BAB IV HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Umum Hasil Penelitian 1. Sejarah KantorUnit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamatan Pasir Sakti a) Gambaran Umum Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (UPTD DIKPORA) Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur
pada mulanya bernama Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan
Kecamatan Pasir Sakti yang berdiri pada tahun 2001 sebagai pejabat Kepala Cabang Dinas Pendididikan yang pertama adalah Bapak Safoan Zamzani, S.Pd. dan belum mempunyai kantor/gedung sendiri, masih menumpang Rumah Dinas Pengawasan Hasil Hutan yang berada di desa Purworejo Kecamatan Pasir Sakti (sekarang Jalan Lintas Timur) untuk melayani keperluan dan tempat koordinasi antara Kepala Cabang Dinas Pendidikan dengan Kepala Sekolah, Guru, dan masyarakat dibidang pendidikan secara umum. Pelayanan kepada pelaku pendidikan dapat berjalan dengan baik, walaupun dengan keterbatasan sarana dan prasarana. Kantor Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Pasir Sakti mempunyai sekolah binaan dari TK/RA dan SD/MI. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan pendidikan, Kantor Cabang Dinas Pendidikan pada tahun 2004 berhasil membangun kantor secara swadaya dengan diprakarsai Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kepala– kepala TK/RA, SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/MA. Dengan menempati tanah 63
64
hasil hibah PEMDA Lampung Timur, dengan luas tanah 20m x20m: 400 m2 dan luas bangunan kantor 10m x 12m : 120m2. Adapun batas batasnya adalah sebelah utara kantor UPTD berbatasan dengan TK Pertiwi, Sebelah Selatan Kantor UPTD berbatasan dengan kantor Camat Pasir Sakti, Sebelah Timur Kantor permukiman Penduduk,Sebelah Barat kantor UPTD berbatasan dengan lapangan Olah Raga KECAMATAN Pasir Sakti, dan diresmikan oleh Bupati Lampung Timur Bp. H.Bahusin Tanggal 2 Mei 2004. Dengan segala keterbatasan kemampuan, secara perlahan tapi pasti Kantor Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Pasir Sakti seiring dengan usia Kecamatan Pasir Sakti secara devinitif yang masih baru berupaya mensejajarkan diri dengan Kantor Cabang Dinas Pendidikan dilain Kecamatan. Prestasi demi prestasi diperoreh dan diraih oleh Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Pasir Sakti bersama-sama pelaku pendidikan dan masyarakat. Kegiatan dibidang pendidikan dan ekstrakulikuler rutin dilaksanakan dengan terarah dan terpadu, dan bekerjasama dengan aparatur kecamatan dan stakeholder. Sejalan dengan kebijakan Peraturan Pemerintah Pusat dan Daerah, Kantor Cabang Dinas Pendidikan mengalami perubahan nama dan pejabat sebagaimana tercermin pada Tabel sebagai berikut:
65
Tabel 15. Perubahan Pejabat dan Nama Kantor UPTD Kec Pasir Sakti
Safoan Zamzani,S.Pd
Periode Menjabat 2001-2006
KCDPendidikan
2
Abunyamin,S.Pd
2006-2008
KCD Pendidikan
3
Waris,S.Pd
2008
KPD Pendidikan
4
Dalimun,S.Pd
2008-2009
KPD Pendidikan
5
Fauzi Haris,S.Pd
2009 sd. 2011
KPD Pendidikan
6
Edi Junaidi,S.Pd
2011 sd.2013
KPD Pendidikan
7
Usup,S.Pd
2013sd.2014
KPD Pendidikan
8
Dalimin,S.Pd
2014 sd sekarang
UPTD Pendidikan
No
Nama pejabat
1
Nama Jabatan
Sumber Data: UPTD Kecamatan Pasir Sakti 18 Juli 2016 Pada saat saat mulai berdiri yaitu tahun 2001 kantor ini bernama Kantor Cabang Dinas Pendidikan yang dipimpin oleh Safoan Zamzani, S.Pd. sampai dengan tahun 2006 kemudian digantikan oleh Abunyamin, S.Pd.sampai dengan tahun 2008. Sejak tahun 2008 berganti nama menjadi Koordinator Pelaksana Daerah Pendidikan yang dipimpin oleh Waris, S.Pd., berturut-turut sampai dengan tahun 2014 digantikan oleh Dalimun, S.Pd., Fauzi Haris, S.Pd., Edi Junaidi, S.Pd., Usup, S.Pd., dan pada tahun 2014 sampai dengan sekarang kantor tersebut berganti nama menjadi UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) Pendidikan yang dipimpin oleh Dalimin, S.Pd.
66
Adapun Kantor UPTD
Pendidikan Kecamatan Pasir Sakti
Lampung Timur mempunyai struktur organisasi dan penjabat sebagai berikut: STRUKTUR ORGANISASI UPTD DIKPORA KEC. PASIR SAKTI
KEPALA UPTD DALIMIN,S.Pd,MM.
JURU BAYAR KARSIM
PENGAWAS TK SUDISMAN,S.Pd
TATA USAHA RINA SRI HARYANI
PENGAWAS SD SUPARJIYANA,S.Pd
PAI ABDUL HADI,S.Ag.
PLS EDY JUNAIDI,S.Pd
Pada struktur Organisasi tersebut di atas dapat dilihat bahwa yang menjadiKepala atau pimpinan adalah Dalimin S.Pd. MM., berturut-turut yang menjadi bawahannya langsung sebagai juru bayar adalah Kasim, sebagai tata usaha Rina Sri Haryani, sebagai pengawas TK Sudisman, S.Pd., kemudian sebagai pengawas SD Suparjiyana, S.Pd., sebagai PAI Abdul Hadi, S.Ag. dan sebagai PLS adalah Edy Junaidi, S.Pd. Berikut nama-nama
dan tahun
berdirinya
Sekolah
Dasar
Negeri Se-Kecamatan Pasir Sakti yang menjadi binaan dari UPTD Kecamatan Pasir Sakti Lampung Timur.
67
Tabel 16. Data Pendirian Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Pasir Sakti Tahun Didirikan 1 SDN 1 Pasir Sakti Desa Pasir Sakti 1984 2 SDN 2 Pasir Sakti Desa Pasir Sakti 1992 3 SDN 1 Mulyosari Desa Mulyosari 1988 4 SDN 2 Mulyosari Desa Mulyosari 1990 5 SDN Rejomulyo Desa Rejomulyo 1985 6 SDN Sumur Kucing Desa Sumur Kucing 1984 7 SDN Labuhan Ratu Desa Labuhan Ratu 1986 8 SDN Mekarsari Desa Mekarsari 1986 9 SDN Kedung Ringin Desa Kedung Ringin 1986 10 SDN Purworejo Desa Purworejo 1986 11 SD IP Al Firdaus Desa Purworejo 2007 Sumber Data: UPTD Dikpora Kecamatan Pasir Sakti tanggal 18 Juli 2016 No
Nama Sekolah
Lokasi
2.Visi, Misi dan Tujuan, Personalia (Jumlah Karyawan), Fasilitas, Kesiswaaan a. Visi Terwujudnya pelayanan pendidikan yang bermutu, berkarakter, adil, merata, dan akuntabilitas. b. Misi 1) Meningkatkan pelayanan pendidikan yang bermutu. 2) Meningkatkan disiplin kerja aparatur tenaga kependidikan. 3) Menegakkan etika dan moral penyelenggara, pengelola, dan pelaksana pendidikan. 4) Meningkatkan pelayanan pendidikan secara adil dan merata. 5) Mendekatkan pelayanan kepada warga pendidikan secata tepat, akurat, dan transparan. 6) Melakukan pengawasan yang lebih mandiri dan objektif.
