31
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian Konstruk penelitian ini adalah termasuk penelitian eksplanatoris, yaitu penelitian yang dilakukan dengan maksud memberikan penjelasan kausal atau hubungan antar variabel melalui pengujian hipotesis (Sugiyono, 2008) dengan subyek penelitian adalah tenaga medis dan paramedis yang bekerja di RSUD Negara. Ruang Lingkup Penelitian ini adalah berbasis kepada manajemen human resources dalam kaitannya terhadap pembentukan OCB dengan perdiktor kepribadian dengan moderasi kepemimpinan transformasional.
Penelitian ini
dilaksanakan di RSUD Negara, dengan mengambil objek penelitian kepribadian, kepemimpinan transformasional, dan organizational citizenship behavior (OCB).
4.2
Variabel Penelitian
4.2.1 Identifikasi Variable 1) Variabel bebas (independent) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel variabel terikat (dependent). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependent adalah kepribadian (X), 2) Variabel terikat (dependent) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (independent). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah organizational citizenship behavior (Y). 3) Variabel moderasi (moderator variable) yaitu variabel yang diindikasikan mampu memperkuat maupun memperlemah hubungan antara variabel
31
32
bebas dengan variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel moderasi adalah kepemimpinan transformasional (M).
4.2.2
Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel merupakan jembatan yang menghubungkan
conceptual-theoritical level dengan empirical-observational level (Sugiyono, 2008). Untuk menghindari kesalahan dalam mengartikan variabel yang dianalisis berikut ini dijelaskan definisi operasional dari masing-masing variabel sebagai berikut: 1. Kepribadian (X) merupakan karaktersitik sesorang yang menyebabkan munculnya konsistensi perasaan, pemikiran dan perilaku. Berdasarkan Spagnoli dan Caetano (2012), the big five theory memiliki indikator kepribadian antaralain: a. Openness to experince (X.1), kepribadian ini diwujudkan dengan perilaku yang tidak menyukai gagasan-gagasan yang belum nyata. b. Conscientiousness
(X.2),
merupakan
kepribadian
yang
bertanggungjawab, bergantung, berorientasi pada prestasi. c. Extraversion (X.3) kepribadian yang diwujudkan dengan
tidak suka
menjadi pusat perhatian d. Agreeableness (X.4), kepribadian yang diwujudkan dengan tindakan menerima orang lain apa adanya. e. Neuroticism (X.5) merupakan kepribadian yang bertolak belakang dengan stabilitas emosional. Dimana cakupannya adalah perasaan
33
negatif termasuk kecemasan, rasa sedih, rasa rapuh, dan ketegangan saraf 2. Organizational Citizenship Behavior (OCB) OCB (Y) merupakan sikap yang melampaui kebutuhan dasar pekerjaan, sikap
yang
bijak
dan
menguntungkan
organisasi.
Organ
(1988)
mendefinisikan 5 dimensi spesifik daripada OCB: a. Alturism (Y.1), perilaku membantu karyawan lain tanpa ada paksaan pada tugas-tugas yang berkaitan erat dengan operasi-operasi organisasional. b. Courtesy (Y.2), perilaku meringankan masalah-masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang dihadapi orang lain. c. Sportmanship (Y.3), merupakan sikap tentang pantangan-pantangan membuat isu-isu yang merusak meskipun merasa jengkel. d. Civic Virtue (Y.4), sikap yang penuh partisipasi dan keterlibatan dalam perusahaan dalam upaya mendukung operasional perusahaan. e. Conscientiousness (Y.5), merupakan sikap yang mengikuti segala peraturan baik formal maupun informal. 3. Kepemimpinan transformasional Kepemimpinan transformasional (M) merupakan suatu sikap atau cara untuk mengarahkan bawahan agar memiliki perilaku dan emosional yang stabil dengan cara memotivasi bawahan guna tercapainya sebuah perubahan yang signifikan terhadap sebuah organisasi. Studi Jung dan Avolio (2000), terdapat empat dimensi pengukuran variabel kepemimpinan transformasional, antara lain :
34
a. Individual Stimulation (M.1), pemimpin transformasional memberikan rangsangan yang positif kepada bawahannya agar mampu berkreasi dan berinovasi dengan mempertanyakan asumsi, pembatasan masalah dan pendekatan dari situasi lama dengan cara yang baru. b. Individual Consideration (M.2), pemimpin transformasional memiliki perhatian khusus terhadap kebutuhan individu dalam pencapaiannya dan pertumbuhan yang mereka harapkan dengan berperilaku sebagai pelatih (coach) ataupun menthor serta mengahargai ide-ide bawahan. c. Inspirational memberikan
Motivation motivasi
(M.3),
dengan
pemimpin
inspirasi
transformasional
terhadap
orang-orang
disekitarnya. d. Idealized influence (M.4), pemimpin transformasional berperilaku sebagai model bagi bawahannya dan pemimpin ini biasanya dihormati dan mampu menyampaikan visi dan misi serta dipercaya oleh bawahnnya.
