menit, frekuensi pelatihan 3 kali perminggu (Senin,Rabu,Jumat) dan lama pelatihan 6 minggu. 2.
Pelatihan Squat Jump adalah gerakan yang dilakukan dari posisi satu kaki ke depan dan satu kaki ke belakang. Turunkan tubuh, kemudian meloncat ke udara. Sementara berada di udara, ganti posisi kaki sehingga kaki yang di belakang pindah di depan dan sebaliknya. Mendarat pada ujung kaki, kemudian bawa berat badan kembali ke tumit. Segera teguk lutut untuk mengurangi bahaya
29
yang timbul. Gerakan dilakukan sebanyak 10 repetisi 3 set, istirahat antar set 12 menit, frekuensi pelatihan 3 kali perminggu (Selasa,Kamis,Sabtu) dan lama pelatihan 6 minggu. 3.
Tinggi raihan adalah jangkauan yang dapat diraih saat berdiri tegak menapak ke dua kaki dengan meluruskan salah satu tangan ke atas menyampingi papan ukuran dengan satuan sentimeter.
4.
Daya ledak otot tungkai adalah kemampuan berkontraksi otot tungkai dalam melakukan gerakan meloncat ke atas secara tiba-tiba dan cepat dengan mengerahkan seluruh kekuatan dalam waktu yang singkat, diukur dengan tes loncat tegak (vertical jump). Hasil tinggi loncatan dikurangi tinggi raihan dinyatakan dengan sentimeter.
5.
Umur ditentukan menurut catatan tanggal, bulan dan tahun kelahiran yang tercantum pada administrasi sekolah.
6.
Tinggi badan adalah jarak dari lantai sampai vertex (ubun-ubun) diukur dalam sikap berdiri tegak, pandangan lurus ke depan. Alat ukur yang digunakan adalah antrhropometer dengan ketelitian 0,1 cm.
7.
Berat badan adalah berat badan yang diukur dengan menggunakan timbagan berat badan dengan ketlitian 0,1 Kg.
4.6 Instrumen Penelitian 1.
Papan berskala centimeter adalah alat yang dipakai untuk mengukur hasil
tes loncat tegak yang dinyatakan dalam satuan tinggi centimeter dengan bilangan desimal satu angka di belakang koma.
30
2.
Anthropometer Super merek antioc buatan USA, adalah alat untuk mengukur
ukuran-ukuran tubuh dalam satuan tinggi centimeter dengan bilangan desimal satu angka di belakang koma. 3.
Timbangan Berat Badan merek magic buatan USA,adalah alat untuk
mengukur berat badan dalam satuan berat kilogram dengan bilangan desimal satu angka di belakang koma. 4.
Stopwatchmerek diamond buatan cina adalah alat untuk mengukur waktu
dengan ketelitian empat angka di belakang koma 5.
Thermometer elektronik digital merek Extech buatan jerman adalah alat
untuk mengukur suhu dalam satuan derajat calcius (0c) dengan bilangan desimal satu angka di belakang koma. 6.
Psychrometric adalah grafik untuk menentukan suhu dan kelembaban dalam
satuan derajat Fahrenhet yang dinyatakan dalam presentase. 7.
Meteran baja merek Stanley butan USA adalah alat untuk mengukur jarak
dalam satuan jarak meter dengan bilangan desimal satu angka di belakang koma. 4.7 Prosedur Penelitian 4.7.1
Tahap persiapan Sebelum melakukan penelitian, dilakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Mempersiapkan dan mengurus surat izin penelitian untuk menggunakan siswa SMA Negeri 1 Kupang Timur sebagai subjek penelitian. 2. Mempersiapkan peralatan dan mengurus peminjaman alat-alat dan fasilitas. 3. Mempersiapkan tenaga pembantu dan mempersiapkan subjek penelitian.
31
4. Melakukan uji coba pelatihan double leg box bound dan pelatihan squat jump semua subjek penelitian diukur : berat badan, tinggi badan, panjang tungkai dan umur. 5. Melakukan pengambilan data pretest yakni test loncat tegak pada papan berskala cm. 6. Menentukan kelompok dalam hal ini 2 kelompok : Kelompok 1:Sebagai kelompok eksperimen satu pelatihandouble leg box bound. Kelompok 2 :Sebagai kelompok eksperimen dua pelatihan squat jump 7.