68
c. Tujuan 1) Mengetahui informasi pelaksanaan tugas dan kinerja tiap-tiap sekolah baik ketenagaan dan sarana prasarana serta pendukung lainnya. 2) Sebagai alat ukur dan evaluasi dinas pendidikan terhadap kebijakan sebelumnya dan yang akan datang. 3) Sebagai laporan kepada pejabat yang berwenang. d. Personalia Dalam mewujudkan visi dan misi serta tercapainya tujuan maka sistem yang mengacu untuk kemajuan sekolah dilakukan untuk menjadi pengendali arah pencapaian visi dan misi sekolah. Sebagai pedukung untuk terwujudnya sekolah yang berkualitas tentunya didukung dengan adanya tenaga-tenaga pendidik yang profesional dan berkarakter sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki. Berikut tabel guru Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Pasir Sakti: Tabel 17. Sebaran Guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasir Sakti Jumalah Status Kepegawaian Guru Guru Sertifikasi PNS Non PNS 1 SDN 1 Pasir Sakti 16 14 2 11 2 SDN 2 Pasir Sakti 8 6 2 5 3 SDN 1 Mulyosari 20 14 6 12 4 SDN 2 Mulyosari 8 5 3 3 5 SDN Rejomulyo 15 9 6 7 6 SDN Sumur Kucing 15 5 10 4 7 SDN Labuhan Ratu 16 11 5 8 8 SDN Mekarsari 8 8 5 9 SDN Kedung Ringin 15 5 10 4 10 SDN Purworejo 14 10 4 9 Jumlah 152 88 64 73 Sumber Data: UPTD Dikpora Kecamatan Pasir Sakti, hasilsurvei tanggal 18 Juli 2016 No
Nama Sekolah
69
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah guru pada setiap sekolah masih belum merata dan jumlah guru yang belum PNS juga belum merata. Hal ini akan menjadi terkendalanya pemerataan pendidikan yang akan diterima siswa pada setiap sekolah tersebut. Berikut Tabel sebaran guru Sekolah DasarSe-Kecamatan Pasir Sakti Lampung Timur: Tabel 18. Sebaran Guru Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Pasir Sakti Status Kepegawaian Jumlah Non PNS Guru PNS Sertifikas i 1 SDN 1 Pasir Sakti 16 14 1 2 SDN 2 Pasir Sakti 8 6 3 SDN 1 Mulyosari 20 14 4 SDN 2 Mulyosari 8 5 1 5 SDN Rejomulyo 15 9 SDN Sumur 15 5 6 Kucing SDN Labuhan 16 11 7 Ratu 8 SDN Mekarsari 8 8 SDN Kedung 15 5 1 9 Ringin 10 SDN Purworejo 14 10 Jumlah 152 88 3 Sumber Data: UPTD Kecamatan Pasir Sakti, No
Nama Sekolah
PNS belum sertifikasi 4 3 5 3 5 7
PNS Sertifikasi 11 5 12 3 7 4
3
8
1 3
5 4
2 36
9 73
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa guru Sekolah Dasar SeKecamatan Pasir Sakti Lampung Timur masih banyak yang belum mempunyai sertifikasi, hal ini tentunya menjadi catatan tersendiri bagi pihak terkait untuk membuat program agar para guru tersebut dapat bersertifikasi. e. Fasilitas Sekolah Dasar Kecamatan Pasir Sakti banyak diminati oleh
70
masyarakat sekitar Desa masing-masing hal ini tentunya karena fasilitas yang ada sebagai sarana penunjang pendidikan yang mampu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan dimasing-masing sekolah. Fasilitas yang ada pada Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasir Sakti meliputi: Tabel 19. Fasilitas Pendukung Sekolah Dasar NegeriSe-Kecamatan Pasir Sakti No Jenis Fasilitas Jumlah Kondisi 1 Sepak bola 5 Baik 2 Futsal 1 Baik 3 Bulu Tangkis 2 Baik 4 Volly Ball 11 Baik 5 Tenis Meja 11 Baik 6 Sanggar Tari 1 Baik 7 Drum Band 4 Baik Sumber Data: UPTD Dikpora Kec. Pasir Sakti, hasilsurvei tanggal 18 Juli 2016 Dari tabel di atas terlihat bahwa semua fasilitas yang ada pada Sekolah-sekolah tersebut terpelihara dengan baik sehingga menjadi motivasi bagi siswa yang akan menggunakan fasilitas tersebut.
71
3. Hasil Pemeriksaan Pengelolaan Sumber Daya Manusia a. Data Murid Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Pasir Sakti Tahun Pelajaran 2016/2017 adalah sebagai berikut. Tabel 20. Data Siswa Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasir Sakti Jumlah Murid No
Nama Sekolah
Kls I 49 16 70 20 47 74 41 27 71 42 466
Kls Kls Kls Kls Kls II III IV V VI 1 SDN 1 Pasir Sakti 69 69 73 64 62 2 SDN 2 Pasir Sakti 7 9 8 13 9 3 SDN 1 Mulyosari 79 93 91 97 92 4 SDN 2 Mulyosari 29 19 21 19 13 5 SDN Rejomulyo 38 49 58 52 49 6 SDN Sumur Kucing 75 85 70 72 87 7 SDN Labuhan Ratu 64 51 57 67 70 8 SDN Mekarsari 29 34 23 24 29 9 SDN Kedung Ringin 55 51 72 62 53 10 SDN Purworejo 49 41 34 36 40 49 50 50 50 50 Jumlah 3 1 3 6 4 Sumber Data: UPTD Dikpora Kecamatan Pasir Sakti b. Jumlah Rombongan Belajar Sakti TA. 2016/2017
Jumlah 385 62 520 121 293 463 350 166 364 242 2966
Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasir
Tabe21. Rombongan Belajar Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasir Sakti Jumlah Rombel No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Sekolah
Kls I 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2
Kls Kls Kls Kls Kls II III IV V VI 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 3 3 3 3 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Jumlah
SDN 1 Pasir Sakti 12 SDN 2 Pasir Sakti 6 SDN 1 Mulyosari 16 SDN 2 Mulyosari 6 SDN Rejomulyo 12 SDN Sumur Kucing 12 SDN Labuhan Ratu 12 SDN Mekarsari 6 SDN Kedung Ringin 12 SDN Purworejo 12 Jumlah 106 Sumber Data: UPTD Dikpora Kecamatan Pasir Sakti, hasilsurvei 18 Juli2016
72