4.3 Pengumpulan Data 4.3.1 Jenis Data 1. Data kuantitatif merupakan data dalam bentuk angka-angka atau yang dapat dihitung secara matematis, seperti jumlah karyawan pada RSUD Negara. 2. Data kualitatif merupakan data yang tidak berupa angka-angka dan tidak dapat dihitung secara matematis, seperti adalah tipe kepribadian responden, tingkat kepemimpinan transformasional responden, tingkat
35
OCB responden dan karakteristik responden yang meliputi nama, jenis kelamin, status perkawinan dan tingkat pendidikan sampel penelitian.
4.3.2
Populasi Dan Sampel Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah seluruh tenaga medis dan paramedis di
RSUD Negara yang berjumlah 379 orang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2012). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling, karena populasi dianggap mempunyai probability yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian ini. Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan metode Slovin dalam Husein Umar (2000) dengan rumus :
Keterangan : n = ukuran sampel N = ukuran populasi e
= persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan misalnya 10%.
Dengan metode penentuan sampel dari Slovin maka jumlah sampel minimal dapat dihitung sebagai berikut:
n =
379 1 + 379 (0.1)2
n = 79
36
Populasi penelitian adalah 379, tingkat kesalahan yang dapat ditolerir adalah 10% maka jumlah sampel minimum yang harus diambil adalah 79 orang tenaga medis maupun paramedis di RSUD Negara.
4.3.3
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini adalah kuesioner yang digunakan untuk
mendapatkan data. Kuesioner dimaksud diubah menjadi suatu pernyataanpernyataan yang dapat mempermudah data yang didapatkan dari responden. Kuesioner tersebut nantinya berupa daftar pertanyaan yang secara langsung diberikan kepada para responden. Kuesioner tersebut merupakan angket tertutup yang terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pertama yang terdiri atas item-item pertanyaan untuk mengetahui data pribadi responden dan bagian kedua yang digunakan untuk mendapatkan data mengenai dimensi dari konstruk yang dikembangkan dalam penelitian ini. Dalam kuesioner responden diminta untuk menjawab pertanyaan dan pernyataan sesuai dengan skor pada daftar pertanyaan atas item-item pertanyaan dalam kuesioner dengan mengadopsi skala Likert yang terdiri dari lima alternatif jawaban, yaitu sangat setuju (diberi skor lima), setuju (diberi skor empat), cukup setuju (diberi skor tiga), tidak setuju (diberi skor dua), dan sangat tidak setuju (diberi skor satu).
4.3.4
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Menurut Sugiyono (2012), uji validitas ditujukan untuk mengetahui
apakah alat ukur yang digunakan benar-benar tepat untuk mengukur objek
37
(instrumen) yang diukur. Sedangkan uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui keandalan alat ukur atau dengan kata lain alat ukur tersebut konsisten jika digunakan untuk mengukur objek yang sama lebih dari dua kali. 1) Uji Validitas Instrumen Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya suatu instrumen pengukuran. Validitas adalah taraf sejauh mana alat ukur mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Prinsip validitas mengandung dua unsur yang tidak dapat dipisahkan yaitu kecermatan dan ketelitian. Suatu alat ukur yang valid tidak sekedar mampu mengungkapkan data dengan tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Valid tidaknya suatu instrumen dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi antara skor item dengan skor totalnya. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment dengan koefisien korelasi ≥ 0,3 (cut off ≥ 0,3). Hasil uji validitas menunjukkan bahwa semua instrument dari variable yang digunakan (kepribadian, OCB, dan kepemimpinan transformasional) dinyatakan valid karena
telah memenuhi kriteria nilai product moment
correlatioan ≥ 0,30. (lampiran) 2) Uji Reliabilitas Instrumen Dalam penyusunan instrumen penelitian tidak hanya berisi pertanyaanpertanyaan yang berdaya diskriminasi baik akan tetapi juga memiliki reliabilitas yang tinggi. Reliabilitas artinya tingkat kepercayaan terhadap hasil suatu pengukuran. Dengan kata lain, pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, adalah yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya. Untuk menguji
38
tingkat reliabilitas, biasanya digunakan Croanbach’s Coeficient Alpha yang mengindikasikan seberapa jauh item-item dalam penelitian saling berkorelasi positif satu dengan lainnya. Nilai croanbach’s alpha berkisar antara 0 sampai 1. Semakin dekat croanbach’s alpha pada nilai 1.0, maka semakin baik reliabilitas alat ukur tersebut. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai cronbach alfa variable yang digunakan (kepribadian, OCB, dan kepemimpinan transformasional) diatas cut off minimal ≥ 0,60. Dengan demikian instrument – instrument yang digunakan dapat dinyatakan reliable (lampiran).
4.3.5
Cara Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam analisis digunakan
metode pengumpulan data sebagai berikut: 1) Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan tertulis secara terstruktur kepada responden penelitian berkaitan dengan tanggapannya terhadap berbagai variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Untuk mempermudah pengumpulan data maka kuisioner ini akan disajikan di dalam daftar pernyataan. Data yang dikumpulkan melalui kuesioner antara lain data identitas
responden,
kepribadian
responden,
kepemimpinan
transformasional responden dan tingkat OCB responden. 2) Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab secara mendalam kepada responden penelitian untuk memperoleh data
39
yang lebih akurat dan lengkap karena menyangkut penjelasan lebih lanjut dari kuisioner yang telah dibagikan tersebut.