Menentukan repetisi maksimal yang dapat dilakukan oleh masing-masing subjek penelitian sesuai dengan pelatihannya, untuk menentukan beban pertama dalam pelatihan.
4.7.2
Jadwal Pelatihan Menentukan jadwal pelatihan, baik kelompok satu dan kelompok dua
diberikan latihan selama 6 minggu dengan latihan 3 kali perminggu.Setelah latihan selama 6 minggu diadakan post-test, Kelompok 1 maupun Kelompok 2. 4.7.3
Tahap pelaksanaan Pelaksanaan Pelatihan double leg box bound dan squat jump seperti yang
telah dijelaskan dalam definisi operasional maka pelaksanaan latihan untuk kedua kelompok eksperimen dilatih pada hari yang berbeda yaitu Kelompok 1 hari senin, rabu dan jumat. Kelompok 2 hari selasa, kamis dan sabtu. Waktu latihan dimulai pada jam dan tempat yang sama yakni jam 15.30 – 17.00 Wita, bertempat di halaman SMA Negeri 1 Kupang Timur.
32
Pelatihan dibagi kedalam tiga bagian, yaitu: Pemanasan/warming up: 15 menit Pelatihan inti : Kelompok 1 selama 30 menit dan Kelompok 2 selama 30 menit Pendinginan : 15 menit 4.7.4
Tahap Pengukuran
4.7.4.1 Pengukuran Berat Badan Berat badan subjek peneliti diukur dengan timbangan. Cara pengukuran adalah subjek penelitian memakai pakaian tanpa menggunakan alas kaki, berdiri diatas timbangan dan tidak berpegang pada obyek lain. Hasil pengukuran dicatat dengan bilangan desimal satu angka dibelakang koma. 4.7.4.2 Pengukuran Tinggi Badan Pengukuran tinggi badan diukur dengan keadaan sikap sempurna tanpa alas kaki. Tepi belakang kedua tumit dan sisi depan alat pengukur harus pada satu garis lurus. Tulang belakang menempel pada batang pengukur, kepala tegak (tepi bawah rongga mata setinggi lubang telinga).
Gambar 4.5.cara pengukuran Tinggi Badan (Sujarwo, 2009) 4.4.7.3 Pengukuran kesegaran jasmani Dilakukan dengan tes lari 2,4 Km. Caranya adalah dengan start berdiri,setelah ada aba-aba dari tester, siswa lari secepatnya sesuai dengan
33
kemampuannya.
Waktu
tempuh
yang
diperoleh
masing-masing
siswa
dikonversikan dengan tingkat kesegaran jasmani sesuai dengan tabel.Pengukuran hanya dilakukan 1 kali sebelum pelatihan untuk memilih orang coba sesuai kriteria sampel penelitian.
Tabel 4.1 Penilaian tes lari 2,4 km. Kesegaran Jasmani dan Kesehatan Mental. Kategori Pa/Pi
13-19th
20-29 th
40-49 th
>16:31
>17:31
>19:31
>20:01
Kurang
Pa
>15:81
sekali
Pi
> 18:31
Pa
12:11-15:30
14:01-16:00 14:44-16:20
Pi
16:55:18:30
18:31-19:00
Pa
10:45-12:10
12:01-14:00 12:31-14:45
13:01-15:35
Pi
14:31-16:54
15:55-18:30 16:31-19:00
17:31-19:30
Pa
09:41-10:48
10:46-12:00
11:01-12:30 11:31-13:00
Pi
12:30-14:30
13:31-15:54
14:31-16:30
15:56-17:30
Baik
Pa
08:37-09:40
09:45-10:45
10:00-11:00
10:30-11:30
sekali
Pi
11:50-12:29
12:30-13:30
13:00-14:30
13:45-15:55
Kurang
Sedang
Baik
>16:01
30-39 th
>19:01
15:36-17:30
19:01-19:30 19:31-20:00
Dikutip dari: Ananto, 2000.