Berdasarkan tabel di atas dari 10 Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Pasir Sakti penyerapan murid disekitar sekolah sangat baik hal ini terlihat dari jumlah siswa dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 rata-rata berjumlah seimbang. c. Prestasi Yang Telah Dicapai oleh Guru dan siswa Tabel 22.Data guru SD Negeri yang mendapatkan Prestasi Tahun 2016 No 1
Nama Guru Setio cipto,S.Pd
Asal SD
Prestsi
SD N2 Pasir Sakti
Instruktur UKG tingkat Nasional kls bawah 2 Rustam, S.Pd SDN 1 Pasir Sakti Instruktur UKG tingkat Nasional kls atas 3 Indri Asriani,S.Pd SD N 1 Pasir Sakti Instruktur UKG kelas atas Sumber Data: UPTD Kecamatan Pasir Sakti Lampung Timur Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada sebagian guru yang mempunyai prestasi sampai di tingkat nasional, hal ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Kecamatan Pasir sakti dan menjadi motivasi bagi guru yang lain untuk lebih giat lagi dalam memnerikan pengajaran agar bisa berprestasi. Selain guru ada juga murid/siswa yang mempunyai prestasi hal ini dapatdilihat pada Tabel sebagai berikut: Tabel 23. Data siswa yang mempunyai prestasi No
Nama Siswa
Prestasi
Asal sekolah
Seni Solosong SD N 1 Pasir Tingkat Kabupaten Sakti 2 Wayan Pandu Gita Suratya Mtk Kabupaten SDN Mulyosari IPATingkat SDN Sumur 3 Indira Halian Widi Tansya Kabupaten Kucing Olah Raga Sepak Kelompok SDN Kedung SDN Kedung 4 Bola, Tingkat Ringin Ringin Nasional Sumber Data: UPTD Kecamatan Pasir Sakti Lampung Timur 1
Helena Claudia Cintiabela
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa selain guru siswa pada
73
Sekolah Dasar Keamatan Pasir Sakti Lampung Timur juga ada yang mempunyai prestasi sampai di Tingkat Nasional yaitu Sekolah Dasar Negeri Kedung Ringin. Sedangkan yang lain masih pada tingkat Kabupaten, hal ini mungkin akan menjadi motivasi bagi siswa yang lain dan para guru untuk lebih bersemangat lagi dalam memberikan pengajaran agar para siswa bisa mempunyai prestasi ditingkat yang lebih tinggi. B. Deskripsi Khusus Hasil Penelitian Deskripsi pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi masing-masing variabel baik secara frekuensi secara kelas masing-masing data yang ada pada penelitian yang pengukuranya mengunakan angket dalam bentuk pernyataan (kuesioner), pada Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasir Sakti Lampung Timur. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan regresi guna menyajikan data secara deskriptif analisa, data diolah menggunakan analisis regresi dengan menggunakan program SPSS versi 17.00, terlebih dahulu penulis menjabarkan deskripsi data tersebut, tanpa memperhatikan sifat keragaman data. Berdasarkan pengumpulan data yang diperoleh dari hasil penelitian selanjutnya dapat dianalisis mengenai deskripsi data penelitian yang berisi fungsi-fungsi dasar statistik. Penelitian ini menggunaka tiga variabeluntuk dianalisapengaruh diantara ketiganya. Variabel pertama sebagai variabel bebas yaitu kompetensi pedagogik (X1), variabel kedua sebagai variabel bebas yaitu Kreatifitas kerja (X2) dan variabel ketiga sebagai variabel terikat yaitu
74
motivasi belajar siswa (Y).Pemaparan deskripsi setiap variabel dijelaskan sebagai berikut: 1. Deskripsi Variabel Kompetensi Pedagogik (X1) Data
yang
dikumpulkan
mengenai
Kompetensi
pedagogik
diperoleh melalui penyebaran angket sebanyak 15 item diberikan kepada 60 orangguru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasir Sakti Lampung Timur. Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut: Tabel 24. Nilai Stastistik Skor pada Variabel Kompetensi Pedagogik (X1) Pedagogik N
Valid
60.00
Missing
0.00
Mean
63.67
Median
64.00
Range
40.00
Minimum
35.00
Maximum 75.00 Sumber: Diolah dari hasil jawaban Responden pada tanggal 18 Juli 2016 Secara empirik, skor yang diperoleh dari responden berdasarkan hasil hitung tabulasi skor jawaban maka diperoleh skor tertinggi 75,00, dan skor terendah sebesar 35,00, rerata (mean) 63.67, median sebesar 64,00 modus (mode) 53,00, rentang skor (range) 40,00. Pada kelompok sampel skor kompetensi pedagogik. Perhitungan harga-harga stastistik dari 60 responden. Sebaran data dapat dihitung dalam deskrepsi frekuensi seperti pada Tabel sebagai berikut:
75
Tabel 25. Distribusi Frekuensi Kompetensi Pedagogik No
Kelas Interval
1 2 3 4 5 6 7
Batas Bawah
34,5 - 40,5 34,5 41,5 - 47,5 41,5 48,5 - 53,5 48,5 54,5 - 59,5 54,5 60,5 - 65,5 60,5 66,5 - 71,5 66,5 72,5 - 77,5 72,5 Jumlah Sumber data: Diolah dari 2016
Frekuensi Frekuensi Relatif Komulatif (%) (%) 40,5 1 1.67 1.67 47,5 1 1.67 3.33 53,5 2 3.33 6.67 59,5 5 8.33 15.00 65,5 27 45.00 60.00 71,5 18 30.00 90.00 77,5 6 10.00 100.00 60 100 hasil jawaban responden pada tanggal 18 Juli Batas Atas
Frekuensi Absolut
Berdasarkan distribusi frekuensi tabel di atas dapat dikategorikan tingkatan skor dengan menggunakan harga mean sebagai berikut: a. Harga meansebesar 63,67 berada pada kelas interval ke 4 (60 – 65), skor yang berada pada rentan mean merupakan kategori sedang.