4.4 Metode Analisis Data 4.4.1
Analisis Deskriptif Analisis deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi
gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2012). Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik dan tanggapan responden terhadap item-item pertanyaan pada kuesioner. 4.4.2
Analisis Regresi Moderator Analisis regresi moderator merupakan analisis regresi yang melibatkan
variabel moderator dalam membangun model hubungannya. Variabel moderator berperanan sebagai variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel prediktor dengan variabel respon. Apabila variabel moderator tidak ada dalam model hubungan yang dibentuk maka disebut sebagai analisis regresi saja, sehingga tanpa adanya variabel moderator, analisis hubungan antara variabel prediktor dengan variabel respon masih tetap dapat dilakukan. Dalam analisis regresi moderator, semua asumsi analisis regresi berlaku, artinya asumsi-asumsi dalam analisis regresi moderator sama dengan asumsi-asumsi dalam analisis regresi. Seringkali membingungkan apakah suatu variabel bertindak sebagai variabel mediator atau variabel moderator. Yang jelas, suatu variabel tidak dapat
40
bertindak sebagai variabel mediator dan moderator sekaligus, artinya suatu variabel hanya dapat bertindak sebagai variabel mediator saja atau moderator saja. Sebagai variabel mediator hubungan antara variabel prediktor dengan variabel respon berarti variabel mediator tersebut bertindak seperti variabel prediktor yang lain. Sedangkan sebagai variabel moderator berarti variabel tersebut bertindak sebagai variabel penguat atau pelemah hubungan antara variabel prediktor dengan variabel respon. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel mediator dan variabel moderator merupakan variabel prediktor yang berada di antara variabel prediktor yang lain dan variabel respon, tetapi mempunyai peranan yang berbeda dalam suatu model hubungan. Berikut
adalah
model
hubungan
peran
moderasi
kepemimpinan
transformasional (M) pada hubungan kepribadian (X) terhadap Organization Citizenship Behavior (Y).
M
Y
X
Gambar 4.1. Model Hubungan
41
4.4.3
Model Hubungan dalam Analisis Regresi Moderasi Variabel Prediktor (X)
Variabel Moderator (M)
a b c
Variabel Respon (Y)
Interkasi (X*M)
Gambar 4.2. model Hubungan Dalam Analisis Regresi Moderasi
Dalam Gambar 4.2, jika jalur c signifikan maka dapat dikatakan bahwa variabel M memoderatori hubungan antara X dengan Y.
4.4.4
Pengujian Hipotesis Penelitian ini menggunakan regresi berganda dengan Moderated
Regression Analysis (MRA) untuk mengetahui hubungan kepribadian dengan OCB, dengan peran kepemimpinan transformasional sebagai variabel pemoderasi. Hipotesis yang diajukan adalah resiliensi (kemampuan untuk beradaptasi) menjadi moderator hubungan antara stressor dan depresi, atau bisa juga bisa juga dikatakan bahwa resiliensi memoderatori dampak stressor terhadap peningkatan depresi, Widhiarso (2009). 4.4.5
Uji Moderasi Salah satu metode untuk menganalisis variabel moderasi adalah regresi
moderasi. Analisis regresi moderasi merupakan analisis regresi yang melibatkan
42
variabel moderasi dalam membangun model hubungannya, Widhiarso (2009). Artinya bahwa suatu variabel dapat dikatakan memoderasi apabila dalam hubungannya dapat memperkuat ataupun memperlemah variabel dependent. Model atas pengujian analisis regresi moderasi adalah sebagai berikut : Y = α + β1 X + β2 M + β3 (X*M)+ e Keterangan : Y
: Organizational Citizenship Behavior
α
: Konstanta
β1 – β3 : Koefisien Regresi X
: Kepribadian
M
: Kepemimpinan Transformasional
(X*M) : Peran Moderasi Kepemipinan Transfornasional pada hubungan Kepribadian dengan OCB e
: Error Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian
Dari model analisis yang digunakan, maka pengujian terhadap hipotesis dengan tingkat kesalahan 5% dapat dilakukan dengan bantuan SPSS 13 for windows. Sugiono (2012) menunjukkan efek utama dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen tidak dapat diinterpretasikan. Fokusnya adalah pada signifikansi dan sifat pengaruh interaksi dua independen variabel terhadap dependen variabel yang ada dalam persamaan 4.2.
Jika setelah uji
regresi diperoleh β3 signifikan (p<0,05) dan positif (β3>0) menjukan bahwa hipotesis didukung atau berarti kepemimpinan transformasional pada hubungan antara kepribadian dengan OCB.
43
Menurut Solimun (2010), klasifikasi variabel moderasi dibagi menjadi 4 (empat) tipe, sesuai dengan Tabel 4.1 yaitu : Tabel 4.1 Klasifikasi Variabel Moderasi