4.4.7.4
Pengukuran suhu lingkungan Dilakukan setiap pelaksanaan pelatihan dengan termometer basah dan
kering termometer tersebut diputar selama kurang lebih 3 menit kemudian dilihat suhu basah dan suhu kering ( dalam derajat celcius) suhu basah dan suhu kering dapat diubah dalam derajat Fahrenheit dengan cara memasukan suhu yang ada dalam rumus :
34
o
F = (9/5 x .........oC) + 32 Nilai yang diperoleh dicocokan pada psychometrik chart untuk
mendapat kelembaban relatif saat pelatihan. 4.4.7.5
Pengukuran vertical jump
Dilakukan untuk mengukur daya ledak (power) otot tungkai. Pelaksanaan testee berdiri tegak dekat dinding, bertumpu pada kedua kaki, dan papan dinding berskala 0 – 150 cm, dengan ukuran (30x150cm) berada di samping kiri atau kanannya. Aba-aba mulai, melompat setinggi mungkin sambil menepuk papan berskala dengan tangan yang terdekat dengan dinding, sehingga meninggalkan bekas raihan pada papan berskala.Tandai ini menampilkan tinggi raihan loncatan testee.Kesempatan tiga kali loncatan.Skor : Ambil raihan yang sebagai hasil tes loncat tegak. Hasil loncat tegak diperoleh dengan cara hasil raihan tertinggi dari salah satu loncatan tersebut dikurangi tinggi raihan tanpa loncatan. Pengukuran vertical jump diukur dua kali sebelum pelatihan di mulai dan sesudah 24 jam setelah pelatihan berakhir. 4.8 Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Statistik Deskripsi untuk menganalisis Umur, Tinggi Badan, Berat Badan, Indeks masa tubuh, Panjang Tungkai dan Kebugaran fisik yang datanya diambil sebelum pelatihan pada kedua kelompok perlakuan.
2. Uji Normalitas data dengan Shapiro-Wilk test, bertujuan untuk mengetahui distribusi data kedua kelompok perlakuan. Batas kemaknaan yang digunakan adalah α = 0,05. Hasilnya p > 0,05 maka data berdistribusi normal dan p< 0,05
35
menunjukan bahwa data tidak berdistribusi normal. Maka dilanjutkan uji paired t-test. 3. Uji Homogenitas data dengan Levene’s Test bertujuan untuk mengetahui variasi data. Batas kemaknaan yang digunakan adalah α = 0,05. Hasilnya p > 0,05 maka data homogen dan p < 0,05 berarti data tidak homogen. Maka dilanjutkan dengan uji paired t-test. 4. Uji Komparasivertical jump sebelum dan sesudah pelatihan pada masingmasing Kelompok dengan menggunakan uji komparasi parametrik (paired ttest). Uji ini bertujuan untuk mengetahui efek dari perlakuan terhadap vertical jump setelah pelatihan pada masing-masing Kelompok perlakuan. Uji ini digunakan untuk menguji hipotesis nomor -1 dan nomo-2. Batas kemaknaan yang diguakan adalah α = 0,05. Hasilnya p > 0,05, maka HO diterima dan HA ditolak (hipotesis penelitian ditolak atau tidak ada perbedaan yang signifikan) dan jika p < 0,05 maka HO ditolak dan HA diterima (hipotesis penelitian diterima atau ada perbedaan yang signifikan). 5. Uji komparasi vertical jump sebelum dan sesudah perlakuan antara Kelompk I
dan
Kelompok
II
dengan
menggunakan
uji
komparasi
parametrik(independent t-test). Uji ini bertujuan untuk menguji hipotesis nomor-3. Batas kemaknaan yang digunakan adalah α = 0,05. Hasilya p > 0,05 maka HO diterima atau HA ditolak (hipotesis penelitian ditolak atau tidak ada perbedaan yang signifikan) dan p < 0,05 maka HO ditolak atau HA diterima (hipotesis penelitian diterima atau ada perbedaan yang signifikan).
36
4.9 Alur Penelitian Tahapan-tahapan dalam pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
Populasi Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Acak Sederhana Sampel Alokasi Acak Sederhana
Kelompok II
Kelompok I
Tes Awal Vertical jump
Tes Awal Vertical jump
Test Akhir Vertical jump
Test Akhir Vertical jump
Analisis Data
Penyusunan Laporan
Gambar 4.6 Bagan Alur Penelitian