Dengan
demikian diperoleh banyaknya skor kompetensi pedagogik dari sampel penelitian sebanyak 27 orang atau dapat dinyatakan bahwa 45,00% dalam kategori sedang. b. Skor kompetensi pedagogik yang berada di bawah mean sebesar 63,67berada di kelas interval ke 1 – 3 merupakan kategori rendah. Dengan demikian diperoleh banyaknya skor kompetensi pedagogik dari sampel penelitian sebesar 9 orang atau dapat dikatakan bahwa 15,00% sampel penelitian ini memiliki kompetensi pedagogik rendah. c. Skor kompetensi pedagogik yang berada di atas mean sebesar 63,67 berada di kelas interval ke 6 – 7 merupakan kategori tinggi. Dengan demikian diperoleh banyaknya skor kompetensi pedagogik dari sampel
76
penelitian sebesar 24 orang atau dapat dikatakan bahwa 40% sampel penelitian ini memiliki kompetensi pedagogik tinggi. Dari ketiga proposi kategori kompetensi pedagogik di atas maka dengan mengunakan proposi yang terbesar diperoleh fakta empirik bahwa di dalam penelitian ini guru Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Pasir Sakti, kompetensi pedagogik yang tergolong kategori sedang. Selanjutnya jika ditunjukkan dalam Gambar nampak seperti di bawah ini:
Frekuensi
50 40 27
30
18
20 10
1
6
5
2
1
77 ,5
72 ,5
66 ,5
60 ,5
54 ,5
48 ,5
41 ,5
34 ,5
0 I nt e r v a l K e l a s
Gambar 2. Histogram Kompetensi Pedagogik, digambarkan dari tabel Dari Gambar gafik tersebut diketahui yang memperoleh nilai di bawah kelas ini sebanyak 9 responden, yang mendapatkan nilai rerata (mean) kelas ini sebanyak 27 responden, dan yang mendapatkan nilai di atas kelas ini sebanyak 24 responden. 2.Deskripsi Variabel Kreatifitas Kerja (X2) Data yang dikumpulkan mengenai Kreatifitas Kerja diperoleh melalui penyebaran angket sebanyak 14 item diberikan kepada 60 orangguru
77
Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasir Sakti lampung Timur. Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut: Tabel 26. Nilai Stastistik Skor pada Variabel Kreatifitas Kerja (X2) Kreatifitas N
Valid
60.00
Missing
0.00 Mean 58.07 Median 58.50 Range 31.00 Minimum 36.00 Maximum 67.00 Sumber: Diolah dari hasil jawaban responden pada tanggal 18 Juli 2016 Secara empirik, skor yang diperoleh dari responden berdasarkan hasil hitung tabulasi skor jawaban maka diperoleh skor tertinggi 67,00, dan skor terendah sebesar 36,00, rerata (mean) 58.07, median sebesar 58,50 modus (mode) 53,00, rentang skor (range) 31,00. Pada kelompok sampel skor kreatifitas kerja. Perhitungan hargaharga stastistik dari 60 responden. Sebaran data dapat dihitung dalam deskrepsi frekuensi seperti pada Tabel sebagai berikut: Tabel 27. Distribusi Frekuensi Kreatifitas Kerja No 1 2 3 4 5 6 7
Kelas Interval
Batas Bawah
35,5 - 39,5 35,5 40,5 - 44,5 40,5 45,5 - 49,5 45,5 50,5 - 54,5 50,5 55,5 - 59,5 55,5 60,5 - 64,5 60,5 65,5 - 69,5 65,5 Jumlah Sumber data: Diolah dari 2016
Frekuensi Frekuensi Relatif Komulatif (%) (%) 39,5 1 1.67 1.67 44,5 1 1.67 3.33 49,5 2 3.33 6.67 54,5 8 13.33 20.00 59,5 21 35.00 55.00 64,5 18 30.00 85.00 69,5 9 15.00 100.00 60 100 hasil jawaban responden pada tanggal 18 Juli Batas Atas
Frekuensi Absolut
78
Berdasarkan distribusi frekuensi tabel di atas dapat dikategorikan tingkatan skor dengan menggunakan harga mean sebagai berikut: a. Harga meansebesar 58.07 berada pada kelas interval ke 5 (55 – 59), skor yang berada pada rentan mean merupakan kategori sedang. Dengan demikian diperoleh banyaknya skor kreatifitas kerjadari sampel penelitian sebanyak 21 orang atau dapat dinyatakan bahwa 35,00% dalam kategori sedang. b. Skor kreatifitas kerjayang berada di bawah mean sebesar 58.07 berada di kelas interval ke 1 – 3 merupakan kategori rendah. Dengan demikian diperoleh banyaknya skor kreatifitas kerjadari sampel penelitian sebesar 12 orang atau dapat dikatakan bahwa 20,00% sampel penelitian ini memiliki kreatifitas kerja rendah. c. Skor Kreatifitas Kerjayang berada di atas mean sebesar 58.07 berada di kelas interval ke 6 – 7 merupakan kategori tinggi. Dengan demikian diperoleh banyaknya skor kreatifitas kerjadari sampel penelitian sebesar 27 orang atau dapat dikatakan bahwa 45,00% sampel penelitian ini memiliki kreatifitas kerja tinggi. Dari ketiga proposi kategori kreatifitas kerja di atas maka dengan mengunakan proposi yang terbesar diperoleh fakta empirik bahwa di dalam penelitian ini guru Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Pasir Sakti, kreatifitas kerjayang tergolong kategori sedang. Selanjutnya jika ditunjukkan dalam Gambar nampak seperti di bawah ini:
79
Frekuensi
30 25
21 18
20 15
9
8
10 5
1
2
1
70 ,5
65 ,5
60 ,5
55 ,5
50 ,5
45 ,5
40 ,5
35 ,5
0
I nt e r v a l K e l a s
Gambar 3. Histogram Kreatifitas Kerja, digambarkan dari tabel Dari Gambar gafik tersebut diketahui yang memperoleh nilai di bawah kelas ini sebanyak 12 responden, yang mendapatkan nilai rerata (mean) kelas ini sebanyak 21 responden, dan yang mendapatkan nilai di atas kelas ini sebanyak 27 responden. 3. Deskripsi Variabel Motivasi Belajar (Y) Data yang dikumpulkan mengenai persepsi tentang motivasi belajar diperoleh melalui penyebaran angket sebanyak 14 item diberikan kepada 60 orang guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pasir Sakti lampung Timur. Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut: Tabel 28.Nilai Stastistik Skor pada Variabel Motivasi Belajar N Valid 60.00 Missing
0.00 Mean 60.12 Median 60.50 Range 30.00 Minimum 40.00 Maximum 70.00 Sumber: Diolah dari hasil jawaban responden pada tanggal 18 Juli 2016
80
Secara empirik, skor yang diperoleh dari responden berdasarkan hasil hitung tabulasi skor jawaban maka diperoleh skor tertinggi 70,00, dan skor terendah sebesar 40,00, rerata (mean) 60.12, median sebesar 60,00 modus (mode) 53,00, rentang skor (range) 30,00. Pada kelompok sampel skor motivasi belajar. Perhitungan hargaharga stastistik dari 60 responden. Sebaran data dapat dihitung dalam deskrepsi frekuensi seperti pada Tabel sebagai berikut: Tabel 29. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar Frekuensi Frekuensi Kelas Batas Batas Frekuensi No Relatif Komulatif Interval Bawah Atas Absolut (%) (%) 1 40,5 - 44,5 40,5 44,5 1 1.67 1.67 2 45,5 - 49,5 45,5 49,5 2 3.33 5.00 3 50,5 - 54,5 50,5 54,5 4 6.67 11.67 4 55,5 - 59,5 55,5 59,5 22 36.67 48.33 5 60,5 - 64,5 60,5 64,5 18 30.00 78.33 6 65,5 - 69,5 65,5 70,5 9 15.00 93.33 7 70,5 - 74,5 70,5 74,5 4 6.67 100.00 60 100 Jumlah Sumber: Diolah dari hasil jawaban responden pada tanggal 18 Juli 2016 Berdasarkan distribusi frekuensi tabel di atas dapat dikategorikan tingkatan skor dengan menggunakan harga mean sebagai berikut: a. Harga meansebesar 60.12 berada pada kelas interval ke 4 (55 – 59), skor yang berada pada rentan mean merupakan kategori sedang.
Dengan
demikian diperoleh banyaknya skor motivasi belajar dari sampel penelitian sebanyak 22 orang atau dapat dinyatakan bahwa 36,00% dalam kategori sedang. b. Skor motivasi belajar yang berada di bawah mean sebesar 58.07 berada di kelas interval ke 1 – 3 merupakan kategori rendah. Dengan demikian
81
diperoleh banyaknya skor motivasi belajar dari sampel penelitian sebesar 7 orang atau dapat dikatakan bahwa 11,67% sampel penelitian ini memiliki motivasi belajar rendah. c. Skor Kreatifitas Kerja yang berada di atas mean sebesar 58.07 berada di kelas interval ke 5 – 7 merupakan kategori tinggi. Dengan demikian diperoleh banyaknya skor motivasi belajar dari sampel penelitian sebesar 31 orang atau dapat dikatakan bahwa 51,67 % sampel penelitian ini memiliki motivasi belajar tinggi. Dari ketiga proposi kategori motivasi belajar di atas maka dengan mengunakan proposi yang terbesar diperoleh fakta empirik bahwa di dalam penelitian ini guru Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Pasir Sakti, motivasi belajar yang tergolong kategori sedang. Selanjutnya jika ditunjukkan dalam Gambar nampak seperti di bawah ini:
Frekuensi
30 22
25
18
20 15
9
10 5
4
2
1
4
74 ,5
70 ,5
65 ,5
60 ,5
55 ,5
50 ,5
45 ,5
40 ,5
0
I nt e r v a l K e l a s Gambar 4. Histogram Motivasi Kerja, digambarkan dari tabel
82
Dari Gambar gafik tersebut diketahui yang memperoleh nilai di bawah kelas ini sebanyak 7 responden, yang mendapatkan nilai rerata (mean) kelas ini sebanyak 22 responden, dan yang mendapatkan nilai di atas kelas ini sebanyak 31 responden. C. Uji Persyaratan Analisis 1.Uji Normalitas Uji normalitas data dipergunakan untuk memastikan bahwa data penelitian memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-smirnov dalam uji ini dinyatakan bahwa nilai signifikansi atau nilai probabilitas p > 0,05 maka sample dikatakan berdistribusi normal, dan sebaliknya apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas p < 0,05 maka berdistribusi tidak normal. a. Hasil Uji NormalisTaksiran Regresi Y atas X1 Hasil uji nomalitas taksiran regresi Y atas X1 dengan sampel dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut: Tabel 30. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testregresi Y atas X1 Unstandardized Residual N Normal Parametersa
60 Mean 63.67 Std. Deviation 6.915 Most Extreme Differences Absolute .155 Positive .072 Negative -.155 Kolmogorov-Smirnov Z 1.199 Asymp. Sig. (2-tailed) .113 Sumber: Diolah Menggunakan program SPSS Versi 17,00pada Lampiran
83
Berdasarkan data hasil uji normalitas seperti ditujukan pada uji test statistik pada lampiran, nilai Asymp. Sig. = 0,113> 0.05. Pada uji ini ternyata lebih besar dari 0,05 maka data galat regresi Y atas X1 berdistribusi normal. b. Hasil UjiNormalisTaksiran Regresi Y atas X2 Hasil uji nomalitas taksiran regresi Y atas X2 dengan sampel dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut: Tabel 31. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test regresi Y atas X2 Unstandardized Residual N Normal Parametersa
60 Mean 58.067 Std. Deviation 6.092 Most Extreme Differences Absolute 0.107 Positive 0.071 Negative -0.107 Kolmogorov-Smirnov Z 0.832 Asymp. Sig. (2-tailed) 0.494 Sumber: Diolah Menggunakan program SPSS Versi 17,00pada Lampiran Berdasarkan data hasil uji normalitas seperti ditujukan pada uji test statistik pada lampiran, nilai Asymp. Sig. = 0,494> 0.05. Pada uji ini ternyata lebih besar dari 0,05 maka data galat regresi Y atas X2 berdistribusi normal. Tolak Ho jika harga Kolmogorov-Smirnov> sig = 0,05. Hasil pengujian normalitas data yang dihitung dengan menggunakan bantuan program SPSS Versi 17.00 for Windows dapat diringkas hasilnya sebagai berikut:
84
Tabel 32. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Populasi No Asymp. Sig Nilai Taksiran Hasil Uji Kesimpulan . (2 T-tailed) 1 Regresi Y atas X1 0,113 Tolak Ho pada α Data Berdistribusi = 0,05 2
Regresi Y atas X2 0,494
Normal
Tolak Ho pada α Data Berdistribusi = 0,05
Normal
Sumber data : Harga Asymp.Sig (2—tailed) pada lampiran Dari hasil perhitungan dengan software SPSS maka persyaratan uji normalitas terpenuhi karena data berdistribusi normal. Dengan kata lain data siap untuk dilakukan prasyarat uji berikutnya yaitu uji homogenitas. 2. Uji Homogenitas Untuk pengujian homogenitas varian kita menggunakan analisis leveneTest Based on Mean. Bila nilai signifikansinya atau nilai probabiliti p >0,05 maka dikatakan bahwa data berasal dari populasi yang mempunyai varian yang sama, atau begitu juga sebaliknya. Pada pengujian homogenitas varian populasi diuji sebanyak 2 variabel data sampel. Hipotesis statistika yang diuji adalah sebagai berikut: Ho : Varians populasi homogen Ha : Varians populasi tidak homogen Berdasarkan hasil yang ditunjukkan uji homogenitas varians dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 17.00 dapat diringkas hasilnya sebagai berikut:
85
a. Hasil Uji Homogenitas Variabel Kompetensi Pedagogik Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variasi yang sama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut: Tabel 33. Uji Homogenitas Kompetensi Pedagogik Levene Statistik Df1 Df2 1.248
14
39
Sig. 0.283
Sumbe: Diolah dari hasil responden dengan program SPSS versi 17.00pada lampiran Dari
uji
testHomogenitas
of
Varians
menunjukkan
hasil
homogenitas varians yang diperoleh p = 0,283>0,05 maka dapat dikatakan bahwa data kelompok sampel berasal dari populasi yang memiliki varians homogen. b. Hasil Uji Homogenitas Variabel Kreatifitas Kerja Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variasi yang sama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut: Tabel 34. Uji Homogenitas Kreatifitas Kerja Levene Statistik Df1 2.058
14
Df2
Sig.
39
0.443
Sumber data: Diolah dari hasil responden dengan program SPSS versi 17.00 pada Lampiran Dari uji test Homogenitas of Varians menunjukkan hasil homogenitas varians yang diperoleh p = 0,443>0,05 maka dapat dikatakan bahwa data kelompok sampel berasal dari populasi yang memiliki varians homogen.
86
c. Hasil Uji Homogenitas Variabel Motivasi Belajar Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variasi yang sama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut: Tabel 35. Uji Homogenitas Motivasi Belajar Levene Statistik Df1 1.078
14
Df2
Sig.
39
0.213
Sumber data: Diolah dari hasil responden dengan Program SPSS versi 17.00 pada Lampiran Dari
uji
test
Homogenitas
ofVarians
menunjukkan
hasil
homogenitas varians yang diperoleh p = 0,213> 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data kelompok sampel berasal dari populasi yang memiliki varians homogen. Dari hasil perhitungan perhitungan dan software SPSS maka persyaratan uji homogenitas terpenuhi, maka akan dilanjutkan dengan hipotesis penelitian. 3. Uji Linieritas Uji linieritas adalah langkah untuk mengetahui status linier tidaknya suatu distribusi sebuah data penelitian. Keputusan dalam uji linieritas dilakukan dengan dua cara yaitu nilai signifikansi apabila nilai signifikansi > 0,05 berarti ada hubungan linier secara signifikan, dan nilai F apabila =F hitung < dari F tabel maka terdapat hubungan linieritas yang signifikan.
87
a. Nilai Linieritas Kompetensi Pedagogik (X1) terhadap Motivasi belajar (Y) Uji linieritas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari dalam kondisi yang linier. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut: Tabel 36. Uji Linieritas Kompetensi Pedagogik (X1) terhadapMotivasi belajar (Y) Sum of Squares
df
Mean Square
Motiva Between (Combined) si * Groups Linearity Pedago Deviation gik from Linearity
2193.441
21
104.450
1071.055
1
1071.055 771.676 .000
1122.386
20
56.119
Within Groups
52.742
38
1.388
F
Sig.
75.254 .000
40.433 .000
Total 2246.183 59 Sumber data: Diolah dari hasil responden dengan program SPSS versi 17.00pada Lampiran Dari hasil pengolahan data dengan program SPSS seperti pada tabel di atas dapat digambarkan bahwa, nilai signifikansi dari tabel di atas diperoleh nilai signifikansi = 40,433> 0,05 yang artinya terdapat hubungan linieritas secara signifikan antara kompetensi pedagogik terhadap motivasi belajar siswa. b. Nilai Linieritas Kreatifitas Kerja (X2) terhadap Motivasi belajar (Y) Uji linieritas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari dalam kondisi yang linier. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut:
88
Tabel 37. Uji Linieritas Kreatifitas Kerja (X2) terhadap Motivasi belajar (Y) Sum of Squares Motiva Between (Combined 2147.550 si * Groups ) Kreatifi Linearity 1188.953 tas Deviation from 958.597 Linearity Within Groups
98.633
df
Mean Square
F
Sig.
20
107.378
42.457
.000
1
1188.953 470.117
.000
19
50.452
39
2.529
19.949
.000
Total 2246.183 59 Sumber data: Diolah dari hasil responden dengan program SPSS versi 17.00 pada lampiran Dari hasil pengolahan data dengan program SPSS seperti pada tabel di atas dapat digambarkan bahwa, nilai signifikansi dari tabel di atas diperoleh nilai signifikansi = 19,949> 0,05 yang artinya terdapat hubungan linieritas secara signifikan antara kompetensi pedagogik terhadap motivasi belajar siswa. C. Uji Hipotesis 1. Pengaruh Kompetensi Pedagogik (X1) terhadap Motivasi Belajar(Y) Berdasarkan kerangka berfikir sebagaimana pada pembahasan bab sebelumnya, untuk menguji seberapa besar pengaruh
kompetensi
pedagogik terhadap motivasi belajar siswa dirumuskan hipotesis sebagai berikut: a) MerumuskanHipotesisStatistik H0:ρ = 0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi pedagogik (X1) terhadap motivasi belajar (Y).
89
Ha : ρ ≠ 0 : Ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi pedagogik (X1) terhadap motivasi belajar (Y). b) Membuat Persamaan Regresi Rumus persamaan regresi antara variable penggunaan kompetensi pedagogik (X1) terhadap motivasi belajaradalahŶ=a+bX1.
Perhitungan
dengan bantuan SPSS 17,00 for windows diperoleh hasil seperti tampak pada Tabel berikut: Tabel 38. Uji t Variabel X1terhadapVariabelY Unstandardized Coefficients Model 1
B
(Constant)
20.889
Standardized Coefficients
Std. Error 5.426
Beta
t 3.849
Sig. .000
Pedagogik .616 .085 .691 7.271 .000 Sumber data: Diolah dari hasil responden dengan program SPSS versi 17.00 pada Lampiran Hasil perhitungan analisis regresi linier sederhana diperoleh persamaan garis regresinya adalah: Ŷ = 20,889X1+ 0,616X1. Dengan persamaan
regresi tersebut dapat diinterprestasikan bahwa jika variabel
kompetensi pedagogik (X1) terhadap motivasi belajar (Y)diukur dengan instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini,maka setiap perubahan skor kompetensi pedagogik sebesar satu satuan dapat diestimasikan skor motivasi belajar akan berubah sebesar 0,616 satuan pada arah yang sama. Berdasarkan signifikansi t sebesar 0.000. Oleh karena itu hipotesis nihil yang berbunyi hipotesis Ha: Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik (X1) terhadap motivasi belajar (Y) diterima.
90
Hal ini membuktikan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi pedagogik terhadap motivasi belajar Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur. c) Menghitung Nilai Koefisien Determinasi Hasil perhitungan dengan bantuan SPSS 17 for
windows
nilaikoefisien determinasi variable kompetensi pedagogik (X1) terhadap motivasi belajar (Y) tampak pada Tabel berikut: Tabel 39. Uji Koefisien Determinasi Variabel X1 terhadap Variabel Y Std. Error of the Model R R Square Adjusted R Square Estimate 1 .691a .477 .468 4.50120 Sumber data: Diolah dari hasil responden dengan program SPSS versi 17.00 Pada tabel di atas dapat ditunjukan hasil perhitungan analisis regresi linier sederhana diperoleh skor R Square sebesar 0,477, yang berarti bahwa 47,7% kompetensi pedagogik dipengaruhi oleh motivasi belajar, sedangkan selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini. 2. Pengaruh Kreatifitas Kerja (X2) terhadap Motivasi Belajar (Y) Berdasarkan kerangka berfikir sebagaimana pada pembahasan bab sebelumnya, untuk menguji seberapa besar pengaruh kreatifitas kerja terhadap motivasi belajar siswa dirumuskan hipotesis sebagai berikut: a) Merumuskan Hipotesis Statistik H0:ρ=0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kreatifitas kerja (X2) terhadap motivasi belajar (Y). Ha:ρ≠0:Ada
pengaruh
yang
signifikan
antara
kreatifitas
kerja
91
(X2)terhadap motivasi belajar (Y). b) MembuatPersamaanRegresi Rumus persamaan regresi antara variable penggunaan kreatifitas kerja (X2) terhadap motivasi belajar adalah Ŷ=a+bX1.Perhitungan dengan bantuan SPSS 17 for
windows diperoleh hasilseperti
tampak padaTabel
berikut: Tabel 40. Uji t Variabel X1terhadapVariabelY Unstandardized Coefficients Model 1
B
Standardized Coefficients
Std. Error
(Constant)
17.329
5.326
Kreatifitas
.737
.091
Beta
t
.728
Sig.
3.253
.002
8.076
.000
a. Dependent Variable: Motivasi Sumber data: Diolah dari hasil responden dengan program SPSS versi 17.00 pada Lampiran Hasil perhitungan analisis regresi linier sederhana diperoleh persamaan garis regresinya adalah: Ŷ = 17,329 + 0,737X2. Dengan persamaan regresi tersebut dapat diinterprestasikan bahwa jika variabel kreatifitas kerja (X2)
terhadap
motivasi
belajar
(Y)diukur
dengan
instrumen
yang
dikembangkan dalam penelitian ini,maka setiap perubahan skor kreatifitas kerja sebesar satu
satuan dapat diestimasikan skor kreatifitas kerja akan
berubah sebesar 0,737satuan pada arah yang sama. Berdasarkan signifikansi t sebesar 0.000. Oleh karena itu hipotesis nihil yang berbunyi hipotesis Ha: Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kreatifitas kerja (X2) terhadap motivasi belajar (Y) diterima. Hal ini membuktikan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kreatifitas kerja
92
terhadap motivasi belajar Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur. c) Menghitung Nilai Koefisien Determinasi Hasil perhitungan dengan bantuan SPSS 17 for
windows nilai
koefisien determinasi variable kreatifitas kerja (X2) terhadap motivasi belajar (Y) tampak pada Tabel berikut: Tabel 41. Uji Koefisien Determinasi Variabel X2 terhadap Variabel Y Model
R
R Square
Std. Error of the Adjusted R Square Estimate
.728a .529 .521 4.26944 Sumber data: Diolah dari hasil responden dengan program SPSS versi 17.00 pada lampiran
1
Pada tabel di atas dapat ditunjukan hasil perhitungan analisis regresi linier sederhana diperoleh skor R Square sebesar 0,529, yang berarti bahwa 52,9% kreatifitas kerja dipengaruhi oleh motivasi belajar, sedangkan selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini. 3. Pengaruh Kompetensi Pedagogik (X1) dan Kreatifitas Kerja (X2) terhadap Motivasi Belajar (Y) Berdasarkan kerangka berfikir sebagaimana pada pembahasan bab sebelumnya, untuk menguji seberapa besar pengaruh
kompetensi
pedagogik dan kreatifitas kerja secara bersama-sama terhadap motivasi belajar siswa dirumuskan hipotesis sebagai berikut: a. RumusanHipotesisStatistik H0:ρ=0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara
kompetensi
pedagogik (X1) dan kreatifitas kerja (X2) secara bersamasama terhadap motivasi belajar (Y).
93
Ha:ρ≠0:Ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi pedagogik (X1) dan kreatifitas kerja (X2) secara bersama-sama terhadap motivasi belajar (Y). b. Membuat Persamaan Regresi c. Rumus persamaan regresi antara variable penggunaan kompetensi pedagogik dan kreatifitas kerja secara bersama-sama terhadap motivasi belajar adalah Ŷ=a+bX1+bX2. Perhitungan dengan
bantuan SPSS 17 forwindows
diperoleh hasil seperti tampak padaTabelberikut: Tabel 40. Uji t Variabel X1, X2terhadapVariabelY Unstandardized Coefficients Model 1
B
Standardized Coefficients
Std. Error
(Constant)
16.550
5.288
Kreatifitas
1.492
.497
Beta
1.473
t
Sig.
3.130
.003
3.002
.004
Pedagogik .677 .438 .759 1.545 .028 Sumber data: Diolah dari hasil responden dengan program SPSS versi 17.00 pada Lampiran Hasil perhitungan analisis regresi linier sederhana diperoleh persamaan garis regresinya adalah: Ŷ = 16,550 + 1,492 X1 + 0,677X2. Dengan persamaan regresi tersebut dapat diinterprestasikan bahwa jika variabel kompetensi pedagogik (X1) dan kreatifitas kerja (X2) secara bersama-sama terhadap motivasi belajar (Y)diukur dengan instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini,maka setiap
perubahan skor kompetensi pedagogik
sebesar satu satuan dapat diestimasikan skor kreatifitas kerja akan berubah sebesar 0,677satuan pada arah yang sama.
94
Berdasarkan signifikansi t sebesar 0.028. Oleh karena itu hipotesis nihil yang berbunyi hipotesis Ha: Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik dan kreatifitas kerja secara bersama-sama terhadap motivasi belajar diterima. Hal ini membuktikan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi pedagogik dan kreatifitas kerja terhadap motivasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur. d. Menghitung Nilai Koefisien Determinasi Hasil perhitungan dengan bantuan SPSS 17 for windows nilai koefisien determinasi variable kompetensi pedagogik (X1) dan kreatifitas kerja (X2) secara bersama-sama terhadap motivasi belajar (Y)
tampak
padaTabel berikut: Tabel 41. Uji Koefisien Determinasi Variabel X1, X2 terhadap Variabel Y Model 1
R
R Square .740a
.548
Adjusted R Square .532
Std. Error of the Estimate 4.21926
Sumber data: Diolah dari hasil responden dengan program SPSS versi 17.00 pada Lampiran Pada tabel di atas dapat ditunjukan hasil perhitungan analisis regresi linier sederhana diperoleh skor R Square sebesar 0,548, yang berarti bahwa 54,8% kompetensi pedagogik dan kreatifitas kerja secara bersama-sama dipengaruhi oleh motivasi belajar, sedangkan selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini. Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan cara uji parsial dan uji
95
simultan dapat dirangkum beberapa hal sebagai berikut: Seluruh Ha yang diajukan dalam penelitian ini diterima pada alpha 0,05 sebagaimana ditunjukan pada Tabel berikut: Tabel 45. Data nilai besaran sampel Hipotesis
Persamaan Regresi
Nilai (%)
Peringkat
Hipotesis 1
Ŷ = 16,550 + 1,492 X1 + 0,677X2
54,8
1
Hipotesis 2
Ŷ = 17,329 + 0,737X2
52,9
2
Hipotesis 3
Ŷ = 20,889 + 0,616X1
47,7
3
Dari tabel di atas maka dapat diketahui hasil hipotesis penelitian dapat diketahui peringkatnya sebagai berikut: 1. Dari hasil penelitian kompetensi pedagogik dan kreatifitas guru secara bersama-sama terhadap motivasi belajar siswa terdapat pengaruh sebesar 54,8% (0,028< 0,05) hipotesis tolak Ho terima Ha: ada pengaruh signifikan antara kompetensi pedagogik dan kreatifitas guru secara bersama sama terhadap motivasi belajar siswa. 2. Dari hasil penelitian kompetensi pedagogik terhadap motivasi belajar siswa terdapat pengaruh sebesar 47,7% (0,000 < 0,05) hipotesis tolak Ho terima Ha: ada pengaruh signifikan antara kompetensi pedagogik terhadap motivasi belajar siswa. 3. Dari hasil penelitian kreatifitas guru terhadap motivasi belajar siswa terdapat pengaruh sebesar 52,9% (0,000 < 0,05) hipotesis tolak Ho terima Ha: ada pengaruh signifikan antara kreatifitas guru terhadap motivasi belajar siswa.
96
D. Pembahasan dan Diskusi Hasil pengujian hipotesis mengacu pada hipotesis penelitian ini adalah cukup baik. Berarti secara konseptual temuan penelitian tidak bertentangan dengan deskripsi konseptual yang tertulis pada kajian pustaka pada BAB II, dengan pembahasan sebagai berikut : 1. Pengaruh Kompetensi Pedagogik (X1) terhadap Motivasi Belajar (Y) pada Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Pasir Sakti. Dari hasil penelitian terbukti signifikan antara Kompetensi pedagogik (X1) terhadap motivasi belajar siswa (Y). Hal ini dapat diterangkan oleh persamaan Ŷ = 20,889 + 0,616X1. Dengan persamaan regresi tersebut dapat diinterprestasikan bahwa jika kompetensi pedagogik (X1) dengan motivasi belajar (Y) diukur dengan instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini, maka setiap perubahan skor variabel kompetensi pedagogik sebesar 20,889satu satuan dapat diestimasikan skor motivasi belajar siswa akan berubah sebesar 0,616 satuan pada arah yang sama. Dari perhitungan antara variabel kompetensi pedagogik (X1) dengan motivasi belajar siswa (Y) tergolong tinggi yaitu sebesar 0,616 ini menunjukkan antara variabel X1 dan variabel Y memiliki pengaruh yang berarti. Secara empiris hasil penelitian menginformasikan bahwa kompetensi pedagogik dicerminkan berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa. Besarnya pengaruh kompetensi pedagogik terhadap motivasi belajar siswa pada SD Negeri Se-Kecamatan Pasir Sakti Lampung Timur adalah sebesar
97
47,7%. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin baik kompetensi pedagogik maka akan dikuti oleh meningkatnya motivasi belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Lefrancois (2009: 37) “kompetensi merupakan kapasitas untuk melakukan sesuatu yang dihasilkan dari proses belajar”. Selanjutnya Jamal (2009:38) menyebutkan bahwa “Kompetensi dikategorikan mulai dari tingkat sederhana atau dasar hingga lebih sulit atau kompleks yang pada gilirannya akan berhubungan dengan proses penyusunan bahan”.Kemudian Rasyidin (2014: 1) mengatakan “pedagogik sebagai ilmu pengetahuan ialah ilmu yang mendidik atau ilmu pendidikan tentang anak atau mengenai pendidikan anak dan manusia muda”. 2. Pengaruh Kretifitas Kerja (X2) terhadap Motivasi Belajar (Y) pada SD Negeri Se-Kecamatan Pasir Sakti Dari hasil penelitian terdapat pengaruh positif dan signifikan kreatifitas kerja (X2) terhadap motivasi belajar siswa (Y). Hal ini dapat diterangkan oleh persamaan Ŷ = 17,329 + 0,737X2. Dengan persamaan regresi tersebut dapat diinterprestasikan bahwa jika kreatifitas kerja (X2) dengan motivasi belajar siswa (Y) diukur dengan instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini, maka setiap perubahan skor variabel kreatifitas kerja sebesar 17,329 satu satuan dapat diestimasikan skor motivasi belajar siswa akan berubah sebesar 0,737 satuan pada arah yang sama. Dari perhitungan antara variabel kreatifitas kerja (X2) dengan motivasi belajar siswa (Y) tergolong tinggi yaitu sebesar 0,737 ini menunjukkan antara variabel X2 dan variabel Y memiliki pengaruh yang berarti. Secara
empiris
hasil
penelitian
menginformasikan
bahwa
kreatifitas kerja dicerminkan berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa. Besarnya pengaruh kreatifitas kerja terhadap motivasi belajar siswa
98
pada SD Negeri Se-Kecamatan Pasir Sakti Lampung Timur adalah sebesar 52,90%. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin baik kreatifitas kerja maka akan dikuti oleh meningkatnya motivasi belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Himes (2007: 90) yang memberikan gambaran sifat yang disebut kreatif, sebagai berikut: 1)Sensitivitas/kepekaan terhadap masalah dan lingkungan. Kemampuan untuk melihat segala sesuatu, perhatian pada berbagai masalah atau bidang kebutuhan dan menyadari keadaan yang menjanjikan.Ada kemampuan khusus untuk melakukan pengamatan yang luar biasa dan rinci, 2) Fleksibel, terbuka, ingin tahu, dan selektif.Penyesuaian dengan setiap perkembangan serta perubahan baru dilakukan dengan cepat, 3) Penilaian bebas. Ada keinginan untuk lain dari yang lain dan menyimpang dari praktik masa lalu, dan menciptakan yuang baru, 4)Toleransi terhadap kesamaran. Mentolerir
ketidak
tentuan,
kerumitan
dan
ketidak
teraturan,
kemungkinanbisa mendatangkan jawaban, dan5) Fleksibilitas mental.Pikiran kreatif memperlihatkan mobilitas ketika data dan gagasan diatur kembali, dimodifikasi, dan didefinisikan kembali. 3. Pengaruh Kompetensi Pedagogik (X1) dan Kretifitas Kerja (X2) secara Bersama-sama terhadap Motivasi Belajar Siswa (Y) pada Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Pasir Sakti Dari hasil penelitian terbukti signifikan antara Kompetensi pedagogik (X1) dan kreatifitas kerja (X2) terhadap motivasi belajar siswa (Y). Hal ini dapat diterangkan oleh persamaan Ŷ = 32,780 + 0,742 X1 +.0,672 X2 Dengan persamaan regresi tersebut dapat diinterprestasikan bahwa jika kompetensi pedagogik (X1) dan kreatifitas kerja (X2) dengan motivasi belajar siswa (Y) diukur dengan instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini,
99
maka setiap perubahan skor variabel kompetensi pedagogik dan kreatifitas kerja sebesar 25,309 satu satuan dapat diestimasikan skor motivasi belajar siswa akan berubah sebesar 0,569 satuan pada arah yang sama. Dari perhitungan antara variabel kompetensi pedagogik (X1) kreatifitas kerja (X2) dengan motivasi belajar siswa (Y) tergolong tinggi yaitu sebesar 0,569 ini menunjukkan antara variabel X1 dan X2 dan variabel Y memiliki pengaruh yang berarti. Secara empiris hasil penelitian menginformasikan bahwa kompetensi pedagogik dankreatifitas kerja dicerminkan berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa. Besarnya pengaruh kompetensi pedagogik dankreatifitas kerja terhadap motivasi belajar siswa pada SD Negeri SeKecamatan Pasir Sakti Lampung Timur adalah sebesar 54,80. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin baik kompetensi pedagogik dan kreatifitas kerja maka akan dikuti oleh meningkatnya motivasi belajar siswa. Hal ini senada dengan pendapat dari Humalik (2011: 163) motivasi terhadap pelajaran itu perlu dibangkitkan oleh guru sehingga para siswa mau dan ingin belajar, usaha yang dapat dikerjakan oleh guru memang banyak, dan karena itu di dalam memotivasi siswa guru tidak akan menentukan suatu formula tertentu yang dapat digunakan setiap saat oleh guru. Dan juga pendapat dari Crawford (2011: 169) mengatakan ada empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar anak didik, memberikan harapan yang realistis, memberikan insentif, dan mengarahkan perilaku anak didik kea rah yang menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Sedangkan Sardiman (2010: 76) menyatakan bahwa hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat, bergayut dengan ini maka
100
kegagalan belajar siswa jangan begitu saja mempersalahkan pihak siswa, sebab mungkin saja guru tidak berhasil dalam member motivasi yang mampu membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk berbuat/belajar. E. Keterbatasan Penelitian Mengingat banyak hal yang harus diselesaikan dalam penelitian ini penulis menyadari banyak ranah yang belum terbuka secara rinci, hal ini dikarenakan keterbatasan peneliti, sekiranya dilain waktu nanti ada yang akan melakukan penelitian yang sama mungkin bisa disempurnakan dengan mempertimbangkan keterbatasan penulis ini. Adapun keterbatasan tersebut antara lain adalah: 1. Adanya keterbatasan jumlah sampel, dengan jumlah sampel yang sedikit kemungkinan
akan
diperoleh
data
yang
sedikit
sehingga
akan
mempengaruhi hasil dari penelitian. 2. Jarak yang luas pada lokasi penelitian sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam pengumpulan sampel. 3. Keamanan lokasi penelitian sehingga harus memperkirakan waktu yang tepat dalam pengumpulan sampel 4. Kurangnya waktu dalam penelitian mengingat kesibukan dan keterbatasan peneliti.